Email: 858857083@ecampus.ut.ac.id
Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan fokus mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui media
playdough pada kelompok A di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian
ini terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdapat beberapa tahap penelitian yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini merupakan
usaha kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Subjek penelitian ini adalah anak-anak
kelompok usia 4-5 tahun di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji yang terdiri dari 10
anak. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Oktober-November 2023 tahun ajaran
2023/2024. Hasil observasi yang telah dilakukan, rata-rata kemampuan motorik halus anak
pada saat pra-tindakan adalah 30%, artinya kemampuan anak masih rendah. Kemudian
setelah diberi tindakan dengan dilaksanakannya siklus I, rata-rata hasil kemampuan motorik
halus anak meningkat menjadi 50%, hal ini dapat diartikam bahwa mulai ada peningkatan.
Selanjutnya, pada siklus yang ke II, kemampuan motorik halus anak meningkat sangat pesat
dengan rata-rata mencapai 80%. Kata kunci: keterampilan motorik halus, media playdough
PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini merupakan pemberian pelayanan kepada anak sejak
dilahirkan ke dunia atau usia 0 hingga berusia 6 tahun. Adanya pendidikan anak usia dini
yaitu untuk mempersiapkan anak baik fisik maupun mental menuju pendidikan selanjutnya.
Sebagaimana dalam Undang-undang no. 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini (PAUD)
adalah sebuah pembinaan untuk anak usia nol atau sejak dilahirkan ke dunia hingga berusia
enam tahun dengan memberi stimulus guna membantu pertumbuhan jasmani dan rohani
dalam mempersiapkan anak mengikuti pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini
dalam proses pembelajaran, sebagai pondasi atyau titik tumpu pendidikan. Hal ini
dikarenakan pendidikan anak usia dini sebagai tempat yang pertama bagi anak untuk
mempelajari segala sesuatu dengan kemampuan menyerap informasi yang dimiliki masing-
masing anak.
Adapun fakta yang terjadi di lapangan, pada saat proses pembelajaran di kelompok
A terdapat permasalahan terkait kemampuan anak daam perkembangan motorik halus.
Berdasarkan hasil wawancara antara pendidik dan penulis pada kelompok A di TK Muslimat
NU 7 Al-hidayah Pakisaji, serta pengamatan secara langsung, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan diantaranya: (1) kemampuan meremas anak kurang maksimal; (2) kegiatan
motorik halus kurang bervariasi; dan (3) ada beberapa anak yang ramai di kelas karena bosan
dengan kegiatan yang diberikan yaitu mewarnai dan menulis sehingga embelajaran tidak
kondusif Seyogyanya pendidik mengevaluasi hasil pembelajaran dan sharing dengan teman
sejawat untuk mencari solusi permasalahan yang terjadi di kelas. Tujuannya untuk
mengetahui metode maupun strategi yang digunakan agar pembelajaran di kelas aktif, efektif,
inovatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu diperlukan sebuah media pembelajaran
supaya anak-anak termotivasi mengikuti proses pembelajaran di kelas dan pembelajaran
mejadi bermakna bagi anak.
Salah satu pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan untuk menghadapi
persoalan di kelas yaitu melaksanakan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ada
beberapa tahapan daam PTK yaitu merefleksi hasil kegiatan pembelajaran kemudian
merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sebuah media. Langkah
selanjutnya yaitu melakukan pengamatan dengan mengumpulkan dokumentasi agar data yang
diperoleh lebh akurat. Selanjutnya merefleksi hasil penelitian, apabila belum terjadi
keberhasilan maka mengulang kembali dengan siklus yang ke dua.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh sebuah
rumusan masaah yaitu “Bagaimana peningkatan motorik halus melalui media playdough pada
kelonok A dii TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji?.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
melaui media playdough pada kelompok A di TK Muslimat Nu 7 Al-hidayah Pakisaji.
Penleitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis.
Manfaat secara teoritis yaitu menambah khazanah keilmuan tentang pendidikan anak usia
dini mengenai peningkatan kemampuan motorik halus melauui media playdough. Manfaat
secara praktis yaitu perlehan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: (1) Mahasiswa PG
PAUD: penelitian ini dapat dijadikan referensi terhadap penyusunan karya ilmiah mengenai
peningkatan kemampuan motorik haus melalui media playdough pada anak usia 4-5 tahun;
(2) pendiidk: bagi pendidik usia 4-5 tahun, penelitian ini diharapkan menjadi sumber
informasi untuk melakukan peningkatan motorik haus dengan media playdough dengan
aktivitas yang bervariasi; (3) anak diidk: perolehan capaian hasil penelitian dapat
memberikan suasana belajar di kelas yang aktif, menginovasi anak-anak, kreatif,
pembelajaran yang efektif, serta menyenangkan; (4) Kepala Seklah TK Muslimat NU 7 Al-
hidayah Pakisaji: penelitian ini dapat dijadikan saran masukan untuk peningkatan mutu
satuan pendidika dalam mengembangkan kualitas dalam bidang pendidikan dan proses
kegiatan pembelajaran di sekolah; (5) masyarakat dan orang tua: penelitian ini sebagai
informasi tentang pentingnya menstimulasi perkembangan motorik halus anak, contoh
kegiatan yang dapat dilakukan yaitu bermain bersama di rumah menggunakan beberapa
bahan yang ada untuk membuat playdough atau adonan yang terbuat dari campuran tepung.
Hal ini akan menstimulus kekuatan otot jari dan menjadi kegiatan bermain yang
menyenangkan pada anak di rumah daripada bermain gadget.
Kemampuan motorik halus yaitu kegiatan yang menggunakan otot halus atau otot
kecil tangan dan kaki, diman agerakannya memerlukan kecepatan, ketelitian, dan
keterampilan (Susanto, 2015, p. 56). Keterampilan motorik halus lebih sering digunakan
oleh pendidik di dalam kelas. Senada dengan pendapat Sumantri, dkk (2020, p. 4.11)
yang menyatakan bahwa kemampuan motorik haus adalah gerakan yang dilakukan
dengan melibatkan otot-otot kecil etrtentu yang tidak memerlukan tenaga yang besar,
tetapi membutuhkan koordinasi antara mata-tangan dan kecermatan.
Perkembangan motorik halus anak erat kaitannya dengan kemampuan anak daam
melakukankegiatan yang menggerakkan jari-jemari tangan. Menurut Karmila (2022, p.
38), perkembanagn motorik halus pada anak prasekolah menekankan pada koordinasi
gerakan motorik halus seperti menempatkan, memegang, atau memanipulasi sebuah
objek dengan jari. Koordinasi motorik halus pada anak usia 4 tahun sudah berkembang
hampir sempurna.
Menurut Sumantri (2020, p.16) pengembanagan motorik halus pada anak usia
dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan gerakan mata atau koordinasi mata
dengan tangan, dan menjadi alat latihan penggunaan emosi.
Berdasarkan beberapa asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengembangan motorik halus yaitu meningkatkan kemampuan otot-otot jari tangan dan
mengelola gerakan tubuh bagian tertentu, melatih koordinasi mata dengan tangan, serta
mengendalikan emosi untuk bersabar dan terampil.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru
hendaknya memperhatikan karakteristik anak usia dini agar dapat memberikan stimulus
degan tepat. Secara umum masing-masing anak menunjukkan karakteristik yang relatif
sama pada masa usia dini. Mereka cenderung memiliki rasa penasaran, pertumbuhan yang
cepat, dan senang berimajinasi.Menurut Tatminingsih (2019) ciri-ciri tersebut adalah (1)
unik; (2) anak berada pada tahap yang potensial; (3) spontanitas; (4) sering ceroboh dan
perhitungan; (5)aktif dan energik, seau bergerak dan tidak pernah istirahat kecuali pada
waktu tidur; (6) egois; (7) mereka sangat penasaran akan segala hal; (8) suka
berpetualang; (9) memiliki daya khayal dan imajinasi yang tinggi; (10) mudah
tersinggung; (11) rentang perhatian pendek (p. 1.4).
D. Media Playdough
Menurut Jatmika (seperti dikutip dakam Erliansyah, 2016, p.24) playdough yaitu
saah satu jenis mainan yang merupakan modifikasi atau variasi dari tanah liat.
Perbedaannya terletak pada penggunaan bahan dasar tepung terigu yang dicampur dengan
kompnen kaun, membentuk adonan yang dapat diubah bentuknya.
METODE
Variabel Indikator
Kemampuan 1. Membuat adonan playdough dengan langkah mencampur dan
motorik halus meremas adonan
2. Menirukan bentuk dengan media playdough
3. Membentuk aneka bentuk dengan media playdough
Kategori
Kompetensi Sangat
Indikator
Dasar Kurang Kurang (2) Cukup (3) Baik (4)
(1)
3.3 Mengenal 1. Belum Mampu Mampu Mampu
anggota Membuat mau mencampurka mencampurka mencampurkan
tubuh, fungsi adonan mengikuti n adonan n dan adonan dan
dan playdough kegiatan tetapi belum meremas meremas
gerakannya dengan dalam merata adonan adonan hingga
untuk langkah mencampu kalis
pengembanga mencampu r adonan
n motorik r dan
kasar dan meremas
motorik halus adonan
4.3
Menggunakan
anggota tubuh 2. Meniru Belum Mampu Mampu Mampu meniru
untuk bentuk mau menirukan menirukan bentuk dengan
pengembanga dengan menirukan bentuk dengan beragam media
n motorik media bentuk media bentuk dengan playdough dan
kasar dan playdough dengan playdough media menceritakanny
halus media playdough a
playdough
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2023 pada anak usia 4-5
tahun di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji dengan jumlah peserta didik 10 anak
diantaranya 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Tujuan penelitian ini yaitu
“meningkatkan kemampuan motorik halus melalui media playdough pada anak kelmpk A
di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji”. Ada beberapa kmpnen penunjang penelitian
ini yaitu: Rencana I Siklus (RIS) untuk dua siklus dengan tema yang diambil yaitu
binatang air. Tujuannya yaitu untuk mempermudah penulis dalam merancang dan
mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan. Adapun kegiatan pembelajaran terdiri atas
kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Penelitian dilaksanakan selama lima hari dalam satu
siklus, yaitu lima hari pada siklus pertama dan lima hari pada siklus ke dua. Penilaian
dilaksanakan setiap hari dengan menggunakan lembar observasi, catatan anekdot serta
hasil karya untuk mengetahui perkembangan anak.
B. Pembahasan
50
40
Hari ke 1
Hari ke 2
30
Hari Ke 3
Hari Ke 4
20 Hari ke 5
10
0
Siklus ke I
Tindakan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi dari siklus I yang belum
memenuhi indikator keberhasilan yang dilakuakan selama lima kali pertemuan. Hasil
pada siklus kedua yaitu kemampuan motrik halus anak pada hari pertama terdapat
peningkatan rata-rata menjadi 51%, hari kedua 57,5%, hari ketiga sebanyak 60%, hari
keempat 70% dan hari ke lima sebanyak 80%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
degan media playdough dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anaks secara
optimal.
90
80
70
60
Hari ke 1
50 Hari ke 2
40 Hari ke 3
Hari ke 4
30 Hari ke 5
20
10
0
Siklus ke dua
Pada siklus II penulis menyajikan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi
anak-anak mendorong minat mereka untuk terlibat dalam kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Hasil pengamatan pada akhir pembelajaran
menunjukkan peningkatan yang signifikan dari 30% pada pra-tindakan, 56% Pada siklus
pertama hingga mencapai 80% Pada siklus kedua di kelompok A TK Muslimat NU 7
Al-Hidayah pakisaji. Dengan memadukan pembelajaran dan bermain melalui media
playdough anak-anak dapat menjelajahi dunia mereka, menguji keterampilan dan
kekuatan otot, melatih kelenturan jari-jari tangan dan menggali ide-ide kreatif.
SIMPULAN
Azzwarna & Mayar, F. (2019). Pembelajaran Seni Melalui Media Jerami Pada Anak Usia
Dini. Jurnal Tambusai. 6 (3) DOI:
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/734
Putri, Y.F. (2018) Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
Playdough. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2) 63 DOI:
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/2848
Sumantri, M.S., dkk. (2020). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Sewlatan: Universitas
Terbuka.
Susanto, A. (2015). Bimbingan & Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media.