Anda di halaman 1dari 12

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA

PLAYDOUGH PADA KELOMPOK A DI TK MUSLIMAT NU 7 AL-


HIDAYAH PAKISAJI

Zania Ramadani1), Inayatul Maula2)


1)
Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka
2)
Dosen Program Studi PG PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka

Email: 858857083@ecampus.ut.ac.id

Abstrak:

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan fokus mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui media
playdough pada kelompok A di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian
ini terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdapat beberapa tahap penelitian yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini merupakan
usaha kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Subjek penelitian ini adalah anak-anak
kelompok usia 4-5 tahun di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji yang terdiri dari 10
anak. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Oktober-November 2023 tahun ajaran
2023/2024. Hasil observasi yang telah dilakukan, rata-rata kemampuan motorik halus anak
pada saat pra-tindakan adalah 30%, artinya kemampuan anak masih rendah. Kemudian
setelah diberi tindakan dengan dilaksanakannya siklus I, rata-rata hasil kemampuan motorik
halus anak meningkat menjadi 50%, hal ini dapat diartikam bahwa mulai ada peningkatan.
Selanjutnya, pada siklus yang ke II, kemampuan motorik halus anak meningkat sangat pesat
dengan rata-rata mencapai 80%. Kata kunci: keterampilan motorik halus, media playdough

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini merupakan pemberian pelayanan kepada anak sejak
dilahirkan ke dunia atau usia 0 hingga berusia 6 tahun. Adanya pendidikan anak usia dini
yaitu untuk mempersiapkan anak baik fisik maupun mental menuju pendidikan selanjutnya.
Sebagaimana dalam Undang-undang no. 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini (PAUD)
adalah sebuah pembinaan untuk anak usia nol atau sejak dilahirkan ke dunia hingga berusia
enam tahun dengan memberi stimulus guna membantu pertumbuhan jasmani dan rohani
dalam mempersiapkan anak mengikuti pendidikan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini
dalam proses pembelajaran, sebagai pondasi atyau titik tumpu pendidikan. Hal ini
dikarenakan pendidikan anak usia dini sebagai tempat yang pertama bagi anak untuk
mempelajari segala sesuatu dengan kemampuan menyerap informasi yang dimiliki masing-
masing anak.

Adapun di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)


tahun 2014 No. 137 pasal 1 ayat 2 yang menyatakan bahwa Standar Tingkatan Pencapaian
Perkembangan Anak Usia Dini selanjtnya disebut STPPA adalh kriteria pencapaian
kemampuan pada anak dalam mengembangkan seluruh aspek tumbuh kembang anak yang
meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta
seni. Jadi STPPA merupakan indikator perkembangan yang digunakan untuk mengetahui
keberhasilan segala aspek anak. Setiap anak mempunyai potensi masing-masing yang harus
dikembangkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada masa usia
dini,anak sedang dalam tahap proses keemasan atau golden age, sehingga anak-anak pada
tahap ini harus diberi stimulus agar dapat berkembang dengan baik. Adapun stimulus yang
diberikan saat ini sangat mudah diterima oleh memori anak dan aka sangat
mempengaruhipertumbuhan dan perkembangan anak hingg atumbuh dewasa. Semakin
banyakk stimulasi yang diberikan kepada anak maka akan semakin baik pula perkembangan
anak jika disesuaikan dengan taraf belajar anak.

Adapun fakta yang terjadi di lapangan, pada saat proses pembelajaran di kelompok
A terdapat permasalahan terkait kemampuan anak daam perkembangan motorik halus.
Berdasarkan hasil wawancara antara pendidik dan penulis pada kelompok A di TK Muslimat
NU 7 Al-hidayah Pakisaji, serta pengamatan secara langsung, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan diantaranya: (1) kemampuan meremas anak kurang maksimal; (2) kegiatan
motorik halus kurang bervariasi; dan (3) ada beberapa anak yang ramai di kelas karena bosan
dengan kegiatan yang diberikan yaitu mewarnai dan menulis sehingga embelajaran tidak
kondusif Seyogyanya pendidik mengevaluasi hasil pembelajaran dan sharing dengan teman
sejawat untuk mencari solusi permasalahan yang terjadi di kelas. Tujuannya untuk
mengetahui metode maupun strategi yang digunakan agar pembelajaran di kelas aktif, efektif,
inovatif, efektif, dan menyenangkan. Selain itu diperlukan sebuah media pembelajaran
supaya anak-anak termotivasi mengikuti proses pembelajaran di kelas dan pembelajaran
mejadi bermakna bagi anak.
Salah satu pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan untuk menghadapi
persoalan di kelas yaitu melaksanakan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Ada
beberapa tahapan daam PTK yaitu merefleksi hasil kegiatan pembelajaran kemudian
merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sebuah media. Langkah
selanjutnya yaitu melakukan pengamatan dengan mengumpulkan dokumentasi agar data yang
diperoleh lebh akurat. Selanjutnya merefleksi hasil penelitian, apabila belum terjadi
keberhasilan maka mengulang kembali dengan siklus yang ke dua.

Berdasarkan uraian masalah di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian yang


berjudul “Upaya Meningkatkan Motorik Halus Melaui Media Playdough pada Kelompok A
di TK Muslimat Nu 7 Al-hidayah Pakisaji”.

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diperoleh sebuah
rumusan masaah yaitu “Bagaimana peningkatan motorik halus melalui media playdough pada
kelonok A dii TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji?.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
melaui media playdough pada kelompok A di TK Muslimat Nu 7 Al-hidayah Pakisaji.
Penleitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis.
Manfaat secara teoritis yaitu menambah khazanah keilmuan tentang pendidikan anak usia
dini mengenai peningkatan kemampuan motorik halus melauui media playdough. Manfaat
secara praktis yaitu perlehan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: (1) Mahasiswa PG
PAUD: penelitian ini dapat dijadikan referensi terhadap penyusunan karya ilmiah mengenai
peningkatan kemampuan motorik haus melalui media playdough pada anak usia 4-5 tahun;
(2) pendiidk: bagi pendidik usia 4-5 tahun, penelitian ini diharapkan menjadi sumber
informasi untuk melakukan peningkatan motorik haus dengan media playdough dengan
aktivitas yang bervariasi; (3) anak diidk: perolehan capaian hasil penelitian dapat
memberikan suasana belajar di kelas yang aktif, menginovasi anak-anak, kreatif,
pembelajaran yang efektif, serta menyenangkan; (4) Kepala Seklah TK Muslimat NU 7 Al-
hidayah Pakisaji: penelitian ini dapat dijadikan saran masukan untuk peningkatan mutu
satuan pendidika dalam mengembangkan kualitas dalam bidang pendidikan dan proses
kegiatan pembelajaran di sekolah; (5) masyarakat dan orang tua: penelitian ini sebagai
informasi tentang pentingnya menstimulasi perkembangan motorik halus anak, contoh
kegiatan yang dapat dilakukan yaitu bermain bersama di rumah menggunakan beberapa
bahan yang ada untuk membuat playdough atau adonan yang terbuat dari campuran tepung.
Hal ini akan menstimulus kekuatan otot jari dan menjadi kegiatan bermain yang
menyenangkan pada anak di rumah daripada bermain gadget.

A. Pengertian Kemampuan Motorik Halus

Kemampuan motorik halus yaitu kegiatan yang menggunakan otot halus atau otot
kecil tangan dan kaki, diman agerakannya memerlukan kecepatan, ketelitian, dan
keterampilan (Susanto, 2015, p. 56). Keterampilan motorik halus lebih sering digunakan
oleh pendidik di dalam kelas. Senada dengan pendapat Sumantri, dkk (2020, p. 4.11)
yang menyatakan bahwa kemampuan motorik haus adalah gerakan yang dilakukan
dengan melibatkan otot-otot kecil etrtentu yang tidak memerlukan tenaga yang besar,
tetapi membutuhkan koordinasi antara mata-tangan dan kecermatan.

Perkembangan motorik halus anak erat kaitannya dengan kemampuan anak daam
melakukankegiatan yang menggerakkan jari-jemari tangan. Menurut Karmila (2022, p.
38), perkembanagn motorik halus pada anak prasekolah menekankan pada koordinasi
gerakan motorik halus seperti menempatkan, memegang, atau memanipulasi sebuah
objek dengan jari. Koordinasi motorik halus pada anak usia 4 tahun sudah berkembang
hampir sempurna.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas terkait kemampuan motorik halus, maka


dapat disimpulkan kemampuan motorik halus merupakan suatu kegiatan degan
menggerakkan bagian tertentu yaitu otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi seperti
antara mata dengan tangan, serta lebih mengutamakan ketelitian dan kecermatan.

B. Tujuan Pengembangan Motorik Halus

Ada beberapa tujuan dalam pengembangan motorik. Menurut Kiram (Seperti


dikutip Fulanatin & Simatupang, 2015, p.2) tujuan pengembangan motorik yaitu untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam mengelola, mengontrol, dan mengoordinasikan
gerakan anggota tubuh dan tata cara hidup yang sehat, sehingga menunjang pertumbuhan
jasmani yang kuat, sehat dan terampil.

Menurut Sumantri (2020, p.16) pengembanagan motorik halus pada anak usia
dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan gerakan mata atau koordinasi mata
dengan tangan, dan menjadi alat latihan penggunaan emosi.
Berdasarkan beberapa asumsi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengembangan motorik halus yaitu meningkatkan kemampuan otot-otot jari tangan dan
mengelola gerakan tubuh bagian tertentu, melatih koordinasi mata dengan tangan, serta
mengendalikan emosi untuk bersabar dan terampil.

C. Karakteristik Anak usia 4-5 tahun

Dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru
hendaknya memperhatikan karakteristik anak usia dini agar dapat memberikan stimulus
degan tepat. Secara umum masing-masing anak menunjukkan karakteristik yang relatif
sama pada masa usia dini. Mereka cenderung memiliki rasa penasaran, pertumbuhan yang
cepat, dan senang berimajinasi.Menurut Tatminingsih (2019) ciri-ciri tersebut adalah (1)
unik; (2) anak berada pada tahap yang potensial; (3) spontanitas; (4) sering ceroboh dan
perhitungan; (5)aktif dan energik, seau bergerak dan tidak pernah istirahat kecuali pada
waktu tidur; (6) egois; (7) mereka sangat penasaran akan segala hal; (8) suka
berpetualang; (9) memiliki daya khayal dan imajinasi yang tinggi; (10) mudah
tersinggung; (11) rentang perhatian pendek (p. 1.4).

Setiap anak mempunyai kepribadian masing-masing. Anak-anak menganngap


bahwa dunia ini menarik dan karena itu ingin mengetahui segalanya. Menurut Azwarna
dan Mayar (201, p. 139) karakteristik masa kanak-kanak ditandai dengan anak melihat
dunia dari suut pandangnya sendiri dan meyakini bahwa dunia mempunyai banyak hal
yang menakjubkan. Ha ini menyebabkan anak termorivasi untuk mengetahui. Selain itu
keunikan anak didasarkan pada minat atau ketertarikan anak, kemampuan, budaya, serta
asal latar belakang kehidupan yang berbeda. Anak-anak mempunyai dunianya sendiri
yang berbeda dengan dunia orangtuanya, anaj-anak tertarik pada hal-hal imajinatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa


karakteristik anak usia 4-5 tahun yaitu setiap anak memikiki keunikan, rentang
konsentrasinya pendek, aktif, senang berpetualang, bersikap egois, spontanitas dan
terkadang ceroboh, serta senang berimajinas idengan menganggap bahwa dunia
merupakan hal yang sangat menarik sehingga rasa ingin tahunya tinggi.

D. Media Playdough

Playdough nmerupakan hasil penyerapan kata dari Bahasa Inggris ke dalam


Bahasa Indonesia. Menurut Millati (2022, p. 126-127), istilah play dalam Bahasa Inggris
artinya yaitu bermain, sedangkan dough artinya adonan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa playdough adalah bermain dengan adonan. Adonan playdough terbuat dari
berbagai bahan yang dicampur. Campuran tersebut diantaranya tepung terigu, air, garam,
pewarna makanan, serta minyak goreng. Playdough terbuat dari campuran yang
berbahan alami dab tidak mengandung zat berbahaya sehingga aman untuk kegiatan
bermain anak-anak.

Putri (2020) mengungkapkan bahwa “ bermain playdough merupakan salah satu


jenis aktivitas yang mempunyai manfaat untuk meningkatkan perkembangan otak,
motorik halus dan kasar anak” (p.63). Senada dengan pendapat Adityasari (2013), ketika
bermain playdough , tidak hanya menyenangkan bagi anak tetapi juga membantu dalam
meningkatkan perkembangannya (p.27).

Menurut Jatmika (seperti dikutip dakam Erliansyah, 2016, p.24) playdough yaitu
saah satu jenis mainan yang merupakan modifikasi atau variasi dari tanah liat.
Perbedaannya terletak pada penggunaan bahan dasar tepung terigu yang dicampur dengan
kompnen kaun, membentuk adonan yang dapat diubah bentuknya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa


playdough yaitu sebuah mainan yang dibuat dari bahan alami berupa hasil pencampuran
tepung dengan bahan lainnya sehingga terbentuk menjadi adonan yang bermanfaat untuk
meningkatkan imajinasi, motorik halus anak, dan perkembangan otak.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan


model Kemmis dan Taggart. Rancangan penelitian dalam setiap siklus dari empat tahap yaitu
perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).
Dalam penelitian ini, penulis berperan sebagai guru yang menjadi objek pengamatan oleh
teman sejawat atau guru kelas. Tujuannya yaitu utnuk meningkatkan hasil belajar anak
melalui kegiatan bermain playdough.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawamcara, dan


dokumentasi. Populasi penelitian ini mencakup anak-anak Kelompok A di TK Muslimat NU
7 Al-hidayah Pakisaji yang berjumlah 10 anak, diantaranya 7 anak laki-laki dan 3 anak
perempuan. Data yang dikumpulkan dari subjek penelitian ini menjadi alat ukur untuk
mengukur kemampuan anak setelah menggunakan media playdough.
Analisis data yang diperoleh menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif
yaitu dilakukan dengan membandingkan antara hasil tindakan dari suatu siklus dengan
kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Menurut Soesilo (Seperti dikutip dalam Millati,
2022) menetapkan bahwa keberhasilan penelitian tindakan kelas dapat dikatakan berhasil
apabila terdapat peningkatan jumlah anak dalam kelas sebesar 75% sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan materi halus melalui media playdough yang dari awal tindakan hingga akhir
siklus. Adapun kisi-kisi observasi disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi Berdasarkan Permendikbud No. 146


Tahun 2014

Variabel Indikator
Kemampuan 1. Membuat adonan playdough dengan langkah mencampur dan
motorik halus meremas adonan
2. Menirukan bentuk dengan media playdough
3. Membentuk aneka bentuk dengan media playdough

Tabel 2. Kisi-kisi Observasi Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui


Media Playdough

Kategori
Kompetensi Sangat
Indikator
Dasar Kurang Kurang (2) Cukup (3) Baik (4)
(1)
3.3 Mengenal 1. Belum Mampu Mampu Mampu
anggota Membuat mau mencampurka mencampurka mencampurkan
tubuh, fungsi adonan mengikuti n adonan n dan adonan dan
dan playdough kegiatan tetapi belum meremas meremas
gerakannya dengan dalam merata adonan adonan hingga
untuk langkah mencampu kalis
pengembanga mencampu r adonan
n motorik r dan
kasar dan meremas
motorik halus adonan
4.3
Menggunakan
anggota tubuh 2. Meniru Belum Mampu Mampu Mampu meniru
untuk bentuk mau menirukan menirukan bentuk dengan
pengembanga dengan menirukan bentuk dengan beragam media
n motorik media bentuk media bentuk dengan playdough dan
kasar dan playdough dengan playdough media menceritakanny
halus media playdough a
playdough

3. Belum Mampu Mampu Mampu


Membentu mau membentuk membentuk membentuk
k aneka membentu aneka bentuk aneka bentuk aneka bentuk
bentik k aneka dengan media dengan media dengan media
dengan bentuk playdough playdough playdough
media dengan sesuai dengan sesuai dengan
playdough media kreativitasnya kreativitasnya
playdough dan mau
menceritakanny
a

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2023 pada anak usia 4-5
tahun di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji dengan jumlah peserta didik 10 anak
diantaranya 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Tujuan penelitian ini yaitu
“meningkatkan kemampuan motorik halus melalui media playdough pada anak kelmpk A
di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah Pakisaji”. Ada beberapa kmpnen penunjang penelitian
ini yaitu: Rencana I Siklus (RIS) untuk dua siklus dengan tema yang diambil yaitu
binatang air. Tujuannya yaitu untuk mempermudah penulis dalam merancang dan
mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan. Adapun kegiatan pembelajaran terdiri atas
kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Penelitian dilaksanakan selama lima hari dalam satu
siklus, yaitu lima hari pada siklus pertama dan lima hari pada siklus ke dua. Penilaian
dilaksanakan setiap hari dengan menggunakan lembar observasi, catatan anekdot serta
hasil karya untuk mengetahui perkembangan anak.

B. Pembahasan

Anak didik kelompok A di TK Muslimat NU 7 Al-hidayah pakisaji menunjukkan


potensi yang baik secara keseluruhan dan aktif. Akan tetapi hasil pengamatan pada
semester 1 Tahun Ajaran 2023/2024 menunjukkan masih rendahnya kemampuan
motorik halus di kelompok A. Oleh karena itu penulis berusaha mencari cara agar
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak-anak. Pada siklus 1 tindakan peneliti berdasarkan kondisi awal menunjukkan
bahwa masih banyak anak dikelompok A yang berjumlah 10 anak dengan tiga indikator
penilaian menunjukkan bahwa anan memiliki kemampuan motorik halus rendah dengan
rata-rata kemampuan sebesar 30% pada pra tindakan. Oleh karena itu penulis melakukan
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui dua
siklus di mana setiap siklus terdiri dari lima pertemuan.

Rata-rata kemampuan motorik halus anak pada pertemuan pertama siklus 1


mencapai 40%, meningkat menjadi 43% pada pertemuan kedua, 47,5% pada pertemuan
ketiga, mencapai 50% pada pertemuan keempat dan mencapai 56% pada pertemuan
kelima. Siklus I menunjukkan peningkatan yang optimal sebesar 16% dari kondisi awal
sebesar 30% sehingga menjadi 56%. Hal ini menandakan bahwa penggunaan media
playdough efektif dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak titik Meskipun
demikian, karena masih ada anak yang belum mencapai perkembangan sesuai harapan
dan belum memenuhi capaian pembelajaran yang diinginkan, peneliti memutuskan untuk
melanjutkan ke siklus II untuk melakukan perbaikan lebih lanjut.

Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I Setelah


bermain Playdough
60

50

40
Hari ke 1
Hari ke 2
30
Hari Ke 3
Hari Ke 4
20 Hari ke 5

10

0
Siklus ke I

Tindakan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi dari siklus I yang belum
memenuhi indikator keberhasilan yang dilakuakan selama lima kali pertemuan. Hasil
pada siklus kedua yaitu kemampuan motrik halus anak pada hari pertama terdapat
peningkatan rata-rata menjadi 51%, hari kedua 57,5%, hari ketiga sebanyak 60%, hari
keempat 70% dan hari ke lima sebanyak 80%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
degan media playdough dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anaks secara
optimal.

Gambar 2. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II Setelah


Bermain Playdough

90
80
70
60
Hari ke 1
50 Hari ke 2
40 Hari ke 3
Hari ke 4
30 Hari ke 5
20
10
0
Siklus ke dua
Pada siklus II penulis menyajikan kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi
anak-anak mendorong minat mereka untuk terlibat dalam kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Hasil pengamatan pada akhir pembelajaran
menunjukkan peningkatan yang signifikan dari 30% pada pra-tindakan, 56% Pada siklus
pertama hingga mencapai 80% Pada siklus kedua di kelompok A TK Muslimat NU 7
Al-Hidayah pakisaji. Dengan memadukan pembelajaran dan bermain melalui media
playdough anak-anak dapat menjelajahi dunia mereka, menguji keterampilan dan
kekuatan otot, melatih kelenturan jari-jari tangan dan menggali ide-ide kreatif.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian selama melakukan perbaikan kegiatan pembelajaran,


dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A di TK Muslimat


NU 7 Al-hidayah Pakisaji pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024 berhasil dilakukan
melalui tindakan yang melibatkan aktivitas menggunakan media playdough. Tindakan
ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tingkat keberhasilan perbaikan
pembelajaran mencapai 56% pada siklus I dan meningkat menjadi 80% pada siklus II.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan menggunakan media playdough


efektif dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di TK
muslimat NU 7 Al Hidayah Pakisaji pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024.
DAFTAR PUSTAKA

Adityasari, A. (2013). Main Matematika Yuk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Azzwarna & Mayar, F. (2019). Pembelajaran Seni Melalui Media Jerami Pada Anak Usia
Dini. Jurnal Tambusai. 6 (3) DOI:
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/734

Erliansyah, R. (2016). Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan


Membentuk Dengan Playdough Anak Usia 4-5 Tahun di TK Ibnul. Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 9 (5) DOI:
https://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/pgpaud/article/download/3530/3198

Karmila, W. (2022) Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting


Polaris Di Kelompok A TK Muslimat NU Kedungwuni. AUDIENSI: Jurnal
Pendidikan dan Perkembangan Anak,. 1 (1) DOI:
https://ejournal.uksw.edu/audiensi/article/view/6298

Millati, I. (2022). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Playdough


Alami Pada Kelompok B3 di TK MA’had Islam Kota pekalongan Tahun Ajaran
2020-2021. Audiensi: Jurnal Pendidikan dan Perkembanagn Anak.. 2(1) 63. DOI:
https://ejournal.uksw.edu/audiensi/article/view/7475

Mulyasa. (2017). Manajemen PAUD. PT Remaja Rosdakarya.

Putri, Y.F. (2018) Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
Playdough. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2) 63 DOI:
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/2848

Sumantri, M.S., dkk. (2020). Metode Pengembangan Fisik. Tangerang Sewlatan: Universitas
Terbuka.

Susanto, A. (2015). Bimbingan & Konseling di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media.

Tatminingsih. (2019) Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Tangerang: Universitas


terbuka.

Anda mungkin juga menyukai