Cici Rusmaida
Email: crusmaida@gmail.com
ABSTRAK
baik dalam struktur ataupun fungsi tubuh yang lebih rinci dalam kegiatan proses pematangan.
Perkembangan pada hakikatnya juga menyangkut kepada proses pematangan dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ, dan juga sistem organ yang berkembang sesuai dengan
Setiap perkembangan yang terjadi memiliki perilaku serta karakteristik yang berbeda,
resiko, dan individu yang disertai dengan peran kematangan dan juga peran belajar.1 Perlu kita
ketahui bahwa perkembangan harus disikapi secara kritis karena jika kita sikapi secara biasa,
maka akan terjadinya penurunan dalam perkembangan. Terlebih lagi jika perkembangan masuk
ke dalam fase anak-anak, maka dibutuhkan tanggung jawab penuh oleh seseorang yang dapat
bertanggung jawab dan memahami bagaimana perkembangan dapat meningkatkan sesuai dengan
Ketika perkembangan telah masuk kepada fase anak-anak maka dibutuhkan peran
seseorang dalam tahap mengelola perkembangan agar pada tahap tersebut tidak mengganggu
perkembangan pada fase selanjutnya. Sehingga pada fase anak-anak memerlukan seorang
pendidik yang dapat memahami secara penuh bagaimana kognitif dan motorik anak tersebut
Peran pendidik menjadi salah satu penentu besar perkembangan, khususnya dalam
kegiatan pembelajaran. Pendidik dituntut harus memiliki metode pembelajaran yang baik serta
sesuai dengan tingkatan. Karena metode pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal
1
Dr. Masganti Sit, M.Ag. Perkembangan Peserta Didik (Perdana Publishing:Medan, 2012). Hal. 3-4
yang dapat mempengaruhi bagaimana pembelajaran siswa. Dengan metode pembelajaran yang
Untuk hal ini salah satu metode pembelajaran yang dapat menarik keefektifan belajar
dalam meningkatkan serta mengevaluasi perkembangan ialah melalui metode game based
learning.
pengalaman belajar yang dapat mudah diingat. Karena pada zaman generasi Z anak-anak lebih
menyukai sesuatu yang kreatif serta praktis dan juga menyenangkan dalam berbagai aktivitas.
Sehingga penggunaan game based learning sangat cocok diterapkan oleh seorang pendidik
Dalam jurnal yang penulis susun, akan membahas mengenai bagaimana peran game
based learning dalam mengetahui berbagai aspek perkembangan. Khususnya ditingkat sekolah
KAJIAN TEORI
beberapa tahapan. Tahapan tersebut disampaikan oleh Lester D. Crow dalam bukunya yang
berjudul human development and learning yang menuliskan bahwa ada tiga fase perkembangan
yang terjadi yaitu childhood, maturity, dan Adulthood.3 Fase anak-anak disebut childhood.
Childhood merupakan masa yang dimulai pada usia 2 tahun sampai usia pubertas. Pada masa ini
terjadinya perubahan dalam pertumbuhan dan juga perkembangan kognitif dan motorik.
2
Ririn Oktavia, Game Based Learning (GBL) Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau. Hal. 1
3
Zulkifli. Psikologi Perkembangan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) Hal. 5
Untuk pada fase perkembangan kognitif anak usia sekolah berada di tahap concrete
operasional artinya anak pada usia ini dapat menggunakan operasi mental dalam memecahkan
masalah yang lebih aktual. Pada tahap ini juga anak sudah dapat berpikir secara logis dan dapat
a. Aspek kognitif
otak menyangkut kepada perkembangan ukuran dan volume dari fungsi otak. Hal ini
dibuktikan ketika pada usia 10 tahun berat otak anak sudah mencapai 95% dari otak
orang dewasa. Sedangkan untuk bayi yang baru lahir hanya sekitar 25% dari otak orang
dewasa.5
serta berkreativitas, dan juga bertindak. Perkembangan kognitif merupakan salah satu
aspek yang paling penting dalam menjadi pedoman proses pendidikan. Ruang lingkup
Berbicara mengenai tujuan pembelajaran, seorang anak yang telah masuk usia 7
sampai 11 tahun merupakan usia ketika anak telah memasuki masa sekolah. Sehingga
pemikiran anak usia sekolah dasar disebut memiliki pemikiran yang lebih konkret.
Konkret yang dimaksud ialah kondisi di mana anak telah menggunakan akalnya untuk
4
http://scholar.unand.ac.id/33302/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
5
Atien Nur chamidah. Deteksi Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (Jurnal Pendidikan
Khusus, Vol. 5 No. 2, 2009).
6
Imam Gunawan & Anggarini Retno Palupi. Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif : Kerangka
Landasan Untuk Pembelajaran pengajaran, dan penilaian (Journal Premiere Educandum : Pendidikan Dasar
dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 2, 2012)
proses berpikir secara logis terhadap sesuatu yang bersifat nyata. Akan tetapi kekurangan
yang dimiliki pada fase ini ialah ketika anak telah dihadapkan ke dalam permasalahan
yang memiliki sifat verbal atau permasalahan yang memiliki objek yang tidak nyata
b. Aspek motorik
anak lebih halus sempurna dan juga terkoordinat dengan baik. Karena adanya
pertambahan berat dan juga kekuatan dari badan anak. Anak-anak mulai dapat
mengontrol gerakan anggota tubuh dalam menggerakkan tangan dan juga kaki. Otot-otot
tangan dan kakinya telah kuat sehingga berbagai aktivitas fisik seperti kegiatan yang
besar lebih akurat dan juga cepat. Pada tahap ini juga mereka mulai memperlihatkan
Sehingga dalam tahap ini keterampilan motorik anak harus dilakukan dengan
berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik ini dilakukan dalam bentuk permainan yang
bersifat tidak formal yang diatur sendiri oleh anak, permainan yang formal seperti
kegiatan olahraga.8
permainan atau game yang telah dirancang dengan tujuan membantu proses pembelajaran
Penggunaan game based learning dapat memberikan stimulus pada bagian terpenting
dalam kegiatan proses pembelajaran yakni emosional, intelektual, dan juga psikomotor
7
Penney Upton. Psikologi Perkembangan, terj. Noermalasari Fajar Widuri (Jakarta :Penerbit
Erlangga, 2012). Hal. 160
8
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012). Hal. 80-81
siswa. Dalam bahasa Indonesia metode game based learning ini diartikan dengan
pembelajaran yang berbasis kepada permainan. Disisi lain game based learning mampu
pembelajaran yang dapat menginspirasi siswa dan memberikan para siswa kesempatan
belajar yang besar dalam meningkatkan pembelajaran yang menyenangkan. Ketika guru
karakteristik siswa selain itu metode ini dapat digunakan agar siswa dapat berinteraksi
secara langsung terhadap siswa lainnya. Selain itu metode game based learning dapat
sangat baik dalam memberikan perkembangan kognitif seperti prestasi belajar siswa. Hal
ini sesuai dengan pendapat Vigotsky yang mengatakan bahwa permainan dalam
pembelajaran merupakan settingan yang sangat baik bagi perkembangan kognitif. Hal ini
didasarkan dengan karakteristik dari generasi Z yang lebih suka bermain dan belajar
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif dan metode
deskriptif. Di sisi lain penggunaan metode deskriptif diperlukan untuk memberikan gambaran
penyajian laporan. Metode lain dalam pengumpulan data ini ialah menggunakan pemberian
pernyataan atau pertanyaan dengan beberapa pilihan alternatif yang kemudian dijawab oleh
responden.
1. Populasi
dalamnya terdapat sejumlah objek yang nantinya akan disajikan sebagai sumber data
9
Ririn Oktavia. Game Based Learning (GBL) Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa. Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau. Hal. 2-3
yang diharapkan dapat memberikan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun
populasi dalam laporan yang ditulis oleh peneliti yakni para peserta didik dari sekolah
2. Sample
Sampel ialah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili seluruh
populasi. Sampel yang digunakan peneliti dalam laporan yang tertulis yakni kepala
sekolah dari SD Amal Bakti, kota Medan, kecamatan Medan Deli, Mabar hilir.
HASIL PENELITIAN
1. Tingkat Kelas I
a. Kognitif
Perkembangan kognitif siswa adalah proses belajar yang mengacu pada pikiran
dan cara kerjanya. Ini melibatkan bagaimana anak-anak berpikir, bagaimana mereka
melihat dunia mereka, dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka pelajari.
matematika. Di sini peneliti melihat bagaimana perkembangan kognitif anak kelas satu
SD, dengan melakukan pengarahan atau adanya instruksi membentuk kelompok dengan
berhitung satu, dua, tiga, yang kemudian dihitung ulang kembali dari satu, dua, tiga.
Namun kognitif anak mungkin belum terlalu bisa menalar hitungan bergilir tersebut.
Namun ada beberapa siswa atau siswi yang sedikit paham dengan instruksi berikut.
Setelah itu penulis disini melalukan game tebak angka yang hilang. Nah di game ini
siswa siswi ternyata sudah paham instruksi dari kami, dan tahu bagaimana cara
bermainnya. Dan dari itu penulis mengamati bahwa rata-rata peserta didik kelas satu
sudah mengenal angka. Dan hal tersebut terbukti dengan mereka mampu memecahkan
b. Motorik
seseorang baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar merupakan
gerakan yang menggunakan hampir seluruh otot besar anggota tubuh. Sedangkan motorik
halus merupakan gerakan yang menggunakan otot kecil dan koordinasi mata dengan
tangan. Perkembangan motorik kasar maupun motorik halus pada anak-anak sangat
dipengaruhi oleh perkembangan fisik. Kelengkapan dan kesehatan fisik anak merupakan
gerakan syaraf dan otot yang saling teratur. Kemampuan motorik dasar memiliki peran
sebagai landasan terhadap keterampilan. Masa anak usia dasar yang senang bermain. Dan
dari interaksi langsung disini dengan melakukan gerakan sebelum lanjut pada tahap
bermain. Gerak yang dilakukan di sini ialah gerakan kepala pundak lutut kaki, dan itu
dilakukan dengan nyanyian dan goyang pinggang. Mereka tampak senang, dan aktif
bergerak. Seluruh peserta didik aktif mengikuti gerakan yang dicontohkan di depan yaitu
2. Tingkat Kelas II
a. Kognitif
Perkembangan kognitif siswa adalah proses belajar yang mengacu pada fikiran
dan cara kerjanya. Ini melibatkan bagaimana anak-anak berfikir, bagaimana mereka
melihat dunia mereka, dan bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka pelajari.
Disini penulis melihat bagaimana perkembangan kognitif anak kelas dua SD yaitu
mereka bisa berhitung dan bermain karet dimasukan ke sedotan, dan menggambar daun.
Mereka paham bagaimana cara bermainnya, pada saat bermain karet dimasukan ke
sedotan mereka sangat semangat bermain, dan begitu juga pada saat mereka menggambar
sebuah daun secara berkelompok mereka aktif, tidak saling rebutan. Mereka sangat
b. Motorik
baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Motorik kasar merupakan gerakan yang
menggunakan hampir seluruh otot besar dalam tubuh. Sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan. Pada usia ini
juga semakin terasah, dan pengamat melihat mereka sudah terlihat berhati-hati dan
mandiri. dan siswa siswi ini bisa memegang alat tulis dan menulis cukup lumayan rapi,
a. Kognitif
Sistem kognitif untuk tingkatan kelas 3 sudah bisa dikatakan sempurna dalam
Hal ini dibuktikan ketika menerapkan game based learning sistem puzzle. Mereka dapat
menyelesaikan dengan tepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Di sisi lain,
konsentrasi yang sudah mulai tinggi ketika peneliti menerapkan game based learning
aturan mengikuti
b. Motorik
Aspek motorik terkoordinir dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan game based
learning mengikuti arahan dari peneliti. Arahan dari peneliti tersebut berbentuk lompat,
KESIMPULAN
perkembangan siswa di SD Amal Bakti memberikan hasil penelitian yang cukup memuaskan.
Karena kegiatan pembelajaran lebih efektif dan siswa lebih banyak tertarik terhadap apa yang
peneliti lakukan. Terlebih lagi ketika peneliti memberikan janji berupa hadiah ketika apa yang
Akan tetapi tidak semua anak memiliki respon yang sesuai dengan anak lainnya. Hal ini
disebabkan oleh faktor lingkungan yang biasa bersentuhan dalam kegiatan berinteraksi. Sehingga
dari hambatan yang terjadi diperlukan perhatian pendidik yang lebih ekstra agar hambatan
tersebut tidak mengurangi keterlambatan dalam perkembangan siswa tersebut untuk melanjutkan
fase selanjutnya.
REFERENSI
Desmita. 2012 Psikologi Perkembangan Peserta Didik Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Gunawan Imam, Retno Anggraini, 2012 Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif : Kerangka
Landasan Untuk Pembelajaran pengajaran, dan penilaian Journal Premiere Educandum :
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, Vol. 2, No. 2
http://scholar.unand.ac.id/33302/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
Masganti Sit, 2012 Perkembangan Peserta Didik Perdana Publishing: Medan
Nur Chamidah Atien. 2009 Deteksi Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Jurnal
Pendidikan Khusus, Vol. 5 No. 2
Oktavia Ririn. Game Based Learning (GBL) Meningkatkan Efektivitas Belajar Siswa. Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau.
Upton Panney, 2012 Psikologi Perkembangan, terj. Noermalasari Fajar Widuri Jakarta: Penerbit
Erlangga
Zulkifli, 2002 Psikologi Perkembangan Bandung: Remaja Rosdakarya