KELAS 2B KELOMPOK 3 :
Maisarah (P07520220073)
Nurani Martina Siregar (P07520220077)
Rasmi Drona Barus (P07520220081)
Ria Tri Enita Br Barus (P07520220082)
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami kel 3B dari kelas 2B S.Tr Keperawatam dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya .Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan motorik
halus anak usia dini di TK Sola Fide.
3. Respon anak dalam kegiatan bermain kreatif di Tk Sola Fide
BAB II
PEMBAHASAN
\
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANAK TK
DI TK SOLAFIDE
NO FOTO KETERANGAN
1 Bernyanyi lagu pelangi
pelangi dengan anak
6 Menempel kepala ke
badan lady bird.
Yuri Gebriel
Misel Incha
Dokumentasi Tambahan :
Nurani & Yuri Ria & Incha Maisarah & Yuri
Rasmi & Misel & Gabriel
Absen Peserta Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif pada
Anak di TK Solafide
No Nama Keterangan
1 Yuri
2 Gabriel
3 Misel
4 Incha
Dosen Pengajar
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/68017/3/Bab%20II.pdf
https://amp.kompas.com/edukasi/read/2020/11/10/090328871/berikut-tujuan-dan-
manfaat-bermain-bagi-anak-usia-dini
https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2019/article/download/239/19
6/1295
https://www.bni-life.co.id/id/lifeblog/inilah-bedanya-motorik-halus-dan-motorik-
kasar#:~:text=Perkembangan%20motorik%20kasar%2C%20merupakan
%20perkembangan,berjalan%2C%20melompat%2C%20atau
%20berlari.&text=Perkembangan%20motorik%20kasar%20secara%20alami,dan
%20lingkungan%20sekitar%20yang%20menunjang
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/1340
https://berkeluarga.id/2020/04/29/manfaat-bermain-origami-pada-anak-yang-jarang-
diketahui/
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/3030
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Bungamputi/article/download/8838/7020
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh :
TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi kesenangan
tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Anak dibawah 6 tahun mempunyai
bermain yang cukup panjang. Apapun yang dilakukan anak dapat menimbulkan kesenangan.
Bermain ialah dunia main bagi anak usia pra sekolah dan menjadi hak pada anak untuk dapat
bermain. Sebab masa mereka memang hanya untuk bermain. Melalui bermain anak dapat
memetik beberapa manfaat antara lain adalah terpenuhinya segala aspek perkembangan.
Aspek tersebut dapat meliputi aspek motorik, kecerdasan sosial, emosional, berpikir dan
bersosialisasi. Sebab dengan bermain maka anak spontan dan langsng akan menggunakan
benda-benda sekitar untuk diajak bemain.
Kreativitas anak merupakan segala proses yaang dilalui oleh anak dalam rangka melakukan,
mempelajari dan menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi kehidupan dirinya dan
orang lain.
Origami adalah seni melipat kertas asal jepang yang diajarkan di taman kanak-kanak.
Kegiatan melipat kertas dapat mendorong kreativitas anak untuk melipat dan juga dapat
membuat hasil yang diciptakan sendiri pada oleh anak.
Setelah dilakukannya kegiatan bermain pada anak di TK Solafide Kids Medan yaitu
“permainan membuat bunga dari kertas origami”. Dengan itu, diharapkan
perkembangan motorik kasar dan motork halus pada anak tersebut dapat meningkat.
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari bermain untuk anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Bermain
Bermain adalah hak setiap anak. Bermain merupakan lahan anak-anak dalam
mengekspresikan segala bentuk tingkah laku yang menyenangkan dan tanpa
paksaan. Pada mulanya, bermain dianggap sebagai kegiatan yang dipandang
sebelah mata. Awalnya kegiatan bermain belum mendapat perhatian khusus dari
para ahli ilmu jiwa, mengingat masih kurangnya pengetahuan tentang psikologi
perkembangan anak dan kurangnya perhatian terhadap perkembangan anak pada
masa lalu (Sugianto 1995:4). Namun, dengan kemajuan teknologi dan dukungan
hasil penelitian mutakhir menjadikan kegiatan bermain menempati urutan wahid
pada kegiatan untuk anak-anak.
b. Pengertian Kreativitas
kreativitas adalah kemampuan anak untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan
apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreatifitas
mengacu pada kemampuan yang merupakan ciri/karakteristik dari anak yang kreatif.
c. Tujuan Bermain
1. Motorik Kasar
Bermain kreativitas pada anak di TK Solafide Kids Medan tentang “cara membuat
bunga dari kertas origami”. Disini anak mampu berdiri tanpa bantuan orangg lain,
mengambil alat dan bahan tanpa bantuan orang lain.
2. Motorik Halus
Bermain kreativitas pada anak di TK Solafide Kids Medan tentang :cara membuat
bunga dari kertas origami”. Disini anak mampu membuat cara kerja dalam membuat
bunga dari kertas origami. Dengan mengambil satu kertas dan melipat kertas
tersebut bentuknya seperti tangga, membungkus pipet menggunakan kertas origami.
1.2. Laporan Kegiatan Bermain Kreativitas Pada Anak Di TK Solafide Medan
Waktu : 60 menit
1. Kertas origami
2. Pipet
3. Lem kertas
4. Gunting
3. Givi : 5 tahun
4. Juan : 5 tahun
Arikunto. S (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta.Rineka Cipta Atik
Mulyati. (2014) Meningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Origami Pada Anak A Tk
Kusuma Baciro Gondokusuman Yogyakarta. Skripsi (Diterbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Absen Pelaksana kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di TK
Solafide Kids Medan
1.
2.
3.
4.
5.
NIP : 197701062002122003
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
DI SUSUN OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai
pada waktunya.Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah guru dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK
Sola Fide
2. Apakah kegiatan bermain origami dapat mengembangkan motorik halus anak usia dini
di TK Sola Fide
3. Apa faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat
mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan guru dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK
Sola Fide
3. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan
motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
LAPORAN KONSEP BERMAIN ANAK TK
DI TK SOLAFIDE
Waktu : 60 menit
A. Tujuan
B. Hasil Pengamatan
►Biodata
Nama : Edwar
Umur : 5 tahun
Umur : 5 tahun
Nama : Inggrit
Umur : 6 tahun
Nama : Reseno
Umur : 6 tahun
Umur : 6 tahun
Nama : Keno
Umur : 6 tahun
2. Divo : 5 tahun
3. Inggrit dan Reseno : 6 tahun
1. Edwar : 5 tahun
2. Divo : 5 tahun
3. Inggrit dan Reseno : 6 tahun
4. Leaner : 6 tahun
5. Keno : 6 tahun
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM
BERMAIN PADA ANAK DI TK SOLAFIDE
Tiurlan M Doloksaribu,S.KEp,Ns,M.Kep
NIP: 197701062002122003
DAFTAR PUSAKA
http://repository.uinjambi.ac.id/7347/1/1522360%20kegiatan%20bermain
%20origami%20dalam%20mengembangkan%20keterampilan%20motorik
%20halus%20anak%20usia%20dini%20di%20raudhatul%20atfhal
%20alahkyar%20bungo.pdf
LAPORAN KELOMPOK KEGIATAN PRAKTIKUM BERMAIN KREATIF
PADA ANAK DI TK SOLA FIDE
AnggotaKelompok:
1. Alfi Sahrina Sirait (P07520220049)
2. Alya Zahra Septiani (P07520220050)
3. AuliaNabilla Br Tarigan (P07520220053)
4. Christy Navillia (P07520220056)
5. Clarissa TrianaSirait (P07520220058)
Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak
yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain :
Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak
Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsic
Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak
Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti
kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya
Bermain pada usia dini bertujuan untuk menanamkan pekerti baik dan melatih berbagai hal di
antaranya membedakan sikap dan perilaku yang baik dan yang tidak baik, bersikap ramah dan
peduli, disiplin dan tanggung jawab, mencintai ciptaan Tuhan, tertib dan berani, serta untuk
mengetahui baik dan buruk. Perlu waktu yang tidak sedikit untuk seorang anak dalam
pengembangan dirinya. Dari penelitian beberapa ahli menyatakan bahwa bermain pada anak
mempunyai peran yang sangat penting. Dengan bermain anak-anak bisa menyalurkan keinginan,
kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Selain itu dengan bermain anak-anak bisa melatih
fisiknya, bergaul dengan teman sebaya, memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya,
mengembangkan bakatnya, menumbuhkan sifat dan sikap yang positif dan bisa mengekspresikan
dan menyalurkan perasannya baik pearsaan tertekan, senang mapun sedih.
Fungsi penting dari permainan adalah bahwa itu berhubungan langsung dengan kemampuan
pemecahan masalah, memberikan individu dengan keterampilan khusus untuk memecahkan
berbagai masalah yang ditimbulkan dalam keadaan kehidupan lain. Bermain merupakan dunia
anak dan masa anak untuk mengeksplorasikan semua yang ada pada anak. Permaianan pada
anak adalah semua aktivitas yang dilakukan anak-anak baik berupa gerakan, fikiran maupun
perkataan.
Anak usia dini menyukai permainan. Bermain merupakan unsur yang penting dalam
perkembangan anak usia dini baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial. Bermain
merupakan ciri aktivitas anak usia 3 – 6 tahun yang khas karena hampir seluruh kegiatannya
melibatkan unsur bermain. Bermain dalam kurun waktu usia ini bukannya tanpa arti karena
dengan bermain mereka dapat belajar. Permainan mendukung tumbuhnya kreativitas karena
anak dapat memilih permainan yang mereka sukai dan dapat mengidentifikasi banyak hal.
Seorang anak dapat mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan bahkan moralnya
dengan bermain. Secara fisik, melalui bermain anak dapat melatih kekuatan, koordinasi otot, dan
keselarasan gerak. Sedangkan dari segi mental, bermain dapat menumbuhkan daya nalar, daya
ingat, imajinasi, dan kreativitas serta penting untuk meredam emosi anak. Permainan yang
melibatkan orang lain dapat menumbuhkan rasa kesetiakawanan, tanggung jawab, melatih kerja
sama, dan merangsang timbulnya rasa berbagi dalam bentuk memberi dan menerima. Selain itu,
bermain juga dapat membantu anak untuk belajar mengatasi masalah praktis dalam kehidupan
sehari - hari.
Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996) kreativitas adalah aktivitas kognitif yang menghasilkan
cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Drevdal (dalam Hurlock, 1999)
menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk,
atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya
perangkuman.
Bermain memicu kreativitas, permainan yang aman dan menyenangkan memicu anak untuk
bermain dan menemukan ide-ide serta menggunakan daya khayalnya. Hasil penelitian
mendukung dugaan bahwa bermain dan kreativitas saling berkaitan karena baik bermain maupun
kreativitas mengandalkan kemampuan anak menggunakan simbol-simbol.10 Kreativitas
dipandang sebagai sebuah aspek pemecahan masalah dari akar dasar dalam bermain. Di saat
anak menggunakan daya khayalnya, entah itu dengan alat maupun tidak, kreativitas mereka lebih
menonjol
Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan
motorik halus:
a. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot
besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher dan duduk.
b. Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil,
seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk, menggambar dan menulis.
(Nevvy H: 2013).
Anak yang memiliki kemampuan motorik kasar yang baik maka ia akan memiliki
perkembangan mental yang baik pula karena anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya sehingga rasa percaya dirinya akan terus meningkat dan akan berpengaruh positif
pada kemampuan motorik kognitifnya.
Menurut Fikriyati (2013) kemampuan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak,
dan spinal cord. Motorik kasar didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri. Hal serupa juga dikemukakan oleh Gallahue (1989) bahwa kemampuan motorik kasar
sangat berhubungan dengan kerja otot-otot besar pada tubuh manusia. Kemampuan inibiasanya
digunakan oleh anak untuk melakukan aktivitas olahraga. Kemampuan ini berhubungan dengan
kecakapan anak dalam melakukan berbagai gerakan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerakan otot-
otot besar dalam melakukan pengendalian gerakan tubuh melalui kemampuan lokomotor, non
lokomotor, dan manipulatif.
Perkembangan motorik halus juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu menurut
Hurlock, (dalamDepdiknas 2007:10) :
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan
pertama kehidupannya, kekondisi yang bebas dan tidak bergantung.
3. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Salah satu permainan kreatif adalah labirin. Labirin merupakan sebuah permainan yang
mencari sebuah pintu keluar atau titik tujuan dengan melewati banyak kemungkinan jalur-jalur
berliku, sempit dan simpang-simpang yang membingungkan. Pada permainan labirin ini, anak
akan berlatih mengambil ketetapan keputusan, meningkatkan konsentrasi, melatih kesabaran,
meningkatkan daya juang dan motivasi, memberikan pengalaman baru dalam bermain game.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Masalah yang diteliti terbatas pada bermain kreatif khususnya permainan labirin
2. Kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bermain labirin.
3. Penelitian dilakukan di TK Sola Fide tahun ajaran 2021/2022.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalahnya adalah apakah melalui permainan labirin dapat meningkatkan kreativitas
anak pada anak-anak di TK Sola Fide tahun ajaran 2021/2022.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan:
Meningkatkan kreativitas anak melalui permainan labirin pada anak-anak di TK Sola Fide tahun
ajaran 2021/2022.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1. Dapat mengembangkan kreatifitas pada anak.
2. Dapat memberikan kesempatan pada anak untuk berlatih memecahkan masalah yang
dihadapi.
Alat dan bahan:
1. Kardus
2. Pipet
3. Kertaskarton
4. Pensil
5. Penggaris
6. Gunting
7. Lem
Prosedur Kerja:
No. Dokumentasi
1.
2.
3.
5.
NIP. 197701062002122003
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/adabiya/article/download/257/291/
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/download/8185/6856
https://media.neliti.com/media/publications/117598-ID-peningkatan-kemampuan-motorik-kasar-anak.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/157909-ID-meningkatkan-kemampuan-motorik-halus-mel.pdf
https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-usia-dini-yang-berfungsi-untuk-membantu-me.html
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
” Konsep Bermain Anak”
DI SUSUN OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum biologi ini dengan baik. Laporan ini
berisi tentang uraian hasil riset mengenai “ bermain kreatif pada anak’’.
Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya;
Ibu Tiurlan Doloksaribu S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan anak. Oleh karena itu
kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari
kata sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok
kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Anak-anak menghabiskan begitu banyak waktu dan energi mereka seharihari dengan bermain
sehingga para filsuf, peneliti, guru, dan orang tua sama-sama bertanya-tanya tentang peran permainan
dalam perkembangan anak. Jelas, permainan harus memberikan manfaat fungsional dan evolusioner
bagi anak yang sedang berkembang, sehingga perlu dikembangkan bagaimana sebuah permainan anak
mampu menunjang mereka untuk berkembang lebih baik. Hal ini kemudian yang menjadi tugas pengajar
di pendidikan anak usia dini harus terampil guna merumuskan permainan yang tetap menyenangkan
namun mengedukasi anakanak.
Panduan untuk menciptakan permainan bagi Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI No 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD, prinsip yang digunakan dalam proses
pembelajaran PAUD adalah ‘belajar sambil bermain’ anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa
bermain, pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna pada anak. Berdasar hal tersebut, perlu kiranya dirumuskan sebuah cara
agar dapat menyatukan antara bermain dan belajar yang terpat untuk anak usia dini. Bermain yang tidak
hanya bermain dan belajar yang tidak membebani laiknya sedang bermain
Bermain merupakan dunia anak dan masa anak untuk mengeksplorasikan semua yang ada pada
anak. Permaianan pada anak adalah semua aktivitas yang dilakukan anak-anak baik berupa gerakan,
fikiran maupun perkataan. Bermain berupa gerakan seperti: lari-larian, melompat, memanjat dan lain-lain.
Bermain yang menggunakan fikiran seperti: bermain puzzle, menyusun balok mengingat lagu, mengingat
dialog orang lain yang didengarkan. Bermain dengan perkataan adalah dengan cara anak-anak
mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata dan menirukan perkataan orang lain. Kesimpulan para
ahli yaitu anak merupakan makhluk yang sangat kreatif dan dinamis. Kebutuhan anak hanyalah bermain
baik yang dilakukan sendiri maupun dilakukan bersama-sama (kelompok)
Belajar melalui bermain merupakan satu teknik pengajaran dan pembelajaran yang berkesan
kepada anak usia dini. Bermain sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain juga dapat diartikan sebagai
perantara pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan
strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik dengan mudah diikuti oleh anak. Beberapa ahli
psikologi mengatakan bahwa bermain sangat berpengaruh besar dalam perkembangan jiwa anak.
Menurut Singer dalam Martuti (2008:13), bermain merupakan cara untuk melatih masuknya
rangsangan, baik dari dunia luar maupun dari dalam. Tujuan bermain sebagai sarana bagi anak untuk
bereksperimen, melatih anak beradaptasi dengan lingkungan, peniruan bagi anak, dan bereksplorasi.
Fungsi bermain adalah dapat mengembangkan motoric kasar dan motoric halus, meningkatkan oenalaran
dan memahami lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi dan kreativitas.
Motorik kasar adalah perkembangan gerak yang meliputi keseimbangan dan koordinasi antar
anggota tubuh misalnya, merangkak, melompat, berjlan, serta berlari. Motorik halus adalah
perkembangan gersk yang meliputi otot kecil dengan koordinasi mata-tangan misalnya, menggambar,
menulis, memotong, menyusun puzzle atau memasukkan balok sesuai bentuknya.
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu bermain kolase
2. Manfaat bermain kolase
3. Hubungan bermain kolase dengan motrik halus
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu bermain kolase?
2. Apa saja manfaat bermain kolase?
3. Apa hubungan bermain kolase dengan motoric halus?
Bab II
Pembahasan
4. Bermain Kolase
Kolase merupakan teknik yang kaya akan aktivitas meremas, melipat, merobek, menempel, serta
menggunting yang memungkinkan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus terutama
kelenturan dalam menggunakan jari-jarinya. Kaitannya dengan peningkatan kemampuan motorik
halus, anak dapat menggerakan jari- jarinya untuk menempelkan lem dan bahan-bahan. Dalam
kolase yang paling menonjol adalah unsur menghiasnya.
Menurut Pamadhi (2014: 5.4) dalam proses membuat karya kolase yaitu dengan cara
memadukan barang-barang yang terdiri dari benda yang berbeda sehingga menjadi sebuat karya
melalui teknik asembling (dengan dilem, las, dan paku) dimaksudkan agar dapat menyatu.
Kolase menjadi teknik yang memungkinkan anak untuk dapat mengoptimalkan seluruh media
agar menjadi karya yang utuh. Aktifitas kolase jika dilihat dari sisi dana cukup murah, karena bisa
dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk karya seni kolase dapat berupa bahan alam, bahan bekas, dan bahan olahan yang
tentunya aman digunakan oleh anak. kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran yang
tinggi dan keterampilan menyusun, menempel, dan merangkai.
5. Manfaat Kolase
Melalui kegiatan bermain kolase akan dapat melatih konsentrasi anak karena kegiatan kolase
membutuhkan konsentrasipada kegaitan menempel. Tidak hanya melatih konsentrasi kolase juga
merupakan salah satu aktivitas bermain yang dapat menstimulus kemampuan motorik halus seorang
anak. Karena pada kegiatan kolase anak mengkoordinasikan mata dan tangan serta jari-jemarinya
untuk mengoleskan lem dan menempel.
Dikemukakan bahwa manfaat kolase dapat meningkatkan perkembangan otak, bahasa, dan
melatih kemampuan motorik halus anak (Sumanto, 2006: 94). Dengan bermain kolase tidak hanya
fisik anak saja yang akan bekerja tetapi juga otak anak yang digunakan untuk berfikir bagaimana
menghias gambar menggunakan bahan kolase sehingga dapat menjadi karya yang indah.
2 Keanoz
3 Givo
4 Gabriel
Penutup
A. Kesimpulan
Bermain (sambil belajar) pada anak usia dini mempunyai tujuan yang mungkin tidak disadari oleh
orang dewasa, dimana saat anak bermain, sebenarnya ia sedang mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya guna menjadi modal awal yang kokoh bagi dirinya di masa depan saat menghadapi
permasalahan dalam hidup. Tulisan ini diharapkan memberikan referensi dan edukasi kepada orang tua
dan guru paud khususnya untuk bisa memahami dunia anak usia dini salah satunya dengan memahami
hakekat bermain dan makna bermain bagi anak usia dini. Hal ini diperoleh dengan mengesplorasi
berbagai sumber dari beberapa literatur dari hasil penelitian dan pemikiran di mana hasilnya dapat
digunakan bagi orang tua dan guru paud agar lebih tepat dalam mendampingi dan mendesain
pembelajaran bagi anak usia dini sehingga mutiara pembelajaran paud yaitu bermain sambil belajar dapat
tercapai
Anak sudah mampu melakukan kegiatan kolase sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak
usia 5-6 tahun yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Anak sudah mampu membuat bentuk
tempelan dari bahan kolase dengan bervariasi, menggunakan dan mengkombinasikan lebih dari tiga
bahan dalam membuat kolase, membuat hasil karya kolase sendiri dan berbeda dengan yang lainnya
serta anak sudah mampu mengembangkan ide terhadap hasil karyanya secara luas. Dan hambatan-
hambatan siswa dalam pembelajaran teknik kolase anak usia 5-6 tahun di paud warci jaya. Hambatan
tersebut terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan
pembelajaran. Menurut Rahyubi (2014: 225) faktor yang mempengaruhi motorik yaitu : (1) Perkembangan
sistem saraf, (2) Kondisi fisik, (3) motivasi yang kuat, (5) lingkungan yang kondusif, (6) Aspek psikologi,
(7) Usia, (8) Jenis kelamin dan (9) Bakat dan potensi.
B. Saran
B. Saran
Kegiatan pembeljaran bermain merupakan salah ssatu metode yang dapat diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran di Tk dan berdasarkan kesimpulan terbukti mampu meningkatkan
kemampuan berbicara anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/326692-bermain-sebagai-sarana-pengembangan-krea-
94c7a358.pdf
https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/03/123043471/para-ortu-ini-lho-tujuan-dan-manfaat-bermain-
bagi-anak-usia
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2019/article/download/239/196/1295
https://www.bni-life.co.id/id/lifeblog/inilah-bedanya-motorik-halus-dan-motorik-
kasar#:~:text=Perkembangan%20motorik%20kasar%2C%20merupakan%20perkembangan,berjalan%2C
%20melompat%2C%20atau%20berlari.&text=Perkembangan%20motorik%20kasar%20secara
%20alami,dan%20lingkungan%20sekitar%20yang%20menunjang.
https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/JUT/article/download/245/100
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 6
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Anak-anak menghabiskan begitu banyak waktu dan energi mereka sehari-hari dengan
bermain sehingga para filsuf, peneliti, guru, dan orang tua sama-sama bertanya-tanya
tentang peran permainan dalam perkembangan anak. Jelas, permainan harus memberikan
manfaat fungsional dan evolusioner bagi anak yang sedang berkembang, sehingga perlu
dikembangkan bagaimana sebuah permainan anak mampu menunjang mereka untuk
berkembang lebih baik. Hal ini kemudian yang menjadi tugas pengajar di pendidikan anak
usia dini harus terampil guna merumuskan permainan yang tetap menyenangkan namun
mengedukasi anak-anak.
Panduan untuk menciptakan permainan bagi Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI No 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD, prinsip yang digunakan dalam
proses pembelajaran PAUD adalah ‘belajar sambil bermain’ anak di bawah usia 6 tahun berada pada
masa bermain, pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain dapat
memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak. Berdasar hal tersebut, perlu kiranya
dirumuskan sebuah cara agar dapat menyatukan antara bermain dan belajar yang terpat untuk anak
usia dini. Bermain yang tidak hanya bermain dan belajar yang tidak membebani laiknya sedang
bermain.
D. Latar Belakang
Bermain adalah suatu aktivitas yang menyenangkan serta dapat menjadi sarana belajar bagi anak yang
sekaligus menjadi suatu proses yang terjadi secara terus menerus dalam kehidupan dan mempunyai
manfaat untuk merangsang perkembangan anak secara umum, membantu anak dalam bersosialisasi
dengan teman sebayanya (Sekartini, 2011). Sedangkan menurut Adriana (2011), Bermain adalah salah
satu stimulasi yang tepat bagi anak untuk merangsang daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek
emosional, sosial, dan fisiknya. Dewasa ini ada banyak ragam alat permainan yang berkembang dari
waktu ke waktu. Mulai dari permainan tradisional hingga modern. Ada beberapa jenis permainan yang
bersifat membentuk ketrampilan dan kreatifitas anak seperti permainan menyusun puzzel, membuat
origami. Semua itu memerlukan kontrol dan seleksi orang tua ataupun guru agar jenis dan alat
permainan tersebut dapat berfungsi optimal dan tidak membahayakan anak. Perkembangan personal
sosial adalah bertambahnya kemampuan dalam aspek-aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perkembangan personal sosial anak
dapat distimulasi dengan kegiatan bermain karena anak dapat berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya (Marimbi, 2010)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bermain?
2. Apa saja fungsi bermain pada anak?
3. Apa saja karakteristik bermain?
4. Apa saja pedoman untuk keamanan bermain pada anak?
5. Apa saja kecenderungan sifat bermain pada anak?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan guru dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK
Sola Fide
3. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan
motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik intelektual, emosional dan sosial. Dimana
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-
kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungans, melakukan apa yang dilakukan dan
mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong,2000).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadarinya (Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan keinginannya sendiri dan memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah :
“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa yang dapat menurunkan stress anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”
E. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan social, perkembangan kreatifitas,perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.
4. Mendapatkan kegembiraan dan hiburan Kegembiraan atau emosi yang positif sangat bermanfaat untuk
tumbuh kembang anak dan pembentukan karakternya. Kehidupan anak-anak yang dipenuhi kegembiraan dan
kebahagiaan juga akan menjauhkan anak dari stres. Hal ini bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental, juga
untuk prestasi akademis mereka.
5. Mengembangkan kecerdasan intelektual Hal ini karena dengan bermain dan
mengeksplorasi lingkungan sekitar anak dapat belajar tentang bentuk, warna, suara,
tekstur, fenomena alam, dunia satwa, dunia flora, suhu, cahaya dan sebagainya.
6. Mengembangkan kemampuan motorik halus anak Kemampuan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan, seperti menggunting, melipat, menarik garis, mewarnai dan
menggambar. Dengan kemampuan motorik halus yang berkembang dengan baik, anak
akan dapat menulis dengan baik di samping penguasaan berbagai keterampilan lainnya.
7. Mengembangkan kemampuan motorik kasar anak Motorik kasar adalah gerakan fisik yang
membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh, dengan menggunakan
otot-otot besar sebagian atau seluruh anggota tubuh. Misalnya berjalan, berlari, melompat,
merangkat, dan mengayunkan tangan.
8. Meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi Sejumlah permainan menuntut
anak untuk berkonsentrasi penuh ketika memainkannya. Hal ini bermanfaat untuk melatih
konsentrasi anak. Konsentrasi sangat dibutuhkan anak untuk keberhasilan belajar dan
penyelesaian berbagai tugas.
9. Meningkatkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah Banyak sekali permainan
yang menuntut anak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan berpikir logis
ntuk memenangkan atau menyelesaikan permainan tersebut.
10. Kemampuan memecahkan masalah dan berpikir logis sangat diperlukan anak untuk
menguasai berbagai materi pelajaran di sekolah dan menyelesaikan berbagai problem yang
anak-anak hadapi dalam kehidupan seharihari, bahkanhingga anak dewasa kelak.
C. Karakteristik Bermain
Bermain mempunyai karakteristik yang sangat esensial. Menurut Hughes (2010: 4), karakteristik
dari bermain yaitu
(1) Bermain didorong oleh motivasi intrinsik, maksudnya yang mendorong anak untuk
melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar
yang bersifat ekstrinsik. Misalnya dorongan dari orang tua, untuk mendapatkan hadiah, dan
sebagainya.
(2) Bermain itu bersifat aktif dan bebas dapat diikuti oleh siapa saja, maksudnya bermain
memerlukan keterlibatan aktif dari para pelakunya dan terbuka dapat diikuti oleh siapa saja
tanpa ada paksaan dan anak yang bermain memiliki kebebasan untuk memilih jenis kegiatan
yang ingin dilakukannya.
(3) Bermain itu menyenangkan, maksudnya bermain bisa memberikan perasaanperasaan positif
bagi pelakunya, artinya semakin aktivitas itu menyenangkan maka hal tersebut semakin
merupakan bermain. (4) Bermain lebih berorientasi pada proses bukan hasil yang
sesungguhnya, maksudnya fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu sendiri,
bukan hasil atau akhir dari kegiatannya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANAK TK
DI TK SOLAFIDE
3. Tujuan khusus :
Mengembangkan kreatifitas
Mengembangkan sosialisasi
Mengembangkan daya imajinasi
Mengembangkan kepercayaan diri
6. Tempat : Tk Solafide
Mengobservasi anak
Menutup acara
ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF
PADA ANAK DI TK SOLAFIDE
Gita
Yuriko : 5 Tahun
3
Leaner : 5 Tahun
Kevin : 5 Tahun
Givo : 5 Tahun
6
Kenos : 5 Tahun
Juan : 5 Tahun
LAMPIRAN
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN PADA
ANAK DI TK SOLAFIDE
Tiurlan M Doloksaribu,S.KEp,Ns,M.Kep
NIP: 197701062002122003
BAB III
PENUTUP
Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan orang seorang anak di usia dini
yang dilakukan dengan perasaan senang, tanpa paksaan, namun memiliki pola-pola yang
diharapkan mampu menciptakan hasil guna perkembangan baik bagi diri anak. Bermain
juga merupakan sarana bagi anak guna menyalurkan energinya yang besar dan
menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahuinya dengan cara yang
menyenangkan. Dan hal ini tentu berbeda dengan belajar yang dipahami orang dewasa
dengan segala aturan dan tuntutan di akhirnya. Bermain (sambil belajar) pada anak usia
dini mempunyai tujuan yang mungkin tidak disadari oleh orang dewasa, dimana saat anak
bermain, sebenarnya ia sedang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya guna
menjadi modal awal yang kokoh bagi dirinya di masa depan saat menghadapi
permasalahan dalam hidup. Tulisan ini diharapkan memberikan referensi dan edukasi
kepada orang tua dan guru paud khususnya untuk bisa memahami dunia anak usia dini
salah satunya dengan memahami hakekat bermain dan makna bermain bagi anak usia dini.
Hal ini diperoleh dengan mengesplorasi berbagai sumber dari beberapa literatur dari hasil
penelitian dan pemikiran di mana hasilnya dapat digunakan bagi orang tua dan guru paud
agar lebih tepat dalam mendampingi dan mendesain pembelajaran bagi anak usia dini
sehingga mutiara pembelajaran paud yaitu bermain sambil belajar dapat tercapai.
Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan orang seorang anak di usia dini
yang dilakukan dengan perasaan senang, tanpa paksaan, namun memiliki pola-pola yang
diharapkan mampu menciptakan hasil guna perkembangan baik bagi diri anak. Bermain
juga merupakan sarana bagi anak guna menyalurkan energinya yang besar dan
menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahuinya dengan cara yang
menyenangkan. Dan hal ini tentu berbeda dengan belajar yang dipahami orang dewasa
dengan segala aturan dan tuntutan di akhirnya. Bermain (sambil belajar) pada anak usia
dini mempunyai tujuan yang mungkin tidak disadari oleh orang dewasa, dimana saat anak
bermain, sebenarnya ia sedang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya guna
menjadi modal awal yang kokoh bagi dirinya di masa depan saat menghadapi
permasalahan dalam hidup. Tulisan ini diharapkan memberikan referensi dan edukasi
kepada orang tua dan guru paud khususnya untuk bisa memahami dunia anak usia dini
salah satunya dengan memahami hakekat bermain dan makna bermain bagi anak usia dini.
Hal ini diperoleh dengan mengesplorasi berbagai sumber dari beberapa literatur dari hasil
penelitian dan pemikiran di mana hasilnya dapat digunakan bagi orang tua dan guru paud
agar lebih tepat dalam mendampingi dan mendesain pembelajaran bagi anak usia dini
sehingga mutiara pembelajaran paud yaitu bermain sambil belajar dapat tercapai.
A. KESIMPULAN
Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia dini. Ada banyak manfaat yang
didapatkan dari kegiatan bermain, salah satunya adalah kreativitas. Bermain dalam bentuk apapun, baik
aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang ktreativitas anak dalam
berbagai taraf. Di sini peran orang tua dan guru pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator
pengembangan kreativitas anak, dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan alat
yang tepat sesuai dengan bakat, minat, yang disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan,
serta kebutuhan anak.
B. SARAN
Saat anak sedang bermain, sebaiknya tidak terlepas dari pengawasan orang tua. Hal tersebut
ditekankan agar tidak terjadinya kecelakaan saat bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui permainan tradisional. Yogyakarta:
Javalitera. Hughes, F.P. (2010). Children, play, and development (4th edition). USA: Sage Publications.
Rosdiani, D. (2012). Model pembelajaran langsung dalam pendidikan jasmani dan kesehatan. Bandung:
Alfabeta. Sujiono, Y.N & Sujiono, B. (2010). Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak. Jakarta: PT.
Indeks. Yulianty, R. (2010). Permainan yang meningkatkan kecerdasan anak modern dan tradisional.
Jakarta: Laskar Aksara.
Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan. Vol. 15 No. 1 (2020) | 161
Herman, Rusmayadi, dan I Waya Utama, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Materi
Profesional Guru Kelas PAUD/TK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2017.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Mulyasa. Strategi Pembelajaran PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017. Al-
Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan. Vol. 15 No. 1 (2020) | 176
Montolalu, B.E.F. dkk. Bermain dan Permainan Anak. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2012.
Barnett, Lynn A. “Developmental Benefits of Play for Children.” Journal of Leisure Research
22, no. 2 (1990): 138–53. https://doi.org/10.1080/00222216.1990.11969821.
Saracho, Olivia N., and Bernard Spodek. “Children’s Play and Early Childhood Education:
Insights from History and Theory.” Journal of Education 177, no. 3 (1995): 129–48.
https://doi.org/10.1177/002205749517700308.
Sholihah, Rizki Amalia. “Attitude, Aptitude, Routines, Pattern, Dan Simple Codes Dalam Pemerolehan
Bahasa.” Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan
LAPORAN BERMAIN KREATIF YAYASAN HERMES KIDS CARE MEDAN
Nama Kelompok 5 :
Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat
ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu
kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya
karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu
untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.
Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak,
bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu
kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani
menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian
faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat
mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.
Dunia anak-anak merupakan pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-
kompetensi dini yang dihasilkan anak-anak akan mendorong kreativitas mereka selanjutnya.
Anak-anak merupakan objek paling murni untuk digali kemampuannya melalui kreativitas yang
tercipta. Mereka bukanlah miniatur orang dewasa. Perlakuan khusus sebagai anak-anak sangat
mereka butuhkan.
1.1.Judul
1.Mengenal Warna
2. Mengenal alat bagian tubuh
3. Membuat Kincir Angin dari kertas Origami
4. Mengajarkan Membuat Mainan pesawat terbang dari origami
5. Mengenal barang-barang yang ada disekitar mereka
3. Tujuan
Untuk memperkenalkan alat-alat dan bagian tubuh kepada anak dan membantu anak agar
mampu berkreasi sambil bermain dalaam kehidupan sehari-hari
1. Gunting
2. Dabeltip
3. Lem
4. kertas Origami
5. Pipet
6. jarum pentul
1.Lekatkan duah buah kertas satu sama lain disetiap sisinya sehingga didapat sebuah kertas
yang sedikit tebal
2. Gunting kertas secara diagnonal yang dimulai dari keempat sudutnya menuju kepusat namun
jangan sampai terputus
3. Lipatkan bagian salah satu sudutnya (masing-masing potong kertas dilipat pada sudut yang
sama) kebagian tengah kemudian lem
4. Buat lubang pada bagian tengahnya yang disesuaikan dengan besar jarum pentul
5. Buatlah lubang pada salah satu sisi sedotan yang disejajarkan dengan lubang pada kertas
6.Hasil Pratikum/Percobaan
Menghasilan Sesuatu mainan yang disebut Kincir angin dari kertas origami
2. Lady : 5 tahun
3. Freddy : 5 tahun
4. Ica : 4 tahun
Dokumentasi Akhir (Foto Bersama Anak-anak, Ibu Tiur Dan Mis/Guru Yang Mengajar Di
TK Hermes Kids Medan)
Pembimbing
Tiurlan DolokSaribu,S.kep,Ns,M.kep
NIP.197701062002122003
Absen Pelaksanaan Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Pada Anak Di TK Hermes Kids
Medan
No Nama Keterangan Tanda Tangan
1
KESIMPULAN
Dari Hasil Pratikum yang kami lakukan,kami mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :
4. Anak-anak dapat menyusun suatu pola yang belum menyatu menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/Zg_OWVB5dmc
LAPORAN KEGIATAN BERMAIN KREATIF PADA ANAK
DI HERMES KIDS MEDAN
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini
bisa selesai pada waktunya. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Anak usia dini merupakan salah satu objek penelitian yang terus berkembang.
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
rentang usia anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Pada usia tersebut anak
mengalami fase yang sangat penting yang hanya terjadi satu kali sepanjang rentang
kehidupan manusia yaitu fase emas atau dikenal dengan istilah golden age. Pada fase
tersebut otak anak mengalami perkembangan yang paling cepat dalam
pertumbuhannya mencapai kurang lebih 80% (Djuwita, 2018). Anak pada usia dini akan
menyerap semua kata-kata atau perilaku baik ataupun buruk dan akan menjadi dasar
terbentuknya karakter, kepribadian, serta kemampuan kognitif.
Menurut (Saripudin, 2016), perbedaan antara motorik kasar dan halus terdapat pada
jenis otot-otot yang terlibat. Motorik kasar melibatkan anggota tubuh untuk melakukan
gerakan menggunakan otot-otot besar seperti melompat dan berjinjit, sedangkan
motorik halus kemampuan yang melibatkan otot-otot kecil seperti meraba, mengayun
dan menulis.
Pada perkembangan motorik halus terjadi koordinasi yang melibatkan mata dan
tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tangan.
Penelitian ini menggunakan motorik halus. Motorik halus lebih mendominasi
keterampilan anak-anak sebelum memulai sekolah daripada motorik kasar (Simpson et
al.,2019). Kemampuan motorik halus sangat penting karena menjadi dasar dalam
kemampuan sehari-hari seperti menulis, menggenggam benda, mengikat sepatu,
mengancingkan baju, melipat dan seterusnya (Islammeiliani, 2017).
Bagi anak usia dini, kolase dapat membuat subjek menjadi pengambil keputusan
tertinggi dalam mengambil tindakan yang menyenangkan dan bermakna bagi diri
mereka sendiri daripada pengakuan instan dari orang lain (Barrett et al., 2017).
Manfaat kolase bagi anak usia dini di antaranya meningkatkan kemampuan motorik
halus anak dilihat dari berbagai aspek kemampuan motorik halus anak yaitu gerakan
koordinasi antara mata dan tangan, koordinasi bilateral, kemampuan manipulasi tangan
dan tripod grasp (Huda et al., 2019). Karena pentingnya meningkatkan kemampuan
motorik anak usia dini dan minimnya inovasi dan kreativitas guru dalam menyiapkan
media pembelajaran atau jenis permainan yang menyenangkan maka permainan kolase
dapat menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membahas “Kolase untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus dan Kasar pada Anak Usia Dini”.
Menurut Pamadhi (2010:5) kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang
menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat
dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang
utuh. Gagne (dalam Sadiman, 2010:6) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan anak yang dapat merangsangnya untuk belajar. Glitter
adalah potongan yang tidak lebih besar dari 1 mm dan secara umum mengkilap, dan
berupa serbuk.
Kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsur ke dalam suatu
frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Selanjutnya kolase dipahami
sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas,
kain, kaca, logam, dan sebagainya, atau dikombinasikan dengan penggunaan cat atau
teknik lainnya (Susanto, 2002:8).
Dari pemaparan di atas menjadi dasar diadakannya kegiatan bermain pada anak
dengan judul “ Pengaruh Kolase Media Glitter Terhadap Kemampuan Motorik Halus
Anak di TK Hermes Kids ”.
1.2 Rumusan Masalah
a. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kolase media glitter terhadap kemampuan motorik halus anak di TK Hermes Kids.
b. Tujuan Umum
PEMBAHASAN
a. Pengertian Bermain
b. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus
sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Kreativitas dapat
didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana
menyorotinya. Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan
dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru,
menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan oleh
kebanyakan orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan.
Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996) kreativitas adalah aktivitas kognitif
yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi.
Drevdal (dalam Hurlock, 1999) menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang
pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas ini
dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan
hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan pola-pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta
pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup
pembentukan korelasi baru. Bentuk-bentuk kreativitas mungkin berupa produk
seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat prosedural atau
metodologis. Jadi menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas imajinatif yang
hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan
bermanfaat.
Dengan mengenali karakteristik bermain anak, kita akan lebih peka dan
lebih tanggap lagi menilai tentang kegiatan bermain yang diprogramkan dalam
satuan kegiatan harian (SKH) sesuai dengan ciri-ciri bermain anak sehingga
dapat membuat penilaian bermain terhadap anak yang valid, adil dan dapat
mengukur kompetensi anak secara individual.
Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah sesuatu itu bermain atau bukan, yakni :
a. Bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara sula rela
tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain.
c. Kegiatan lebih bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil
atau akhir kegiatan. Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu
sendiri, bukan hasil atau akhir dari kegiatannya.
f. Bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para
pelakunya.
g. Bermain fleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain memiliki kebebasan
untuk memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya.
a. Motorik Halus
b. Motorik Kasar
a. Jean Piaget
Pada usia 2-7 tahun ditandai dengan bermain khayal dan bermain
pura-pura. Masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab
pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka,
ruang, kuantitas dan sebagainya. Permainan simbolik mempunyai
fungsiuntuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman
emosional anak.
4. Permainan yang memiliki aturan dan olah raga (11 tahun keatas)
b. Hurlock
Menurut Hurlock, tahapan perkembangan bermain yaitu :
Pada tahap ini biasanya terjadi pada usia pra sekolah yang rata-rata
anaknya suka bermain boneka dan mengajaknya bercakap-cakap atau
bermain seperti layaknya teman-temannya.
Pada tahapan ini berawal ketika anak mendekati masa pubertas, yang
mana mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya
mereka sukai dan mulai menghabiskan waktu untuk melamun dan berhayal.
Contoh : perlakuan kurang adil dari orang lain atau merasa kurang dipahami
oleh orang lain.
LAPORAN KEGIATAN BERMAIN ANAK
3. Jika kamu sudah memberikan lem pada bagian isi objek. Segera
bubuhi bubuk glitter nya sebelum lem nya mengering.
1. Gio
2. Kana
3. Icha
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka ada beberapa saran agar
penelitian ini lebih bermanfaat yaitu sebagai berikut :
1. Saat anak sedang bermain, sebaiknya tidak terlepas dari pengawasan orang tua.
Hal tersebut ditekankan agar tidak terjadinya kecelakaan saat bermain.
http://eprints.ums.ac.id/89593/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
https://www.infooperator.com/2015/10/makalah-bermain-anak-usia-dini.html?m=1
http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2020/04/makalah-konsep-bermain-pada-
anak.html?m=1
http://kumpulanmakalah3.blogspot.com/2016/11/bermain-dan-permainan-anak-
paud.html?m=1
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM
BERMAIN PADA ANAK DI TK HERMES KIDS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
NIP : 197701062002122003
TUGAS
Nama Kelompok :
May Carlina Manullang (A)
Angel Mendrofa(A)
Tommy Hidayat Sitompul(A)
Deni Wati(A)
Diarni(B)
William Theodorus Pasaribu(B)
TAHUN 2021/2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam
sebuah kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang
tidak mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan itu.
Dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain.
Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan
tertentu pada anak. Karena melalui bermain banyak keuntungan diperoleh, tidak saja terhadap
pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental dan sosial anak. Bermain
memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasannya. Ia dapat
bereksperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang menggunakan alat bermain atau
tidak.
Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak
mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya sendiri.
Mengembangkan motorik kasar dan motorik halus, meningkatkan penalaran, dan memahami
keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Kemampuan melihat, meniru yang dilakukan anak saat pertama kali belajar melipat kertas
nantinya diharapkan dapat berkembang menjadi keinginan menemukan pola-pola baru yang
menarik sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran mereka.
Origami sendiri merupakan kesenian dari jepang dimana origami berarti oru, melipat; dan kami
dimana Origami membuat selembar kertas menjadi benda lain yang sudah ada di dunia nyata;
mengorigamikan kertas sama dengan membuat miniatur atau model dari sebuah benda,
(Sihanani,2008) Isu-isu tentang penurunan kreatifitas dan daya belajar anak menjadi menarik
penulis untuk melakukan satu kegiatan yang sesuai dengan umur anak, menyenangkan tetapi
juga dapat merangsang motorik halus anak, dan salah satu yang penulis lihat bisa menjawab
semua kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan media origami.
Winarni, (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa kegiatan melipat kertas origami
berpengaruh kepada peningkatan motorik halus pada anak dimana hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan motorik halus anak melalui origami dimana kemampuan
melipat dan mengikuti petunjuk guru dari data awal yang bisa 4 anak dengan meningkat menjadi
8 anak pada siklus I dan menjadi 13 anak pada siklus II.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa origami ternyata memiliki dampak yang cukup baik
secara nyata dalam perkembangan otak seorang anak. Nasrus & Chiar, (2012) telah melakukan
penelitian kepada siswa kelas 5 SDN 24 Pontianak dan mendapatkan hasil empiris bahwa
media origami secara signifikan meningkatkan motivasi belajar matematika pada anak
khususnya pada materi menentukan luas layang-layang. Dari segi efektifitas penggunaan
origami Kusumaningrum, (2013) telah melakukan penelitian secara empiris dengan
menggunakan metode eksperimen ditemukan bahwa secara signifikan penggunaan media
origami berpengaruh pada kreatifitas anak.
1. Kreasi terhadap objek berupa kegiatan bermain dimana anak melakukan kreasi
tertentu terhadap objek,seperti menggabungkan potongan-potongan benda sehingga
menjadi bentuk mobil-mobilan.
2. Cerita bersambung berupa kegiatan bermain dimana guru memulai awal sebuah cerita
dan setiap anak menambahkan cerita selanjutnya bagian perbagian seperti cerita
dengan menggunakan buku besar.
3. Permainan drama kreatif berupa permainan dimana anak dapat mengekspresikan diri
melalui peniruan terhadap tingkah laku orang, hewan, atau tanaman.
4. Gerakan kreatif berupa kegiatan bermain yang lebih menggunakan otot-otot besar
seperti permainan aku seorang pemimpin dimana anak akan melakukan gerakan
tertentu dana anak lain mengikutinya atau kegiatan membangun dengan pasir, lumpur,
dan atau tanah liat.
5. Pertanyaan kreatif yang berhubungan dengan pertanyaan terbuka, menjawab
pertanyaan dengan sentuhan panca indera, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan
yang membutuhkan beragam jawaban, dan pertanyaan yang berhubungan dengan
suatu proses atau kejadian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Bermain dan Kreatifitas
a. Pengertian Bermain
Bermain kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam
sebuah kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang
tidak mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan itu.
Menurut Singer (dalam Kusantanti, 2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan
anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi
dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan
untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.
Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh
anak.
Memilikii hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti
kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.
b. Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi
baru berdasarkan unsur- unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna
atau bermanfaat.
b. Motorik Kasar
Bermain kreatifitas pada anak di TK Hermes kids Care, tentang “Cara Membuat Ulat
Bulu dari kertas origami”. Disini anak mampu duduk tanpa bantuan,mengangkat kepala
disaat namanya dipanggil. Kemudian saat anak mengambil alat dan bahan yang ingin
digunakan anak mampu berjalan sendiri.
III. Peserta
Pembimbing
Tiurlan DolokSaribu,S.kep,Ns,M.kep
NIP.197701062002122003
Dokumentasi Akhir (Foto Bersama Anak-anak, Ibu TiuR Dan MisS/Guru Yang Mengajar Di
TK HERMES KIDS CARE)
Pembimbing
Tiurlan DolokSaribu,S.kep,Ns,M.kep
NIP.197701062002122003
Tentang Yayasan
YP TK HERMES KIDS CARE merupakan sekolah tingkat taman kanak-kanak yang melayani
pengajaran jenjang pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kurikulum yang berstandar.
Adapun pelajaran yang diberikan yaitu pendidikan berhitung, membaca, menulis, seni, bahasa
inggris, hingga bersosialisasi.
Pengajaran dimulai dari pagi hingga siang dengan selingan waktu bermain dan istirahat bagi
anak.
Hari ini merupakan hari pertama kami berkunjung ke YP TK HERMES KIDS CARE. Hal pertama
yang kami lakukan pada hari ini adalah bernyanyi,bermain sembari mengambil hati anak anak
agar mereka dapat mengikuti dan merasa senang dengan kehadiran kami.
Persiapan yang kami sebelum melakukan pertemuan ini adalah menyepakati bahwa tema yang
akan diusung mengikuti tema pembelajaran yang ada di YP TK HERMES KIDS CARE kami juga
menyepakati tentang jam pengajaran yang akan berlasung dari ja 08.00 - 10.00. Guru beserta
pemilik yayasan menyambut kami dengan sangat hangat.
Kegiatan pembelajaran kami ini bersifat belajar sambil bermain, sehingga kami harapkan anak
anak YP TK HERMES KIDS CARE tidak merasa terbebani dan bosan dengan kegiatan belajar
dan mengajar yang kami sampaikan. Materi ini kami bawakan dengan membawa flash card
bergambar yang di harapkan dapat membangun visualisasi anak anak TK untuk mengetahui
serta bentuk bentuk bukan hanya menghafal nama.
Metode ini kami nilai efektif karena saat kami mengevaluasi materi yang kami sampaikan hari ini
dengan mengajak anak anak untuk membuat suatu kerajinan tangan, anak anak dapat
mengikutinya dengan baik dan benar, walaupun ada satu sampai dua anak yang tidak dapat
menangkap pelajaran dengan cepat, namun sebagian besar anak anak dapat mengikutinya.
Kendala yang kami hadapi adalah mengatasi anak yang sangat pendiam, walaupun sebagian
besar anak anak senang dan menerima keberadaan kami, ada beberapa anak yang sangat
malu jika ada kami, namun kami melakukan pendekatan sesuai apa yang mereka suka
sehingga satu per satu anak pemalu mulai terbuka kepada kami dan mau bermain.
BAB III
PENUTUP
.1. KESIMPULAN
1. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela dengan ataupun tanpa
mempergunakan alat, sebagai pengalaman belajar untuk memperoleh pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan dalam diri (anak) yang dapat menimbulkan
kesenangan/kepuasan.
2. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu
kombinasi baru berdasarkan unsur- unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu
yang bermakna atau bermanfaat.
3. Adapun tujuan dari bermain atau permainan antara lain :
a. Membantu anak untuk mengenal bentuk,warna, ukuran, pola.
b. Mengembangkan kemampuan motorik/gerakdan kognitif.
c. Mengembangkan kemampuan seni dan bahasa.
d. Mengembangkan kemampuan sosial emosional.
4. Adapun maanfaat dari bermain pada anak yaitu :
a. Bermain bermanfat untuk mencerdaskan otak.
b. Bermain bermanfaat mengasah panca indra.
c. Bermain bermanfaat sebagai media terapi dan kreatifitas.
d. Bermain itu melakukan penemuan dan melatih empati.
5. Dari kegiatan bermainan kreatifitas pada anak di TK Hermes kids Medan, yaitu “Cara
Membuat Kepik dari kertas origami”, diharapkan perkembangan motorik kasar dan
motorik halus anak meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2014/04/makalah-bermain-dan-
kreativitas-anak.html?m=1
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/download/8161/5466
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/atfaluna/article/view/1284
https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7875/6884
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 4
1. Salsabila Amanda (P07520220085)
2. Samuel Ady Syaputra Siahaan (P07520220086)
3. Siti Arina Harahap (P07520220087)
4. Yessi Gebi Mentari Tarigan (P07520220094)
5. Yuliana Handayani (P07520220095)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa pra
sekolah. Kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan
kepibadiannya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi waktu, tetapi media bagi anak untuk
belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak pra sekolah mempunyai nilai positif terhadap
perkembangan kepibadiannya. Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan
sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan
keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya
sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan
memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan
merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dll. Anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Melalui bermain
anak tidak hanya menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, tetapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar
melompat, melempar atau berlari. Tetapi mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosinya,
perasaannya dan fikirannya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak
akan bermain sepanjang aktifitas tersebut menghiburnya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti
bermain. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat sianak menjadi
sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tetapi melalui bermain mereka
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. Dengan bermain anak akan menemukan kekuatan serta
kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain, dll. Bermain adalah
unsur yang penting untuk perkembangan anak, baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial.
Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Dalam kenyataan sekarang ini sering dijumpai bahwa kreativitas anak tanpa disadari telah terpasung
di tengah kesibukan orang tua. Namun kegiatan bermain bebas sering menjadi kunci pembuka bagi
gudang-gudang bakat kreatif yang dimiliki setiap manusia.
Bermain bagi anak berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan kompetensinya
dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak Fungsi bermain bagi anak usia
dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakn dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun
tanpa alat akan sangat membantu perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif pada umumnya,
dan mengembangkan daya kreativitas anak.
Menurut Santrock (2002:20-21) pola perkembangan manusia dihasilkan oleh hubungan dari
beberapa proses yaitu biologis, kognitif dan sosioemosional. Proses biologis (biological processe) meliputi
pada sifat fisik individu yang meliputi dari perubahan pada keterampilan motorik, pertambahan tinggi dan
berat badan, perubahan hormon pubertas serta semuanya yang mencerminkan proses biologis. Proses
kognitif (cognitive processes) meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu. Dan
proses sosioemosional (socioemotional processes) meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang
lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada kepribadian. Pada perkembangan emosi diharuskan
para orang tua atau guru prasekolah dapat memberikan pembekalan yang memadai tentang pengelolaan
emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari
lingkungan keluarga, sekolah maupun teman bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut
tidak segera diupayakan maka dampak negatif tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan
emosi anak.
Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan tidak seperti gambaran yang diharapkan di atas. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan masih terfokus pada kegiatan baca tulis serta kegiatan bermain yang
kurang menarik.
Bermain kreatif adalah saat seorang anak dapat secara langsung melibatkan dirinya dalam sebuah
kegiatan bermain yang mengharuskan mereka untuk berfikir dalam cara yang tidak mempertimbangkan
norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam kegiatan itu (Sujiono dan Sujiono, 2010:36). Piaget
dalam Sujiono dan Sujiono (2010:35) bermain kreatif terjadi pada tahap praoperasional yang berlangsung
pada usia antara 2-7 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa bermain kreatif merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan gaya
baru yang lebih bervariasi, sehingga kegiatan menjadi lebih menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi, diharapkan dengan adanya penelitian ini permasalahan
mengenai perkembangan emosi anak dapat diperbaiki dan diberikan solusi yang tepat.
Kondisi anak di masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak usia bayi 0-1 tahun,
toddler 1-3 tahun, pra sekolah 3-6 tahun, usia sekolah 6-12 tahun, sampai remaja 12-18 tahun (Nunung,
2017). Masa kanak-kanak awal adalah masa yang sangat penting untuk pengembangan aspek fisik,
motorik, kognitif, moral, sosial-emosi, bahasa (Rahayu, 2017). Untuk menstimulasi aspek-aspek tersebut
agar berkembang secara optimal yaitu melalui pendidikan anak usia dini. Taman kanak-kanak merupakan
pendidikan anak usia dini secara formal, pendidikan sangat penting di masa kanak-kanak awal untuk
masa pembentukan perkembangan kepribadian, sikap mental, dan intelektual yang dibentuk pada usia
dini (Aprianty, et al 2017).
Menurut World health organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25% anak usia prasekolah menderita
disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus, Anak usia prasekolah merupakan
anak dengan usia 4-6 tahun. Anak usia sekolah berbeda dengan orang dewasa, karena anak mempunyai
ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang, sampai berakhirnya masa remaja. Pendapat lain
mengatakan, Usia pra sekolah merupakan anak pada usia 4- 6 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak. Periode ketika anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Anak usia prasekolah
berada pada masa kanak awal. Periode ini berasal sejak anak dapat bergerak sambil berdiri sampai
mereka masuk sekolah.(Saidah & Saptiyanty, 2019).
Berdasarkan data diperoleh tingginya angka balita yang mengalami gangguan perkembangan
motoric mencapai angka 400.000 (16%), diantaranya gangguan motorik halus, motorik kasar, gangguan
pendengaran, kecerdasan, kurang, dan keterlambatan bicara (Widati, 2014). Sementara pada anak usia
prasekolah yang mengalami gangguan perkembangan terdapat sebesar 85.779 (62,02%) dengan
gangguan motorik halus pada balita sebanyak 15% seperti, menggambar, menulis dan
memegang.Sedangkan 44% mengalami gangguan bicara dan 16% mengalami gangguan sosialisasi
kemandirian (Kristiana, 2016).
Perkembangan anak usia toddler yang terdata di Sulawesi Selatan 151 jiwa, sebanyak 863.206 jiwa
(Hasmi, 2010), Usia 12- 29 bulan dapat dikategorikan sebagai balita dengan memberikan pelayanan baik
dalam kondisi sehat maupun sakit dengan memenuhi krteria pelayanan pada pemamntauan pertumbuhan
minimal delapan kali dalam setahun dengan cara melakukan pencatatan dalam Buku KIA/KMS. Adapun
hal- hal yang dipantau seperti perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian minimal 2 kali setahun seiap 6 bulan
Terjadinya gangguan pada anak yang menyebabkan terhambatnya perkembangan motorik halus
maka akan mengakibatkan efek untuk pertumbuhan selanjutnya yang dapat berakibat jangka panjang
bagi anak karena ketidakmampuan untuk melakukan sosialisasi dengan anak balita seusianya termasuk
kegiatan fisik yang dilakukan di sekolah . (Nunung, 2017).
Salah satu cara untuk menghindari keterlambatan pada perkembangan anak dengan cara
memberikan stimulasi yang terarah dengan melalui alat permainan Dengan diberikan alat permainan
seperti permainan melipat kertas origami, Menurut sao Honda (1965) menyatakan origami merupakan
seni melipat kertas dari jepang atau sesuatu (menampilkan bentuk burung, serangga, dan bunga) yang
dihasilkan dari seni melipat kertas. Seni melipat kertas yang pertama kali berasal dari Jepang yang
disebut dengan origami, ori berarti lipat dan gami yang berarti kertas, yang berkembang menjadi suatu
bentuk kesenian yang modern. Serta penerapan metode pemberian tugas dengan bantuan media kertas
lipat akan mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan melipat. Selain itu juga dalam kegiatan ini tidak hanya
mengembangkan perkembangan fisik motorik anak saja akan tetapi perkembangan sosial anak juga akan
meningkat, dimana anak yang fisiknya lemah akan memiliki kepercayaan diri yang kurang, ketika anak
membandingkan dirinya dengan anak-anak yang lain sebayanya. Kegagalan untuk menguasai
keterampilan motorik akan membuat anak kurang menghargai dirinya sendiri (Ni Kadek Seri Ayu
Wiryaningsih & Antara, 2016).
Sesuai dengan penelitian Rahma (2017), yang mengungkapkan pemberian alat bermain edukatif
efektif terhadap perkembangan anak hal ini dikarenakan permainan edukatif dapat meningkatkan
perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.
Sedangkan menurut penelitian Kurnia (2016), menunjukan bahwa pemberian alat permainan edukatif
efektif terhadap perkembangan motorik anak Teterutama meningkatkan kemampuan bahasa pada anak
usia 5-6 tahun.
Data dari Bakti Luhur Makassar jumlah siswa pada tahun 2019 sebanyak 92 orang dengan siswa
yang terdiri dari siswa perempuan 48 orang dan siswa laki-laki 44 orang terbagi atas 3 kelas, dari jumlah
siswa tersebut jumlah anak yg mengalami gangguan perkembangan motorik adalah sebanyak 13 anak
seperti anak-anak belum bisa melakukan kegiatan sendiri lebih rapi, menuliskan namanya, menggambar,
berlatih melihat kertas origami dan membentuk dengan bahan seperti lilin dan sebagainya. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian alat permaianan edukatif terhadap
perkembangan motorik halus anak di TK Frater Bakti Luhur Makassar.
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian bermain kreatif
2. Apakah tujuan dari permainan yang di bawakan
3. Apa saja jenis permainan origami pada anak
4. Apakah efektif bermain origami terhadap perkembangan motoric halus anak?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan motorik
halus anak usia dini di TK Sola Fide.
3. Respon anak dalam kegiatan bermain kreatif di Tk Sola Fide
BAB II
PEMBAHASAN
Mengobservasi anak
Menutup acara
NO PERSIAPAN ALAT
Nama Alat Gambar
1 Kertas origami
2 Gunting
3 Lem Kertas
5 Kertas HVS
N LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
O Tindakan Gambar
1 Siapkan bahan-bahan
yang diperlukan. Kita
dapat menggunakan kertas
origami ukuran 15 cm x 15
cm 1 lembar, kertas lain
yang dipotong dengan
ukuran 10 cm x 6 cm, dan
lem kertas.
6 Matthew
2 Rafael
7 Via
3 Juan
4 Gita
FOTO BERSAMA DI TK SOLAFIDE
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN PADA ANAK DI TK
SOLAFIDE
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dapat merangsang kreativitas serta daya fikir
anak secara optimal tanpa anak tersebut merasa terpaksa untuk melakukannya. Kegiatan
bermain untuk bagi anak-anak dapat memberi pelajaran atau pengalaman bagaimana
beradaptasi baik itu dengan lingkungan, orang lain, maupun dengan dirinya sendiri. Dalam
kegiatan bermain anak-anak tidak sungguh-sungguh, melainkan bertindak sesuai perannya,
akan tetapi walaupun demikian bermain merupakan suatu hal yang serius bagi mereka.
B. Saran
Bermain pada anak memang sangat penting namun orang tua tetap harus mengawasi
permainan yang dimainkan anak , apakah permainan tersebut aman dan cocok dengan usia
anak atau tidak . Orang tua juga harus membatasi waktu bermain anak , karena istirahat dan
bermain anak harus seimbang agar anak tetap fit
DAFTAR PUSTAKA
https://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Awrx2J_4vpBhLXwAjADLQwx.;_ylu=Y29sbwNz
ZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=contoh+karya+melipat+origami&fr2=piv-
web&type=E210ID91213G0&fr=mcafee
https://text-id.123dok.com/document/6qmkkvlwz-pengertian-bermain-kreatif-jenis-dan-klasifikasi-
bermain-kreatif.html
https://www.haibunda.com/parenting/20200316163625-61-85761/5-manfaat-mengejutkan-bermain-
origami-bagi-perkembangan-anak
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrxwP4lZpJhaH4AtxTLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZA
MEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1637013158/RO=10/RU=https%3a%2f%2fejournal.unib.ac.id%2findex.php
%2fpotensia%2farticle%2fdownload%2f2845%2f4047/RK=2/RS=wdohJ0DPTdZp4NhcAZ8KaRz7eSY-
https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/download/163/124
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
” Konsep Bermain Anak”
DI SUSUN OLEH :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada
waktunya.Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan bagi
hidup selanjutnya. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, pendidikan anak dengan
menciptakan suasana dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung
secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.
Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas
(golden age). Pada usia ini, anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa. Kreativitas
merupakan suatu kemampuan yang tidak dibawa sejak lahir, namun dapat dipelajari dan dikembangkan,
sehingga seyogyanya kemampuan ini dapat dikembangkan sejak dini. Hal tersebut dikarenakan masa-
masa usia dini merupakan masa golden age, yang merupakan pondasi dari tahapan usia yang
selanjutnya.
Menurut Santrock Kreativitas adalah suatu kemampuan dalam berpikir mengenai sesuatu
dengan menggunakan cara yang tidak biasa dalam menyelesaikan masalah (Yosep,2014). Menurut
Sujiono Kreativitas ialah kemampuan saat memikirkan, menciptakan, mengadakan dan menemukan
suatu bentuk ataupun gagasan baru yang original yang bias berguna bagi orang itu sendiri dan orang
lain (Ardiyanto,2017)
Kreativitas sangat penting untuk dikembangkan karena kreativitas dapat meningkatkan prestasi
akdemik. Sehingga, semakin tinggi kreativitas yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula prestasi
akademik yang diraih. Dari beberapa penelitian tentang kreativitas, menunjukkan bahwa kreativitas
sangat penting untuk dikembangkan, karena kreativitas memegang pengaruh penting dalam kehidupan
seseorang. Maka dari itu, kreativitas perlu dikembangkan sejak dini
Kreativitas anak merupakan segala proses yang dilalui oleh anak dalam rangka melakukan,
mempelajari, dan menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi kehidupan dirinya dan oranglain.
Untuk sampai di terminal akhir, yaitu penemuan sesuatu yang baru, seorang anak atau sekelompok anak
akan mengalami serangkaian perjalanan panjang. Dalam perjalanannya itu, mungkin seorang anak atau
sekumpulan anak akan terhenti di titik tertentu (terminal antara) dan tidak pernah melanjutkan perjalanan
lagi, sehingga tidak pernah sampai ke tujuan akhirnya, atau mungkin berhenti di titik tertentu untuk
beristirahat karena lelah, lalu melanjutkan perjalanannya hingga akhir, atau bahkan mungkin berjalan
tanpa henti sampai mencapai batas akhir (sampai terminal akhir).Origami adalah seni melipat kertas asal
jepang yang diajarkan di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar (SD). Kegiatan ini selain untuk melatih
daya ingat, juga mengasah kreativitas dan melatih kemampuan motorik halus anak. Binatang merupakan
sosok yang sangat akrab dengan dunia anak-anak. Dalam hal ini, penulis memaparkan mengenai
pengembangan kreativitas anak usia dini. melalui origami.
Paul Torrance dari Universitas Georgia menyebutkan ada beberapa ciri-ciri tindakan kreatif anak
yaitu:
1. Anak yang kreatif belajar menggunakan dengan cara-cara kreatif
2. Anak yang kreatif mempunyai perhatian yang panjang terhadap sesuatu hal yang dibutuhkan usaha
menjadi kreatif
3. Anak kreatif dapat mengorganisasikan terhadap hal yang tidak biasa
4. Anak kreatif banyak belajar melalui imajinasi untuk memecahkan suatu permasalahan dari
pengalaman yang pernah dialami
5. Anak kreatif dapat bercerita dengan menggunakan kata-kata dan tempat sebagai objeknya
(Miranda,2018)
Dari pemaparan diatas menjadi dasar diadakannya kegiatan bermain pada anak dengan judul “Pengaruh
Aktivitas Membuat Ulat Dari Kertas Origami Tehadap Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Hermes
Kids”
1.2 Rumusan Masalah :
a. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Aktivitas
Membuat Ulat Dari Kertas Origami Tehadap Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Hermes
Kids”
b. Tujuan Umum
Pengertian Bermain
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anakmendapat kesempatan cukup untuk bermain akan
menjadi orang dewasayang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan denganmereka
yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain (Soetjiningsih, 2004).
Bermain juga merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untukkesenangan yang ditimbulkannya
dan dilakukan secara suka rela dan tidakada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban serta
tidak tergantungkepada usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh.
Kemampuan Motorika.
Dimana anak lahir dengan kemampuan refleks, kemudian ia belajar dengan menggabungkan
gerak refleks, dan akhirnya anak mampu mengontrol gerakannya. Anak melalui bermain dapat
belajar mengontrol gerakannya menjadi gerak terkoordinasi.
Kemampuan kognitif.
Anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek yang ada di sekitarnya.
Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki
kesempatan untuk menggunakan indranya, seperti: menyentuh, mencium, melihat dan
mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dengan bermain, anak dapat berpikir dari hal
yang konkret ke berpikir abstrak.
Kemampuan Afektif.
Setiap permainan memiliki aturan, dari aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit
demi sedikit, tahap demi tahap sampai anak memahami aturan bermain. Jadi, dengan bermain
anak menyadari adanya aturan dan menyadari pentingnya mematuhi aturan.
Kemampuan Bahasa.
Pada waktu yang bersamaan dalam bermain anak menggunakan bahasa, baik untuk
berkomunikasi maupun untuk menyatakan pikirannya. Bahkan sering kita menjumpai anak yang
bercakap-cakap dengan dirinya sendiri saat bermain, sebenarnya ia sedang membahasakan apa
yang ada dalam dirinya. Menurut Vygotsky, peristiwa itu menggambarkan bahwa anak sedang
dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan
Kemampuan Sosiale.
Pada saat bermain anak selalu berinteraksi dengan anak lain. Interaksi tersebut mengajarkan
anak cara merespons, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku
anak lain. Hal ini sedikit demi sedikit mengurangi rasa egoisnya dan mengembangkan
kemampuan sosialnya.
Origami bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta menumbuhkan motivasi, kreativitas,
ketrampilan serta ketekunan. Latihan origami dapat membantu anak-anak memahami ukuran
yang relatif lebih lengkap dengan menggunakan strategi yang lebih efektif untuk perbandingan
ukuran. Origami merupakan bagian dari pengembangan motorik halus sebagai media pengukur
kerja otak yang disalurkan pada gerakan jari tangan secara terkoordinasi untuk mencapai tingkat
keterampilan yang diharapkan.
2.4 Pentingnya seni origami bagi Anak Usia Dini antara lain:
1) Origami dapat membangun jiwa kreatif anak
2) Origami adalah permainan yang kreatif, edukatif dan bersifat menghibur serta menjadi bekal
keterampilan yang bermanfaat di sepanjang usia.
3) Origami adalah seni yang universal. Dapat dilakukan oleh semua orang, dengan bahan kertas
yang mudah didapat, maka origami bisa dilakukan dimana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja.
4) Origami bermanfaat dalam masa perkembangan anak. Selain menjadi stimulan positif bagi
perkembangan otak pada anak usia dini, origami juga bermanfaat untuk melatih motorik halus,
melatih kerapihan dan ketelitian. serta melatih berkarya sejak kecil.
5) Teknik origami dapat dipakai untuk memberi solusi pemanfaatan limbah, kertas, plastik atau foil
bekas kemasan, diubah menjadi bentuk-bentuk unik yang bermanfaat.
6. Tujuan :
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan konsentrasi dan fokus anak
b. Memberikan pengalaman baru dalam bermain game
c. Melatih kesabaran
d. Merangsang motorik halus
e. Melatih sportivitas
►Biodata
Nama : Ceo
Umur : 5 tahun
Nama : Gempita
Umur : 5 tahun
Umur : 6 tahun
2. Gempita : 5 tahun
3. Lady : 6 tahun
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
NIP : 197701062002122003
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan berlangsung dapat diambil kesimpulan bahwa
pembuatan ulat dari kertas origami dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak di TK
Hermes Kids
Pada dasarnya, setiap anak memiliki banyak potensi untuk kreatif, namun yang perlu digaris
bawahi adalah bagaimana untuk mengembangkan kemampuan yang masih bersifat potensi
tersebut. Kreativitas merupakan bukan kemampuan bawaan dari lahir, tetapi merupakan
kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Kreativitas penting untuk dikembangkan
karena kreativitas berpengaruh terhadap kehidupan seseorang, misalnya kreativitas berpengaruh
terhadap gagasan-gagasan seseorang, pemecahan terhadap suatu permasalahan, serta
berpengaruh terhadap prestasi akademik.
Origami bagi anak usia dini merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik dan disukai oleh
banyak anak. Kegiatan melipat kertas origami ini merupakan sebuah pertunjukan sulap yang dapat
mengubah selembar kertas menjadi benda yang anak-anak inginkan. Pendidik dapat menggunakan
kegiatan melipat sebagai salah satu pilihan untuk mengajarkan sesuatu kepada anak karena melalui
melipat banyak manfaat yang akan didapatkan oleh anak. Pengembangan kreativitas anak usia dini
melalui seni origami sangat penting untuk dikembangkan, karena usia dini merupakan golden age
yakni usia emas yang merupakan pondasi bagi perkembangan di usia selanjutnya.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan makan ada beberapa saran agar penelitian ini lebih
bermanfaat yaitu sebagai berikut :
1. Setiap anak harus memiliki kreativitas yang tinggi untuk mengembangkan kemampuan yang
dapat dipelajari dan dikembangkan
2. Setiap guru harus lebih aktif dalam menggunakan teknik pembelajaran dalam mengenal bentuk
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Documents/235260415.pdf
https://www.scribd.com/document/431154447/LP-BERMAIN-PADA-ANAK
https://id.scribd.com/document/444475611/180-732-3-PB-1
BUKU ALBUM KEGIATAN BERMAIN KREATIF
PRODI SARJANA TERAPAN
DOSEN PENGAMPU
TIURLAN MARIASIMA DOLOKSARIBU, M.KEP
Nama kelompok 5
2. Yunira ginting
4. Rifa
4 Dabeltip
5 Pipet
6 Jarum Pentul
NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Tindakan Gambar
1 Lekatkan Satu buah kertas satu sama
lain disetiap sisinya sehingga didapat
sebuah kertas yang sedikit tebal
GAMBAR HASIL