5 (1), 25-30
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia
e-issn: 2621-2382 p-issn: 2527-9270
Penerapan Metode Latihan Dengan Menggunakan Media Audio Visual Dalam Tari Kreasi
Untuk Meningkatkan Motorik Kasar Pada Kelompok B
Received: July 22nd 2019 Accepted: January 31st 2020 Published: January 31st 2020
Abstrak: Motorik kasar pada anak yang kurang berkembang akibat kurangnya kegiatan,
sehingga perlu dibuat permainan yang mengasahnya. Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan motorik kasar anak melalui penerapan metode latihan dengan menggunakan
media audio visual dalam tari kreasi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
yang dilakukan melalui dua siklus. Subjek penelitian yaitu anak kelompok B1 yang berjumlah
10 orang anak perempuan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, analisis
data menggunakan rumus rata-rata, ketuntasan belajar dan uji t-test. Penerapan metode
latihan dengan mengikuti langkah-langkah yang memberikan pengertian dan perumusan
tujuan yang jelas, mendiagnosa kemampuan awal siswa, mengadakan latihan secara
berulang-ulang, meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dan diberikan
penguatan serta bimbingan individual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode
latihan dengan menggunakan media audio visual dalam tari kreasi dapat meningkatkan
motorik kasar anak dari rata-rata pada siklus satu sebesar 2,965 dengan kriteria kurang dan
pada siklus kedua sebesar 4,01 dengan kriteria baik. Terbukti dari hasil perhitungan t-test
antar siklus yaitu pada aktivitas belajar thitung = 4,8 H štabel (5% = 2,26). Peningkatan ini
dikarenakan penggunaan media audio visual yang menarik dan metode pembelajaran
dengan latihan yang berulang-ulang sehingga anak bisa melakukan gerakan tari. Implikasi
untuk penelitian lebih lanjut agar dapat mengembangkan media audio visual dengan metode
yang lebih bervariasi untuk meningkatkan motorik kasar anak dalam tari kreasi terutama
pada aspek motorik kasar.
Keywords Metode Latihan; Media Audio Visual; Tari Kreasi; Motorik Kasar
25
Siti Marta Yuliastuti, Nina Kurniah & Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2020, Vol. 5 (1), 25-30
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia
e-issn: 2621-2382 p-issn: 2527-9270
26
Siti Marta Yuliastuti, Nina Kurniah & Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2020, Vol. 5 (1), 25-30
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia
e-issn: 2621-2382 p-issn: 2527-9270
lagu banyak anak yang terlihat kurang keterampilan motorik diperlukan untuk
antusias dan berbicara dengan temannya, mengendalikan tubuh (Aghnaita, 2017;
serta ada beberapa anak tidak ada Ananditha, 2017; Ensang Timuda, 2017;
kemauan atau kurang aktif dalam Lindawati, 2012; Romlah, 2017; Setyawan,
melakukan motorik kasar, serta ada Hadi, & Royana, 2018; Solihin, M.R.D.,
beberapa anak yang kondisi fisiknya lemah Anwar.F., Sukandar, 2013).
yang membuat kegiatan motorik kasarnya Pada masa anak usia dini stimulasi
terganggu. Oleh karena itu, peneliti ingin yang paling baik diberikan untuk
memperbaiki motorik kasar anak melalui meningkatkan motorik kasar anak, yaitu
kegiatan tari kreasi dengan menerapkan modeling, dansa, menari, body language,
metode latihan menggunakan media audio olahraga dan permainan tradisional. Dalam
visual. penelitian ini peneliti menstimulasi motorik
Hal ini terlihat juga ketika peneliti kasar malalui tari kreasi yaitu tari kreasi
mengamati anak-anak yang sedang Bungong Jeumpa.
melakukan kegiatan senam sehat cerdas Tari adalah gerakan-gerakan yang
gembira didapati 2 anak masih belum mau diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam
bergerak mengikuti irama musik, 3 anak ruang. Sedangkan, tari kreasi merupakan
masih merasa kesulitan dalam bergerak, bentuk tari yang timbul karena adanya
masih belum seimbang dan 5 anak sudah kesadaran untuk mengolah, menciptakan,
terlihat baik pada saat pengamatan ataupun mengubah tarian yang menjadi
berlangsung. Ketika menangkap bola besar dasarnya (Cook & Brown, 1999; Earhart,
anak-anak mampu melakukannya, namun 5 2009; Gao, Zhang, & Stodden, 2013;
anak masih sering meleset ketika Sofianidis, Hatzitaki, Douka, & Grouios,
menangkap bola. Anak juga belum mampu 2009)
berlari dengan cepat dan waktu berhenti Tari Bungong Jeumpa merupakan tari
masih belum bisa mengontrol yang berasal dari Provinsi Nanggroe Aceh
keseimbangannya. Terkait dengan Darussalam. Adapun keunikan dari tari
perkembangan motorik kasar anak usia dini Bungong Jeumpa, yaitu gerak tari banyak
ada yang telah dikembangkan sesuai menggunakan tangan dan kaki, gerak tari
dengan perkembangan anak dan ada yang hanya diiringi dengan suara manusia yang
belum dikembangkan sesuai dengan berupa nyanyian. Peneliti memilih tarian
perkembangan anak. Kondisi ini bisa diatasi Bungong Jeumpa dikarenakan iramanya
dengan tari kreasi menggunakan media sederhana, merangsang anak untuk
audio visual dengan penerapan metode semangat dalam menggerakkan tubuhnya,
latihan karena di dalam gerakan tari mudah diikuti dengan anak usia dini
terdapat gerakan mengayun kedua tangan, kelompok B (usia 5-6 tahun) dan melatih
menggerakkan kedua kaki, dan koordinasi tangan dan kaki. Dengan
menggerakkan seluruh anggota tubuh stimulasi yang dilakukan melalui tari
dengan ditampilkannya video sehingga Bungong Jeumpa ini diharapkan
membuat anak lebih semangat untuk kemampuan motorik kasar anak dapat
bergerak sambil melihat video yang diputar mengalami peningkatan. Dengan metode
secara berulang-ulang sehingga anak tidak ini anak-anak di PAUD IT Ummi secara tidak
bosan dan memiliki kemauan bergerak sadar dapat distimulasi untuk bergerak
sambil mengikuti video yang ditampilkan. secara aktif.
Perkembangan motorik merupakan proses METODE PENELITIAN
memperoleh keterampilan dan pola
Metode penelitian ini menggunakan
gerakan yang dapat dilakukan anak, metode penelitian tindakan kelas. Secara
27
Siti Marta Yuliastuti, Nina Kurniah & Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2020, Vol. 5 (1), 25-30
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia
e-issn: 2621-2382 p-issn: 2527-9270
garis besar terdapat empat tahapan yang Bungong Jeumpa. Adapun aspek yang
lazim dilalui, yaitu: Perencanaan, diteliti yaitu aspek koordinasi, aspek
Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi. keseimbangan, kelenturan dan aspek
Teknik pengumpulan data pada kelincahan dalam 10 gerakan tari kreasi
penelitian ini menggunakan teknik pada aspek yang diamati.
observasi. Observasi dalam penelitian ini Berdasarkan hasil observasi pada
berisi aspek-aspek yang berkaitan dengan siklus I dan siklus II, maka diperoleh hasil
hal-hal yang akan diobservasi yakni dari peningkatan yang sedemikian rupa dari
aspek koordinasi, aspek keseimbangan, indikator yang sudah ditetapkan. Dengan
aspek kelenturan dan aspek kelincahan. demikian dapat dikatakan bahwa melalui
Penelitian ini menggunakan satu insrumen metode latihan dengan menggunakan
saja yaitu lembar observasi. Analisis data media audio visual dalam tari kreasi dapat
menggunakan nilai uji rata-rata, ketuntasan meningkatkan motorik kasar pada
belajar secara perorangan dan uji t-test kelompok B di PAUD IT Ummi Kota
untuk mengetahui peningkatan motorik Bengkulu Tahun Ajaran 2018/2019.
kasar anak melalui tari kreasi dengan KESIMPULAN
menggunakan metode latihan berbantuan Berdasarkan penerapan metode
media audio visual. latihan dengan menggunakan media audio
Penelitian ini dinyatakan berhasil visual, terdapat kenaikan nilai ketuntasan
apabila persentase nilai rata-rata belajar motorik kasar pada anak
kemampuan motorik kasar setiap orang berdasarkan indikator yang telah
anak dalam kegiatan tari kreasi melalui ditetapkan. Hal ini bisa terlihat dari grafik
metode latihan dengan menggunakan yang meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.
media audio visual telah mencapai 75%. Peningkatan yang didapatkan dari 20 %
(Aqib, Diniati, Jaiyaroh, & Khotimah, 2011) pada siklus 1 dan 80% pada siklus 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Motorik kasar dapat dilatih dengan metode
Berdasarkan hasil observasi yang ini karena anak masih berpikri kongkrit
telah dilakukan pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dengan mudah meniru dari
menunjukan motorik kasar anak mengalami model yang telah ada.
peningkatan. Hal ini terlihat dari siklus I Saran
pertemuan ketiga dengan nilai rata-rata Diharapkan dari penelitian dapat
2,965 dengan kriteria kurang dan pada diambil variable yang belum diambil yaitu
ketuntasan sebesar 20 % kemudian menggunakan metode lain selain latihan.
meningkat pada siklus II pertemuan ketiga Metode lain adalah role model dari pelatih
mencapai rata-rata 4,01 dengan kriteria langsung karena dapat menghasilkan
baik dan pada ketuntasan sebesar 80 %. interaksi dua arah antara anak dan pelatih.
Sebelum diberikan perlakuan, rata- Sedangkan media audio visual hanya 1 arah
rata motorik kasar anak berada pada saja.
kriteria kurang sekali. Kemudian setelah DAFTAR PUSTAKA
diberikan perlakuan pada siklus I motorik
kasar anak berada pada kriteria kurang dan Aghnaita, A. (2017). Perkembangan Fisik-
pada siklus II berada pada kriteria baik. Motorik Anak 4-5 Tahun Pada
Adapun media yang digunakan untuk Permendikbud no. 137 Tahun 2014
meningkatkan motorik kasar anak yaitu (Kajian Konsep Perkembangan Anak).
AL-$7+)$/ß JURNAL PENDIDIKAN
video tari kreasi bungong jeumpa, LCD,
ANAK. https://doi.org/10.14421/al-
laptop, musik dan speaker dengan kegiatan
athfal.2017.32-09
yang digunakan adalah kegiatan tari kreasi
28
Siti Marta Yuliastuti, Nina Kurniah & Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2020, Vol. 5 (1), 25-30
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia
e-issn: 2621-2382 p-issn: 2527-9270
dance versus aerobic dance. Journal of
Ananditha, A. C. (2017). Faktor-Faktor Sport and Health Science.
Yang Berhubungan Dengan https://doi.org/10.1016/j.jshs.2013.01.0
Perkembangan Motorik Kasar Pada 05
Anak Toddler. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah. Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K.
https://doi.org/10.30651/jkm.v2i1.924 (2016). Hubungan Status Gizi dan
Perkembangan Anak Usia 1 - 2 Tahun.
Aqib, Z., Diniati, E., Jaiyaroh, S., & Sari Pediatri.
Khotimah, K. (2011). Penelitian https://doi.org/10.14238/sp13.2.2011.1
Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, 42-6
dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.
Hurlock, E. B. (1990). Psikologi
Aqib, Z., & Murtadlo, A. (2016). Kumpulan Perkembangan Edisi 5. Jakarta:
Metode Pembelajaran kreatif dan Erlangga.
inovatif. Bandung: Sarana Tutorial
Nurani Sejahtera. Iswantiningtyas, V., & Wijaya, I. P. (2015).
Meningkatkan Kemampuan Motorik
Bashwiner, D. (2018). The neuroscience of Kasar Anak Usia Dini Melalui
musical creativity. In The Cambridge Permainan Tradisional Gobak Sodor.
Handbook of the Neuroscience of Jurnal PINUS.
Creativity.
https://doi.org/10.1017/9781316556238 Lindawati. (2012). Faktor-Faktor yang
.029 Berhubungan Dengan Perkembangan
Motorik Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal
Cook, S. D. N., & Brown, J. S. (1999). Health Quality.
Bridging Epistemologies: The
Generative Dance between Lismadiana. (2017). Peran Perkembangan
Organizational Knowledge and Motorik Pada Anak Usia Dini.
Organizational Knowing. Organization Pendidikan Anak.
Science.
https://doi.org/10.1287/orsc.10.4.381 Romlah, R. (2017). Pengaruh Motorik Halus
dan Motorik Kasar terhadap
Earhart, G. M. (2009). Dance as therapy for Perkembangan Kreatifitas Anak Usia
individuals with Parkinson disease. Dini. Tadris: Jurnal Keguruan Dan
European Journal of Physical and Ilmu Tarbiyah.
Rehabilitation Medicine. https://doi.org/10.24042/tadris.v2i2.231
4
Ensang Timuda, C. (2017). HUBUNGAN
STATUS GIZI ANAK DENGAN Setyawan, D. A., Hadi, H., & Royana, I. F.
PERKEMBANGAN MOTORIK (2018). Kemampuan Motorik Kasar
KASAR PADA ANAK USIA BAYI Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Negeri
DAN BALITA (0-59 BULAN) DI Pembina Kota Surakarta. Jurnal
PUSKESMAS PANDANWANGI Penjakora.
MALANG. Saintika Medika.
https://doi.org/10.22219/sm.v10i2.4159 Sofianidis, G., Hatzitaki, V., Douka, S., &
Grouios, G. (2009). Effect of a 10-
Gao, Z., Zhang, T., & Stodden, D. (2013). week traditional dance program on
&KLOGUHQ¶V SK\VLFDO DFWLYLW\ OHYHOV DQG static and dynamic balance control in
psychological correlates in interactive elderly adults. Journal of Aging and
29
Siti Marta Yuliastuti, Nina Kurniah & Mona Ardina
Jurnal Ilmiah Potensia, 2020, Vol. 5 (1), 25-30
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia
e-issn: 2621-2382 p-issn: 2527-9270
Physical Activity.
https://doi.org/10.1123/japa.17.2.167 Young, S. (2008). Lullaby light shows:
Everyday musical experience among
Solihin, M.R.D., Anwar.F., Sukandar, D. under-two-year-olds. International
(2013). Kaitan Antara Status Journal of Music Education, 26(1), 33±
Gizi,Perkembangan Kognitif, Dan 46.
Perkembangan Motorik Pada Anak https://doi.org/10.1177/0255761407085
Usia Prasekolah. Penelitian Gizi Dan 648
Makanan.
30
Siti Marta Yuliastuti, Nina Kurniah & Mona Ardina