Muhammad Reza
PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, Email: muhammadreza@unesa.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh seni kolase terhadap kemampuan motorik
halus anak kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan jenis quasi eksperimen design. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi dan dokumentasi. Untuk menganalisis data pengujian hipotesis penelitian menggunakan
program SPSS 25 dengan teknik Independent Samples Test (Uji T). Berdasarkan hasil perhitungan uji
t-test Sg. (2-tailed) diperoleh hasil 0,000 yang berarti 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak artinya terdapat pengaruh seni kolase terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok
A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya.
Abstract
This study aims to examine the effect of collage art on the fine motor skills of children in group
A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya. This study uses a quantitative approach with a quasi type
of design experiment. Data collection techniques use observation and documentation. To analyze the
hypothesis testing data, the research uses SPSS 25 program with Independent Samples Test technique.
Based on the results of the calculation of the SG t-test. (2-tailed) obtained a result of 0,000, which
means 0,000 <0,05, so it can be concluded that Ho is rejected which means that there is an effect of
collage art on the fine motor skills of children in group A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya.
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah individu dengan usia PAUD bertujuan untuk kesiapan individu anak
rentang 0 sampai 6 tahun. Usia ini, anak adalah menuju tingkat pendidikan selanjutnya,
kepribadian dalam menemukan jati diri, sedang mengoptimalkan perkembangan anak terutama
dalam pembentukan, peniru, belum mengetahui kemampuan yang dimiliki individu (Santoso, 2008:
batasan benar dan salah. Masa golden age adalah 2.18). Layanan pendidikan diberikan untuk
masa emas, sekaligus masa kritis dimana saat yang mengembangkan kemampuan anak secara
menentukan kehidupan kedepan individu anak dan maksimal dan sesuai dengan usia anak.
waktu untuk menggali potensi pada diri anak. Aspek perkembangan butuh untuk
Pendampingan dan pemberian stimulasi penting dioptimalkan salah satunya yaitu motorik halus
dilakukan. Sehingga perlunya pemberian layanan anak. Sujiono (2008: 1.14) motorik halus yaitu
lembaga pendidikan sesuai dengan aspek sebagian tubuh melakukan gerakan yang
perkembangan dan usianya. melibatkan otot-otot kecil, misalnya gerakan pada
Menurut Suyadi (2014: 22) PAUD pergelangan tangan dan gerakan yang melibatkan
(Pendidikan Anak Usia Dini) adalah instansi jari-jemari. Sehingga, gerakan motorik halus perlu
pendidikan yang memberikan fasilitas keseluruhan koordinasi mata dan jari-jemari. Menurut Liu’, dkk
untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi anak, (2015: 1) Keterampilan motorik halus sangat
terutama aspek perkembangan individu anak. TK penting dalam menulis karena membantu
(Taman Kanak-Kanak) adalah tingkatan pendidikan membentuk huruf dan angka secara akurat dan
bagi anak usia dini yakni usia 3 tahun sampai 6 "hanya dapat diproduksi dengan waktu yang tepat
tahun, sebelum masuk ke jenjang pendidikan dasar.
Volume 7 No.3 tahun 2018
dan kontrol gaya gerakan tangan, tangan, dan jari Berdasarkan permasalahan di atas agar
terkoordinasi". kemampuan menempel berkembang maksimal
Usia 3 tahun dimulainya perkembangan maka perlu adanya inovasi dalam hal pembelajaran.
motorik halus yang berkembang secara cepat. Menurut Hurlock (1988: 167) lack of activity cause
Kegiatan-kegiatan motorik halus sangat mudah the muscles to weaken and lose coordination
ditemui pada aktivitas sehari-hari, misalnya artinya kurang aktivitas menyebabkan otot
mengancing baju, menali sepatu, makan melemah dan hilangnya koordinasi. Maka
menggunakan sendok, dan lainnya. Semakin dibutuhkan kegiatan koordinasi yang selaras
seringnya menggunakan motorik halus, maka dengan otot yang mendukung gerakan anak yakni
perkembangan motorik anak semakin optimal dan kegiatan kolase, sebab salah satu kegiatan
kreatif. Kegiatan yang fokus pengembangan satu menempel. Hal ini dipertegas dengan hasil
aspek akan berpengaruh ke pengembangan aspek penelitian yang sudah pernah dilakukan, Hanik
lainnya. (2017) tentang kegiatan kolase biji-bijian dalam
Permendikbud nomor 146 tahun 2014 tentang meningkatkan kemampuan motorik halus di
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini pada kelompok A TK Dharma Wanita Badas Kediri.
Kompetensi Dasar (KD) 3.3 mengenal anggota Pada penelitian ini terbukti melalui kegiatan
tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk melukis kemampuan motorik halus anak dapat
pengembangan motorik kasar dan motorik halus. ditingkatkan. Hasil penelitian dari Setyawati (2017)
Pada penelitian ini dibahas mengenai tentang kegiatan pencampuran warna menggunakan
pengembangan motorik halus dengan mengenali ampas kelapa terhadap kemampuan sains anak
anggota tubuh, gerakan, dan fungsinya ialah kelompok B PAUD Selorejo Mojowarno Jombang
kemampuan menempel anak. Niswara dan dapat ditingkatkan. Hasil penelitian dari Putri
Hasibuan (2017: 1) menyatakan bahwa (2016) tentang kolase bahan kapas warna terhadap
kemampuan motorik halus akan lebih optimal kemampuan kognitif mengenal warna kelompok A
apabila diberikan stimulasi yang sesuai, semakin TK Dharma Wanita Bangkalan dapat ditingkatkan.
sering dilakukan stimulasi pada anak akan Pamadhi dan Sukardi (2010: 5.4) kolase
berpengaruh pada perkembangan anak. merupakan seni karya memakai macam-
Hasil observasi pengamatan yang dilakukan macam bahan yang dipadukan bahan dasar
pada bulan Oktober 2017 di TK Aisyiyah Bustanul lain, dapat mewakili ungkapan karya seni dua
Athfal 2 Surabaya kemampuan motorik halus dimensi itu sendiri. Sedangkan menurut
masih belum maksimal. Hal tersebut dapat Susanto (dalam Muharrar dan Verayanti, 2013: 8)
dibuktikan, bertepatan saat peneliti melakukan kolase yakni kegiatan seni menempel dari berbagai
observasi pada kegiatan pembelajaran kelompok A jenis bahan dapat juga dikombinasikan teknik
salah satunya pada kegiatan menempel ditemukan lainnya. Seni kolase yang menggunakan bahan
15 anak masih belum maksimal menempel dengan ampas kelapa. Alasan menggunakan seni kolase
tepat, menempel gambar dengan bahan keluar bahan ampas kelapa yaitu belum pernah dilakukan
garis, masih belum maksimal menempel ke dalam di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya,
pola gambar dengan penuh, dan terdapat anak memiliki warna yang menarik bagi anak dan
belum berani memegang lem. membangun rasa ingin tahu anak sehingga anak
Sumantri (2005: 69) perkembangan mudah menyelesaikan tugasnya. Alasan memilih
motorik pada masa anak kecil yang terjadi adalah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya karena
peningkatan pola penguasaan gerak yang telah bisa pernah dilakukan penelitian namun tidak dengan
dilakukan pada masa bayi, peningkatan variasi judul pengaruh seni kolase terhadap kemampuan
berbagai macam pola-pola gerak dasar, dan motorik halus kelompok A TK Aisyiyah Bustanul
meningkatnya kemampuan koordinasi mata, Athfal 2 Surabaya.
tangan, dan kaki. Permendiknas nomor 137 tahun Pemberian seni kolase bahan ampas kelapa
2014 menyatakan bahwa lingkup perkembangan didukung oleh Dynamic system theory
anak usia 4-5 tahun dalam kegiatan menempel dikemukakan oleh Thelen dan Whitmeyer (2005)
adalah motorik halus dengan tingkat pencapaian yakni anak menghimpun keterampilan motorik
perkembangan poin ketiga mengkoordinasikan untuk memahami dan bertindak. Mengembangkan
mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang keterampilan motorik, anak akan melihat sesuatu
rumit dan poin keenam mengontrol gerakan tangan dalam lingkungan yang memotivasi mereka untuk
yang menggunakan otot halus (memeras, bertindak dan menggunakan persepsi mereka untuk
menjumput, memilin, mengelus, memelintir, memperbaiki gerakan mereka (Santrock, 2011:
mengepal, mencolek). Kegiatan menempel dimulai 206). Bahwa seni kolase bahan ampas kelapa
kemampuan mata, syarat, dan otot yang adalah kegiatan yang menarik anak sehingga anak
bekerjasama dengan baik agar gerakan rumit termotivasi untuk bertindak dan menggunakan
mudah dilakukan, kemudian mengontrol gerakan persepsi mereka untuk melakukan gerakan.
tangan melakukan kegiatan dalam melibatkan Berdasarkan uraian tersebut, maka
pergelangan tangan dan jari-jemarinya. penelitian ini mencoba menguji seni kolase untuk
Volume 7 No.3 tahun 2018
membuktikan apakah kegiatan tersebut menggunakan program SPSS 25 dari mulai uji
mempengaruhi kemampuan motorik halus anak normalitas, uji homogenitas, dan uji t-test karena
kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 data yang didapatkan berdistribusi normal.
Surabaya. Kegiatan kolase diartikan menempel Berikut ini instrumen penelitian di TK
yang membutuhkan jari jemari untuk Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Surabaya:
menyelesaikannya. Anak juga harus dapat
mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan Tabel 1. Instrumen Penelitian
kegiatan rumit. Aspek yang Skor Penilaian
No
Berdasarkan uraian di atas, maka diamati 1 2 3 4
penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Seni 1. Memberi lem pada
Kolase Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak pola gambar
Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 2. menjumput
Surabaya”. 3. Menempel sesuai
pola
METODE Keterangan:
Penelitian dengan judul “Pengaruh Seni Kolase 1 : Belum Berkembang (BB)
Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak 2 : Mulai Berkembang (MB)
Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 3 : Berkembang Sesuai Harapan
Surabaya” ini merupakan penelitian kuantitatif (BSH)
dengan jenis eksperimen. Desain True 4 : Berkembang Sangat Baik (BSB)
eksperimental design jenis eksperimen semu (quasi Kriteria penilaian penelitian sebagai berikut:
eksperimen design). Menurut Sugiyono (2017: Tabel 2. Kriteria Penilaian
116) pada penelitian nonequivalent control group Aspek
design terdapat kesamaan dengan pretest-posttest No yang Kriteria Penilaian
control group design, hanya pada desain ini Diamati
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol 1. Memberi BB: Anak mampu
tidak dipilih secara random. Jadi hasil dari lem pada mengambil lem dengan 4
perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, pola atau 5 jari
karena membandingkan dengan keadaan sebelum gambar. MB: Anak mampu
diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. mengambil lem dengan 3
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut. jari
BSH: Anak mampu
O1 X O2 mengambil lem dengan 2
O3 O4 jari
BSB: Anak mampu
mengambil lem dengan 1
Keterangan: jari (jari kelingking)
O1 : Observasi sebelum perlakuan (pretest) 2. Menjumpu BB : Anak mampu
kelompok eksperimen t ampas menjumput potongan
O2 : Observasi sesudah perlakuan (posttest) kelapa kertas origami
kelompok eksperimen menggunakan alat tusuk
X : Perlakuan/ treatment 3 kali gigi, memegang alat
O3 : Observasi kemampuan awal kelompok dengan 5 jari
kontrol MB: Anak mampu
O4 : Observasi kemampuan akhir kelompok menjumput potongan
kontrol kertas origami
menggunakan alat tusuk
Subjek penelitian ini kelompok A gigi, memegang alat
terdapat populasi sebanyak 48 anak yakni dua dengan 4 jari
kelas. Penelitian ini menggunakan purposive BSH: Anak mampu
sample dengan mempertimbangkan dana, waktu, menjumput potongan
dan tenaga sehingga menggunakan sampel kertas origami
berjumlah 15 anak kelompok eksperimen dan 15 menggunakan alat tusuk
anak kelompok kontrol. Lokasi yang digunakan gigi, memegang alat
dalam penelitian ini yaitu TK Aisyiyah Bustanul dengan 3 jari
Athfal 2 Surabaya berada di Jln. Gadung III/ 7
BSB: Anak mampu
Surabaya.
menjumput potongan
Dalam penelitian ini, teknik
kertas origami
pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
menggunakan alat tusuk
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
Volume 7 No.3 tahun 2018