DISUSUN OLEH :
Siti Latifah
NIM : 858690051
Dewasa Ini masa keemasan anak adalah masa paling penting pada anak
karena pada masa itu kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat
tinggi. Usia tersebut merupakan waktu yang ideal bagi anak untuk
mengembangkan berbagai macam keterampilan, membentuk kebiasaan-kebiasaan
yang akan berpengaruh pada masa kehidupan selanjutnya, dan memperoleh
konsep-konsep dasar untuk memahami diri dan lingkungan sekitar. Setiap anak
mampu mencapai tahap perkembangan yang optimal apabila mendapatkan
stimulasi tepat.
3
anak akan keseulitan makan sendiri. Jadi motorik halus sangat dibutuhkan untuk
menulis.
4
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu
kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh
kelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan pembelajaran, berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan dua
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).
Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. untuk
mengetahui permasalahan yang menyebabkan kurang optimalnya hasil belajar
siswa TK Budi Luhur Surabaya dengan melakukan observasi dan tes tanya jawab
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tehnik observasi dan
dokumentasi serta tanya jawab. Observasi merupakan cara mengumpulkan bahan
bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistimatis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek
pengamatan. Observasi dalam penelitian ini mengamati apakah melalui kegiatan
meronce dapat meningkatkan motorik halus anak. Sedangkan dokumentasi adalah
cara memperoleh suatu data dengan mengadakan pencatatan terhadap data yang
tersedia dan memberikan gambaran mengenai yang terdapat pada subjek dan
objek tertentu yang berupa foto dalam kegiatan pembelajaran dan lembar
observasi. Adapun kegiatan yang akan diamati yaitu meronce dengan manik-
manik yang berukuran besar dengan mengacu pada tahap meronce merangkai
berdasarkan warna. Serta kegiatan pembelajaran pembukaan, Inti hingga penutup
selama pembelajaran.
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.
Data-data yang diperoleh dari penelitian dari observasi kemudian diolah dengan
analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan ketercapaian
indikator tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran.
Data keberhasilan anak dalam pelaksanaan pembelajaran berupa penilaian
terhadap kemampuan anak didasarkan pada aspek dan indikator seperti penjelasan
5
sebelumnya dan pemberian nilai/skornya menggunakan bintang dari bintang 1
sampai bintang 3. Kemudian ketuntasan individu setiap anak dalam proses belajar
mengajar dikatakan tuntas apabila memperoleh skor bintang minimal bintang 2.
Dan untuk ketuntasan klasikal yaitu ketuntasan hasil belajar secara klasikal
dicapai apabla minimal 75% dari jumlah anak memperoleh skor bintang 3.
Adapun yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
adalah pencapaian prestasi anak dengan ketentuan sebagai berikut: Keberhasilan
penelitian ini dilihat dari presentasi belajar mencapai ketuntasan klasikal yaitu
jika ≥75% anak mendapat skor 3.
6
Grafik 1
Hasil Penilaian Kegiatan Meronce Pra Siklus
2. Siklus I
7
dikombinasikan dengan batang daun papaya dan semua harus satu-satu tidak
boleh rangkap.
Grafik 2
Hasil Penilaian Kegiatan Belajar Siklus I
3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, dimulai tanggal 16-17 Oktober
2023, berlangsung selama ± 90 menit di ruang kelas kelompok usia 5-6 tahun.
Kegiatan observasi dilakukan pada saat kegiatan berlangsung, peneliti tetap
bekerjasama dalam mengamati kegiatan yang dilakukan anak. Pada siklus II,
8
anak terlihat sangat semangat dan termotivasi untuk melakukan kegiatan
dengan sungguh-sungguh. Kegiatan selanjutnya meronce menggunakan manik
manik yang berukuran sedang dengan mengkombinasikan dengan sedotan.
Meronce pada pertemuan ke 2 ini mengacu pada tahapan meronce berdasarkan
bentuk dan ukuran. Guru menjelaskan bahan yang digunakan untuk meronce,
seperti benang,manik-manik, dan sedotan. Guru sekaligus peneliti menjelaskan
tahapan dalam meronce secara perlahan agar mudah dipahami oleh anak.
Pertama anak-anak harus mengambil benang kemudian mengambil manik-
manik sesuai dengan perintah yang diberikan guru. Selanjutnya,roncean
tersebut tidak hanya manik-manik saja tetapi dikombinasikan dengan sedotan.
Pola yang diperintahkan oleh guru yaitu manik-manik, sedotan,manik-manik,
sedotan sampai benang tersebut penuh dengan roncean
Setelah melaksanakan kegiatan pada siklus ke dua maka kita bisa mengetahui
hasil observasi belajar anak melalui catatan guru yakni dengan memperlihatkan
hasil roncean anak, anak mersa senang dan anak selalu ingin tau hasil roncean
berikutnya yang akan diperlihatkan lagi tetapi guru tidak akan memperlihatkan
lagi karena biasa membuat anak-anak menjadi bosan.
Grafik 3
Hasil Penilaian Kegiatan Belajar Siklus II
9
siklus I menurun menjadi 4 anak, dan bintang 1 menurun menjadi 3 anak dari 5
anak pada siklus I.
Prosentasenya meningkat menjadi 65% dari siklus I yang hanya 40%.
Berdasarkan amatan yang telah dilakukan pada siklus II skoring dan diperoleh
hasil observasi kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan meronce
sudah menunjukkan peningkatan yaitu siklus I rata-rata prosentase satu kelas
sebesar 40% pada siklus II ini mencapai 65%. Hasil observasi kemampuan
motorik halus anak juga menunjukkan bahwa adanya peningkatan sebesar 25%.
Hasil observasi diperoleh rata-rata prosentase perkembangan kemampuan
motorik halus anak satu kelas 65%. Prosentase tersebut belum mencapai
indikator keberhasilan yang ditargetkan peneliti pada pelaksanaan siklus II.
Peningkatan Perkembangan kemampuan motorik halus Per Siklus Aspek Siklus
I Siklus II Rata-rata prosentase perkembanagan kognitif satu kelas 40% 65%
SIMPULAN Berdasarkan pengamatan kondisi awal anak kelompok usia 5-6
tahun. Dan dapat ditunjukan pada grafik di bawah ini:
Grafik 4
Hasil Penilaian Kegiatan Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
10
yang peneliti harapkan, namun menunjukan peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti memberikan beberapa saran :
1. Bagi guru agar lebih sering melakukan kegiatan seperti meronce sesuai tema
pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
2. Lebih bervariasi dan kreatif lagi dalam membuat kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
3. Bagi peneliti lain yang berminat agar melakukan penelitian meningkatkan
kemampuan motorik halus anak yang lebih bervariasi dan gaya mengajar yang
sesuai dengan kreteria dan minat anak.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Hariyanto. 2009. Membuat Anak Anda Cepat Pintar Membaca. Yogyakarta:
Diva Press.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya
Depdiknas, 2008. Strategi dan Pemilihannya. Jakarta : Depdiknas
Dhany, dkk. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Formal. Jakarta: Direktorat
TK/SD Departemen Pendidikan Nasional.
Dhieni, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia Elexmedia. 2009.
Flash Card, (Online), (http://www.elexmedia.co.id
/forum/index.php?topic=15303.0, diakses tanggal 19 Maret 2016)
Hendry Kurniawan. 2008. Penggunaan Media Kartu Terhadap Peningkatan
Kemampuan Anak dalam Berhitung. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Karli. 2010. Membaca dan Menulis untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Penabur
- No.15/Tahun ke-9/Desember 2010.
Kaskus. 2010. Flash Card Baby, (Online),
(http://www.kaskus.us /showthread.php?t=7213981, diakses tanggal 16 Maret 2016)
Moeslichatoen. 2010. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka
Cipta.
Maimunah Hasan. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press.
Mudayanti, 2006. Upaya Guru Dan Orang Tua Dalam Menumbuhkan Minat Baca
Sejak Dini. Bandung: Tugas Akhir D2 PGTK UPI Bandung
11