Anda di halaman 1dari 86

PENGARUH PEMBELAJARAN BOLA TANGAN

TERHADAP ATENSI DAN MEMORI


(Studi Eksperimen Pada Siswa SMPN 12 Bandung)
SKRIPSI

Diajukan ntuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan


Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

oleh

Mochamad Arifin Satya Nugraha


NIM 1706075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses berinteraksi
dengan makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Proses interaktif dimulai dengan
kinerja panca indera yang dimiliki. Pada dasarnya, manusia dilahirkan dengan
indera yang normal dan mampu melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan
merasakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Segala bentuk informasi yang
diperoleh melalui panca indera kemudian diproses di otak untuk menghasilkan
respons yang dilakukan oleh individu. Proses internal yang saling berhubungan ini
disebut fungsi kognitif (Banerjee & Jayasankara Reddy, 2016).
Dalam proses pembelajaran salah satu faktor yang dianggap membawa
keberhasilan bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah meningkatnya
fungsi kognitif. Siswa harus memahami tujuan pembelajaran yang harus dicapai
dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan fungsi kognitif mempengaruhi secara
positif terhadap hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu metode atau cara yang
dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif siswa serta mengetahui faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan fungsi kognitif.
(Boletimi et al., 2021) mengatakan bahwa “Fungsi kognitif adalah
kemampuan intelektual yang meliputi pemahaman dan penggunaan bahasa,
persepsi dan penggunaan kemampuan berhitung, attention (proses informasi),
memori, dan fungsi eksekutif seperti merencanakan, problem solving, dan self-
monitoring.” Dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa fungsi kognitif
merupakan kombinasi dari berbagai keterampilan dalam menerima informasi,
mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali semua informasi yang telah
diterima. Fungsi kognitif yang dimiliki setiap individu pada dasarnya tidak hanya
berperan dalam proses akdemik di sekolah saja, melainkan berperan juga dalam
melakukan kegiatan aktivitas fisik pada pendidikan jasmani. Fungsi kognitif juga
diperlukan untuk mempelajari dan menguasai keterampilan yang lebih kompleks.
Pada dasarnya pendidikan jasmani yaitu gerak, dan penelitian menyebutkan
bahwa gerak memberi efek positif bagi tubuh, baik fisik maupun mental, termasuk
kemampuan kognitif dan emosional (Ambardini, 2009). Menurut Bandi, (2011)

1
2

“Pendidikan jasmani merupakan salah satu usaha sadar untuk menciptakan


lingkungan yang mampu mempengaruhi potensi peserta didik agar berkembang ke
arah tingkah laku yang positif melalui aktivitas jasmani. Melalui aktivitas jasmani
ini diharapkan tujuan pendidikan yang meliputi ranah kognitif, afektif, fisik, dan
psikomotorik dapat terwujud”. Dengan demikian dalam pembelajaran pendidikan
jasmani fungsi kognitif memiliki keterkaitan terhadap perkembangan anak yang
meliputi kognitif,afektif, fisik dan psikomotor. Hal tersebut dapat terwujud dalam
aktivitas fisik yang dilakukan dalam pembelejaran pendidikan jasmani.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasamni di sekolah setiap siswa
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, salah satunya dari segi kognitif, ada
siswa yang sudah mencapai ranah kognitif yang tinggi, dan ada juga yang masih
berada di ranah kognitif rendah. Hal tersebut tergambar ketika penulis melakukan
observasi di awal penelitian. Setelah penulis mangamati pembelajaran yang
dilakukan di SMPN 12 Bandung, beberapa siswa terlihat kurang fokus dalam
meperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung, siswa terlihat tidak sungguh-
sungguh dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Dari beberapa siswa
yang ditanya oleh guru mengenai materi yang diajarkan, siswa terlihat masih
kebingungan sehingga tidak bisa menjawab dari apa yang dipertanyakan.
Rendahnya kemampuan kognitif pada siswa dapat mengakibatkan tujuan
pendidikan jasmani tidak tercapai secara optimal. Jika hal tersebut tidak ditangani,
khawatir pencapaian hasil belajar siswa akan berkurang. Oleh karena itu, guru
pendidikan jasmani perlu mencari metode pemecahan masalah untuk mengatasi
permasalahan yang muncul, salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat.Strategi pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan salah satunya yakni dengan cara berusaha melibatkan siswa
secara aktif, kreatif dan menyenangkan, agar siswa lebih antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran (Haris, 2018). Pada penelitian ini penulis menggunakan
pembelajaran permainan bola tangan sebagai upaya dalam meningkatkan fungsi
kognitif siswa dalam pendidikan jasmani.
Bola tangan adalah permainan beregu yang menggunakan bola sebagai
alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan (Carmen et
al., 2013). Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan, atau ditembakan. Tujuan dari
3

permainan bola tangan yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang


lawan untuk dapat memenangkannya.Manfaat dari permainan bola tangan itu
sendiri yaitu untuk meningkatkan kesehatan jasmani, menjaga keseimbangan
tubuh, meningkatkan fokus dan rasa percaya diri, mengembangkan kecerdasan,
belajar bermain spotif, dan melatih kerja sama
Dalam permainan bola tangan pemain harus dapat memahami situasi dan
konidsi yang ada dilapangan, pemain harus tau kapan waktunya untuk bergerak,
mengumpan, atau menembak. Dengan memahami hal tersebut pemain dapat
menguasai jalannya permainan dengan baik. Maka dari itu fungsi kognitif dan
sistem motorik pada anak dapat dipadukan untuk menghasilkan kinerja motorik
sebaik mungkin. Hal tersebut dipekuat oleh pendapat (Policastro et al., 2018) bahwa
“Kemampuan prasyarat, seperti kontrol presisi, koordinasi multi-anggota tubuh,
kontrol kecepatan, membidik dan menangkap, kontrol waktu dan fleksibilitas
dinamis, diperlukan dalam sebuah permainan. sistem kognitif dan motorik dapat
diintegrasikan untuk menjamin kinerja motorik terbaik”.
Keberhasilan dalam pembelajaran bola tangan sebagian besar tergantung
terhadap kemampuan masing-masing individu. Dasar dari kemampuan tersebut
yaitu pemikiran taktis yang merupakan kemampuan pemain dalam memecahkan
masalah dalam situasi permainan yang berdasarkan pada kemampuan kognitif
persepsi (menafsirkan) dan eduksi (menyimpulkan), serta pengetahuan taktis dalam
permainan bola tangan.Keberhasilan atau kegagalan berkaitan dengan proses
pengambilan keputusan yang dilakukan seperti perhatian, persepsi, memori
operasional, pemahaman, penilaian, prediksi, pemilihan tindakan, dan eksekusi
(Stella et al., 2013).
Setelah ditinjau dari beberapa penelitian terdapat hasil yang menyatakan
bahwa pembelajaran bola tangan berpengaruh terhadap peningkatan fungsi
kognitif, seperti yang di buktikan oleh (Situmorang & Widyatuti, 2020) yaitu
aktivitas kelompok berupa latihan handball mampu meningkatkan kognitif klien.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Nopianto et al., 2021) bahwa handball training
can improve cognitive abilities, yang dapat diartikan bahwa pelatihan bola tangan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Dari penelitian ini membuktikan bahwa,
4

pembelajaran bola tangan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi


kognitif siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti ingin menganalisis seberapa besar
pengaruh dari pembelajaran bola tangan terhadap fungsi kognitif.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji
dalam penelitian ini yaitu:
a. Apakah terdapat peningkatan Atensi dan Memori pada siswa laki-laki?
b. Apakah terdapat peningkatan Atensi dan Memori pada siswa perempuan?
c. Apakah terdapat perbedaan peningkatan Atensi dan Memori pada siswa
laki-laki dan perempuan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini akan didasarkan pada
tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara pembelajaran bola tangan
terhadap atensi dan memori.
1.4 Batasan Masalah
Dari lima aspek fungsi kognitif yang terdiri dari atensi, memori, bahasa,
visuospasial dan fungsi eksekutif. Pada penelitian ini peneliti berfokus terhadap dua
aspek kognitif yaitu : kemampuan memori dan kemampuan atensi.
1.5 Manfaat/Signifikansi Penelitian
Manfaat dari peneliatian yang penulis buat saat ini yaitu:
1. Untuk menjadi sumber informasi dan ilmu bagi suatu Lembaga
Pendidikan.
2. Menjadi suatu informasi bagi seorang guru penjas di sekolah untuk dapat
meningkatkan atensi dan memori siswa dalam proses pembelajaran bola
tangan.
3. Diharapkan menjadi bahan referensi dalam rangka pengembangan ilmu
pendidikan. Khususnya pendidikan jasmani dan penelitian-penelitian lain
yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Agar penelitian ini jelas, dan terstruktur dengan rapih maka penulis menyusun
struktur organisasi sebagai berikut :
a. Dalam BAB I yaitu pendahuluan berisikan awal dari pembuatan
5

Skripsi ini. Bab ini tersusun dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasiskripsi
2. Selanjutnya BAB II yaitu kajian Pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.
Bab ini landasan teoritis untuk menyusunpenelitian.
3. Kemudian BAB III yaitu metode penelitian, merupakan penjelasan tentang
metodepenelitian,sepertidesainpenelitian,populasi/sampel,partisipandan
lokasi penelitian, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data dan analisisdata.
4. Selanjutnya BAB IV temuan dan pembahasan. Bab ini berisi hal utama
yaitu pengolahan data dan analisis data, untuk menghasilkan temuan yang
berkaitan dengan masalha penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan
penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan teoritis yang dibahas
pada BAB II.
5. Terakhir BAB V kesimpulan dan saran. Bab ini membahas penafsiran dan
pemikirian peneliti terhadap hasil penemuanpenelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran dan Bola Tangan
Dalam suatu proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan
formal di sekolah, terdapat beberapa interaksi di dalamnya yang meliputi guru, isi atau
materi pembelajaran, dan siswa. Pane & Darwis Dasopang (2017) Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode
penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. pembelajaran yang efektif yaitu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan dalam mengubah perilaku siswa ke arah
yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Rohmawati, 2015). Maka dapat diartikan
bahwa interaksi dalam proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen di
dalamnya seperti guru sebagai sentral dalam proses pembelajaran, fasilitas sarana dan
prasarana, bahan ajar, dan penataan lingkungan tempat siswa belajar,dapat
memungkinkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya.

Permainan bola tangan merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh 7


pemain yang teridir dari 6 pemain dan satu penjaga gawang, dengan berusaha
memasukan bola kegawang lawan. Dimana cara bermainnya hampir mirip dengan
permainan bola basket namun untuk mencetak gol harus melewati garis gawang seperti
gawang dalam permainan futsal (Susanti et al., 2015). Pendapat lain menurut Perdana
& Andun, (2019) “Bolatangan merupakan olahraga yang mengunakan tangan untuk
memantulkan melempar dan memukul bahkan memasukkan bola kedalam gawang,
olahraga ini diyakini merupakan perpaduan dari olahraga basket, hoki dan oloahraga
futsal karena untuk peraturan permainan hampir sama dengan futsal sedangkan untuk
anggota tubuh yang digunakan hampir sama dengan basket dan beberapa peraturan
menyerupai cabang olahraga hoki.”Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
permainan bola tangan merupakan permainan beregu yang dimainkan dengan
menggunakan tangan, permainan ini merupakan perpaduan dari beberapa olaharag
lainnya seperti bola basket dan hoki. Pada tujuannya permainan bola tangan ini hampir
sama dengan permaninan lainnya, yaitu memasukan bola ge gawang lawan dan
mencegah lawan memasukan bola ke gawang kita adalah tujuan utama dari permainan
bola tangan. Adapunbeberapa teknik dasar dalam permainan bola tangan diantaranya

6
7

yaitu; (1) teknik dribbling (2) teknik passing dan (3) teknik shooting atau menembak
bola ke gawang.

2.2 Menggiring Bola (Dribble)


Menggiring (dribble) adalah keterampilan untuk menguasai dan membawa bola
dengan cara memantulkannya setiap kali ke tanah, dengan satu atau dua tangan.
Menggiring bola merupakan keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata dan
tangan. Arah pantulan bola akan tergantung pada arah datang dari bola itu ke tanah.
Cepat atau lambatnya pergerakan bola berasal dari kuat lemahnya seseorangan pada saat
menggiring bola tersebut (Susanto, 2017). Berikut adalah teknik-teknik dalam gerakan
dribbling :

• Lutut dibengkokkan lebih kurang 120 derajat dengan posisi badan


seimbang
• Jari selalu terbuka saat melepas atau menerima bola
• Melakukan pantulan dengan jari bukan dengan telapak tangan
• Memantulkan bola ke tanah dengan sumbu gerakan pada
pergelangan tangan
• Badan sedikit condong ke depan
• Pandangan pada sasaran pantulan bukan pada bola
• Tinggi pantulan sejajar dengan jarak antara pinggang dan lutut
• Untuk membuat hadangan, badan pemain hendaklah senantiasa
berhadapan dengan pihak lawan

Gambar 2.1 Menggiring bola (Dribble)


8

2.3 Mengumpan (Passing)


Teknik dasar passing adalah salah satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam
sebuah permainan tim,Ramadan(2018)menjelaskan “passing adalah salah satu cara
memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain guna membangun sebuah
serangan.” Pendapat lain mejelaskan bahwa teknik mengoper bola atau passing
merupakan teknik yang sangat penting dalam usaha membangun sebuah serangan ke
daerah pertahanan lawan dalam upaya menghasilkan sebuah gol. Passing dalam
hakekatnya terbagi dalam dua bagian yaitu passing dengan dua tangan dan passing
dengan satu tangan. Passing dangan dua tangan diperlukan terutama untuk operan-
operan jarak dekat, namun perlu dilakukan dengan secara cepat. Untuk itu, pemakaian
teknik mana yang harus dipilih tergantung dari posisi pemain seregu dan pemain lawan
yang menghadang. Passing satu tangan, dilihat dari jenisnya, dapat dibedakan
berdasarkan dua tujuan, yaitu pertama, untuk mengoper pada teman seregu yang
berjarak jauh dan yang kedua mongoper untuk mengecoh lawan(Hermansah, 2018).
Ada beberapa teknik dalam melakukan passing menurut (Susanto, 2004) yaitu:

a. Lemparan Atas setinggi Bahu


Jenis lemparan ini paling sering digunakan dalam permainan dan mendukung
permainan.
b. Teknik Lemparan Atas setinggi Bahu:
• Bola dipegang sampai di atas bahu dan dibawa ke arah
belakang kepala
• Posisi siku yang memengang bola dibengkokan dengan
posisi lengan condong sedikit ke sisi
• Bagian atas badan tegak kepala diangkat sedikit dan mata
memandang ke sasaran
• Pemain mengambil langkah ke depan menggunakan kaki yang
berlawanan dengan tangan kemudian memindahkan berat badan dan kaki
belakang ke kaki depan
• Saat pemindahan berta badan, lengan membuat ayunan dengan kuat.
Pergelangan tangan dilepaskan ke bawah diikuti dengan jari-jari saat
melepaskan bola. Jari telunjuk mengarah ke sasaran di akhir gerakan
• Lutut dibengkokkan sedikit. Setelah bola lepas lutut di angkat
mengikuti berat badan ke depan
9

Gambar 2.2 Teknik Lemparan Atas setinggi Bahu


c. Lemparan sisi
Lemparan sisi adalah lemparan kedua yang sering digunakan dalam
permainan. Lemparan ini menggunakan sebelah tangan untuk lemparan jarak
dekat yang tidak memerlukan tenaga dari bahu yang banyak.Teknik lempatan
sisi:
• Lemparan ini dilakukan ke arah sisi lengan
• Pemain pada posisi ‘triple-threat’ dan tangan menghadap ke sasaran
• Sesaat setelah bola lepas, pemain meluruskan lengan dan
mengayunkan ke sasaran
• Saat lengan lurus, pergelangan tangan melecut diikuti dengan jari-jari
Tangan
• Lengan lurus ke arah sasaran
d. Lemparan Lompat Lemparan
lompat ini hampir sama dengan lemparan atas tetapi perbedaannya pemain
melakukan lemparan dengan lompatan.
Teknik Lemparan Lompat:
• Bola dipegang melewati bahu dan dibawa ke belakang kepala
• Siku yang memegang bola dibengkokkan dengan kedudukan lengan
condong sedikit ke samping
• Pemain melompat menggunakan kaki yang berlawanan dengan
tangan yang memegang bola dengan segera merubah pemindahan berat
badan dari kaki belakang ke kaki depan
• Saat pemindahan berat badan, siku di lepaskan ke depan dengan lengan
membuat ayunan yang kuat. Pergelangan dilecutkan ke bawah diikuti
10

dengan jari-jari tangan saat bola lepas. Jari mengarah ke sasaran di akhir
gerakan
e. Lemparan Bawah
Lemparan ini menggunakan satu tangan untuk lemparan jarak dekat yang
tidak memerlukan tenaga dari bahu yang banyak.
Teknik Lemparan:
• Pemain dalam posisi ‘triple-threat
• Bola dipegang melewati bahu dan dibawa ke belakang kepala
• Siku yang memegang bola dibengkokkan dengan kedudukan
lengan condong sedikit ke sisi
• Bagian atas badan dicondongkan sedikit ke depan kepala mengarah
ke depan dan mata memandang ke sasaran
f. Lemparan Bawah DuaTangan
Lemparan ini tidak biasa digunakan dalam permainan namun tetap
merupakan salah satu teknik lemparan dalam bolatangan.
Teknik Lemparan Bawah Dua Tangan:
• Pemain memegang bola di bagian bawah depan pinggang
• Pada saat kaki kiri melangkah ke depan, dua tangan yang
memegang bola melepas bola dengan arah dari bagian bawah depan
pinggang menuju kaki depan
• Arah bola lepas ringan dan dilepaskan dengan dua tangan dari bawah
• Teknik lemparan ini biasa digunakan untuk passing jarak dekat

Gambar 2.3Teknik Lemparan Bawah Dua Tangan


11

g. Lemparan Tolak
Lemparan ini menggunakan sebelah tangan untuk jarak dekat yang tidak
memerlukan pergerakan bahu yang banyak.
Teknik Lemparan Tolak:
• Posisi pemain ‘triple-threat’
• Pergerakan lengan dan bahu ke depan
• Pergelangan tangan ditolakkan ke bawah diikuti dengan jari-jari saat
melepas bola
• Ikuti lengan ke arah sasaran setelah melepaskan bola
h. Lemparan Backhand
Lemparan ini merupakan lemparan dengan tingkat koordinasi yang komplek.
Lemparan ini lebih banyak digunakan sebagai teknik penyerangan.
Teknik Lemparan Backhand:
• Posisi kaki kiri di depan bola dipegang dengan tangan kanan
• Sesaat setelah kaki kiri ada di depan tangan kanan melepaskan bola
melewati belakang pinggang
• Arah lemparan ialah dengan melingkarkan lengan kanan kearah
samping kanan pinggang dan melepaskan bola tepat di belakang pinggang

2.4 Menembak (Shooting)


Menurut Hermansah, (2018)Teknik menembak atau shooting adalah bentuk gerak
lemparan yang ditujukan untuk memasukkan bola ke gawang. Agar berhasil, lemparan
yang dilakukan harus bertenaga dan memiliki daya ledak (eksplosif power) dengan
artian mengarahkan seluruh kecepatan dan kekuatan dalam waktu yang sangat singkat
sehingga menghasilkan gerak laju bola yang cepat. Menembakkan bola harus dilakukan
dengan upaya yang sungguh-sungguh sehingga menghasilkan perbedaan sikap tubuh
yang disesuaikan. Yang paling menarik adalah pelaksanaan tembakan fliying shot yang
memerlukan irama tiga langkah.Shooting merupakan salah satu teknik terpenting dalam
sebuah permainan bola tangan karena teknik inilah yang menentukan kemenangan
dalam sebuah tim (Susanti et al., 2015). Menurut Sugianto & Iyakrus, (2019)ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan shooting dalam permainan bola
tangan, seperti teknik dasar, akurasi, power dan lain-lain.
12

Berikut adalah beberapa teknik dalam melakukan shooting menurut (Susanto,


2004) :

a. Center Shoot (Tembakan Tengah)

Gambar 2.4Center Shoot (Tembakan Tengah)


• Pada saat bersamaan tarik lengan di atas bahu sampai ke belakang lengan
bagian depan membentuk sudut 90º dengan lengan atas
• Pinggang berputar ke anping bersama-sama dengan lengan lempar
• Tangan di belakang bola, jari-jari tangan di bentangkan dengan
luwes
• Langkah ketiga dan terakhir saat ke depan harus lebar dan kuat
• Kaki menghadap ke arah gawang
• Tangan, lengan, bahu, pinggang harus bergerak kuat ke depan
dengan kekuatan penuh
• Tangan di belakang bola, namun bola jangan di tekan keras ketika kaki
yang lain meninggalkan lantai, lengan yang digunakan untuk melempar
setinggi telinga
b. Center Shot When Running (Tembakan Tengah dengan Berlari)

Gambar 2.5Center Shot When Running (Tembakan Tengah dengan Berlari)


13

• Bola dipegang dengan dua tangan


• Kaki kanan berada di udara ketika menangkap
• Bagi yang menggunakan tangan kanan: kaki kiri di depan, tangan
kiri: kaki kanan di depan Pada langkah terakhir, bola di bawa setinggi bahu
• langkah terakhir: lebar dan kuat - lengan ditarik ke belakang
kemudian segera lepaskan ke depan dengan kuat
c. Center Shot Hip Height (Tembakan Pinggang)

Gambar 2.6Center Shot Hip Height (Tembakan Pinggang)


• Bola dipegang dengan dua tangan
• Kaki kanan berada di udara ketika menangkap
• Bagi yang menggunakan tangan kanan: kaki kiri di depan, tangan
kiri: kaki kanan di depan
• Pada langkah terakhir, bola di bawa setinggi bahu
• langkah terakhir: lebar dan kuat lengan ditarik ke belakang
kemudian segera lepaskan ke depan dengan kuat
d. Flying Shot (Tembakan Melayang)

Gambar 2.6 Flying Shot (Tembakan Melayang)


• selama lari ke depan, bawa bola setinggi bahu langkah ketiga kuat
dan lebar
• di udara, pinggang sebaiknya ditarik ke belakang bersamaan
14

dengan lengan lempar


• tarik kedua kaki ke atas secara horizontal
• pinggang tarik ke belakang
• lengan mengikuti gerakan ke depan dengan kuat
• mendarat dengan kedua kaki secara bersamaan pemain dengan tangan
kanan: meloncat dengan kaki kiri pemain dengan tangan kiri: meloncat
dengan kaki kanan
2.5 Fungsi Kognitif
Menurut Boletimi et al., (2021) “Fungsi kognitif adalah kemampuan intelektual
yang meliputi pemahaman dan penggunaan bahasa, persepsi dan penggunaan
kemampuan berhitung, attention (proses informasi), memori, dan fungsi eksekutif
seperti merencanakan, problem solving, dan self-monitoring”.Pendapat lain
menyatakan bahwa fungsi kognitif merupakan fungsi kompleks pada otak manusia yang
melibatkan aspek memori, baik jangka pendek atau memori jangka panjang, perhatian,
fungsi perencanaan dan nalar serta fungsi strategi dalam berfikir dari seseorang
(Wahyuni & Nisa, 2016). Fungsi Kognisi memiliki beberapa aspek yang terdiri dari
atensi, bahasa, memori, pengenalan ruang (visuospatial) dan fungsi eksekutif yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan (Theresa & Trihandini, 2013).
Maka dari itu fungsi kognitif dapat disimpulkan sebagai kemampuan intelektual yang
dimiliki seseorangan dalam menerima informasi, mengingat, merencanakan, dan
memecahkan masalah.

Menurut (Johansson, 2015) Kognisi mencakup proses untuk mengidentifikasi,


memilih, mengartikan, menyaring, dan menggunakan informasi yang masuk akal.
Sejalan dengan uraian tersebut (Lezak et al., 2012) menyatakan bahwa terdapat
empat kelas fungsi kognitif, yaitu fungsi penerimaan, fungsi memori dan
pembelajaran, fungsi berpikir, dan fungsi ekspresif. Fungsi-fungsi ini pada akhirnya
dapat diukur berdasarkan empat aspek kognitif, yaitu atensi, memori, bahasa, dan
fungsi eksekutif.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah bahwa fungsi kognitif merupakan


aktivitas mental secara sadar seperti berpikir, mengingat, belajar dan menggunakan
bahasa. Fungsi kognitif juga merupakan kemampuan atensi, memori, pertimbangan,
pemecahan masalah, serta kemampuan eksekutif seperti merencanakan, menilai,
mengawasi dan melakukan evaluasi.
15

2.6 Domain Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif terdiri dari: (Modul Neurobehaviour PERDOSSI, 2008)

a. Atensi dan Konsentrasi

Atensi adalah kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu


stimulus dengan mampu mengabaikan stimulus lain yang tidak dibutuhkan.
Atensi merupakan hasil hubungan antara batang otak, aktivitas limbik dan
aktivitas korteks sehingga mampu untuk fokus pada stimulus spesifik dan
mengabaikan stimulus lain yang tidak relevan. Konsentrasi merupakan
kemampuan untuk mempertahankan atensi dalam periode yang lebih lama.
Gangguan atensi dan konsentrasi akan mempengaruhi fungsi kognitif lain
seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif.

b. Bahasa

Bahasa merupakan perangkat dasar komunikasi dan modalitas dasar


yang membangun kemampuan fungsi kognitif. Jika terdapat gangguan
bahasa, pemeriksaan kognitif seperti memori verbal dan fungsi eksekutif
akan mengalami kesulitan atau tidak dapat dilakukan. Fungsi bahasa
meliputi 4 parameter yaitu:

1. Kelancaran, mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan kalimat


dengan panjang, ritme dan melodi yang normal. Metode yang dapat
membantu menilai kelancaran pasien adalah dengan meminta pasien
menulis atau berbicara secara spontan.
2. Pemahaman, mengacu pada kemampuan untuk memahami suatu
perkataan atau perintah, dibuktikan dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan perintah tersebut.
3. Pengulangan kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan
atau kalimat yang diucapkan seseorang.
4. Penamaan merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai suatu
objek beserta bagian-bagiannya.

Gangguan bahasa sering terlihat pada lesi otak fokal maupun difus, sehingga
merupakan gejala patognomonik disfungsi otak. Penting bagi klinikus untuk
16

mengenal gangguan bahasa karena hubungan yang spesifik antara sindrom


afasia dengan lesi neuroanatomi.

c. Memori

Fungsi memori terdiri dari proses penerimaan dan penyediaan informasi,


proses penyimpanan serta proses mengingat. Semua hal yang berpengaruh dalam
ketiga proses tersebut akan mempengaruhi fungsi memori. Fungsi memori
dibagi dalam tiga tingkatan bergantung pada lamanya rentang waktu antara
stimulus dengan recall, yaitu:

1. Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara stimulus


dengan recall hanya beberapa detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan
perhatian untuk mengingat.

2. Memori baru (recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu beberapa
menit, jam, bulan, bahkan tahun.

3. Memori lama (remote memory), rentang waktunya bertahun-tahun bahkan


seusia hidup. Gangguan memori merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan pasien. Amnesia secara umum merupakan efek fungsi memori.
Ketidakmampuan mempelajari materi baru setelah brain insult disebut
amnesia anterograd. Amnesia retrograd merujuk pada amnesia yang terjadi
sebelum brain insult. Hampir semua pasien demensia menunjukkan masalah
memori pada awal perjalanan penyakitnya. Tidak semua gangguan memori
merupakan gangguan organik. Pasien depresi dan ansietas sering
mengalami kesulitan memori. Amnesia psikogenik jika amnesia hanya pada
satu periode tertentu, dan pada pemeriksaan tidak dijumpai efek pada recent
memory.

d. Visuospasial

Kemampuan visuospasial merupakan kemampuan konstruksional seperti


menggambar atau meniru berbagai macam gambar (misal: lingkaran, kubus) dan
menyusun balok-balok. Semua lobus berperan dalam kemampuan konstruksi
dan lobus parietal terutama hemisfer kanan berperan paling dominan.
17

e. Fungsi eksekutif

Fungsi eksekutif adalah kemampuan kognitif tinggi seperti cara berpikir dan
kemampuan pemecahan masalah. Fungsi ini dimediasi oleh korteks prefrontal
dorsolateral dan struktur subkortikal yang berhubungan dengan daerah tersebut.
Fungsi eksekutif dapat terganggu bila sirkuit frontal-subkortikal terputus.

2.7 Cara Meningkatkan Fungsi Kognitif

Aktivitas dan latihan fisik merupakan salah satu cara untuk menekan
terjadinya penurunan fungsi kognitif yang menjadi faktor penting sebagai
penyebab terjadinya demensia pada seseorang, terutama pada usia lanjut.
Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan pembentukan sel-sel
otak yang baru dan mencegah kerusakan sel-sel pada bagian saraf. Latihan fisik
teratur dapat membantu dalam pencegahan dan perbaikan dari fugsi fisiologis
seseorang. Latihan fisik berkaitan langsung dengan perbaikan plastisitas sinap
otak dan fungsi kognisi. Perbaikan plastisitas sinap berperan penting dalam
proses belajar dan fungsi memori (Wahyuni & Nisa, 2016).
Latihan fisik juga berpengaruh positif terhadap fungsi kognitif bagi segala
usia. Program latihan yang menitikberatkan pada latihan resistensi,
keseimbangan serta aerobik dapat menghasilkan perbaikan fungsi kognitif.
Studi menunjukkan adanya peningkatan fungsi eksekutif yang signifikan
setelah intervensi pada subjek dengan gangguan kognitif ringan. Didapatkan
mekanisme seluler dan molekuler di mana terdapat korelasi positif antara
aktivitas fisik dan performa kognitif. Aktivitas fisik dalam hal ini latihan
dapat menstimulasi plastisitas otak, sehingga dapat mempertahankan dan
meningkatkan performa kognitif yang ditunjukkan oleh perbaikan fungsi
eksekutif dan memori jangka Panjang (Kurniawati et al., 2015). Olahraga yang
dilakukan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kognisi, mungkin melalui
kombinasi efek peningkatan suplai darah dan pelepasan nerve growth factors
(Vaynman & Gomez-Pinilla, 2005).
Salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan dalam upaya menigkatkan
fungsi kognitif yaitu dengan pembelajaran permainan bola tangan.
18

2.8 Kerangka Berpikir

Kebugaran
Jasmani
Psikomotor
Handball
Atensi
Afektif

Kognisi Memori

Visuospasial

Bahasa

Fungsi eksekutif

Perlakuan

Dalam suatu proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan
formal di sekolah, terdapat beberapa interaksi di dalamnya yang meliputi guru, isi atau
materi pembelajaran, dan siswa. Pane & Darwis Dasopang (2017) Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode
penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan
belajar. pembelajaran yang efektif yaitu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan dalam mengubah perilaku siswa ke arah
yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Rohmawati, 2015). Maka dapat diartikan
bahwa interaksi dalam proses pembelajaran yang melibatkan berbagai komponen di
dalamnya seperti guru sebagai sentral dalam proses pembelajaran, fasilitas sarana dan
prasarana, bahan ajar, dan penataan lingkungan tempat siswa belajar,dapat
memungkinkan tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya.

Dalam permainan bola tangan pemain harus dapat memahami situasi dan
konidsi yang ada dilapangan, pemain harus tau kapan waktunya untuk bergerak,
mengumpan, atau menembak. Dengan memahami hal tersebut pemain dapat
menguasai jalannya permainan dengan baik. Maka dari itu fungsi kognitif dan
19

sistem motorik pada anak dapat dipadukan untuk menghasilkan kinerja motorik
sebaik mungkin. Hal tersebut dipekuat oleh pendapat (Policastro et al., 2018)
bahwa “Kemampuan prasyarat, seperti kontrol presisi, koordinasi multi-anggota
tubuh, kontrol kecepatan, membidik dan menangkap, kontrol waktu dan
fleksibilitas dinamis, diperlukan dalam sebuah permainan. sistem kognitif dan
motorik dapat diintegrasikan untuk menjamin kinerja motorik terbaik”

Fungsi kognitif merupakan kombinasi dari berbagai keterampilan dalam


menerima informasi, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali semua
informasi yang telah diterima. Fungsi kognitif yang dimiliki setiap individu pada
dasarnya berperan dalam proses akdemik di sekolah serta dalam melakukan
kegiatan aktivitas fisik pada pendidikan jasmani.

Fungsi kognitif terdiri dari atensi, memori, Bahasa, visuospasial dan fungsi
eksekutif (Modul Neurobehaviour PERDOSSI, 2008)

a. Atensi dan Konsentrasi

Atensi adalah kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu


stimulus dengan mampu mengabaikan stimulus lain yang tidak dibutuhkan.
Atensi merupakan hasil hubungan antara batang otak, aktivitas limbik dan
aktivitas korteks sehingga mampu untuk fokus pada stimulus spesifik dan
mengabaikan stimulus lain yang tidak relevan. Konsentrasi merupakan
kemampuan untuk mempertahankan atensi dalam periode yang lebih lama.
Gangguan atensi dan konsentrasi akan mempengaruhi fungsi kognitif lain seperti
memori, bahasa dan fungsi eksekutif.

b. Memori

Fungsi memori terdiri dari proses penerimaan dan penyediaan informasi,


proses penyimpanan serta proses mengingat. Semua hal yang berpengaruh dalam
ketiga proses tersebut akan mempengaruhi fungsi memori. Fungsi memori
dibagi dalam tiga tingkatan bergantung pada lamanya rentang waktu antara
stimulus dengan recall, yaitu:

1. Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara stimulus


20

dengan recall hanya beberapa detik. Disini hanya dibutuhkan pemusatan


perhatian untuk mengingat.

2. Memori baru (recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu beberapa
menit, jam, bulan, bahkan tahun.

3. Memori lama (remote memory), rentang waktunya bertahun-tahun bahkan


seusia hidup. Gangguan memori merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan pasien. Amnesia secara umum merupakan efek fungsi memori.
Ketidakmampuan mempelajari materi baru setelah brain insult disebut
amnesia anterograd. Amnesia retrograd merujuk pada amnesia yang terjadi
sebelum brain insult. Hampir semua pasien demensia menunjukkan masalah
memori pada awal perjalanan penyakitnya. Tidak semua gangguan memori
merupakan gangguan organik. Pasien depresi dan ansietas sering
mengalami kesulitan memori. Amnesia psikogenik jika amnesia hanya pada
satu periode tertentu, dan pada pemeriksaan tidak dijumpai efek pada recent
memory.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu usaha sadar untuk


menciptakan lingkungan yang mampu mempengaruhi potensi peserta didik
agar berkembang ke arah tingkah laku yang positif melalui aktivitas
jasmani. Melalui aktivitas jasmani ini diharapkan tujuan pendidikan yang
meliputi ranah kognitif, afektif, fisik, dan psikomotorik dapat terwujud.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasamni di sekolah setiap siswa
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, khususnya dari segi kognitif, ada
siswa yang sudah mencapai ranah kognitif yang tinggi, dan ada juga yang
masih berada di ranah kognitif rendah. Rendahnya kemampuan kognitif
siswa salah satunya dikarenakan guru kurang memahami tahap
perkembangan pada siswa. Hal tersebut dapat mengakibatkan tujuan dari
pendidikan jasmani tidak dapat tercapai secara optimal. Maka dari itu guru
pendidikan jasmani perlu mencari solusi untuk mengatasi permasalahan
yang terjadi, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang
atau perlakuan yang sesuai dalam upaya meningakatkan hasil belajar.
21

Dapat disimpulkan pada penelitian diatas bahwa pembelajaran bola tangan


dapat meningkatkan kemampuan fungsi kognitif berupa atensi dan memori pada
seseorang. Selanjutnya (Wei & Ji, 2014) “Handball training improved cognitive
function” pelatihan bola tangan dianggap dapat meningkatan fungsi kognitif
pada seseorang. Dalam penelitian (Situmorang & Widyatuti, 2020)
mengungkapkan bahwa aktivitas kelompok berupa latihan handball mampu
meningkatkan kognitif klien.
2.9 Hipotesis

Meninjau dari teori-teori dan kerangka berfikir yang telah ditulis pada BAB
II, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Tedapat Peningkatan dari proses pembelajaran bola tangan terhadap
kemampuan atensi dan memori pada siswa laki-laki SMPN 12 Bandung.
2. Tedapat Peningkatan dari proses pembelajaran bola tangan terhadap
kemampuan atensi dan memori pada siswa perempuan SMPN 12
Bandung.
3. Terdapat Perbedaan Peningkatan Atensi dan Memori dalam proses
pembelajaran Bola tangan.
22

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian membahas mengenai pengambilan dan pengolahan data
menggunakan instrumen yang sesuai. Metode penelitian menajadi cara yang dilakukan
penulis dalam menghasilkan data. Penelitian dilakukan dengan cara yang sistematis
yang artinya proses penelitian menggunakan langkah-langkah yang masuk akal atau
sesuai dengan hasil yang akan dicapai. Dalam penelitian ini penulis ingin mengungkap
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya, penggunaanmetode penelitian
menjadi suatu hal yang penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya sebuah
penelitian.

Menurut Sugiyono, (2015) “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dalam sebuah penelitian untuk memecahkan atau mencari jawaban
atas masalah-masalah yang dihadapi, pada sebuah penelitian harus dilakukan secara
sistematis, yang artinya proses yang dilakukan saat penelitian atau saat proses
pengumpulan dan pengolahan data harus menggunakan langkah-langkah yang logis.

Dalam hal ini untuk dapat memudahkan suatu proses penelitian yang ilmiah, desain
penelitian yang digunakan harus sesuai dengan metodenya. Maka dari itu metode pada
penelitian yangakan pe nulis lakukan yaitu menggunakan metode penelitian
eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh dalam perlakuan tetentu yang dilakukan terhadap sesuatu yang lain
dalam kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2015).

3.2 Populasi dan Sampel

a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 12 Bandung
yang mengikuti estrakulikuler olahraga bola besar, yang terdiri dari
futsal, bola voli dan bola basket dengan total 44 siswa. 14 siswa futsal, 15
siswa volley, dan 15 basket. alasan penulis memilih SMPN 12 Bandung
untuk dijadikan populasi karena di SMPN 12 Bandung ini masih terlihat
permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajarannya seperti
yang sudah penulis jelaskan pada bab sebelumnya.
23

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakterisik yang dimiliki


oleh populasi. Jika populasinya besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi tersebut dengan berbagai keterbatasan, maka
dalam penelitiannya peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi (Sugiyono, 2015). Pendapat lain menjelaskan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang
yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili (Darajat & Abduljabar,
2014).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis yaitu teknik


nonprobability sampling berupa sampling jenuh. Sampling jenuh digunakan
karena semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian
(Sugiyono, 2015). Total populasi berjumlah 44 siswa yang terdiri dari 14 siswa
futsal, 15 siswa volley, dan 15 basket.

c. Kriteria Pemilihan Sampel


 Inklusi
- Siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola besar
- Bukan merupakan atlet bola tangan
- Harus mengikuti kurang lebih 80% kehadiran dalam proses penelitian
- berbadan sehat jasmani dan rohani berdasarkan pengamatan.
 Eksklusi
- Siswa yang tidak mengikuti ekstrakulikuler diluar bola besar
- Atlet bola tangan atau berpengalaman latiha boa tangan minimal satu tahun
- Tidak berbadan sehat jasmani dan rohani
 Drop-Out
- Terjadi cidera pada saat mengikuti pelaksanaan treatment bola tangan
- Tidak menghadiri pelaksanaan lebih dari 20%

3.3 Desasin Penelitian

Setelah menentukan metode penelitian yang akan digunakan, langkah


selanjutnya adalah merumuskan desain penelitian. Desain penelitian adalah rancangan
dalam suatu penelitian yang akan dilakukan, hal ini dilakukan untuk memudahkan
peneliti dalam menentukan tujuan penelitian yang diinginkan.
24

Desain penelitian disesuaikan dengan aspek penelitiandan pokok masalah yang


akan diungkapkan.Desain penelitian yang akan digunakan penulis adalah One Group
Pretest-posttest Design. Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk
penelitian, yang mana pada kelompok tersebut diberikan pretest sebagai data awal
sampel sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2015). Desain ini dapat digambarkan
seperti berikut :

O1 X O2

Gambar. 3.1 One-Group Pretest-posttest Design

Keterangan :

O1 : Nilai pretest atensi dan memori (sebeleum diberi perlakuan pembelajaran bola
tangan)

O2 : Nilai posttest atensi dan memori (setelah diberi perlakuan pembelajaran bola
tangan)

X : Perlakuan yang diberikan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Menentukan sampel dari populasi.

2. Melakukan tes awal (pretest).

3. Mengurutkan hasil tes dari yang tertinggi sampai yang terendah.

4. Memberikan treatment berupa metode pembelajaran bola tangan.

5. Melakukan tes akhir (post test).

6. Menghitung perbedaan hasil dari sebelum diberi perlakuan (pretest) dan


sesudah diberi perlakuan (posttest)

7. Mengambil kesimpulan dari hasil data yang diperoleh.


25

3.4 Langkah-Langkah Penelitian


1. Tahap Persiapan
Langkah pertama dalam penelitian ini yaitu persiapan, peneliti mempersiapkan dan
mengumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti
mengamati,menentukan variabel, dan mencari sumber-sumber dalam mempermudah
proses penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan populasi dan sampel
yang akan diteliti, Selanjutnya peneliti melakukan tes awal (pre-test) terhadap fungsi
kognitif siswa, hal ini bertujuan untuk peneliti mengetahui sejauh mana fungsi kognitif
yang dimiliki siswa sebelum diberikan perlakuan. Pada penelitian ini peneliti ingin
memfokusan fungsi kognitif kepada aspek atensi dan memori dengan tes yang akan
dilakukan untuk atensi menggunakan Grid exercise test dan untuk memori menggunakan
Digit span test.Setelah melakukan pretest,data diurutkan dari yang tertinggi sampai yang
terendah. Langkah selanjutnya adalah pemberian perlakuan (Treatment). Perlakuan yang
diberikan kepada siswa yaitu menggunakan permainan bola tangan. Hal ini bertujuan untuk
melihat apakah ada pengaruh dariperlakuan yang diberikan terhadap fungsi kognitif
siswa.Tahap akhir adalah melakukan tes akhir (posttest).

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data hasil tes awal (pre-test)
dan hasil tes akhir (post-test) dengan menggunakan uji statistika.Dilanjutkan dengan
penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistika yang telah dilakukan.
26

Populasi

Sampel

Pretest

Fungsi Kognitif

Digit Span
Grid Exercise
Test

Treatment
Pembelajaran Bola
Tangan

Posttest

Fungsi Kognitif

Digit Span
Grid Exercise
Test

Pengolahan dan
Anlisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.3 Alur Penelitian


27

3.5 Instrumen Penelitian


Menurut Sugiyono, (2015) “ pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka hrus ada ala ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen
penelitian”. Maka dari itu instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan
dalam fenomena alam atau sosial yang diamati. Fenomena ini disebut variabel penelitian.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan insrumen Grid Exercise Test untuk
mengukur atensi dan Digit Span Test untuk mengukur memori dalam fungsi kognitif.
Instrumen ini digunakan pada saat melakukan pretest dan posttest.

3.5.1 Grid Exercise


18 70 49 86 80 77 39 65 96 32

24 09 50 83 64 08 38 30 36 45
33 52 04 60 92 61 31 57 28 29
34 48 62 82 42 89 47 35 17 10
40 20 66 41 15 26 75 99 68 06

53 79 05 22 74 54 58 14 02 91
56 69 94 72 07 43 93 11 67 44
63 03 12 73 19 25 21 23 37 16
81 88 46 01 95 98 71 87 00 76
84 27 51 97 78 13 90 85 55 59
Tabel 3.4 Grid Exercise
(Ahmadi & Abu, 2003)

Tujuan : Untuk mengukur tingkat kosentrasi

Alat/Fasilitas : 1. Lembar kerja Grid exercise

2. Bolpoin

3. Stopwatch

Langkah-langkah dalam melakukan test ini adalah :

1. Secepat mungkin menentukan pasangan angka dan langsung dicoret dari


00, 01, 02, 03,dan seterusnya secara berurutan.
28

2. Waktu untuk tes yaitu 60 detik yang dimulai oleh penulis dengan aba-aba
“ya” dan dihentikan dengan aba-aba “waktu telah habis”.

Gambar 3.5 Contoh Pengisian Test Grid Exercise

Skor: Skor hasil tes yaitu hasil kotak angka yang berhasil didapat secara
berurutan dan tersusun dengan benar.

NO KRITERIA KATEGORI NILAI

1 21 Keatas Atensi sangat baik A

2 16 – 20 Atensi Baik B

3 15 – 10 Atnesi cukup C

4 6 – 10 Atensi kurang D

5 5 kebawah Atensi sangat kurang E

Tabel. 3.7 Penilaian Skor Grid Exercise

(Ahmadi & Abu, 2003)

3.5.2 Digit Span Test

FORWARD DIGIT-AUDIO

Item First trial √ or X Second trial √ or X Total


A 749 174

B 8521 5297

C 29683 63851

D 571946 294738

E 8159362 4192751

F 39825147 85391627

G 728546739 219735846

Forward score

Tabel 3.8 Lembar tugas Forward Digit-Audio(Ottosson & Grahn, 2005)


29

BACKWARD DIGIT-AUDIO

Item Trial one √ or X Trial two √ or X Total

A 629 415

B 3279 4968

C 15286 61843

D 539418 724856

E 8129365 4739128

F 94376258 72819653

Backwards score :

Tabel 3.6 Lembar Tugas Digits Backwards-Audio


(Ottosson & Grahn, 2005)

Total forwards and backwards

Standard score

Percentile equivalent

Tabel 3.9 Final Score


(Ottosson & Grahn, 2005)

Tujuan: Untuk mengukur tingkat memori.

Alat/ Fasilitas :

1. Lembar kerja digit span test.

2. Pulpen.

Pelaksanaan :

Untuk melakukan tes ini diperlukan sebuah lembar kerja yang memiliki
deretan angka 3 sampai 8 digit atau 3 sampai 10digit angka untuk forward dan 3
sampai 7 digit dan 3 sampai 9 digit deretan angka untuk backward. Peneliti akan
menyebutkan deretan angka kepada sampel secara bertahap tingkat kesulitannya
dengan menambahkan 1 digit angka bila naik tingkat. Untuk item test forward sampel
dituntut untuk mengucapkan ulang deretan angka tersebut dari angka depan hingga
angka belakang secara berurutan. Untuk item test backward sampel dituntut untuk
menyebutkan deretan angka dari angka belakang hingga angka depan secara
30

berurutan. Akan ada 2 kesempatan dalam 1 tingkat kesulitan dengan deretan angka
yang berbeda. Sampel dituntut untuk terus mengucapkan ulang deretan angka yang
peneliti ucapkan hingga sampel melakukan 2 kesalahan dalam 1 tingkat kesulitan. Jika
terjadi 2 kesalahan dalam satu tingkat kesulitan peneliti akan menyudahi test tersebut.
Dalam setiap tingkat kesulitan akan diberi simbol (√) jika sampel mengucapkan
deretan angka dengan benar, dan simbol (X) jika salah. Dalam test ini peneliti akan
menyebutkan deretan angka dengan cepat tetapi jelas, peneliti menggunakan nada
datar tanpa ada variasi nada yang berubah-ubah. Untuk melakukan tes ini diperlukan
satu lembar kertas yang memiliki deretan angka 3 sampai 8 digit atau 3 sampai 10
digit angka untuk forward dari 3 sampai 7 digit atau 3 sampai 9 digit deretan angka
backward. Peneliti akan melihatkan deretan angka kepada sampel secara bertahap
tingkat kesulitannya dengan menambahkan 1 digit angka bila naik tingkat. Untuk item
test forward sampel dituntut untuk menulis ulang deretan angka tersebut dari angka
depan hingga angka belakang secara berurutan. Untuk item tes backward sampel
dituntut untuk menuliskan deretan angka dari angka belakang hingga angka depan
secara berurutan.
Akan ada 2 kesempatan dalam 1 tingkat kesulitan dengan deretanangka yang
berbeda. Sampel dituntut untuk terus menuliskan ulang deretan angka yang peneliti
lihatkan hingga sampel melakukan 2 kesalahan dalam 1 tingkat kesulitan.jika terjadi
2 kesalahan dalam satu tingkat kesulitan peneliti akan menyudahi tes tersebut. Dalam
setiap kesulitan akab di beri tanda (√) jika benar, dan tanda (X) jikasalah.

Skor : Total skor akhir hasil tes adalah dengan menghitung jumlah benar dari tes
forward dan tes backward yang diberikan kepada sampel.

3.6 Program Perlakuan


Program perlakuan adalah rancangan sampel yang dilakukan oleh peneliti
selama proses penelitian. Prosedur pengolahan yang dimaksud adalah langkah
dimana guru atau pelatih mengolah sampel penelitian disamping materi yang telah
disediakan. Bentuk dari langkah-langkah tersebut adalah merancang pengolahan
sampel, apa yang harus dilakukan siswa dalam rangka menciptakan proses belajar,
sehingga meningkatkan fungsi kognitif
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan bagian terpenting dalam penelitian, karena apabila tidak ada
data, penelitian tidak akan mendapatkan hasil. Seperti yang dikatakan Sugiyono
31

(2015), dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu
kualitas instrumen, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data
dilihat ketika penulis menggunakan cara-cara yang baik dalam memperoleh data.
Terdapat beberapa cara untuk memperoleh atau mengumpulkan data seperti
interview(wawancara), kuisioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan
dari beberapa cara pengumpulan data. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan
data sikap tanggung jawab siswa menggunakan kuisioner (angket) dan memperoleh
data keterampilan bermain sepakbola siswa menggunakan cara observasi
(pengamatan)
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan hal yang tidak boleh dilupakan ketika
melakukan sebuah penelitian. Hasil penelitian akan terlihat ketika penulis sudah
menyelesaikan analisis data atau mengolah data-data yang telah didapatkan
sebelumnya melalui instrumen seperti angket dan observasi.

Penulis mengambil data di awal penelitian (pre test) dan mengambil data di
akhir penelitian (post test) setelah siswa diberikan treatment (perlakuan). Kedua
data yang diperoleh penulis akan diolah menggunakan teknik pengolahan yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Dari hasil pengambilan data yang dilakukan
peneliti, akan didapatkan jenis data yang bernama data nominal.

Dalam mengolah data, penulis menggunakan microsoft excel untuk melakukan


analisis deskriptif dari data hasil pre test dan post test pada variabel sikap tanggung
jawab dan keterampilan bermain sepakbola. Selain itu penulis melakukan pengujian
lain dengan software SPSS versi 25 sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Shapiro-Wilk


Penulis melakukan uji normalitas sebagai syarat melakukan uji
berikutnya yaitu uji hipotesis menggunakan paired sample t test. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang telah di ambil
berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas pada penelitian ini
menggunakan Shapiro-Wilk. Format pengujian dengan membandingkan
nilai signifikansi (sig.) dengan derajat kebebasan α = 0.05. maka jika nilai
32

signifikansi (sig.) > 0.05, maka data dinyatakan normal dan sebaliknya jika
nilai signifikansi (sig.) < 0.05, maka data dinyatakan tidak normal.

2. Uji Hipotesis (Paired Sample T Test)


Uji ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara varibel X terhadap
variabel Y, selain itu bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil pre
test dan post test pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan.

3. Uji Homogenitas (levene)

Penulis melakukan uji homogenitas menggunakan uji levene pada


data pre test untuk mengetahui bahwa kelompok data berasal dari populasi
yang memiliki varians sama (homogen). Selain itu, uji homogenitas juga
dilakukan pada data post test sebagai syarat untuk melakukan uji
berikutnya yaitu uji independent sample t test.

4. Uji Independent Sample T Test

Uji independent sample t test dilakukan untuk melihat perbandingan


rata-rata hasil post test siswa pada siswa laki-laki dan perempuan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Awal Penelitian
Sebelum penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian
ini, penulis akan menjelaskan awal mula penelitian ini dilakukan. Sebelum
penelitian dimulai, penulis mengamati secara langsung sampel yang akan
digunakan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.

Penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 12 Bandung dengan sampel 44


siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga (futsal, voli dan basket). Penelitian
dilaksanakan di sekolah pada jadwal estakulikuler yang sudah ada. Hasil observasi
awal sebelum penulis melakukan penelitian, penulis menemukan permasalahan
sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

2. Siswa terlihat kurang focus dalam proses pembelajaran.

Dari gambaran permasalahan di atas, penulis mencari solusi untuk mengatasi


permasalahan agar masalah tidak semakin bertambah. Solusi yang ditawarkan
penulis yaitu menerapkan model pembelajaran bola tangan untuk meningkatkan
fungsi kognitif siswa (atensi dan memori).

4.2 Hasil Penelitian Fungsi Kognitif

Pre Test Postest


JK Variabel Jumlah Jumlah N
Mean SD Min Max Mean SD Min Max
Skor Skor
Atensi 155 7,05 0,90 4 9 183 8,32 0,99 8 17 44
L
Memori 278 12,64 2,78 7 19 311 15,05 2,50 10 20 44

Atensi 157 7,14 1,58 4 14 178 8,09 1,34 8 19 44


P 326
Memori 292 13,27 2,35 8 18 14,28 2,36 11 21 44
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Atensi dan Memori Siswa

33
34

4.2 Diagram Batang Data Hasil Pre Test – Postest Siswa Laki-Laki dan Perempuan

Pre Test Jumlah Skor Post Test Jumlah Skor

311 326

278 292
183 178

155 157

Post Test Jumlah Skor


Pre Test Jumlah Skor

Atensi Atensi Memori Memori


L P L P

Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan tabel deskriptif statistik hasil fungsi
kognitif atensi dan memori pada siswa laki-laki dan perempuan. Dari hasil pre test
dan post test fungsi kognitif atensi dan memori pada tabel 4.1 menunjukan bahwa
nilai pre test – post test atensi memiliki rata-rata 7,05 dan 8,32 dan untuk memori
yaitu 12,64 dan 15,05, serta memiliki standar deviasi 0,90 dan 0,99 untuk skor
postest, nilai minimal pretest – post test atensi sebesar 4 dan 8 untuk skor data post
test, selanjutnya nilai minimal pretest – post test memori pada siswa laki-laki
sebesar 7 dan 10. Adapun hasil pre test dan post test pada nilai rata-rata atensi siswa
perempuan sebesar 7,14 dan 8,09 dan utnuk memori yaitu 13,27 dan 14, 28. Serta
nilai standar deviasi pada pretest post test atensi siswa perempuan sebesar 1,58 dan
1,34, dan untuk memori sebesar 2,35 dan 2,36. Selanjutnya Nilai minimal pre test
post test atensi pada siswa perempuan sebesear 4 dan 8, selanjutnya nilai maximal
pretest post test atensi siswa perempuan sebesar 14 dan 19. Kemudian Nilai
minimal pre test post test memori pada siswa perempuan sebesear 8 dan 11,
selanjutnya nilai maximal pretest post test memori siswa perempuan sebesar 18 dan
21.
35

4.3 Hasil Penelitian Demografi Sampel


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Demografi Sampel Penelitian

Data Mean SD Min max N


TB 1,57 0,06 1,47 1,68 44
BB 50,59 4,76 40,00 60 44
BMI 20,41 1,33 17,22 24,03 44
Usia 12,64 0,49 12 13 44

Pada tabel 4.3 demografi mengenai gambaran sampel penelitian terdapat rata-
rata usia yaitu 12,64 tahun, rata-rata tinggi badan 157 cm, selanjutnya rata-rata
berat badan 50,59 kg, dengan rerata indeks masa tubuh sebesar 20,41 ( normal ).
4.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi
normal atau tidak. Data normal merupakan syarat mutlak sebelum melakukan
analisis statistik parametrik (Uji paired sample t tes dan uji independent sample t
test). Pada penelitian ini penulis menggunakan uji kolmogorov-smirnov dan uji
shapiro-wilk pada software SPSS versi 25.
36

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan data berdistribusi normal


adalah sebagai berikut (Darajat & Abduljabar, 2014):

1. Jika nilai Sig. > 0,05, maka data berdistribusi normal.


2. Jika nilai Sig. < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal

Tabel 4.4

Uji Normalitas Data Atensi Shapiro - Wilk

Kelompok N Nilai Sig Alpha Keterangan

Pre test Atensi 44 .006 .005 Normal

Post Test Atensi 44 .012 .005 Normal

Tabel 4.5

Uji Normalitas Data Memori Shapiro - Wilk

Kelompok N Nilai Sig Alpha Keterangan

Pre test Memori 44 .252 .005 Normal

Post Test
44 .031 .005 Normal
Memori

Data pre test atensi memiliki nilai sig. sebesar 0,006>0,005 dan data post
test memiliki nilai sig. sebesar 0,012>0,005. Selanjutnya data pre test memori
memiliki nilai sig. sebesar 0,252>0,005 dan data post test memiliki nilai sig. sebesar
0,031>0,005. Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada seluruh data
atensi dan memori berdistribusi normal sehingga dapat menggunakan uji statistik
parametrik sebagai syarat uji paired sample t test.

4.5 Uji Homogenitas Atensi Siswa Laki-laki dan Perempuan


Setelah penulis membagi menjadi dua kelompok dari data pre test, penulis
melakukan uji homogenitas menggunakan uji levene pada software SPSS versi 25
untuk membuktikan bahwa kedua hasil tes dari setiap kelompok berasal dari
37

populasi yang memiliki varians sama (homogen). Darajat & Abduljabar, (2014)
menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas ini yaitu:

1. Jika nilai Sig. > 0,05, maka distribusi data homogen.


2. Jika nilai Sig. < 0,05, maka distribusi data tidak homogen.
Tabel 4.6

Uji Homogenitas Siswa Laki-laki dan Perempuan

Kelompok N Levene’s Nilai Sig Alpha Keterangan

Based on
atensi 44 5,306 .026 .005 Homogen
Mean
Based on
memori 44 .174 .678 .005 Homogen
Mean

Berdasarkan uji homogenitas pada data post test atensi siswa Laki-laki dan
perempuan yang dilakukan sebagai syarat untuk uji T independen di dapatkan nilai
sig. 0,026>0,005, sedangkan uji homogenitas pada data post test memori siswa laki-
laki dan perempuan didapatkan nilai sig. sebesar 0,678>0,005 maka dapat
disimpulkan bahwa data post test laki-laki dan perempuan dinyatakan homogen.

4.6 Uji Hipotesis Menggunakan Paired Sample T Tets


Apabila semua data penelitian berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
hipotesis penelitian untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau
ditolak. Penulis melakukan uji hipotesis menggunakan uji paired sample t test pada
software SPSS versi 25. Hipotesis penelitian yang diajukan penulis pada BAB II
adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Tedapat pengaruh yang signifikan dari proses pembelajaran bola tangan


terhadap kemampuan antensi dan memori pada fungsi kognitif siswa.

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan hipotesis


penelitian adalah sebagai berikut (Darajat & Abduljabar, 2014):
38

1. Jika nilai signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha


ditolak, artinya tidak ada perbedaan rata-rata ketika pre test dan post
test.
2. Jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya ada perbedaan rata-rata ketika pre test dan post test.

Uji ini dilakukan terhadap data atensi pre test dengan post test,
memori.
Tabel 4.7

Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Atensi dan Memori Siswa Laki-laki

Paired Samples Test


Mean SD t Sig (2-tailed)

Pair Pre test Atensi- Postest -1,114 .754 -9.80


Atensi .000

Pre test Memori- -1,977 1.089 12.046


Postest Memori .000

Dari analisis data atensi siswa di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,005. Sedangkan dari analisis data memori siswa di atas,
diketahui nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,005. Maka dari itu H0 ditolak dan
Ha diterima, artinya bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap atensi dan memroi siswa laki-laki.

Tabel 4.8

Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Atensi dan Memori Siswa Perempuan

Paired Samples Test


Mean SD t Sig (2-tailed)

Pair Pre test Atensi- Postest -1,114 .114 -9.80


Atensi .000

Pre test Memori- -1,977 .164 12.046


Postest Memori .000

Dari analisis data atensi siswa di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000 < 0,005. Sedangkan dari analisis data memori siswa di atas, diketahui
39

nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,005. maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
atensi dan memori siswa perempuan.

4.7 Uji Independent Sample T test


Setelah kita ketahui bahwa data atensi dan memori dalam penelitian ini
berdistribusi normal dan homogen, maka penulis dapat melakukan uji independent
sample t test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-
rata dari hasil post test pada siswa laki-laki dan perempuan.

Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan yaitu menurut (Darajat &


Abduljabar, 2014) sebagai berikut:

1. Jika nilai Sig. (2 Tailed) > 0,025, maka tidak terdapat perbadaan rata-
rata yang signifikan.
2. Jika nilai Sig. (2 Tailed) < 0,025, maka terdapat perbedaan rata-rata
yang signifikan.

4.9 Uji Independent Sample T Test Atensi Siswa Laki-laki dan Perempuan

Independent Samples Test

t Sig. (2-Tailed)

Post test Atensi Equal Variance .638 .527

Berdasarkan uji di atas untuk data atensi siswa laki-laki dan perempuan,
dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,527>0,025, hal ini dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara atensi siswa putra dan putri
setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran bola tangan.

Tabel 4.10

Uji Independent Sample T Test Memori Siswa Laki-laki dan Perempuan

Paired Samples Test

t Sig. (2-Tailed)

Post test Memori Equal Variance .310 .758


40

Berdasarkan uji di atas untuk data memori siswa putra dan putri, dapat diketahui
bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,758>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak
ada perbedaan rata-rata antara memori siswa laki-laki dan perempuan setelah
diberikan perlakuan berupa pembelajaran bola tangan. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran bola tangan yang diberikan kepada siswa
laki-laki dan perempuan memiliki pengaruh yang sama terhadap fungsi kognitif
atensi dan memori.

4.8 Diskusi Penemuan


Dilihat dari temuan penulis setelah melakukan pengolahan data menggunakan
uji paired sample t test, dari tabel 4.7 dinyatakan bahwa memiliki nilai signifikansi
(2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya
pembelajaran permainan bola tangan dinyatakan memiliki pengaruh yang
signifinikan tehadap atensi siswa. Selain itu, dari tabel 4.8 diketahui bahwa nilai
signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran permainan bola tangan dinyatakan memiliki pengaruh yang
signifinikan terhadap memori siswa.

Selanjutnya pengolahan data uji independent sample t test pada tabel 4.11
diketahui data atensi siswa laki-laki dan perempuan memiliki nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,527>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
antara atensi siswa putra dan putri setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran
bola tangan. Begitupun pada tabel 4.12 dinyatakan bahwa nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,758>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata
antara memori siswa laki-laki dan perempuan setelah diberikan perlakuan berupa
pembelajaran bola tangan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran bola tangan yang diberikan kepada siswa laki-laki dan perempuan
memiliki pengaruh yang sama terhadap fungsi kognitif atensi dan memori.

Dalam meningkatkan kemampuan fungsi kognitif pada siswa, proses


pemebeajaran bola tangan dapat menjadi salah satu treatment yang dapat digunakan.
Hal ini diperkuat oleh (Situmorang & Widyatuti, 2020) yang menyatakan bahwa
aktivitas kelompok berupa latihan handball mampu meningkatkan kognitif klien.
Pendapat ini sejalan dengan yang di ungkapan oleh (Nopianto et al., 2021) “Handball
41

training can improve cognitive abilities” bola tangan memiliki pengaruh terhadap
kemampuan kognitif.

Pendapat lainnya menurut (Wei & Ji, 2014) “Handball training program mainly
includes hand movement and eye movement practice which can improve participants’
cognitive function by stimulating hand meridians in the movement practices and
strength exercises. Eye movement practice can promote interactions of the cerebral
hemispheres and activations of contra lateral hemisphere and thus improve visual
processing ability. In conclusion, handball training improved cognitive function in
older adults”. Artinya Program latihan bola tangan yang meliputi latihan gerak tangan
dan gerak mata dapat meningkatkan fungsi kognitif peserta dengan cara merangsang
meridian tangan dalam latihan gerak dan latihan kekuatan. Latihan gerakan mata dapat
meningkatkan interaksi hemisfer serebral dan aktivasi hemisfer kontra lateral dan
dengan demikian meningkatkan kemampuan pemrosesan visual. Kesimpulannya,
pelatihan pada permainan bola tangan dapat meningkatkan fungsi kognitif terutama
pada orang dewasa atau yang lebih tua.

Dengan demikian maka penelitian yang penulis lakukan dan hasil temuan yang
didapatkan relevan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh (Situmorang & Widyatuti, 2020), (Wei & Ji, 2014) dan
(Nopianto et al., 2021) yang menyimpulkan bahwa pelatihan bola tangan dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatkan fungsi kognitif.

Perlu diketahui bahwa fungsi kognitif dapat membawa keberhasilan anak didik
dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Menurut Nehlig, (2010) berpendapat bahwa
aktivitas dalam pembelajaran melibatkan proses mengingat, berpikir atau bahkan
menentukan suatu keputusan. Hal tersebut harus dikelola dengan baik oleh otak yang
disebut dengan proses fungsi koginitif. Maka dari itu penulis memberikan treatment
pembelajaran bola tangan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada siswa SMPN 12
Bandung, Karena dengan pembelajaran bola tangan siswa dapat meningkatkan
kemampuan fungsi kognitifnya.

Dari paparan di atas penulis harap dapat memberikan gambaran bagi para dosen
maupun mahasiswanya sendiri bahwa pembelajaran bola tangan berpengaruh terhadap
fungsi kognitif atensi dan memori.
42

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis dapat
menyimpulkan Ho = Ditolak, maka dari itu peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap fungsi kognitif melalui
pembelajaran boa tangan pada siswa SMPN 12 Bandung.

5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka karya tulis ini
diharapkan dapat bermanfaat. Implikasi yang dapat digunakan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai suatu acuan penegasan untuk pemerintah pusat


bahwa guru PJOK harus menggunakan model pembelajaran yang tepat
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
2. Penggunaan pembelajaran bola tangan dapat dipertimbangkan oleh guru
PJOK ketika proses pembelajaran.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulis
selanjutnya yang akan melakukan penelitian.
4. Hasil penelitian dan kelemahan dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai
acuan untuk lebih meningkatkan kualitas hasil penelitian.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Ketika melakukan penelitian, penulis menyadari bahwa terdapat kelemahan
dalam penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Terbatasnya sarana dan prasarana sehingga memerlukan waktu yang


relatif lama.
2. Penulis hanya menggunakan 44 siswa untuk dijadikan sampel
3. Kekurangan observer pada saat melakukan observasi mengenai atensi
dan memori pada siswa dalam proses pembelajaran.

5.4 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis memberikan saran
dalam pemberian treatment dalam peningkatkan fungsi kognitif pada siswa untuk
43

lebih diperhatikan pada sarana dan prasarana serta modifikasi alat yang sesuai,
sehingga dapat lebih maksimal dalam proses pelaksanaan terhadap hasil yang
diinginkan.
44

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, & Abu. (2003). Psikologi Umum. PT. Rineka Cipta.


Ambardini, R. L. (2009). Pendidikan Jasmani Dan Prestasi Akademik : Tinjauan
Neurosains. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 6(April), 46–52.
Bandi, U. (2011). Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas Bermain Dalam
Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 8(1), 1–9.
Banerjee, K., & Jayasankara Reddy, K. (2016). Sports and Cognitive Functioning
among College Football and Basketball Players *Corresponding Author.
November.
Boletimi, R. O., Kembuan, M. A. H. N., & Pertiwi, J. M. (2021). Gambaran
Fungsi Kognitif Pasien Pasca Stroke. Medical Scope Journal, 2(2), 66–72.
https://doi.org/10.35790/msj.2.2.2021.32546
Carmen, M., Tortosa-Marti´nez, J., Helena, V., Carmen, F., & Platen, P. (2013).
PERFORMANCE FACTORS IN WOMEN’S TEAM
HANDBALL:PHYSICAL AND PHYSIOLOGICAL ASPECTS—A
REVIEW. Journal of Strength and Conditioning Research, 3, 443–450.
Darajat, D., & Abduljabar, B. (2014). APLIKASI STATISTIKA DALAM PENJAS.
CV. Bintang Warliartika.
Haris, I. N. (2018). Model pembelajaran peer teaching dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Biormatika: Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, 4(1), 1–8.
www.ejournal.unsub.ac.id/index.php/FKIP/article/download/191/170
Hermansah, B. (2018). Sosialisasi Dan Latihan Teknik Dasar Olahraga Bola
Tangan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (Lpka) Kelas I Pakjo
Palembang. Wahana Didaktika : Jurnal Ilmu Kependidikan, 16(2), 185.
https://doi.org/10.31851/wahanadidaktika.v16i2.2112
Johansson, M. (2015). Cognitive Impairment and Its Consequences in Everyday
Life. In Neurology (Vol. 9, Issue 2).
Kurniawati, N., Sativani, Z., & Pambudi, R. A. (2015). Pelayanan Fisioterapi:
Penyuluhan Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Peningkatan Fungsi Kognitif
dan Pelatihan Kepada Guru Tentang Latihan Aktivitas Fisik Pada Siswa di
45

SDN Kadubale II Desa Kadubale Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang.


Syria Studies, 7(1), 37–72.
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/li
nk/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~re
ynal/Civil wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-
asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625
Lezak, M., Howieson, D. B., Bigler, E. D., & Tranel, D. (2012). Leader of the
Pack - Neuropsychological Assessment, 5 th Edition , Muriel Lezak, Diane
B. Howieson, Erin D. Bigler, & Daniel Tranel. 2012. New York: Oxford
University Press, 1161 pp., $125.00 (HB). Journal of the International
Neuropsychological Society, 19(4), 488–489.
https://doi.org/10.1017/s1355617713000337
Nehlig, A. (2010). Is caffeine a cognitive enhancer? Journal of Alzheimer’s
Disease, 20(SUPPL.1). https://doi.org/10.3233/JAD-2010-091315
Nopianto, W., Setiakarnawijaya, Y., Widiastuti, Daryono, & Lanos, M. E. C.
(2021). Shooting skills training needs analysis in handball game for young
athlete. International Journal of Human Movement and Sports Sciences,
9(3), 554–559. https://doi.org/10.13189/saj.2021.090322
Ottosson, J., & Grahn, P. (2005). A comparison of leisure time spent in a garden
with leisure time spent indoors: On measures of restoration in residents in
geriatric care. Landscape Research, 30(1), 23–55.
https://doi.org/10.1080/0142639042000324758
Pane, A., & Darwis Dasopang, M. (2017). Belajar Dan Pembelajaran.
FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
Perdana, H. S., & Andun, S. (2019). Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 07 No 02 ,
Edisi Juli 2019 hal 331 - 352. Jurnal Kesehatan Olahraga, 07, 331–352.
Policastro, F., Accardo, A., Marcovich, R., Pelamatti, G., & Zoia, S. (2018).
Relation between Motor and Cognitive Skills in Italian Basketball Players
Aged between 7 and 10 Years Old. Sports, 6(3), 80.
https://doi.org/10.3390/sports6030080
Ramadan, G. (2018). Pengembangan Model Latihan Passing Dalam Permainan
46

Bola Tangan. JOSSAE : Journal of Sport Science and Education, 3(1), 1.


https://doi.org/10.26740/jossae.v3n1.p1-6
Rohmawati, A. (2015). Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Usia Dini,
9(1), 15–32.
Situmorang, S. U. N., & Widyatuti, W. (2020). Asuhan Keperawatan pada Lansia
dengan Kerusakan Memori melalui Intervensi Latihan Handball. Jurnal Ners
Widya Husada, 6(2), 41–48.
http://www.stikeswh.ac.id:8082/journal/index.php/jners/article/view/347
Stella, N. Y., Peacock, J. B., & Chuan, T. K. (2013). Investigating the Cognitive
Contribution to Basketball Behavior and Performance. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 97, 715–722.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.292
Sugianto, L., & Iyakrus, I. (2019). Latihan Medicine Ball Pull-Over Pass
Terhadap Hasil Shooting Atlet Putra Bola Tangan. Altius : Jurnal Ilmu
Olahraga Dan Kesehatan, 7(1). https://doi.org/10.36706/altius.v7i1.8118
Sugiyono. (2015). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Alfa Beta Bandung.
Suryadi, O. R., Maulana, F., & Saputri, H. (2021). Pengaruh Permainan Target
Terhadap Akurasi Shooting Pada Permainan Futsal dalam ektrakurikuler
SMAN 2 Kota Sukabumi. Riyadhoh : Jurnal Pendidikan Olahraga, 4(1), 88.
https://doi.org/10.31602/rjpo.v4i1.4228
Susanti, W., Triansyah, A., & Haetami, M. (2015). Peluang Goal Shooting Teknik
Flying Shot Dan Standing. 1–9.
Susanto, E. (2004). Diktat Pembelajaran Dasar Gerak Bolatangan. Tersedia: Staff.
Uny. Ac. Id/Dosen/e Rnawan-Susanto-Mpd.[24 Februari 2017], 1–97.
Susanto, E. (2017). Pengembangan tes keterampilan dasar olahraga bola tangan
bagi mahasiswa. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, 21(1), 116–
125. https://doi.org/10.21831/pep.v21i1.15784
Theresa, R. M., & Trihandini, I. (2013). Hubungan Antara Fungsi Kognitif
dengan Tingkat Kemandirian dan Kualitas Hidup Warga Usia Lanjut. Bina
Widya, 24(3), 139–144.
Vaynman, S., & Gomez-Pinilla, F. (2005). License to run: Exercise impacts
functional plasticity in the intact and injured central nervous system by using
47

neurotrophins. Neurorehabilitation and Neural Repair, 19(4), 283–295.


https://doi.org/10.1177/1545968305280753
Wahyuni, A., & Nisa, K. (2016). Pengaruh Aktivitas dan Latihan Fisik terhadap
Fungsi Kognitif pada Penderita Demensia. Majority, 5(4), 12–16.
Wei, X. hong, & Ji, L. li. (2014). Effect of handball training on cognitive ability in
elderly with mild cognitive impairment. Neuroscience Letters, 566, 98–101.
https://doi.org/10.1016/j.neulet.2014.02.035
48

Lampiran 1 Panduan Penelitian Skripsi

PENGARUH PEMBELAJARAN BOLA TANGAN


TERHADAP ATENSI DAN MEMORI
STUDI ESKPERIMEN PADA SISWA SMPN 12 BANDUNG
(SKRIPSI)

Diajukan ntuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan


Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

oleh

Mochamad Arifin Satya Nugraha


NIM 1706075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
49

LEMBAR PENGESAHAN
PANDUAN PENELITIAN SKRIPSI DI SMPN 12 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2022-2023

Menyetujui:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dra. Hj. Oom Rohmah, M.Pd Dr. Jajat Darajat KN, M.Kes. AIFO
NIP.
NIP.
50

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga panduan penelitian skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran
Bola Tangan Terhadap Fungsi Kognitif ” ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Panduan penelitian ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian di
SMPN 12 Bandung agar proses penelitian dapat berjalan dengan baik dan
maksimal.
Panduan penelitian yang penulis buat berisikan lembar test penilaian fungsi
kognitif, jadwal kegiatan, langkah-langkah perlakuan yang akan diberikan, dan lain
sebagainya. Dengan izin Allah Subhaanahu wa ta'aala, penulis dapat melewati
berbagai rintangan dalam pembuatan panduan penelitian ini. Tak lupa doa tak henti
hentinya dari orang tua dan kawan seperjuangan, serta bimbingan dari Ibu Dra. Hj.
Oom Rohmah, M.Pd. dan Bapak Dr. Jajat Darajat KN, M.Kes. AIFO MPd. sebagai
dosen pembimbing skripsi sehingga penulis dapat melewati berbagai rintangan
yang dihadapi.

Bandung 15 April, 2022

Penulis

Mochamad Arifin Satya Nugraha


NIM.1706075
51

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
1.1 Jadwal Perlakuan ......................................................................... 1
1.2 Lembar Pretest-Posttest Grid Exercise ...................................... 4
1.3 Lembar Pretest-Posttest Digit Span Test ................................... 5
1.4 Langkah-Langkah Program Perlakuan ..................................... 7
52

1 Jadwal Perlakuan

Penelitian dilakukan sebanyak 14 kali pertemuan dengan melakukan tes awal


(pretest) kemudian diberikan perlakuan (treatment) 12 kali pertemuan dengan lalu
dilakukan tes akhir posttest. (Suryadi et al., 2021).

Tabel 1.1 Jadwal Perlakuan


Pertemuan Kegiatan Deskripsi
1 Melakukan tes awal kepada Sebagai acuan
sampel dengan menggunakan penilaian awal
lembar test grid exercise dan sebelum
digit span test diberikan perlakuan
untuk dibandingkan.

2-4 - Menyampaikan tujuan •Meningkatkan


dalam pembelajaran dalam keterampilan dan
permainan bola tangan. pemahaman siswa dalam
- Penyampaian informasi melakukan proses
dalam pembelajaran pembelajaran bola tangan.
permainan bola tangan. •Meningkatkan konsentrasi
- Pembagian kedalam
siswa dalam sebuah
kelompok yang berjumlah
permainan yang diberikan.
4-5 orang atau sebagainya
untuk proses belajar dalam
permainan bola tangan.
- Membimbing kelompok
ketika bekerja dan
belajar permainan bola
tangan.
- Evaluasi serta menanyakan
mengenai pemahaman
siswa dari pembelajaran
yang diberikan .
53

5-7 - Menyampaikan tujuan •Meningkatkan


dalam pembelajaran dalam keterampilan dan
permainan bola tangan. pemahaman siswa dalam
- Penyampaian informasi melakukan proses
dalam pembelajaran pembelajaran bola tangan.
permainan bola tangan. •Meningkatkan konsentrasi
- Pembagian kedalam
siswa dalam sebuah
kelompok yang berjumlah
permainan yang diberikan.
4-5 orang atau sebagainya
untuk proses belajar dalam
permainan bola tangan.
- Membimbing kelompok
ketika bekerja dan
belajar permainan bola
tangan.
- Evaluasi serta menanyakan
mengenai pemahaman
siswa dari pembelajaran
yang diberikan .

8-10 - Menyampaikan tujuan •Meningkatkan


dalam pembelajaran dalam keterampilan dan
permainan bola tangan. pemahaman siswa dalam
- Penyampaian informasi melakukan proses
dalam pembelajaran pembelajaran bola tangan.
permainan bola tangan. •Meningkatkan konsentrasi
- Pembagian kedalam
siswa dalam sebuah
kelompok yang berjumlah
permainan yang diberikan.
4-5 orang atau sebagainya
untuk proses belajar dalam
permainan bola tangan.
54

- Membimbing kelompok

ketika bekerja dan belajar


permainan bola tangan.
- Evaluasi serta menanyakan
mengenai pemahaman siswa
dari pembelajaran yang
diberikan .

11-13 - Menyampaikan tujuan •Meningkatkan


dalam pembelajaran dalam keterampilan dan
permainan bola tangan. pemahaman siswa dalam
- Penyampaian informasi melakukan proses
dalam pembelajaran pembelajaran bola tangan.
permainan bola tangan. •Meningkatkan konsentrasi
- Pembagian kedalam
siswa dalam sebuah
kelompok yang berjumlah
permainan yang diberikan.
4-5 orang atau sebagainya
untuk proses belajar dalam
permainan bola tangan.
- Membimbing kelompok
ketika bekerja dan
belajar permainan bola
tangan.
- Evaluasi serta menanyakan
mengenai pemahaman
siswa dari pembelajaran
yang diberikan .
55

14 - Melakukan tes awal kepada Mengetahui hasil dari


sampel dengan menggunakan perlakuan yang diberikan
terhadap fungsi kognitif

- lembar test grid exercise dan siswa sekaligus sebagai


digit span test pembanding dari hasil pretest
yang dilakukan di awal
pertemuan.

1.2 Lembar Pre-test Pos-test Grid Exercise Nama:


Umur:
Kelas:
Tata Cara Pengisian lembar test:
1. Secepat mungkin menentukan pasangan angka dan langsung dicoret dari 00,
01, 02, 03,dan seterusnya secara berurutan.
2. Waktu untuk tes yaitu 60 detik yang dimulai oleh penulis dengan aba-aba
“ya” dan dihentikan dengan aba-aba “waktu telah habis”.
Tabel 1.2 lembar test Grid Exercise
18 70 49 86 80 77 39 65 96 32

24 09 50 83 64 08 38 30 36 45

33 52 04 60 92 61 31 57 28 29

34 48 62 82 42 89 47 35 17 10

40 20 66 41 15 26 75 99 68 06

53 79 05 22 74 54 58 14 02 91

56 69 94 72 07 43 93 11 67 44

63 03 12 73 19 25 21 23 37 16

81 88 46 01 95 98 71 87 00 76

84 27 51 97 78 13 90 85 55 59

Tabel 1.3 Indikator Penilaian Grid Exercise


NO KRITERIA KATEGORI NILAI

1 21 Keatas Atensi sangat baik A


56

2 16 – 20 Atensi Baik B

3 15 – 10 Atnesi cukup C

4 6 – 10 Atensi kurang D

5 5 kebawah Atensi sangat kurang E

1.3 Lembar Pre-test Pos-test Digit Span Test


Tabel 1.4 lembar test Forward Digit-Audio
Item First trial √ or X Second trial √ or X Total

A 749 174

B 8521 5297

C 29683 63851

D 571946 294738

E 8159362 4192751

F 39825147 85391627

G 728546739 219735846

Forward score

Tabel 1.4 lembar test Backward Digit-Audio


Item Trial one √ or X Trial two √ or X Total

A 629 415

B 3279 4968

C 15286 61843

D 539418 724856

E 8129365 4739128

F 94376258 72819653

Backwards score :

Tabel 1.5 Final Score


Total forwards and backwards

Standard score

Percentile equivalent
57

Tabel 1.6 Standart Score For Digit Memory


Table 1 : Estimated standart scores for digit memory performances from sis year to adult

Age 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Adult

Raw score 74 57 60 56 54 55 50 48 52 52 51 50

5 79 63 65 61 59 59 55 53 55 56 55 54

6 85 69 70 66 64 64 59 57 60 60 59 51

7 90 75 75 71 69 68 64 61 64 64 63 61

8 96 81 80 76 74 73 68 66 68 68 66 64

9 101 87 85 81 79 77 73 70 72 72 70 68

10 106 93 90 86 85 82 77 74 76 75 74 71

11 112 99 95 91 90 86 81 78 80 79 78 75

12 117 105 100 96 95 91 86 83 84 83 82 79

13 123 111 105 101 100 95 90 87 88 87 86 82

14 128 117 110 106 105 100 95 91 92 91 89 86

15 134 123 115 111 110 105 99 96 96 95 93 89

16 139 129 120 116 115 109 104 100 100 98 97 93

17 144 135 125 121 121 114 108 104 104 102 101 96

18 150 141 130 126 126 118 112 109 108 106 105 100

19 155 147 135 131 131 123 117 113 112 110 108 104

20 161 153 140 136 136 127 121 117 116 114 112 107

21 145 141 141 132 126 122 120 118 116 111

22 150 146 146 136 130 126 124 121 120 114

23 155 151 152 141 134 130 128 15 124 118

24 159 156 157 145 139 134 132 129 127 121

25 150 143 139 136 133 131 125

26 159 148 143 140 137 135 129


58

27 159 152 147 144 141 139 132

28 163 157 152 148 144 143 136

29 156 152 148 147 139

30 160 156 152 150 143

31 160 156 154 146

32 164 160 158 150

33 154

34 157

35 161

36 164

1.4 Langkah-langkah Program Perlakuan


Pertemuan Ke-1 (pre-test)
Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
• Salam pembuka dan berdo’a. • Siswa berbaris di lapangan
• Melakukan absensi kehadiran dengan membawa alat tulis (
siswa. pensil/bolpoin)
• Pelaksanaan test dengan lembar • Siswa mengisi lembar test
test digit span test dan grid yang sudah disediakan.
exercise test, serta penyampaian • Untuk test digit span test
tujuan dari test yang dilakukan. siswa dipanggil satu-persatu
untuk melakukan test dengan
menyebutkan ulang angka
yang diberikan secara
berurutan.

Pertemuan Ke-2 s/d 4


Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
• Salam pembuka dan berdo’a. • Pass and Run
• Melakukan absensi kehadiran
siswa.
• Guru menyampaikan tujuan
59

• dari passing dalam permainan

bola tangan.
Guru memberikan informasi
kepada siswa berupa contoh
keterampilan yang harus
dipelajari, atau guru
mempersilahkan siswa untuk : Siswa yang menguasai bola
membaca bahan ajar yang : : Siswa yang tidak menguasai
tersedia. bola
• : Bola tangan
Guru membagi siswa
kedalam 2 kelompok. Siswa : Cones
melaksanakan pemasanan • Siswa yang menguasai bola
• melalui permainan. Siswa diperintahkan untuk
diberi kebebasan dalam melakukan passing dengan
melaksanakan kegiatan belajar rekan kelompoknya dan
• passing melalui permainan jangan sampai kelompok
3vs2 atau 5vs2. lawan mencuri bola yang
Dalam belajarnya, Guru sedang di kuasai.
membarengi dan mengawasi • Siswa melakukan passing
setiap kelompok dalam bola kepada pasangannya
melakukan kegiatan belajar. yang meminta bola di area
• Guru melakukan evaluasi yang sudah di sediakan
dengan memberikan penjelasan dengan cones sebagai
untuk memperbaiki batasnya.
keterampilan passing • Setelah siswa melakukan
yang passing, siswa bergerak
dilakukan siswa membuka ruang dengan
• melakukan lari pelan untuk
dapat memudahkan teman
yang mengusai bola
mengoperkan bolanya.
• setiap orang tidak
diperbolehkan untuk
melakukan dribling dalam
permainan ini.
• Permainan dinyatakan
selesai apabila kelompok
lawan dapat
60

merebut bola tersebut, dan


yang gagal melakukan
passing berganti posisi

menjadi tim yang tidak


menguasai bola.

• Passing Group

: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
• Permainan berikutnya yaitu,
siswa bermain 3 lawan 3
dengan tujuan permainan
yaitu menjatuhkan cones
yang berada di area regu
lawan.
• Sebelum menjatuhkan
cones, setiap regu harus
melakukan passing
sebanyak 5 kali dan setiap
orang hanyak
diperbolehkan melakukan
dribling sebanyak 2 kali
setelah menerima bola.

Pertemuan Ke 5 s/d 7
Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
61

• Salam pembuka dan berdo’a. • Siswa melakukan


peregangan individu.
• Melakukan absensi kehadiran
siswa.
Guru menyampaikan tujuan
• dari passing dan support dalam
permainan bola tangan.
Guru memberikan informasi
kepada siswa berupa contoh
• Gladiator Support
• keterampilan yang harus
dipelajari, atau guru
mempersilahkan siswa untuk
membaca bahan ajar yang
tersedia.
Guru membagi siswa kedalam
2 kelompok.
Siswa melaksanakan pemasanan
melalui permainan.
Siswa diberi kebebasan dalam : Siswa tim A
melaksanakan kegiatan belajar
• passing dan support melalui : Siswa tim B
permainan 3vs2 atau 5vs2 dan : Bola tangan
sebagainnya.
• Dalam belajarnya, guru : Cones
membarengi dan mengawasi • Siswa yang berada di dalam
setiap kelompok dalam lapangan harus dapat
• melakukan kegiatan belajar.
memasukkan bola ke dalam
Guru melakukan evaluasi gawang lawan dengan
dengan memberikan penjelasan menjatuhkan cones.
untuk memperbaiki • Siswa yang berada di
keterampilan passing yang pinggir harus membantu
dilakukan siswa temannya yang sedang
kesulitan menguasai bola di
• dalam lapangan.
• Ketika siswa yang berada di
pinggir lapangan menguasai
bola, maka tidak boleh di
rebut.


62

• Handball
Game

: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones

• Permainan dibagi kedalam 2


kelompok
• Regu mendapatkan skor ketika
dapat mengoper bola sebanyak 5
kali kepada teman-teman
seregunya tanpa bola jatuh ke
tanah dan tanpa bola disentuh
oleh lawan.

Pertemuan Ke-8 s/d 10


Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
• Salam pembuka dan berdo’a. • Siswa melaksanakan
• Melakukan absensi kehadiran peregengan dengan dipimpin
siswa. oleh guru.
• Guru menyampaikan tujuan • Himpunan
dari passing dan support dalam
permainan bola tangan. 1 3
• Guru memberikan informasi
kepada siswa berupa contoh
keterampilan yang harus
dipelajari, atau guru 2 4
63

• mempersilahkan siswa untuk : Siswa tim A


membaca bahan : Siswa tim B
ajar yang tersedia.
• : Bola tangan
Guru membagi siswa kedalam 2
kelompok. : Cones
Siswa melaksanakan pemasanan • Semua siswa menguasai
• melalui permainan. bola, sebelum aba-aba dari
Siswa diberi kebebasan dalam guru terdengar, semua siswa
melaksanakan kegiatan belajar melakukan dribling pelam,
passing dan support melalui saling melewati, dan jangan
permainan 3vs2 atau 5vs2 dan sampai teabrakan dengan
sebagainnya. temannya.
Dalam belajarnya, guru • Ketika ada aba-aba berupa
• membarengi dan mengawasi angka seperti 1, 2, 3, 4 dan
setiap kelompok dalam seterusnya, maka siswa
melakukan kegiatan belajar. harus berkumpul sesuai
Guru melakukan evaluasi dengan angka yang
dengan memberikan penjelasan disebutkan guru.
untuk memperbaiki keterampilan
• passing yang dilakukan siswa
• 2 lawan 2

: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
• Setiap regu terdiri
64

dari 2 orang yang mula-mula


berdiri di ujung area lapagan.
• Ketika guru
memberikan bola ke tengah, maka
dua orang dari setiap regu harus
menguasai bola dan
membolehkan saling mengoper bola
dengan teman regunya. Setiap regu
mendapatkan skor dengan cara
memasukan bola ke salah satu
gawang yang berada di area lawan.

Pertemuan Ke-11s/d 13
Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti
65

• Salam pembuka dan berdo’a. • Siswa melakukan streching


• Melakukan absensi kehadiran individual
siswa. • Tag game
• Guru menyampaikan tujuan
heading dan shooting serta
memotivasi siswa untuk giat
dalam belajarnya.
• Guru menyampaikan
informasi dengan memberikan
contoh keterampilan heading dan
shooting kepada siswa. Atau
guru mempersilahkan siswa : Siswa tim A
untuk membaca bahan ajar.
: Siswa tim B
• Guru membagi siswa kedalam
kelompok yang berjumlah 4-5 : Bola tangan
orang. Di dalam kelompok
: Cones
terdapat satu siswa yang
memiliki kemampuan heading
• Terdapat dua kelompok yang
saling membelakangi dengan
posisi duduk dengan jarak
kurang lebih 1 meter.
• Ketika guru berkata A, siswa
66

• dan shooting dengan baik. regu B harus berlari


mengerjar regu A dengan
Siswa melaksanakan pemanasan cara menyentuh anggota
dalam bentuk permainan. badannya.
• Siswa dinyatakan kalah
apabila regu yang mengejar
tidak dapat menyetuh regu
pelari, dan sebaliknya regu
pelari dinyatakan kalah
apabila tersentuh oleh regu
yang mengejar anggota
badan pelari.
• 5 vs 5

: Siswa tim A
: Siswa tim B
: Bola tangan
: Cones
• Setiap regu terdiri dari 4
orang yang mula-mula
berdiri di ujung area
permainan.
• Ketika guru memberikan
bola ke tengah, maka
keempat orang dari setiap
regu harus menguasai bola
dan membolehkan saling
67

mengoper bola dengan teman


regunya.
• Setiap siswa hanya diperbolehkan
menyentuh bola sebanyak 3
sentuhan.
• Setiap regu mendapatkan skor
ketika berhasil memasukkan bola
ke dalam gawang yang berada di
area lawan.
• Sebelum salah satu regu
memasukkan bola ke dalam
gawang, setiap regu harus
melakukan passing sebanyak

Pertemuan Ke-14 Posttest


Tahap-Tahap Model Pembelajaran Bentuk Kegiatan Inti

• Salam pembuka dan berdo’a. • Siswa berbaris di lapangan dengan


• Melakukan absensi kehadiran siswa. membawa alat tulis (
• Pelaksanaan test dengan lembar test pensil/bolpoin)
digit span test dan grid exercise test, • Siswa mengisi lembar test yang
serta penyampaian tujuan dari test sudah disediakan.
yang dilakukan. • Untuk test digit span test siswa
dipanggil satu-persatu untuk
melakukan test dengan
menyebutkan ulang angka yang
diberikan secara berurutan.
68

4.2 Uji Normalitas data Atensi

4.3 Uji Normalitas data Memori

4.5 Uji Homogenitas Memori Siswa Putra dan Putri


69

4.6 Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Atensi Siswa

4.7 Uji Paired sample t test Pembelajaran Bola Tangan terhadap Memori Siswa

Dari analisis data memori siswa di atas, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar
0,000<0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bola tangan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap memori siswa.

4.8 Uji Independent sample t test atensi siswa putra dan putri

Berdasarkan uji di atas untuk data atensi siswa putra dan putri, dapat diketahui bahwa nilai sig. (2-
tailed) sebesar 0,527>0,005, hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara atensi
siswa putra dan putri setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran bola tangan.

4.9 Uji Independent sample t test memori siswa putra dan putri
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
i

Anda mungkin juga menyukai