Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS


DI KB TUNAS PATRIA SUMBERHARJO TAHUN 2023

Istiqomah Nurul Asti


Email : inurulasti56@gmail.com
Mahasiswa Program Studi PGPAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka

Ernayanti Nur Widhi, S.T., M.A.


Email : ernayanti.widhi@ecampus.ut.ac.id
Turor Karya Ilmiah Program Studi PGPAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motorik halus anak usia 4-5 tahun di KB Tunas
Patria Sumberharjo Pemalang. Disamping itu guru juga tidak menggunakan metode yang variatif
untuk meningkatkan kemampuan motorik pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkatkan kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan melipat
kertas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan subjek dalam penelitian
merupakan anak didik KB Tunas Patria Sumberharjo yang terdiri dari 12 anak. Penelitian
dilaksanakan selama 2 siklus. Hasil Penelitian ini menunjukkan dengan melipat kertas dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus yang terbukti dengan hasil penelitian yang
menunjukkan pada kemampuan motorik halus pada kegiatan prasiklus hanya 4 anak atau 33%
kemudian pada siklus I meningkat sebanyak 7 anak atau 58 % lalu meningkat kembali menjadi
10 anak pada siklus II atau sebesar 84% ( melebihi target pencapaian yaitu 80%).Oleh karena
itu, berdasarkan hasil dari observasi pembelajaran siklus I dan siklus II, maka pembelajaran
dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan.

Kata kunci : kemampuan motorik halus, usia 4-5 tahun, melipat kertas

1
PENDAHULUAN

Kemampuan perkembangan yang dimiliki setiap individu akan terjadi dari usia dini
sampai dewasa. Kemampuan dalam berkembang tidak bisa diukur secara jelas, hanya
saja bisa dirasakan. Perkembangan pada individu adalah sebuauh perubahan yang bersifat
sistematis, maju ke depan atau progresif, dan berkelanjutan. Meskipun ada persamaan
dalam hal perkembangan pada setiap individu, terdapat variasi dalam kemampuan
perkembangan anak usia dini. Perkembangan aspek-aspek tertentu pada setiap individu
terjadi secara simultan meskipun dengan tingkat progres yang berbeda. Kecepatan atau
lambatnya perkembangan individu, terutama pada anak usia dini, akan dipengaruhi
beberapa faktor di setiap aspek perkembangnya, yaitu: nutrisi, stimulasi, lingkungan,
kesehatan, dan bebrapa faktor lainnya. (Khaironi M., 2018)

Anak yang mencangkup usia 0 sampai kurang lebih 6 tahun yaitu disebut anak usia
dini. Perkembangan terjadi sangat signifikan pada usia tersebut. Dorongan anak untuk
menggali pengetahuan baru, yang merangkum kegiatan belajar dan keinginan anak untuk
mengetahui hal-hal yang baru (belajar) menjadikan anak kreatif, aktif dan percaya diri.
Hal tersebut diambil dari hasil penelitian yaitu terjadi pada anak usia dini sekitar 50% dari
perkembangan manusia. Maka dari itu, usia dini di pandang sangat penting. Karenanya
disebut dengan istilah golden age atau usai emas. Usia dini akan dialami oleh semua individu
dalam fase kehidupan walaupun usia dini hanya terjadi satu kali seumur hidup pada
setiap manusia. Usia dini merupakan masa yang paling tepat untuk menerima
stimulasi dalam seluruh aspek perkembangan. Pengembangan pada anak harus diberikan
stimulasi dari mulai usia dini, yaitu pada rentang usia 4-5 tahun karena pada usia tersebut
anak siap memasuki usia wajib belajar untuk meningkatkanaspek perkembangan. . (Khaironi
M., 2018)

Pendidikan untuk anak usia dini memiliki peran awal dalam mendukung
perkembangan dan pertumbuhan mereka, sesuai dengan karakteristik khusus anak-anak,
dengan tujuan agar mereka dapat menjadi generasi penerus bangsa. Pendidikan anak usia
dini dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk seperti TK, PAUD, RA, TPA, dan
sebagainya (Sri Handayani, 2014 dalam malapata dan wijayaningsih, 2019). Pendidikan
anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang dilaksanakan secara menyeluruh
dan merata serta menekan pada pengembangan seluruh aspek perkembangan anak.
Pendidikan ini bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Terdapat banyak aspek perkembangan
2
pada anak usia dini yaitu terdiri dari kecerdasan sosial emosional, kecerdasan kognitif,
kecerdasan nilai agama dan moral, dan kemampuan Bahasa, dan koordinasi fisik motorik
baik motorik kasar maupun motorik halus. (Suyadi & Ulfah, 2012: 18 dalam Kipdriyah
Markiyatul R, 2020).

Perkembangan motorik adalah aspek dasar yang mencakup unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh, berpengaruh pada perilaku sehari-hari, terutama dalam konteks
perkembangan fisik yang
secara langsung maupun tidak langsung tercermin dengan jelas. Melalui kemampuan
motoriknya, anak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Perkembangan motorik ini
mencakup dua aspek utama, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar melibatkan
kemampuan gerak tubuh menggunakan otot-otot besar, yang terlibat dalam kegiatan seperti
berjalan, berlari, melompat, menangkap atau menendang bola, dan kegiatan lainnya.
Sementara itu, motorik halus melibatkan kemampuan gerak menggunakan otot-otot kecil,
terutama dalam kegiatan yang melibatkan tangan dan menggunakan alat atau media kreatif.
Pengajaran kemampuan motorik halus dapat dilakukan secara bertahap, memastikan
pemahaman yang baik oleh anak-anak (Mulyati, 2014, sebagaimana dikutip dalam Kipdriyah
Markiyatul R, 2020).

Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak bisa juga dengan
kegiatan meniru bentuk atau dapat dilakukan dengan kegiatan melipat. Didalam kegiatan
melipat,guru memberikan contoh bentuk lipatan dan anak anak yang akan menirukan apa
yang dicontohkan guru. Kegiatan melipat memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan beraneka
ragam kreasi yang dibuat dalam bentuk karya seni yang biasanya dari bahan kertas.
Dengan melalui kegiatan melipat yang membutuhkan koordinasi mata, kecepatan, ketelitian,
ketepatan dan tangan dapat menuntut gerakan otot-otot jari, melemaskan pergelangan
tangan, serta dalam masa perkembangan memiliki fungsi melatih motorik halus.
(Sumanto 2005: 99-100 dalam Kipdriyah Markiyatul R, 2020).

METODE
Penelitian ini memakai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui pengembangan
rancangan kegiatan belajar yang dilaksanakan pendidik di kelas guna mendeteksi ketepatan
media atau metode tersebut digunakan pada kelas yang dipakai pada penelitian. Peneliti
dalam pelaksanannya menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK), tahapan yang
dilaksanakan ada 4 yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

3
Penelitian dilakukan di KB Tunas Patria Sumberharjo. Kelompok yang dijadikan objek
penelitian adalah kelompok B dengan jumlah siswa sebanyak 12 anak. Pada tahap
pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2. Tema yang
dibahas dalam pembelajaran ini adalah Lingkunganku dengan sub tema Tanaman Bunga
pada siklus I dan tema Binatang dengan sub tema Binatang Laut pada siklus II.
Tahapan dalam melaksanakan kegiatan tiap siklus yaitu sebagai
berikut: 1. Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan instrument yang akan digunakan dalam
penelitian, seperti lembar pengamatan, rencana pembelajaran dan media yang
akan digunakan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti menyajikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak usia 4-5 tahun di KB Tunas Patria Sumberharjo melalui
kegiatan melipat kertas. Dalam pelaksanaannya anak diajak mengamati dan
berdiskusi tentang bahan pembelajaran yang telah disiapkan pendidik,
kemudian pendidik akan memberikan contoh cara melipat kertas kemudian
diikuti oleh anak anak sesuai dengan arahan guru.
3. Observasi/pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan kegiatan pembelajaran dan
melakukan pencatatan. Untuk menghitung berapa banyak dan berapa prosesntase
siswa yang sudah berhasil dalam kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus
anak.

4. Refleksi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan
adalah mengumpulkan data, menganalisis hasil pengamatan anak yang dilakukan
oleh pendidik dan siswa untuk kemudian ditindak lanjuti, dan akan ada dua
kemungkinan dalam tahap ini, yaitu perlu adanya perbaikan atau tidak. Apabila
dirasa perlu, maka diusahakan ada kegiatan pada siklus kedua dengan harapan
hasilnya lebih baik lagi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diperoleh hasil penelitian pada tindakan tersebut yaitu peneliti menghitung angka melaluicara
mencari nilai rerata kemudian dijadikan persentase dengan penyajian tabel dan grafik
perolehan hitungan Siklus I dan Siklus II. Hitungan tersebut yaitu hasil perolehan dari perbaikan
4
tiap siklus yang harapannya peneliti mampu menemukan perkembangan peningkatan yang baik
pada tahap akhir perbaikan. Berikut penyajian data berupa tabel dan grafik.
1) PRA SIKLUS
Setelah melaksanakan perbaikan kegiatan pembelajaran prasiklus pada anak
Kelompok B KB Tunas Patria Sumberharjo, diperoleh data tentang kemampuan anak
pada kegiatan melipat kertas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada
tabel berikut ini :
No Nama Aspek yang dinilai
Ketepatan Keaktifan Kerapian
1 Abi ● ● √
2 Afif ○ ○ ○
3 Aldebaran ○ √ ●
4 Annisa ● ● ●
5 Aqila √ ○ ○
6 Arka ○ √ ○
7 Aysila √ √ √
8 Citra ○ √ ●
9 Imran ○ ○ ○
10 Kamania √ √ √
11 Nasyama ● ● ●
12 Rafatan √ ● ○

Keterangan : ● = baik
√ = cukup
○ = kurang
Hasil Penilaian Prestasi Belajar Anak Prasiklus
Aspek yang diamati PRASIKLUS
● √ ○
𝑓 % 𝑓 % 𝑓 %
Ketepatan 3 25% 4 33 % 5 42 %
Keaktifan 4 33 % 4 33 % 3 25 %
Kerapian 4 33 % 3 25 % 5 42 %
Jumlah/ rata-rata 11 31 % 11 31 % 13 38
5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa :

u Aspek Ketepatan hanya ada 3 anak yang tepat dalam menyelesaikan kegiatan
melipat kertas dengan baik, 5 anak mampu namun masih dibantu oleh guru,
sedangkan 4 anak yang tidak mampu menyelesaikan dengan tepat.
u Aspek Keaktifan hanya 4 anak yang aktif pada kegiatan melipat kertas dan
5 anak mampu mengikuti kegiatan melipat kertas dan sedangkan 3 anak
yang terlihat pasif pada kegiatan melipat kertas.
u Aspek Kerapian hanya 4 anak yang mampu menyelesaikan dengan baik, 3 anak
yang mampu menyelesaikan namun masih kurang rapi dan masih dengan
bimbingan guru, sedangkan 5 anak belum terlihat kerapiannya
dalam menyelesaikan tugas.

2) SIKLUS I

Pelaksanaan siklus 1 diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan,


observasisampai dengan refleksi. Peneliti dalam perencanaan tindakan diawali dengan
diskusi bersama guru kelas membahas permasalahan yang muncul dalam kelas, serta
kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus 1. Tema yang digunakan yaitu
menggunakan tema Lingkungaku sub tema Tanaman. Rancangan kegiatan mengarah
kepada peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas.
Pada tahap pelaksanaan tindakan RPPH menjadi acuan dalam melakukan
proses belajar. Observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Sebelum kegiatan belajar dimulai anak-anak diajak untuk berbaris, masuk ke kelas
sambil mengucap salam, bersalaman dengan guru. Anak duduk setengah lingkaran
untuk kegiatan pembukaan percakapan pagi dimulai dengan berdo'a. Kegiatan literasi
5 menit yaitu dengan melakukan kegiatan motorik kasar salah satunya yaitu bermain
balok.Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tema hari kemarin
dan disambungkan dengan tema hari ini. Kegiatan observasi dilakukan ketika
kegiatan melipat dilakukan. Guru menjelaskan cara bagaimana cara melipat bentuk
bunga lalu diikuti dengan anak anak melipat kertas sesuai dengan arahan guru, guru
akan membantu anak yang
kesusahan dan memberi apresiasi kepada anak yang mampu tanpa bantuan guru, dan me
minta tolong kepada anak tersebut agar mau saling membantu sesama temannya.
Setelah kegiatan selesai guru memberi kesempatan kepada anak untuk menyebutkan
kegiatan hari ini, dan menyebutkan kegiatan yang paling disukainya. Kegiatan
ditutup dengan do’a
setelah belajar.
6
Selanjutnya tahap observasi, pada tahap observasi peneliti melakukan
kegiatan dari awal sampai akhir. Dari hasil siklus 1, diperoleh data sebagai berikut :
LEMBAR OBSERVASI ANAK
No Nama Aspek yang dinilai
Ketepatan Keaktifan Kerapian
1 Abi ● ● √
2 Afif ○ ○ ○
3 Aldebaran ○ √ ●
4 Annisa ● ● ●
5 Aqila ● √ √
6 Arka ○ √ ○
7 Aysila ● ● ●
8 Citra ○ ● ●
9 Imran √ √ ○
10 Kamania ● ● ●
11 Nasyama ● ● ●
12 Rafatan ● ● ●
Keterangan
● = mampu
√= sedang
○=kurang mampu

Grafik hasil peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat


kertas pada kegiatan siklus 1

PENINGKATAN

60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
BAIK SEDANG CUKUP
7
Dari data diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada aspek kemampuan motorik halus anak terjadi peningkatan mencapai 58 %
anak yang mampu melipat dengan baik, ada 17 % anak yang mampu namun dengan
bimbingan guru, sedangkan 25 % anak yang belum menunjukkan kemampuannya
dalam kegiatan melipat kertas.
Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena
angka keberhasilan peningkatan kerjasama anak dengan kategori tinggi belum
mencapai 80%. Untuk itu perlu dilakukan pengulangan perbaikan pembelajaran pada
siklus II.

3) SIKLUS II

Pada tahap perencanaan tindakan peneliti mendiskusikan bersama guru kelas


mengenai tindakan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus 2.
Kemudian mendiskusikan rancangan kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas. Peneliti dan guru
merancang pembelajaran harian dalam kegiatan perencanaan. Tema yang digunakan
beda dengan siklus I, yaitu menggunakan tema Binatang sub tema Binatang Laut.
Media yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran di siklus 2 adalah keretas lipat. Dalam perencanaan tindaka
n juga peneliti menyiapkan lembar penilaian yang akan dipakai untuk melihat
hasil perkembangan peserta didik.
Skenario dan RPPH menjadi acuan untuk melaksanakan proses belajar
mengajar pada pelaksanaan tindakan. RPPH yang telah diperbaiki berdasarkan
refleksi siklus Selain itu, observasi dilakukan ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Sebelum kegiatan belajar dimulai anak-anak diajak untuk berbaris,
masuk ke kelas sambil mengucap salam, bersalaman dengan guru. Anak duduk
setengah lingkaran untuk kegiatan pembukaan percakapan pagi dimulai dengan
berdo'a. Kegiatan literasi 5 menit yaitu dengan melakukan kegiatan motorik kasar
yaitu dengan mengayun-ngayunkan tangan seperti berenang. Selanjutnya guru
melakukan apersepsi dengan menanyakan tema hari kemarin dan disambungkan
dengan tema hari ini.Kegiatan
observasi dilakukan ketika kegiatan melipat dilakukan. Guru menjelaskan cara bagaiman
a cara melipat bentuk ikan lalu diikuti dengan anak anak melipat kertas sesuai dengan
arahan guru. Setelah kegiatan selesai guru memberi kesempatan kepada anak untuk
menyebutkan kegiatan hari ini, dan menyebutkan kegiatan yang paling disukainya.
Kegiatan ditutup dengan do’a setelah belajar.

8
Pada tahap observasi peneliti melakukan kegiatan dari awal sampai akhir.
Dari hasil belajar di siklus 2, ditemukan peningkatan hasil belajar siswa dalam
aspek perkembangan motorik halus anak dalam kegiatan melipat sebanyak 84%.
LEMBAR OBSERVASI ANAK

No Nama Aspek yang dinilai


Ketepatan Keaktifan Kerapian
1 Abi ● ● ●
2 Afif ○ ○ ○
3 Aldebaran √ √ ●
4 Annisa ● ● ●
5 Aqila √ ○ ●
6 Arka ○ √ √
7 Aysila ● ● ●
8 Citra ● ● ●
9 Imran ● ● ●
10 Kamania ● ● ●
11 Nasyama ● ● ●
12 Rafatan ● ● ●
Keterangan :

● = mampu
√= sedang
○=kurang mampu
Berikut dapat dilihat perbandinganya hasil peningkatan kemampuan motorik
halus dari setiap siklus pada grafik dibawah ini :

90%
80%
70%
60%
BAIK
50%
CUKUP
40%
KURANG
30%
20%
10%
0%
PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan berhasil karena
angka keberhasilan belajar anak pada aspek kemampuan motorik halus anak
khususnya kemampuan melipat kertas mencapai 84 % ( melebihi target yang
ditetapkan yaitu 80 % ). Untuk itu kegiatan perbaikan pembelajaran meningkatkan
kemampuan motorik halus pada peserta didik kelompok B KB
Tunas Patria Sumberharjo dinyatakan berhasil.

KESIMPULAN

Melalui kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada
peserta didik kelompok B KB Tunas Patria Sumberharjo Kecamatan Pemalang Kabupaten
Pemalang Tahun Ajaran 2023/2024. Kegiatan pembelajaran berjalan degan baik. Kemampuan
kerjasama anak melalui kegiatan melipat kertas meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat
dari hasil pengamatan pada akhir kegiatan pengembangan.
Pemilihan media yang digunakan sesuai dengan karakteristik anak, sehingga menarik
minat anak, kemampuan guru dalam merancang, merumuskan, menentukan materi kegiatan,
mengelola serta mendisain proses pembelajaran akan berdampak positif terhadap
meningkatnya kualitas pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak dapat dikatakan tercapai bahkan memenuhi target yang ingin
dicapai yaitu sebesar 84 %.

10
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, D. R., & Simatupang, N. D. (2023). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak
Melalui Kegiatan Melipat Kertas (Origami) Kelompok B1 Di TK Labschool Unesa 1
Surabaya. Journal Of Early Childhood Islamic Education, 7(1), 1-13.

Damayanti, A., & Aini, H. (2020). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 4-5
Tahun Melalui Permainan Melipat Kertas Bekas. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
4(1), 65-77.

Elia, T. (2019). Hubungan antara Aktivitas Melipat Kertas dengan Kemampuan Motorik
Halus Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Raudhatul Atfal, 2(2), 35-42

Khairi, H. (2018). Karakter Perkembangan Anak Usia Dini Dari 0-6 Tahun. Jurnal Warna,
2(2), 15-28.

Khaironi, M. (2018). Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age Hamzanwadi
University, 3(1), 1-12.

Kipdriyah, R. M. (2020). Kemampuan Motorik Halus Dalam Kegiatan Melipat Pada Anak TK
Kelompok B. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 9(4), 313-325.

Kurwadani, H. (2018). Kegiatan Melipat Kertas Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik


Halus Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Program Studi PGR, 4(1), 22-29.

11

Anda mungkin juga menyukai