e-mail: lilisisca@yahoo.com
Abstrak
Abstract
This research aims to improve this fine motor skill by utilizing playdough as a medium
for children in Tegaljaya Early Childhood Playgroup. The subject of the research is the
students in Tegaljaya Early Childhood Playgroup, as many as 12 children. The research
is conducted in two separate cycles, cycle I and cycle II, with each cycle having its own
planning, implementation, observation, and reflection stages. The data collection
technique used is observation in the form of observation sheet, documentation, and
interview. The analytical method is descriptive analysis with qualitative approach.
Colaborative Classroom Action Research is conducted with classroom peers, in which the
researcher acts as the teacher while the peers act as observers.Based on the research
findings, it can be concluded that using playdough as a game can increase students’ fine
motor skill in Tegaljaya Early Childhood Playgroup. This can be seen from the increase in
percent task completion, which in the initial state of only 33.33% (4 of 12 children), then
increasing to 41.67% (5 of 12 children) in cycle I, then continually increasing to 83.33%
(10 of 12 children) in cycle II. The specific fine motor skills that experienced the increase
include the ability to squeeze, twist, mold, and create various shapes with playdough.
saraf, urat saraf dan otot yang anak untuk terampil mengkoordinasi
terkoordinasi. Perkembangan mata-tangan. Misalnya memegang
motorik ini erat kaitannya dengan benda dengan benar (seperti pensil,
perkembangan pusat motorik di pulpen, gelas, sendok, garpu),
otak. Keterampilan motorik menulis cepat dan rapi, terampil
berkembang sejalan dengan menggunting, melipat, mewarnai,
kematangan saraf dan otot. Oleh meronce, mengambil benda-benda
sebab itu, setiap gerakan yang kecil, dan memotong.
dilakukan anak sesederhana Berdasarkan observasi awal yang
apapun, sebenarnya merupakan dilakukan pada anak-anak Kelompok
hasil pola interaksi yang kompleks Bermain PAUD Tegaljaya, tampak
dari berbagai bagian dan sistem dari beberapa hasil karya anak saat
dalam tubuh yang dikontrol otak. bermain dan saat melakukan
Perkembangan motorik berbeda kegiatan yaitu: (1) saat kegiatan
tingkatannya pada setiap individu menggambar bebas, anak
karena anak adalah mahkluk unik mengalami kesulitan dalam
yang memiliki tempo dan irama memegang alat tulis, (2) saat
perkembangan tubuhnya masing- menggunting, anak-anak masih
masing (Noorlaila, 2010). kesulitan saat memegang gunting,
Perkembangan motorik terbagi membuka gunting dan melakukan
menjadi dua yaitu motorik kasar dan gerakan menggunting, serta (3) saat
motorik halus. Motorik kasar meronce, sebagian besar anak
memerlukan koordinasi kelompok mengalami kesulitan untuk
otot-otot anak yang tertentu memasukkan benang ke dalam
yangdapat membuat mereka manik-manik.Menurut penelitian
melompat, memanjat, berlari, yang telah dilakukan oleh Atih
menaiki sepeda. Sedangkan motorik Fatmawati dengan judul
halus memerlukan koordinasi tangan “Implementasi Playdough dalam
dan mata seperti menggambar, Menstimulasi Kemampuan Motorik
menulis, dan menggunting. Halus” (Penelitian Tindakan Kelas
Perkembangan motorik halus sejak pada Kelompok A TK Artha
usia dini akan menjadi bekal bagi Kencana, Kota SerangBanten Tahun
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A. Gede. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media
Publishing.
Aisyah, Siti dkk. (2011). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Jatmika, Yusep Nur. (2012). Ragam Aktivitas Harian Untuk Playgroup. Jakarta:
Diva Press.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2013). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT. Indeks.
Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono. (2010). Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks