oleh
1
2
Skripsi ini. Bab ini tersusun dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasiskripsi
2. Selanjutnya BAB II yaitu kajian Pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab ini landasan teoritis untuk menyusunpenelitian.
3. Kemudian BAB III yaitu metode penelitian, merupakan penjelasan tentang
metodepenelitian,sepertidesainpenelitian,populasi/sampel,partisipandan
lokasi penelitian, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data dan analisisdata.
4. Selanjutnya BAB IV temuan dan pembahasan. Bab ini berisi hal utama
yaitu pengolahan data dan analisis data, untuk menghasilkan temuan yang
berkaitan dengan masalha penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan
penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan teoritis yang dibahas
pada BAB II.
5. Terakhir BAB V kesimpulan dan saran. Bab ini membahas penafsiran dan
pemikirian peneliti terhadap hasil penemuanpenelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran dan Bola Tangan
Dalam suatu proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan
formal di sekolah, terdapat beberapa interaksi di dalamnya yang meliputi guru, isi atau
materi pembelajaran, dan siswa. Pane & Darwis Dasopang (2017) Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode
penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. pembelajaran yang efektif yaitu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan dalam mengubah perilaku siswa ke arah
yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Rohmawati, 2015). Maka dapat diartikan
bahwa interaksi dalam proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen di
dalamnya seperti guru sebagai sentral dalam proses pembelajaran, fasilitas sarana dan
prasarana, bahan ajar, dan penataan lingkungan tempat siswa belajar,dapat
memungkinkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya.
6
7
yaitu; (1) teknik dribbling (2) teknik passing dan (3) teknik shooting atau menembak
bola ke gawang.
dengan jari-jari tangan saat bola lepas. Jari mengarah ke sasaran di akhir
gerakan
e. Lemparan Bawah
Lemparan ini menggunakan satu tangan untuk lemparan jarak dekat yang
tidak memerlukan tenaga dari bahu yang banyak.
Teknik Lemparan:
• Pemain dalam posisi ‘triple-threat
• Bola dipegang melewati bahu dan dibawa ke belakang kepala
• Siku yang memegang bola dibengkokkan dengan kedudukan
lengan condong sedikit ke sisi
• Bagian atas badan dicondongkan sedikit ke depan kepala mengarah
ke depan dan mata memandang ke sasaran
f. Lemparan Bawah DuaTangan
Lemparan ini tidak biasa digunakan dalam permainan namun tetap
merupakan salah satu teknik lemparan dalam bolatangan.
Teknik Lemparan Bawah Dua Tangan:
• Pemain memegang bola di bagian bawah depan pinggang
• Pada saat kaki kiri melangkah ke depan, dua tangan yang
memegang bola melepas bola dengan arah dari bagian bawah depan
pinggang menuju kaki depan
• Arah bola lepas ringan dan dilepaskan dengan dua tangan dari bawah
• Teknik lemparan ini biasa digunakan untuk passing jarak dekat
g. Lemparan Tolak
Lemparan ini menggunakan sebelah tangan untuk jarak dekat yang tidak
memerlukan pergerakan bahu yang banyak.
Teknik Lemparan Tolak:
• Posisi pemain ‘triple-threat’
• Pergerakan lengan dan bahu ke depan
• Pergelangan tangan ditolakkan ke bawah diikuti dengan jari-jari saat
melepas bola
• Ikuti lengan ke arah sasaran setelah melepaskan bola
h. Lemparan Backhand
Lemparan ini merupakan lemparan dengan tingkat koordinasi yang komplek.
Lemparan ini lebih banyak digunakan sebagai teknik penyerangan.
Teknik Lemparan Backhand:
• Posisi kaki kiri di depan bola dipegang dengan tangan kanan
• Sesaat setelah kaki kiri ada di depan tangan kanan melepaskan bola
melewati belakang pinggang
• Arah lemparan ialah dengan melingkarkan lengan kanan kearah
samping kanan pinggang dan melepaskan bola tepat di belakang pinggang
b. Bahasa
Gangguan bahasa sering terlihat pada lesi otak fokal maupun difus, sehingga
merupakan gejala patognomonik disfungsi otak. Penting bagi klinikus untuk
16
c. Memori
2. Memori baru (recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu beberapa
menit, jam, bulan, bahkan tahun.
d. Visuospasial
e. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif adalah kemampuan kognitif tinggi seperti cara berpikir dan
kemampuan pemecahan masalah. Fungsi ini dimediasi oleh korteks prefrontal
dorsolateral dan struktur subkortikal yang berhubungan dengan daerah tersebut.
Fungsi eksekutif dapat terganggu bila sirkuit frontal-subkortikal terputus.
Aktivitas dan latihan fisik merupakan salah satu cara untuk menekan
terjadinya penurunan fungsi kognitif yang menjadi faktor penting sebagai
penyebab terjadinya demensia pada seseorang, terutama pada usia lanjut.
Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan pembentukan sel-sel
otak yang baru dan mencegah kerusakan sel-sel pada bagian saraf. Latihan fisik
teratur dapat membantu dalam pencegahan dan perbaikan dari fugsi fisiologis
seseorang. Latihan fisik berkaitan langsung dengan perbaikan plastisitas sinap
otak dan fungsi kognisi. Perbaikan plastisitas sinap berperan penting dalam
proses belajar dan fungsi memori (Wahyuni & Nisa, 2016).
Latihan fisik juga berpengaruh positif terhadap fungsi kognitif bagi segala
usia. Program latihan yang menitikberatkan pada latihan resistensi,
keseimbangan serta aerobik dapat menghasilkan perbaikan fungsi kognitif.
Studi menunjukkan adanya peningkatan fungsi eksekutif yang signifikan
setelah intervensi pada subjek dengan gangguan kognitif ringan. Didapatkan
mekanisme seluler dan molekuler di mana terdapat korelasi positif antara
aktivitas fisik dan performa kognitif. Aktivitas fisik dalam hal ini latihan
dapat menstimulasi plastisitas otak, sehingga dapat mempertahankan dan
meningkatkan performa kognitif yang ditunjukkan oleh perbaikan fungsi
eksekutif dan memori jangka Panjang (Kurniawati et al., 2015). Olahraga yang
dilakukan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kognisi, mungkin melalui
kombinasi efek peningkatan suplai darah dan pelepasan nerve growth factors
(Vaynman & Gomez-Pinilla, 2005).
Salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan dalam upaya menigkatkan
fungsi kognitif yaitu dengan pembelajaran permainan bola tangan.
18
Kebugaran
Jasmani
Psikomotor
Handball
Atensi
Afektif
Kognisi Memori
Visuospasial
Bahasa
Fungsi eksekutif
Perlakuan
Dalam suatu proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan
formal di sekolah, terdapat beberapa interaksi di dalamnya yang meliputi guru, isi atau
materi pembelajaran, dan siswa. Pane & Darwis Dasopang (2017) Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode
penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. pembelajaran yang efektif yaitu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan dalam mengubah perilaku siswa ke arah
yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Rohmawati, 2015). Maka dapat diartikan
bahwa interaksi dalam proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen di
dalamnya seperti guru sebagai sentral dalam proses pembelajaran, fasilitas sarana dan
prasarana, bahan ajar, dan penataan lingkungan tempat siswa belajar,dapat
memungkinkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya.
Dalam permainan bola tangan pemain harus dapat memahami situasi dan
konidsi yang ada dilapangan, pemain harus tau kapan waktunya untuk bergerak,
mengumpan, atau menembak. Dengan memahami hal tersebut pemain dapat
menguasai jalannya permainan dengan baik. Maka dari itu fungsi kognitif dan
19
sistem motorik pada anak dapat dipadukan untuk menghasilkan kinerja motorik
sebaik mungkin. Hal tersebut dipekuat oleh pendapat (Policastro et al., 2018)
bahwa “Kemampuan prasyarat, seperti kontrol presisi, koordinasi multi-anggota
tubuh, kontrol kecepatan, membidik dan menangkap, kontrol waktu dan
fleksibilitas dinamis, diperlukan dalam sebuah permainan. sistem kognitif dan
motorik dapat diintegrasikan untuk menjamin kinerja motorik terbaik”
Fungsi kognitif terdiri dari atensi, memori, Bahasa, visuospasial dan fungsi
eksekutif (Modul Neurobehaviour PERDOSSI, 2008)
b. Memori
2. Memori baru (recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu beberapa
menit, jam, bulan, bahkan tahun.
Meninjau dari teori-teori dan kerangka berfikir yang telah ditulis pada BAB
II, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Tedapat Peningkatan dari proses pembelajaran bola tangan terhadap
kemampuan atensi dan memori pada siswa laki-laki SMPN 12 Bandung.
2. Tedapat Peningkatan dari proses pembelajaran bola tangan terhadap
kemampuan atensi dan memori pada siswa perempuan SMPN 12
Bandung.
3. Terdapat Perbedaan Peningkatan Atensi dan Memori dalam proses
pembelajaran Bola tangan.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Sugiyono, (2015) “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dalam sebuah penelitian untuk memecahkan atau mencari jawaban
atas masalah-masalah yang dihadapi, pada sebuah penelitian harus dilakukan secara
sistematis, yang artinya proses yang dilakukan saat penelitian atau saat proses
pengumpulan dan pengolahan data harus menggunakan langkah-langkah yang logis.
Dalam hal ini untuk dapat memudahkan suatu proses penelitian yang ilmiah, desain
penelitian yang digunakan harus sesuai dengan metodenya. Maka dari itu metode pada
penelitian yangakan pe nulis lakukan yaitu menggunakan metode penelitian
eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh dalam perlakuan tetentu yang dilakukan terhadap sesuatu yang lain
dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2015).
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung
yang mengikuti estrakulikuler olahraga bola besar, yang terdiri dari
futsal, bola voli dan bola basket dengan total 44 siswa. 14 siswa futsal, 15
siswa volley, dan 15 basket. alasan penulis memilih SMPN 12 Bandung
untuk dijadikan populasi karena di SMPN 12 Bandung ini masih terlihat
permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajarannya seperti
yang sudah penulis jelaskan pada bab sebelumnya.
23
b. Sampel
O1 X O2
Keterangan :
O1 : Nilai pretest atensi dan memori (sebeleum diberi perlakuan pembelajaran bola
tangan)
O2 : Nilai posttest atensi dan memori (setelah diberi perlakuan pembelajaran bola
tangan)
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data hasil tes awal (pre-test)
dan hasil tes akhir (post-test) dengan menggunakan uji statistika.Dilanjutkan dengan
penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistika yang telah dilakukan.
26
Populasi
Sampel
Pretest
Fungsi Kognitif
Digit Span
Grid Exercise
Test
Treatment
Pembelajaran Bola
Tangan
Posttest
Fungsi Kognitif
Digit Span
Grid Exercise
Test
Pengolahan dan
Anlisis Data
Kesimpulan
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan insrumen Grid Exercise Test untuk
mengukur atensi dan Digit Span Test untuk mengukur memori dalam fungsi kognitif.
Instrumen ini digunakan pada saat melakukan pretest dan posttest.
24 09 50 83 64 08 38 30 36 45
33 52 04 60 92 61 31 57 28 29
34 48 62 82 42 89 47 35 17 10
40 20 66 41 15 26 75 99 68 06
53 79 05 22 74 54 58 14 02 91
56 69 94 72 07 43 93 11 67 44
63 03 12 73 19 25 21 23 37 16
81 88 46 01 95 98 71 87 00 76
84 27 51 97 78 13 90 85 55 59
Tabel 3.4 Grid Exercise
(Ahmadi & Abu, 2003)
2. Bolpoin
3. Stopwatch
2. Waktu untuk tes yaitu 60 detik yang dimulai oleh penulis dengan aba-aba
“ya” dan dihentikan dengan aba-aba “waktu telah habis”.
Skor: Skor hasil tes yaitu hasil kotak angka yang berhasil didapat secara
berurutan dan tersusun dengan benar.
2 16 – 20 Atensi Baik B
3 15 – 10 Atnesi cukup C
4 6 – 10 Atensi kurang D
FORWARD DIGIT-AUDIO
B 8521 5297
C 29683 63851
D 571946 294738
E 8159362 4192751
F 39825147 85391627
G 728546739 219735846
Forward score
BACKWARD DIGIT-AUDIO
A 629 415
B 3279 4968
C 15286 61843
D 539418 724856
E 8129365 4739128
F 94376258 72819653
Backwards score :
Standard score
Percentile equivalent
Alat/ Fasilitas :
2. Pulpen.
Pelaksanaan :
Untuk melakukan tes ini diperlukan sebuah lembar kerja yang memiliki
deretan angka 3 sampai 8 digit atau 3 sampai 10digit angka untuk forward dan 3
sampai 7 digit dan 3 sampai 9 digit deretan angka untuk backward. Peneliti akan
menyebutkan deretan angka kepada sampel secara bertahap tingkat kesulitannya
dengan menambahkan 1 digit angka bila naik tingkat. Untuk item test forward sampel
dituntut untuk mengucapkan ulang deretan angka tersebut dari angka depan hingga
angka belakang secara berurutan. Untuk item test backward sampel dituntut untuk
menyebutkan deretan angka dari angka belakang hingga angka depan secara
30
berurutan. Akan ada 2 kesempatan dalam 1 tingkat kesulitan dengan deretan angka
yang berbeda. Sampel dituntut untuk terus mengucapkan ulang deretan angka yang
peneliti ucapkan hingga sampel melakukan 2 kesalahan dalam 1 tingkat kesulitan. Jika
terjadi 2 kesalahan dalam satu tingkat kesulitan peneliti akan menyudahi test tersebut.
Dalam setiap tingkat kesulitan akan diberi simbol (√) jika sampel mengucapkan
deretan angka dengan benar, dan simbol (X) jika salah. Dalam test ini peneliti akan
menyebutkan deretan angka dengan cepat tetapi jelas, peneliti menggunakan nada
datar tanpa ada variasi nada yang berubah-ubah. Untuk melakukan tes ini diperlukan
satu lembar kertas yang memiliki deretan angka 3 sampai 8 digit atau 3 sampai 10
digit angka untuk forward dari 3 sampai 7 digit atau 3 sampai 9 digit deretan angka
backward. Peneliti akan melihatkan deretan angka kepada sampel secara bertahap
tingkat kesulitannya dengan menambahkan 1 digit angka bila naik tingkat. Untuk item
test forward sampel dituntut untuk menulis ulang deretan angka tersebut dari angka
depan hingga angka belakang secara berurutan. Untuk item tes backward sampel
dituntut untuk menuliskan deretan angka dari angka belakang hingga angka depan
secara berurutan.
Akan ada 2 kesempatan dalam 1 tingkat kesulitan dengan deretanangka yang
berbeda. Sampel dituntut untuk terus menuliskan ulang deretan angka yang peneliti
lihatkan hingga sampel melakukan 2 kesalahan dalam 1 tingkat kesulitan.jika terjadi
2 kesalahan dalam satu tingkat kesulitan peneliti akan menyudahi tes tersebut. Dalam
setiap kesulitan akab di beri tanda (√) jika benar, dan tanda (X) jikasalah.
Skor : Total skor akhir hasil tes adalah dengan menghitung jumlah benar dari tes
forward dan tes backward yang diberikan kepada sampel.
(2015), dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu
kualitas instrumen, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data
dilihat ketika penulis menggunakan cara-cara yang baik dalam memperoleh data.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh atau mengumpulkan data seperti
interview(wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan
dari beberapa cara pengumpulan data. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan
data sikap tanggung jawab siswa menggunakan kuisioner (angket) dan memperoleh
data keterampilan bermain sepakbola siswa menggunakan cara observasi
(pengamatan)
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan hal yang tidak boleh dilupakan ketika
melakukan sebuah penelitian. Hasil penelitian akan terlihat ketika penulis sudah
menyelesaikan analisis data atau mengolah data-data yang telah didapatkan
sebelumnya melalui instrumen seperti angket dan observasi.
Penulis mengambil data di awal penelitian (pre test) dan mengambil data di
akhir penelitian (post test) setelah siswa diberikan treatment (perlakuan). Kedua
data yang diperoleh penulis akan diolah menggunakan teknik pengolahan yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Dari hasil pengambilan data yang dilakukan
peneliti, akan didapatkan jenis data yang bernama data nominal.
signifikansi (sig.) > 0.05, maka data dinyatakan normal dan sebaliknya jika
nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka data dinyatakan tidak normal.
33
34
4.2 Diagram Batang Data Hasil Pre Test – Postest Siswa Laki-Laki dan Perempuan
311 326
278 292
183 178
155 157
Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan tabel deskriptif statistik hasil fungsi
kognitif atensi dan memori pada siswa laki-laki dan perempuan. Dari hasil pre test
dan post test fungsi kognitif atensi dan memori pada tabel 4.1 menunjukan bahwa
nilai pre test – post test atensi memiliki rata-rata 7,05 dan 8,32 dan untuk memori
yaitu 12,64 dan 15,05, serta memiliki standar deviasi 0,90 dan 0,99 untuk skor
postest, nilai minimal pretest – post test atensi sebesar 4 dan 8 untuk skor data post
test, selanjutnya nilai minimal pretest – post test memori pada siswa laki-laki
sebesar 7 dan 10. Adapun hasil pre test dan post test pada nilai rata-rata atensi siswa
perempuan sebesar 7,14 dan 8,09 dan utnuk memori yaitu 13,27 dan 14, 28. Serta
nilai standar deviasi pada pretest post test atensi siswa perempuan sebesar 1,58 dan
1,34, dan untuk memori sebesar 2,35 dan 2,36. Selanjutnya Nilai minimal pre test
post test atensi pada siswa perempuan sebesear 4 dan 8, selanjutnya nilai maximal
pretest post test atensi siswa perempuan sebesar 14 dan 19. Kemudian Nilai
minimal pre test post test memori pada siswa perempuan sebesear 8 dan 11,
selanjutnya nilai maximal pretest post test memori siswa perempuan sebesar 18 dan
21.
35
Pada tabel 4.3 demografi mengenai gambaran sampel penelitian terdapat rata-
rata usia yaitu 12,64 tahun, rata-rata tinggi badan 157 cm, selanjutnya rata-rata
berat badan 50,59 kg, dengan rerata indeks masa tubuh sebesar 20,41 ( normal ).
4.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Data normal merupakan syarat mutlak sebelum melakukan
analisis statistik parametrik (Uji paired sample t tes dan uji independent sample t
test). Pada penelitian ini penulis menggunakan uji kolmogorov-smirnov dan uji
shapiro-wilk pada software SPSS versi 25.
36
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Post Test
44 .031 .005 Normal
Memori
Data pre test atensi memiliki nilai sig. sebesar 0,006>0,005 dan data post
test memiliki nilai sig. sebesar 0,012>0,005. Selanjutnya data pre test memori
memiliki nilai sig. sebesar 0,252>0,005 dan data post test memiliki nilai sig. sebesar
0,031>0,005. Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada seluruh data
atensi dan memori berdistribusi normal sehingga dapat menggunakan uji statistik
parametrik sebagai syarat uji paired sample t test.
populasi yang memiliki varians sama (homogen). Darajat & Abduljabar, (2014)
menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas ini yaitu:
Based on
atensi 44 5,306 .026 .005 Homogen
Mean
Based on
memori 44 .174 .678 .005 Homogen
Mean
Berdasarkan uji homogenitas pada data post test atensi siswa Laki-laki dan
perempuan yang dilakukan sebagai syarat untuk uji T independen di dapatkan nilai
sig. 0,026>0,005, sedangkan uji homogenitas pada data post test memori siswa laki-
laki dan perempuan didapatkan nilai sig. sebesar 0,678>0,005 maka dapat
disimpulkan bahwa data post test laki-laki dan perempuan dinyatakan homogen.
Uji ini dilakukan terhadap data atensi pre test dengan post test,
memori.
Tabel 4.7
Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Atensi dan Memori Siswa Laki-laki
Dari analisis data atensi siswa di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,005. Sedangkan dari analisis data memori siswa di atas,
diketahui nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,005. Maka dari itu H0 ditolak dan
Ha diterima, artinya bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap atensi dan memroi siswa laki-laki.
Tabel 4.8
Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Atensi dan Memori Siswa Perempuan
Dari analisis data atensi siswa di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 < 0,005. Sedangkan dari analisis data memori siswa di atas, diketahui
39
nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,005. maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
atensi dan memori siswa perempuan.
1. Jika nilai Sig. (2 Tailed) > 0,025, maka tidak terdapat perbadaan rata-
rata yang signifikan.
2. Jika nilai Sig. (2 Tailed) < 0,025, maka terdapat perbedaan rata-rata
yang signifikan.
4.9 Uji Independent Sample T Test Atensi Siswa Laki-laki dan Perempuan
t Sig. (2-Tailed)
Berdasarkan uji di atas untuk data atensi siswa laki-laki dan perempuan,
dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,527>0,025, hal ini dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara atensi siswa putra dan putri
setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran bola tangan.
Tabel 4.10
t Sig. (2-Tailed)
Berdasarkan uji di atas untuk data memori siswa putra dan putri, dapat diketahui
bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,758>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak
ada perbedaan rata-rata antara memori siswa laki-laki dan perempuan setelah
diberikan perlakuan berupa pembelajaran bola tangan. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran bola tangan yang diberikan kepada siswa
laki-laki dan perempuan memiliki pengaruh yang sama terhadap fungsi kognitif
atensi dan memori.
Selanjutnya pengolahan data uji independent sample t test pada tabel 4.11
diketahui data atensi siswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,527>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
antara atensi siswa putra dan putri setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran
bola tangan. Begitupun pada tabel 4.12 dinyatakan bahwa nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,758>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
antara memori siswa laki-laki dan perempuan setelah diberikan perlakuan berupa
pembelajaran bola tangan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran bola tangan yang diberikan kepada siswa laki-laki dan perempuan
memiliki pengaruh yang sama terhadap fungsi kognitif atensi dan memori.
training can improve cognitive abilities” bola tangan memiliki pengaruh terhadap
kemampuan kognitif.
Pendapat lainnya menurut (Wei & Ji, 2014) “Handball training program mainly
includes hand movement and eye movement practice which can improve participants’
cognitive function by stimulating hand meridians in the movement practices and
strength exercises. Eye movement practice can promote interactions of the cerebral
hemispheres and activations of contra lateral hemisphere and thus improve visual
processing ability. In conclusion, handball training improved cognitive function in
older adults”. Artinya Program latihan bola tangan yang meliputi latihan gerak tangan
dan gerak mata dapat meningkatkan fungsi kognitif peserta dengan cara merangsang
meridian tangan dalam latihan gerak dan latihan kekuatan. Latihan gerakan mata dapat
meningkatkan interaksi hemisfer serebral dan aktivasi hemisfer kontra lateral dan
dengan demikian meningkatkan kemampuan pemrosesan visual. Kesimpulannya,
pelatihan pada permainan bola tangan dapat meningkatkan fungsi kognitif terutama
pada orang dewasa atau yang lebih tua.
Dengan demikian maka penelitian yang penulis lakukan dan hasil temuan yang
didapatkan relevan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh (Situmorang & Widyatuti, 2020), (Wei & Ji, 2014) dan
(Nopianto et al., 2021) yang menyimpulkan bahwa pelatihan bola tangan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatkan fungsi kognitif.
Perlu diketahui bahwa fungsi kognitif dapat membawa keberhasilan anak didik
dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Menurut Nehlig, (2010) berpendapat bahwa
aktivitas dalam pembelajaran melibatkan proses mengingat, berpikir atau bahkan
menentukan suatu keputusan. Hal tersebut harus dikelola dengan baik oleh otak yang
disebut dengan proses fungsi koginitif. Maka dari itu penulis memberikan treatment
pembelajaran bola tangan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada siswa SMPN 12
Bandung, Karena dengan pembelajaran bola tangan siswa dapat meningkatkan
kemampuan fungsi kognitifnya.
Dari paparan di atas penulis harap dapat memberikan gambaran bagi para dosen
maupun mahasiswanya sendiri bahwa pembelajaran bola tangan berpengaruh terhadap
fungsi kognitif atensi dan memori.
42
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis dapat
menyimpulkan Ho = Ditolak, maka dari itu peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap fungsi kognitif melalui
pembelajaran boa tangan pada siswa SMPN 12 Bandung.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka karya tulis ini
diharapkan dapat bermanfaat. Implikasi yang dapat digunakan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.4 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis memberikan saran
dalam pemberian treatment dalam peningkatkan fungsi kognitif pada siswa untuk
43
lebih diperhatikan pada sarana dan prasarana serta modifikasi alat yang sesuai,
sehingga dapat lebih maksimal dalam proses pelaksanaan terhadap hasil yang
diinginkan.
44
DAFTAR PUSTAKA
oleh
LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PENELITIAN SKRIPSI DI SMPN 12 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2022-2023
Menyetujui:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd Dr. Jajat Darajat KN, M.Kes. AIFO
NIP.
NIP.
50
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga panduan penelitian skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran
Bola Tangan Terhadap Fungsi Kognitif ” ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Panduan penelitian ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian di
SMPN 12 Bandung agar proses penelitian dapat berjalan dengan baik dan
maksimal.
Panduan penelitian yang penulis buat berisikan lembar test penilaian fungsi
kognitif, jadwal kegiatan, langkah-langkah perlakuan yang akan diberikan, dan lain
sebagainya. Dengan izin Allah Subhaanahu wa ta'aala, penulis dapat melewati
berbagai rintangan dalam pembuatan panduan penelitian ini. Tak lupa doa tak henti
hentinya dari orang tua dan kawan seperjuangan, serta bimbingan dari Ibu Dra. Hj.
Oom Rohmah, M.Pd. dan Bapak Dr. Jajat Darajat KN, M.Kes. AIFO MPd. sebagai
dosen pembimbing skripsi sehingga penulis dapat melewati berbagai rintangan
yang dihadapi.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
1.1 Jadwal Perlakuan ......................................................................... 1
1.2 Lembar Pretest-Posttest Grid Exercise ...................................... 4
1.3 Lembar Pretest-Posttest Digit Span Test ................................... 5
1.4 Langkah-Langkah Program Perlakuan ..................................... 7
52
1 Jadwal Perlakuan
- Membimbing kelompok
24 09 50 83 64 08 38 30 36 45
33 52 04 60 92 61 31 57 28 29
34 48 62 82 42 89 47 35 17 10
40 20 66 41 15 26 75 99 68 06
53 79 05 22 74 54 58 14 02 91
56 69 94 72 07 43 93 11 67 44
63 03 12 73 19 25 21 23 37 16
81 88 46 01 95 98 71 87 00 76
84 27 51 97 78 13 90 85 55 59
2 16 – 20 Atensi Baik B
3 15 – 10 Atnesi cukup C
4 6 – 10 Atensi kurang D
A 749 174
B 8521 5297
C 29683 63851
D 571946 294738
E 8159362 4192751
F 39825147 85391627
G 728546739 219735846
Forward score
A 629 415
B 3279 4968
C 15286 61843
D 539418 724856
E 8129365 4739128
F 94376258 72819653
Backwards score :
Standard score
Percentile equivalent
57
Age 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Adult
Raw score 74 57 60 56 54 55 50 48 52 52 51 50
5 79 63 65 61 59 59 55 53 55 56 55 54
6 85 69 70 66 64 64 59 57 60 60 59 51
7 90 75 75 71 69 68 64 61 64 64 63 61
8 96 81 80 76 74 73 68 66 68 68 66 64
9 101 87 85 81 79 77 73 70 72 72 70 68
10 106 93 90 86 85 82 77 74 76 75 74 71
11 112 99 95 91 90 86 81 78 80 79 78 75
17 144 135 125 121 121 114 108 104 104 102 101 96
18 150 141 130 126 126 118 112 109 108 106 105 100
19 155 147 135 131 131 123 117 113 112 110 108 104
20 161 153 140 136 136 127 121 117 116 114 112 107
21 145 141 141 132 126 122 120 118 116 111
22 150 146 146 136 130 126 124 121 120 114
24 159 156 157 145 139 134 132 129 127 121
33 154
34 157
35 161
36 164
bola tangan.
Guru memberikan informasi
kepada siswa berupa contoh
keterampilan yang harus
dipelajari, atau guru
mempersilahkan siswa untuk : Siswa yang menguasai bola
membaca bahan ajar yang : : Siswa yang tidak menguasai
tersedia. bola
• : Bola tangan
Guru membagi siswa
kedalam 2 kelompok. Siswa : Cones
melaksanakan pemasanan • Siswa yang menguasai bola
• melalui permainan. Siswa diperintahkan untuk
diberi kebebasan dalam melakukan passing dengan
melaksanakan kegiatan belajar rekan kelompoknya dan
• passing melalui permainan jangan sampai kelompok
3vs2 atau 5vs2. lawan mencuri bola yang
Dalam belajarnya, Guru sedang di kuasai.
membarengi dan mengawasi • Siswa melakukan passing
setiap kelompok dalam bola kepada pasangannya
melakukan kegiatan belajar. yang meminta bola di area
• Guru melakukan evaluasi yang sudah di sediakan
dengan memberikan penjelasan dengan cones sebagai
untuk memperbaiki batasnya.
keterampilan passing • Setelah siswa melakukan
yang passing, siswa bergerak
dilakukan siswa membuka ruang dengan
• melakukan lari pelan untuk
dapat memudahkan teman
yang mengusai bola
mengoperkan bolanya.
• setiap orang tidak
diperbolehkan untuk
melakukan dribling dalam
permainan ini.
• Permainan dinyatakan
selesai apabila kelompok
lawan dapat
60
• Passing Group
: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
• Permainan berikutnya yaitu,
siswa bermain 3 lawan 3
dengan tujuan permainan
yaitu menjatuhkan cones
yang berada di area regu
lawan.
• Sebelum menjatuhkan
cones, setiap regu harus
melakukan passing
sebanyak 5 kali dan setiap
orang hanyak
diperbolehkan melakukan
dribling sebanyak 2 kali
setelah menerima bola.
Pertemuan Ke 5 s/d 7
Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
61
•
62
• Handball
Game
: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
• Setiap regu terdiri
64
Pertemuan Ke-11s/d 13
Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
65
: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
• Setiap regu terdiri dari 4
orang yang mula-mula
berdiri di ujung area
permainan.
• Ketika guru memberikan
bola ke tengah, maka
keempat orang dari setiap
regu harus menguasai bola
dan membolehkan saling
67
4.6 Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Atensi Siswa
4.7 Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Memori Siswa
Dari analisis data memori siswa di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar
0,000<0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap memori siswa.
4.8 Uji Independent sample t test atensi siswa putra dan putri
Berdasarkan uji di atas untuk data atensi siswa putra dan putri, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,527>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara atensi
siswa putra dan putri setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran bola tangan.
4.9 Uji Independent sample t test memori siswa putra dan putri
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
i