Anda di halaman 1dari 161

LAPORAN ABSENSI KEGIATAN BERMAIN KREATIF PADA ANAK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengajar :Tiurlan M Doloksaribu,S.Kep,Ns M.Kep

KELAS 2B KELOMPOK 3 :
Maisarah (P07520220073)
Nurani Martina Siregar (P07520220077)
Rasmi Drona Barus (P07520220081)
Ria Tri Enita Br Barus (P07520220082)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TA 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami kel 3B dari kelas 2B S.Tr Keperawatam dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya .Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Medan, 17 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia anak adalah dunia bermain, sebagian besar waktunya digunakan untuk aktivitas
bermain. Menurut Musbikin (2010: 86) bermain adalah “suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang
berpendapat bahwa terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.
Anggapan ini kurang bijaksana. Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak”.
Pendapat selanjutnya menurut Muliawan (2009: 17) arti kata bermain sama istilah dengan
istilah main, yaitu menunjuk pada aktivitas seseorang yang melakukan suatu jenis permainan.
Menurut Dworetsky dalam Moeslichhatoen (2011: 24) bermain adalah “kegiatan yang memberikan
kepuasan bagi diri sendiri. Melalui melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami
kehidupan.
Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan
merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dll. Anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Melalui bermain
anak tidak hanya menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, tetapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar
melompat, melempar atau berlari. Tetapi mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosinya,
perasaannya dan fikirannya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak
akan bermain sepanjang aktifitas tersebut menghiburnya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti
bermain. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat sianak menjadi
sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tetapi melalui bermain mereka
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. Dengan bermain anak akan menemukan kekuatan serta
kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain, dll. Bermain adalah
unsur yang penting untuk perkembangan anak, baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial.
Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
Dalam Jurnal nasional oleh Andyda Melia (2011), pemerhati anak dan parenting menyampaikan
hasil penelitian yang telah dipublikasikan, disimpulkan bahwa belajar origami bermanfaat bagi anak
untuk meningkatkan kemampuan motorik halus dan koordinasi antara tangan dan mata. Bagi guru dapat
menggunakan origami untuk mengerjakan berbagai konsep matematika. Membuat origami juga
memberi pengaruh positif pada memori, proses imajinasi, perhatian dan meningkatkan harga diri.
Kegiatan origami dapat meningkatkan motorik halus, juga dapat mendorong anak untuk lebih
mudah atau berpengaruh positif terhadap pembelajaran yang bersifat logika dan emosional.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Hal ini nantinya akan dibutuhkan anak dalam
kegiatan akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai,
melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1978) bahwa
penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang
dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosiai yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di
sekolah.
Winarni, (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa kegiatan melipat kertas origami
berpengaruh kepada peningkatan motorik halus pada anak dimana hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan motorik halus anak melalui origami dimana kemampuan melipat dan mengikuti petunjuk
guru dari data awal yang bisa 4 anak dengan meningkat menjadi 8 anak pada siklus I dan menjadi 13
anak pada siklus II. Pada aspek ketangkasan melipat kertas menjadi bentuk origami dari data awal yang
bisa 4 anak meningkat menjadi 8 anak pada siklus I dan menjadi 14 anak pada siklus II. Sedangkan pada
aspek kerapihan setiap lipatan dari data awal yang bisa 4 anak meningkat menjadi 8 anak pada siklus I
dan menjadi 14 anak pada siklus II. Beberapa penelitian melaporkan bahwa origami ternyata memiliki
dampak yang cukup baik secara nyata dalam perkembangan otak seorang anak. Nasrus & Chiar, (2012)
telah melakukan penelitian kepada siswa kelas 5 SDN 24 Pontianak dan mendapatkan hasil empiris
bahwa media origami secara signifikan meningkatkan motivasi belajar matematika pada anak khususnya
pada materi menentukan luas layang-layang. Dari segi efektifitas penggunaan origami Kusumaningrum,
(2013) telah melakukan penelitian secara empiris dengan menggunakan metode eksperimen ditemukan
bahwa secara signifikan penggunaan media origami berpengaruh pada kreatifitas anak.
Menurut Maya Hirai (2007: iv) dalam bukunya Origami, mengemukakan bahwa: Melipat/origami
adalah sebuah seni melipat kertas. Artinya dengan bahan dasar kertaslah kreativitas seni ini dilakukan
dan dikembangkan. Bila kemudian ada yang menggunakan bahan plastik, alumunium foil, kain dan
bahan-bahan lain selain kertas, hal tersebut merupakan perkembangan selanjutnya yang banyak
dilakukan oleh para seniman. Akan tetapi secara prinsip kertaslah yang menjadi media dasar origami.
Melipat atau origami secara bahasa, melipat/origami berasal dari sebuah istilah jepang yakni “oru”
berarti melipat dan “kami” atau “gami” berarti kertas. Pada awalnya, melipat/origami hanya menjadi
tradisi hiasan dan pelengkap hadiah-hadiah pada masyarakat elit di Jepang karena harga kertasnya yang
sangat mahal, melipat/origami berubah menjadi alat bermain dan pendidikan. Menurut Hajar Parmadhi
dan Evan Sukardi S (2008:7.22). Melipat/origami adalah seni melipat kertas untuk membentuk karya tiga
dimensi, dan meremas kertas lalu membentuknya
(Fadlillah, 2013: 61) Kegiatan bermain merupakan cara yang efektif, karena dengan bermain anak
dapat mengembangkan berbagai kreativitasnya, termasuk pengembangan motorik, meningkatkan
penalaran dan memahami keberadaan lingkungan, terbentuk imajinasi, mengikuti imajinasi, mengikuti
peraturan tata tertib dan disiplin.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat origami dalam penelitian ini adalah
melatih motorik halus anak, anak dapat belajar membuat mainan sendiri, mengajarkan anak tekun dan
sabar, dan anak dapat belajar membaca gambar/diagram lewat bentuk yang dibuat melalui origami.
Manfaat origami dalam penelitian ini adalah melatih kemampuan gerakan anak menggunakan otot-otot
halus pada jari tangan agar anak dapat membuat bentuk-bentuk tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa bermain memiliki berbagai
manfaat bagi anak, yaitu anak dapat melakukan berbagai hal yang ia inginkan dan menyenangkan,
anak dapat belajar tentang berbagai hal yang ada disekitarnya dengan cara berinteraksi dengan
orang lain, dan yang utama dengan bermain aspek perkembangan anak dapat berkembang dengan
optimal.Melalui bermain kreatif dengan membuat lady bird dari origami dapat melatih motorik halus
pada anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian bermain kreatif ?
2. Apakah tujuan bermain?
3. Apakah tujuan dari permainan yang di bawakan?
4. Apa saja jenis permainan origami pada anak?
5. Apakah efektif bermain origami terhadap perkembangan motoric halus anak?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan motorik
halus anak usia dini di TK Sola Fide.
3. Respon anak dalam kegiatan bermain kreatif di Tk Sola Fide
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bermain Kreatif


Bermain kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam sebuah
kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang tidak
mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan itu diambil dari Yuliani
Nurani Sujiono dan Bambang Sudjiono 2010: 40.Dengan demikian bermain kreatif dilakukan ketika anak
benar-benar terlibat dalam sebuah kegiatan dimana sangat menggunakan pikiran anak untuk dapat
mengkonstruk kegiatan tersebut. Cara mendidik anak untuk lebih kreatif tidak harus dengan permainan
yang rumit.Charlotte Reznick, seorang psikolog pendidikan anak menyarankan untuk membuat aktivitas
seru bersama anak yang sederhana, misalnya bermain balok susun atau bermain peran. Lewat
permainan ini, anak-anak akan bermain dengan imajinasinya yang tidak terbatas, misal membangun
balok susun sesuai keinginan dan bayangannya.Sebaiknya tidak perlu memberi perintah khusus saat
anak bermain balok susun, biarkan si kecil asyik dengan kreativitasnya.
Permainan kreatif mengembangkan berbagai aspek perkembangan pada diri anak.
Perkembangan yang berkembang selain fisik motorik adalah perkembangan kognitif, bahasa, sosial dan
emosional. Permainan kreatif diawali dari permainan tradisional yang sering dilakukan anak di lembaga
pendidikan anak usia dini. Permainan tradisional yang hanya mengembangkan motorik kemudian
dimodifikasi dengan berbagai variasi kreatif sehingga dapat mengembangkan semua aspek pada
perkembangan anak. Suratno 2005:82-89 mengklasifikasikan bermain kreatif dibagi menjadi 2 yaitu
bermain aktif dan bermain pasif. Bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan kesenangan kepada
anak yang dilakukan melalui aktivitas langsung oleh diri anak itu sendiri. Jenis bermain aktif yaitu bermain
bebas, bermain peran, bermain konstruktif, eksplorasi, dan mengumpulkan benda.

2.2 Tujuan Bermain


 Bermain adalah sebagai sarana bagi anak untuk bereksperimen (melakukan berbagai percobaan
sederhana) sehingga mendapatkan pengetahuan atau pengalaman baru.
 Sebagai sarana melatih anak beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan.
 Sebagai sarana peniruan bagi anak karena bebas berekspresi menirukan berbagai hal yang ada
dalam imajinasinya.
 Sebagai sarana bagi anak untuk bereksplorasi sehingga rasa keingintahuannya terpenuhi.

2.3 Tujuan dari Permainan yang Dibawakan


1. Meningkatkan kreatifitas motoric halus
Saat anak bermain origami, jari-jarinya akan menekan kertas lipatnya dan menciptakan
sebuah bentuk yang mereka inginkan. Jari-jarinya yang menekan kertas tersebut ternyata
merupakan salah satu bentuk latihan dasar untuk melatih morik halus pada anak. Selain itu, dengan
tektur kertas yang bermacam-macam, seperti halus, kasar, dan bergelombang akan merangsang
dan menstimulai kerja otak anak saat menekannya. Selain itu, bermain origami juga merangsang
dan meningkatkan koordinasi mata dan tangan anak. Seperti kegiatan menggunting kertas origami
sesuai keinginannya
2. Meningkatkan kreatifitas
Manfaat bermain origami lainnya adalah dapat merangsang kreativitas anak. Hanya dengan
satu lembar kertas origami, kita sudah dapat menciptakan berbagai macam bentuk. Mulai dari
hewan, bunga, hingga beberapa benda di sekitar kita. Saat anak bermain origami, mereka akan
menciptakan berbagai bentuk yang diinginkan.
Bahkan, ada kalanya bentuknya tidak terduga, sehingga hanya mereka yang bisa mengerti
dan menjelaskannya. Ini bukan hal yang salah dan memalukan, kok. Justru apa yang dilakukan oleh
mereka termasuk salah satu cara melatih dan mengembangkan imajinasinya. Tentunya ini
merupakan tahapan awal menjadikannya sebagai anak yang kreatif.
3. Meningkatkan konsentrasi
Manfaat bermain origami dapat meningkatkan konsentasi pada anak. Bermain origami
membutuhkan fokus dan konsentrasi hingga kesabaran. Nah, di sini konsentrasi anak akan dipacu.
Mereka harus fokus dan konsetrasi agar lipatan origami dapat selesai dengan baik dan sesuai apa
yang mereka bayangkan.
Begitu pula ketika anak membuat bentuk dari petunjuk yang ada. Agar mereka dapat
mewujudkan bentuk tersebut, mereka akan mencoba untuk fokus. Apalagi jika mereka memilih
bentuk yang cukup rumit. Anak akan berusaha dan menggunakan konsentrasi untuk melipat kertas
dengan rapi di setiap sudutnya.
4. Belajar memecahkan masalah
Salah satu manfaat bermain origami yang cukup unik adalah membantu anak belajar
memecahkan masalah. Ketika sedang melipat origami melalui buku petunjuk, sebenarnya anak
sedang melewati masalah pada setiap tahapan-tahapan melipatnya. Kalau berhasil melewati
tahapannya dan menjadi bentuk yang diinginkan, artinya mereka sudah memecahkan masalah
origami. Begitupun saat mereka sudah dapat melipat origami tanpa harus membaca petunjuk. Setiap
anak berusaha mencari solusi hingga mendapatkan bentuk yang mereka inginkan. Apabila ini terus
diasah dan dikembangkan, nantinya kemampuan berpikir dan logika anak juga akan terus
meningkat.

2.4 Jenis permainan origami pada anak


 Membuat berbagai bunga
 Membuat berbagai macam hewan
 Membuat hiasan dinding
 Membuat gantungan pintu
 Membuat kapal mainan
 Membuat gaun
 Membuat kue
 Membuat mobil mainan
 Membuat rumah rumahan

2.5 Efektif bermain origami terhadap perkembangan motoric halus anak


Saat anak bermain origami, jari" nya akan menekan kertas lipatnya dan menciptakan sebuah
bentuk yang mereka inginkan. Selain itu bermain origami juga dapat merangsang dan meningkatkan
koordinasi mata dan tangan anak.

\
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANAK TK
DI TK SOLAFIDE

1. Topik : Membuat kepik(lady bird) dari origami


2. Tujuan umum : Membantu membangun kekreatifan anak dan mengasah syaraf
3. Tujuan khusus :
 Mengembangkan kreatifitas
 Mengembangkan sosialisasi
 Mengembangkan daya imajinasi
 Mengembangkan kepercayaan diri
4. Hari / tanggal : Kamis , 4 November 2021
5. Jam : 08.00 - 10.00
6. Tempat : Tk Solafide
7. Metode : Menempel kertas origami
8. Alat dan Bahan : Origami, lem fox, kertas HVS ,gunting, spidol
9. Penyuluhan oleh : Kelompok 3
10. Susunan kegiatan
No Tahap dan Terapi Anak
waktu
1 Pembukaan Mengucapkan salam , memperkenalkan Menjawab salam
10 menit diri Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan dan saling
Memperkenalkan anak satu persatu dan berkenalan
saling berkenalan satu sama lain Bernyanyi dan membawa doa
Bernyanyi Bersama dan berdoa
Kontrak waktu anak
2. Kegiatan Kegiatan bermain :
inti Memberi anak topi topi lucu sesuai
60 menit favoritnya
Memperkenalkan alat yang akan
digunakan
menjelaskan bagaimana Teknik
membuatnya
memotivasi anak menjadi lebih semangat
Mengobservasi anak

3. Evaluasi Penutup : Mendengarkan


10 menit Menanyakan perasaan anak Senang
Menyampaikan hasil permainan Mengucapkan salam
Membagikan kenangan pada semua anak
yang bermain
Moderator penutup acara
membersihkan alat dan bahan yang sudah
siap
Menutup acara
A. Dokumentasi Kegiatan Bermain Kreatif di TK Solafide

NO FOTO KETERANGAN
1 Bernyanyi lagu pelangi
pelangi dengan anak

2 Melipat kertas origami


kecil memanjang secara
timbal balik.

3 Melipat kertas origami


membentuk kipas, beri
sedikit lem pada ujung
kertas.

4 Menempel mata pada


kepala lady bird.
5 Menempel telinga pada
kepala lady bird.

6 Menempel kepala ke
badan lady bird.

7 Menempel bulatan hitam


di badan lady bird
8 Lady brid jadi

Yuri Gebriel

Misel Incha

Dokumentasi Tambahan :
Nurani & Yuri Ria & Incha Maisarah & Yuri
Rasmi & Misel & Gabriel
Absen Peserta Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif pada
Anak di TK Solafide
No Nama Keterangan
1 Yuri

2 Gabriel

3 Misel

4 Incha

Dosen Pengajar

Tiurlan M Doloksaribu,S.Kep,Ns, M.Kep


NIP : 197701062002122003

Absen Pelaksana Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain pada Anak


di TK Solafide
No Nama Keterangan Tanda Tangan

DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/68017/3/Bab%20II.pdf
https://amp.kompas.com/edukasi/read/2020/11/10/090328871/berikut-tujuan-dan-
manfaat-bermain-bagi-anak-usia-dini
https://sabyan.org/teori-bermain-pada-anak-usia-dini-menurut-para-ahli/
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2019/article/download/239/19
6/1295
https://www.bni-life.co.id/id/lifeblog/inilah-bedanya-motorik-halus-dan-motorik-
kasar#:~:text=Perkembangan%20motorik%20kasar%2C%20merupakan
%20perkembangan,berjalan%2C%20melompat%2C%20atau
%20berlari.&text=Perkembangan%20motorik%20kasar%20secara%20alami,dan
%20lingkungan%20sekitar%20yang%20menunjang
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/1340
https://berkeluarga.id/2020/04/29/manfaat-bermain-origami-pada-anak-yang-jarang-
diketahui/
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/3030
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Bungamputi/article/download/8838/7020
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK

” Konsep Bermain Anak Di TK Solafide”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu,

Disusun Oleh :

1. Dewi Suryani Pandiangan (P07520220060)


2. Nurul Astari Br Perangin Angin (P07520220078)
3. Romiya Afifa (P07520220084)
4. Sri Bescky Hutasoit (P07520220088)
5. Trerswi Doloksaribu (P07520220091)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

TAHUN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Medan, 08 November 2021


 

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara berulang-ulang demi kesenangan
tanpa adanya tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Anak dibawah 6 tahun mempunyai
bermain yang cukup panjang. Apapun yang dilakukan anak dapat menimbulkan kesenangan.

Bermain ialah dunia main bagi anak usia pra sekolah dan menjadi hak pada anak untuk dapat
bermain. Sebab masa mereka memang hanya untuk bermain. Melalui bermain anak dapat
memetik beberapa manfaat antara lain adalah terpenuhinya segala aspek perkembangan.
Aspek tersebut dapat meliputi aspek motorik, kecerdasan sosial, emosional, berpikir dan
bersosialisasi. Sebab dengan bermain maka anak spontan dan langsng akan menggunakan
benda-benda sekitar untuk diajak bemain.

Kreativitas anak merupakan segala proses yaang dilalui oleh anak dalam rangka melakukan,
mempelajari dan menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi kehidupan dirinya dan
orang lain.

Origami adalah seni melipat kertas asal jepang yang diajarkan di taman kanak-kanak.
Kegiatan melipat kertas dapat mendorong kreativitas anak untuk melipat dan juga dapat
membuat hasil yang diciptakan sendiri pada oleh anak.

Selain itu, kegiatan melipat origami juga membantu dalam mempersiapkan


keterampilan menulis dan menggambar pada anak usia dini, Melipat origami dapat
meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak, dengan mengikuti arahan
lipatan sesuai bentuk yang dibuat, dengan permainan kertas origami, dapat melatih
jari-jemari anak.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan bermain dan kreativitas?

2. Apa tujuan bermain pada anak usia dini

3. Apa manfaat bermain untuk anak usia dini?

4. Jelaskan motoric kasar dan motoric halus?

5. Menjelaskan laporan kegiatan bermain pada anak di TK Solafide kids Medan

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah dilakukannya kegiatan bermain pada anak di TK Solafide Kids Medan yaitu
“permainan membuat bunga dari kertas origami”. Dengan itu, diharapkan
perkembangan motorik kasar dan motork halus pada anak tersebut dapat meningkat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan bermain

2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari bermain anak usia dini

3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari bermain untuk anak usia dini
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertin Bermain dan Kreativitas

a. Pengertian Bermain

Bermain adalah hak setiap anak. Bermain merupakan lahan anak-anak dalam
mengekspresikan segala bentuk tingkah laku yang menyenangkan dan tanpa
paksaan. Pada mulanya, bermain dianggap sebagai kegiatan yang dipandang
sebelah mata. Awalnya kegiatan bermain belum mendapat perhatian khusus dari
para ahli ilmu jiwa, mengingat masih kurangnya pengetahuan tentang psikologi
perkembangan anak dan kurangnya perhatian terhadap perkembangan anak pada
masa lalu (Sugianto 1995:4). Namun, dengan kemajuan teknologi dan dukungan
hasil penelitian mutakhir menjadikan kegiatan bermain menempati urutan wahid
pada kegiatan untuk anak-anak.

b. Pengertian Kreativitas

kreativitas adalah kemampuan anak untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan
apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreatifitas
mengacu pada kemampuan yang merupakan ciri/karakteristik dari anak yang kreatif.

c. Tujuan Bermain

1. Membantu anak untuk meningkatkan kreativitas

2. Membantu anak untuk mengembangkan kemampuan motorik

3. Membantu anak untuk mengembangkan seni dan bahasa


d. Manfaat Bermain

1. Mengembangkan kemampuan pola pikir.

2. Mengembangkan kemampuan motorik/gerak

3. Mengembangkan kemampuan kognitif/daya pikir.

4. Mengembangkan kemampuan seni

5. Mengembangkan kemampuan bahasa

e. Motorik Kasar dan Motorik Halus

1. Motorik Kasar

Bermain kreativitas pada anak di TK Solafide Kids Medan tentang “cara membuat
bunga dari kertas origami”. Disini anak mampu berdiri tanpa bantuan orangg lain,
mengambil alat dan bahan tanpa bantuan orang lain.

2. Motorik Halus

Bermain kreativitas pada anak di TK Solafide Kids Medan tentang :cara membuat
bunga dari kertas origami”. Disini anak mampu membuat cara kerja dalam membuat
bunga dari kertas origami. Dengan mengambil satu kertas dan melipat kertas
tersebut bentuknya seperti tangga, membungkus pipet menggunakan kertas origami.
1.2. Laporan Kegiatan Bermain Kreativitas Pada Anak Di TK Solafide Medan

Topik : Konsep Bermain Kreatif Pada Anak TK

Sub Topik : Permainan Cara Membuat Bunga Dari Kertas Origami

Tempat : Di TK Sola Fide

Waktu : 60 menit

A. Alat dan Bahan :

1. Kertas origami

2. Pipet

3. Lem kertas

4. Gunting

B. Absen Peserta Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di TK


Solafide
No Nama Anak Usia anak Nama Pembimbing
1. Kevin dan Cioh 5 Tahun Trerswi Doloksaribu
2. Edward dan Kevin 5 Tahun Dewi Suryani Pandiangan
3. Juan 5 Tahun Romiya Afifa
4. Givi 5 Tahun Sri Bescky Hutasoit
5. Incha dan Edward 5 Tahun dan 6 Tahun Nurul Astari Br Perangin

No Nama Anak Foto anak dan kakak pembimbing


1. Kevin dan Cioh : 5 tahun

2. Edward dan Kevin : 5 tahun

3. Givi : 5 tahun
4. Juan : 5 tahun

5. INCHA dan Erward : 6 tahun


DAFTAR PUSAKA

Arikunto. S (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta.Rineka Cipta Atik
Mulyati. (2014) Meningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Origami Pada Anak A Tk
Kusuma Baciro Gondokusuman Yogyakarta. Skripsi (Diterbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Absen Pelaksana kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di TK
Solafide Kids Medan

No Nama Nim Keterangan Tanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

Medan, 09 November 2021

Tiurlan M Doloksaribu, M.Kep

NIP : 197701062002122003
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK

” Konsep Bermain Anak”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

1. Nadya Ramah Safitri (P07520220074)


2. Naure Fadilah Tanjung (P07520220075)
3. Nelli Dwi Pratiwi (P07520220076)
4. Nurul Fadilah (P07520220079)
5. Rani Rahmawati (P07520220080)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai
pada waktunya.Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 04 November 2021


 

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan anak TK adalah jenjang sebelum pendidikan dasar yang merupakan
suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar, melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal,
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal meliputi Taman Kanak-Kanak,
Roudhatul Athfal atau yang sederajat Sedangkan informal melalui kelompok bermain dan
bina keluarga balita. Menurut Biechler dan Snowman anak usia dini adalah anak yang
berusia antara 3-6 tahun.
Menurut Slamet Suyanto anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Pertumbuhan dan
perkembangan anak telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan.
Pembentukan sel saraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak
dalam kandungan.2 Tahap awal perkembangan janin sangat penting untuk pengembangan
sel-sel otak. Selanjutnya, setelah lahir akan terjadi proses myelinasi dan sel-sel saraf dan
pembentukan hubungan antarsel saraf. Keduanya sangat penting dalam pembentukan
kecerdasan.
Makanan bergizi dan seimbang serta stimulasi otak sangat diperlukan untuk
mendukung proses tersebut. Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik,
perkembangan moral (termasuk kepribadian, watak, dan akhlak), sosial, emosional,
intelektual, dan bahasa juga berlangsung sangat pesat. Oleh karena itu, usia dini (usia 0-8
tahun) juga disebut usia emas atau golden age. Pendidikan TK jangan dianggap sebagai
pelengkap, tetapi kedudukannya sama penting dengan pendidikan diatasnya. Begitu
pentingnya usia dini, sampai ada teori yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50%
kecerdasan telah tercapai, dan 80% kecerdasan tercapai pada usia delapan tahun.
Perkembangan motorik halus anak merupakan hal yang penting untuk diberikan
perhatian lebih karena perkembangan motorik halus merupakan tugas perkembangan anak
yang memiliki keterkaitan dengan tugas perkembangan lain seperti kemandirian,
perkembangan kemampuan kognitif, dan lain sebagainya. Kemampuan motorik halus yang
dimiliki setiap anak berbeda, ada yang lambat dan ada pula yang normal sesuai dengan
perkembangan kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua
hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak. Menurut Holts (2009), kemampuan motorik anak
dikatakan terlambat, bila di usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan
keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai memasuki
usia sekolah sekitar 6 tahun, anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan
benar. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus
mengalami kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara
fleksibel. Beberapa faktor yang melatarbelakangi keterlambatan perkembangan
kemampuan motorik halus adalah kurangnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi
terhadap lingkungan sejak bayi, pola asuh orangtua yang cenderung overprotektif dan
kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar, tidak membiasakan anak untuk
mengerjakan aktivitas sendiri, anak tidak dibiasakan makan sendiri, sehingga fleksibilitas
tangan dan jemarinya kurang terasah.
Para ahli pendidikan memandang bahwa usia prasekolah merupakan masa emas
bagi penyiapan anak untuk menjalani proses perkembangan dan belajar selanjutnya. Usia
emas dalam perkembangan motorik adalah masa anak-anak usia 4–5 th Masa ini
merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan
nilai-nilai agama. Mengingat kemampuan motorik halus anak sangat penting, maka
peningkatan kegiatan origami, dapat memberikan kesenangan pada anak, memupuk jiwa
kreatif serta merupakan dasar bagi keterampilan yang lainnya. Menurut Rachmawati dkk
(2003) bahwa dengan potensi kreativitas, maka anak akan senantiasa membutuhkan
aktivitas yang syarat dengan ide-ide kreatif, sedangkan para ahli konstruktivis
mengasumsikan bahwa pada dasarnya anak itu memiliki kemampuan untuk membangun
dan mengkreasi pengetahuan.
Melipat kertas (origami) merupakan kegiatan hiasan (ornamen) dengan
menggunakan kertas tertentu. Origami peranannya bisa meluas ke segala bidang, misalnya
dipergunakan sebagai bagian dari perlengkapan hidup. Origami telah memasuki segala
aspek kehidupan manusia. Dengan demikian origami memiliki peranan pada semua bidang
tergantung pada kebutuhan manusia, termasuk peranannya dalam bidang pendidikan untuk
keperluan melatih kemampuan motorik halus pada suatu pembelajaran.
Berdasarkan jurnal internasional yang disampaikan oleh Robert J. Lang yang
telah mempelajari tentang origami lebih dari 40 tahun The Fourth Internasional Meeting on
Origami in Science (40SME), September 2006 pada Institute of Technology Pasadena,
California bahwa ada hubungan yang sangat erat antara origami dengan mathematika,
teknologi, pendidikan, dan program komputer. Dalam Jurnal nasional oleh Andyda Melia
pemerhati anak dan parenting menyampaikan hasil penelitian yang telah dipublikasikan,
disimpulkan bahwa belajar origami bermanfaat bagi anak untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus dan koordinasi antara tangan dan mata. Bagi guru dapat menggunakan
origami untuk mengerjakan berbagai konsep matematika. Membuat origami juga memberi
pengaruh positif pada memori, proses imajinasi, perhatian dan meningkatkan harga diri.
Berdasarkan kenyataan tersebut, sebagai solusi tindakan untuk memecahkan
masalah keterampilan motorik halus anak, maka dilaksanakan kegiatan origami sebagai
media pembelajaran. Dasar pertimbangan pemilihan origami untuk meningkatkan
keterampilan motorik halus anak adalah sebagai berikut : pertama, kegiatan origami, anak
dapat membuat sesuatu dari cara yang mendasar yaitu, meniru, berkreatifitas dan
berimajinasi. Kedua, anak belajar mengapresiasi seni dan keindahan. Artinya belajar
keindahan jiwa. Ketiga, belajar membuat model dan permainan sendiri. Keempat, anak
belajar melihat gambar, belajar mencari solusi sehingga berhasil membentuk sebuah model
origami, juga anak belajar konsep berbandingan bentuk: yang kesemuanya itu memerlukan
keterampilan motorik halus.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah guru dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK
Sola Fide
2. Apakah kegiatan bermain origami dapat mengembangkan motorik halus anak usia dini
di TK Sola Fide
3. Apa faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat
mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan guru dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK
Sola Fide
3. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan
motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
LAPORAN KONSEP BERMAIN ANAK TK

DI TK SOLAFIDE

Topik : Konsep bermain kreatif pada anak TK

Sub Topik : Permainan cara membuat ulat dari kertas origami

Tempat : Di TK Sola Fide

Waktu : 60 menit

A. Tujuan

1. Meningkatkan konsentrasi dan fokus anak


2. Memberikan pengalaman baru dalam bermain game
3. Melatih kesabaran
4. Merangsang motorik halus
5. Melatih sportivitas

B. Hasil Pengamatan

►Biodata

Nama : Edwar

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 5 tahun

Tempat permainan : TK Sola Fide

Alat yang digunakan : Origami, lem, pulpen, gunting


Nama : Divo

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 5 tahun

Tempat permainan : TK Sola Fide

Alat yang digunakan : Origami, lem, pulpen, gunting

Nama : Inggrit

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 6 tahun

Tempat permainan : TK Sola Fide

Alat yang digunakan : Origami, lem, pulpen, gunting

Nama : Reseno

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 6 tahun

Tempat permainan : TK Sola Fide

Alat yang digunakan : Origami, lem, pulpen, gunting


Nama : Leaner

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 6 tahun

Tempat permainan : TK Sola Fide

Alat yang digunakan : Origami, lem, pulpen, gunting

Nama : Keno

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 6 tahun

Tempat permainan : TK Sola Fide

Alat yang digunakan : Origami, lem, pulpen, gunting


ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN
KREATIF PADA ANAK DI TK SOLAFIDE

No Nama Anak Foto anak dan kakak pembimbing


1. Edwar : 5 tahun

2. Divo : 5 tahun
3. Inggrit dan Reseno : 6 tahun

1. Edwar : 5 tahun

2. Divo : 5 tahun
3. Inggrit dan Reseno : 6 tahun

4. Leaner : 6 tahun

5. Keno : 6 tahun
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM
BERMAIN PADA ANAK DI TK SOLAFIDE

NO. NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tanda tangan pembimbing

Tiurlan M Doloksaribu,S.KEp,Ns,M.Kep
NIP: 197701062002122003
DAFTAR PUSAKA

http://repository.uinjambi.ac.id/7347/1/1522360%20kegiatan%20bermain
%20origami%20dalam%20mengembangkan%20keterampilan%20motorik
%20halus%20anak%20usia%20dini%20di%20raudhatul%20atfhal
%20alahkyar%20bungo.pdf
LAPORAN KELOMPOK KEGIATAN PRAKTIKUM BERMAIN KREATIF
PADA ANAK DI TK SOLA FIDE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuTugas

Mata Kuliah : KeperawatanAnak


Dosen Pengampu : Tiurlan M Doloksaribu, S.Kep., Ns., M.Kep

AnggotaKelompok:
1. Alfi Sahrina Sirait (P07520220049)
2. Alya Zahra Septiani (P07520220050)
3. AuliaNabilla Br Tarigan (P07520220053)
4. Christy Navillia (P07520220056)
5. Clarissa TrianaSirait (P07520220058)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya
dihabiskan dengan aktivitas bermain. Filsuf Yunani, Plato, merupakan orang pertama yang
menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Anak-anak akan lebih mudah
mempelajari aritmatika melalui situasi bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk
meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermain diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat
yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan, dan dapat
mengembangkan imajinasi anak.

Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak
yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain :
 Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak
 Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsic
 Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak
 Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
 Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti
kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya

Bermain pada usia dini bertujuan untuk menanamkan pekerti baik dan melatih berbagai hal di
antaranya membedakan sikap dan perilaku yang baik dan yang tidak baik, bersikap ramah dan
peduli, disiplin dan tanggung jawab, mencintai ciptaan Tuhan, tertib dan berani, serta untuk
mengetahui baik dan buruk. Perlu waktu yang tidak sedikit untuk seorang anak dalam
pengembangan dirinya. Dari penelitian beberapa ahli menyatakan bahwa bermain pada anak
mempunyai peran yang sangat penting. Dengan bermain anak-anak bisa menyalurkan keinginan,
kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Selain itu dengan bermain anak-anak bisa melatih
fisiknya, bergaul dengan teman sebaya, memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya,
mengembangkan bakatnya, menumbuhkan sifat dan sikap yang positif dan bisa mengekspresikan
dan menyalurkan perasannya baik pearsaan tertekan, senang mapun sedih.

Fungsi penting dari permainan adalah bahwa itu berhubungan langsung dengan kemampuan
pemecahan masalah, memberikan individu dengan keterampilan khusus untuk memecahkan
berbagai masalah yang ditimbulkan dalam keadaan kehidupan lain. Bermain merupakan dunia
anak dan masa anak untuk mengeksplorasikan semua yang ada pada anak. Permaianan pada
anak adalah semua aktivitas yang dilakukan anak-anak baik berupa gerakan, fikiran maupun
perkataan.

Anak usia dini menyukai permainan. Bermain merupakan unsur yang penting dalam
perkembangan anak usia dini baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial. Bermain
merupakan ciri aktivitas anak usia 3 – 6 tahun yang khas karena hampir seluruh kegiatannya
melibatkan unsur bermain. Bermain dalam kurun waktu usia ini bukannya tanpa arti karena
dengan bermain mereka dapat belajar. Permainan mendukung tumbuhnya kreativitas karena
anak dapat memilih permainan yang mereka sukai dan dapat mengidentifikasi banyak hal.

Seorang anak dapat mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan bahkan moralnya
dengan bermain. Secara fisik, melalui bermain anak dapat melatih kekuatan, koordinasi otot, dan
keselarasan gerak. Sedangkan dari segi mental, bermain dapat menumbuhkan daya nalar, daya
ingat, imajinasi, dan kreativitas serta penting untuk meredam emosi anak. Permainan yang
melibatkan orang lain dapat menumbuhkan rasa kesetiakawanan, tanggung jawab, melatih kerja
sama, dan merangsang timbulnya rasa berbagi dalam bentuk memberi dan menerima. Selain itu,
bermain juga dapat membantu anak untuk belajar mengatasi masalah praktis dalam kehidupan
sehari - hari.
Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996) kreativitas adalah aktivitas kognitif yang menghasilkan
cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi. Drevdal (dalam Hurlock, 1999)
menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk,
atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya
perangkuman.

Bermain memicu kreativitas, permainan yang aman dan menyenangkan memicu anak untuk
bermain dan menemukan ide-ide serta menggunakan daya khayalnya. Hasil penelitian
mendukung dugaan bahwa bermain dan kreativitas saling berkaitan karena baik bermain maupun
kreativitas mengandalkan kemampuan anak menggunakan simbol-simbol.10 Kreativitas
dipandang sebagai sebuah aspek pemecahan masalah dari akar dasar dalam bermain. Di saat
anak menggunakan daya khayalnya, entah itu dengan alat maupun tidak, kreativitas mereka lebih
menonjol

Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik kasar dan
motorik halus:
a. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot
besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher dan duduk.
b. Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil,
seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk, menggambar dan menulis.
(Nevvy H: 2013).

Anak yang memiliki kemampuan motorik kasar yang baik maka ia akan memiliki
perkembangan mental yang baik pula karena anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya sehingga rasa percaya dirinya akan terus meningkat dan akan berpengaruh positif
pada kemampuan motorik kognitifnya.

Menurut Fikriyati (2013) kemampuan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak,
dan spinal cord. Motorik kasar didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri. Hal serupa juga dikemukakan oleh Gallahue (1989) bahwa kemampuan motorik kasar
sangat berhubungan dengan kerja otot-otot besar pada tubuh manusia. Kemampuan inibiasanya
digunakan oleh anak untuk melakukan aktivitas olahraga. Kemampuan ini berhubungan dengan
kecakapan anak dalam melakukan berbagai gerakan.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerakan otot-
otot besar dalam melakukan pengendalian gerakan tubuh melalui kemampuan lokomotor, non
lokomotor, dan manipulatif.

Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian


penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan
menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Demikian pula menurut Sujiono, dkk
(2010:1.14), menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil.

Perkembangan motorik halus juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu menurut
Hurlock, (dalamDepdiknas 2007:10) :
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan
pertama kehidupannya, kekondisi yang bebas dan tidak bergantung.
3. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Salah satu permainan kreatif adalah labirin. Labirin merupakan sebuah permainan yang
mencari sebuah pintu keluar atau titik tujuan dengan melewati banyak kemungkinan jalur-jalur
berliku, sempit dan simpang-simpang yang membingungkan. Pada permainan labirin ini, anak
akan berlatih mengambil ketetapan keputusan, meningkatkan konsentrasi, melatih kesabaran,
meningkatkan daya juang dan motivasi, memberikan pengalaman baru dalam bermain game.

Dalam rangka pengembangan kreativitas melalui permainan labirin, diharapkan anak


mampu bermain dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Selain itu diharapkan anak menjadi
pribadi yang penuh percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang


upaya meningkatkan kreativitas melalui permainan labirin pada anak – anak di TK Sola Fide
tahun ajaran 2021/2022.

B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah, maka perlu adanya pembatasan
masalah. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Masalah yang diteliti terbatas pada bermain kreatif khususnya permainan labirin
2. Kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bermain labirin.
3. Penelitian dilakukan di TK Sola Fide tahun ajaran 2021/2022.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalahnya adalah apakah melalui permainan labirin dapat meningkatkan kreativitas
anak pada anak-anak di TK Sola Fide tahun ajaran 2021/2022.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan:
Meningkatkan kreativitas anak melalui permainan labirin pada anak-anak di TK Sola Fide tahun
ajaran 2021/2022.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1. Dapat mengembangkan kreatifitas pada anak.
2. Dapat memberikan kesempatan pada anak untuk berlatih memecahkan masalah yang
dihadapi.
Alat dan bahan:

1. Kardus
2. Pipet
3. Kertaskarton
4. Pensil
5. Penggaris
6. Gunting
7. Lem

Tujuan Bermain Labirin:

1. Ketepatan mengambil keputusan


2. Meningkatkan konsentrasi
3. Melatih kesabaran
4. Meningkatkan daya juang dan motivasi
5. Memberikan pengalaman baru dalam bermain game

Prosedur Kerja:

1. Siapkan alat dan bahan


2. Gunting kardus membentuk persegi panjang
3. Gunting kertas karton mengikuti bentuk kardus yang telah digunting
4. Lalu tempelkan kertas karton pada permukaan kardus menggunakan lem
5. Buat garis-garis menggunakan pensil dan penggaris pada kertas karton sesuai jalur yang akan dibuat
6. Potong pipet dengan gunting sesuai dengan garis yang sudah dibuat
7. Lalu tempelkan pipet diatas garis dengan menggunakan lem
8. Jika semua pipet telah ditempelkan sesuai garis, permainan siap untuk dimainkan
DOKUMENTASI KEGIATAN BERMAIN KREATIF DI TK SOLA FIDE

No. Dokumentasi Keterangan


1. Tanggal: Selasa, 02 November 2021

2. Foto bersama kelompok 1


(permainan labirin) dengan anak-
anak di TK Sola Fide

3. Sebelum membuat permainan dan


bermain labirin, anak-anak diajak
untuk menyanyikan lagu “Potong
Bebek Angsa”

4. Anak-anak diajak untuk mengukur


garis lintas labirin yang telah dibuat
lalu dicocokkan dengan panjang
sedotan

5. Anak-anak diajak untuk


menggunting sedotan
6. Anak-anak diajak untuk
memberikan lem pada garis lintas
labirin

7. Anak-anak diajak untuk


menempelkan sedotan diatas garis
lintas labirin yang telah diberikan
lem

8. Anak-anak diajarkan untuk


bagaimana caranya bermain
permainan labirin
ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF PADA ANAK DI TK
SOLA FIDE

No. Dokumentasi
1.

Nama anak TK: Elianor Elianor


Nama mahasiswa: Alfi Sahrina Sirait

2.

Nama anak TK: Matio


1. Matio
2. Tristan

Nama mahasiswa: Alya Zahra Septiani


Tristan

3.

Nama anak TK: Kevin Kevin


Nama mahasiswa: Aulia Nabilla Br Tarigan
4.

Nama anak TK: Irvin Irvin


Nama mahasiswa: Christy Navillia

5.

Nama anak TK: Juan Juan


Nama mahasiswa: Clarissa Triana Sirait

Medan, November 2021

Tiurlan M Doloksaribu, S.Kep., Ns., M.Kep

NIP. 197701062002122003
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN

PADA ANAK DI TK SOLA FIDE

No. Nama Keterangan Tanda Tangan


DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/adabiya/article/download/257/291/

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpji/article/download/8185/6856

https://media.neliti.com/media/publications/117598-ID-peningkatan-kemampuan-motorik-kasar-anak.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/157909-ID-meningkatkan-kemampuan-motorik-halus-mel.pdf

https://adoc.pub/bab-i-pendahuluan-usia-dini-yang-berfungsi-untuk-membantu-me.html
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
” Konsep Bermain Anak”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

1. Betesda Yohana sihotang (P07520220055)


2. Clara olwin Patricia Manullang (P07520220057)
3. Azmi widya putri (P07520220054)
4. Dana as-syifa syahputri M. (P07520220059)
5. David (P07520220012)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum biologi ini dengan baik. Laporan ini
berisi tentang uraian hasil riset mengenai “ bermain kreatif pada anak’’.

Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya;
Ibu Tiurlan Doloksaribu S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan anak. Oleh karena itu
kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari
kata sempurna.

Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok
kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Medan, 04 November 2021

Penyusun
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Anak-anak menghabiskan begitu banyak waktu dan energi mereka seharihari dengan bermain
sehingga para filsuf, peneliti, guru, dan orang tua sama-sama bertanya-tanya tentang peran permainan
dalam perkembangan anak. Jelas, permainan harus memberikan manfaat fungsional dan evolusioner
bagi anak yang sedang berkembang, sehingga perlu dikembangkan bagaimana sebuah permainan anak
mampu menunjang mereka untuk berkembang lebih baik. Hal ini kemudian yang menjadi tugas pengajar
di pendidikan anak usia dini harus terampil guna merumuskan permainan yang tetap menyenangkan
namun mengedukasi anakanak.
Panduan untuk menciptakan permainan bagi Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI No 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD, prinsip yang digunakan dalam proses
pembelajaran PAUD adalah ‘belajar sambil bermain’ anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa
bermain, pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain dapat memberikan
pembelajaran yang bermakna pada anak. Berdasar hal tersebut, perlu kiranya dirumuskan sebuah cara
agar dapat menyatukan antara bermain dan belajar yang terpat untuk anak usia dini. Bermain yang tidak
hanya bermain dan belajar yang tidak membebani laiknya sedang bermain
Bermain merupakan dunia anak dan masa anak untuk mengeksplorasikan semua yang ada pada
anak. Permaianan pada anak adalah semua aktivitas yang dilakukan anak-anak baik berupa gerakan,
fikiran maupun perkataan. Bermain berupa gerakan seperti: lari-larian, melompat, memanjat dan lain-lain.
Bermain yang menggunakan fikiran seperti: bermain puzzle, menyusun balok mengingat lagu, mengingat
dialog orang lain yang didengarkan. Bermain dengan perkataan adalah dengan cara anak-anak
mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata dan menirukan perkataan orang lain. Kesimpulan para
ahli yaitu anak merupakan makhluk yang sangat kreatif dan dinamis. Kebutuhan anak hanyalah bermain
baik yang dilakukan sendiri maupun dilakukan bersama-sama (kelompok)
Belajar melalui bermain merupakan satu teknik pengajaran dan pembelajaran yang berkesan
kepada anak usia dini. Bermain sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain juga dapat diartikan sebagai
perantara pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan
strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik dengan mudah diikuti oleh anak. Beberapa ahli
psikologi mengatakan bahwa bermain sangat berpengaruh besar dalam perkembangan jiwa anak.
Menurut Singer dalam Martuti (2008:13), bermain merupakan cara untuk melatih masuknya
rangsangan, baik dari dunia luar maupun dari dalam. Tujuan bermain sebagai sarana bagi anak untuk
bereksperimen, melatih anak beradaptasi dengan lingkungan, peniruan bagi anak, dan bereksplorasi.
Fungsi bermain adalah dapat mengembangkan motoric kasar dan motoric halus, meningkatkan oenalaran
dan memahami lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi dan kreativitas.
Motorik kasar adalah perkembangan gerak yang meliputi keseimbangan dan koordinasi antar
anggota tubuh misalnya, merangkak, melompat, berjlan, serta berlari. Motorik halus adalah
perkembangan gersk yang meliputi otot kecil dengan koordinasi mata-tangan misalnya, menggambar,
menulis, memotong, menyusun puzzle atau memasukkan balok sesuai bentuknya.

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu bermain kolase
2. Manfaat bermain kolase
3. Hubungan bermain kolase dengan motrik halus
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu bermain kolase?
2. Apa saja manfaat bermain kolase?
3. Apa hubungan bermain kolase dengan motoric halus?
Bab II
Pembahasan

4. Bermain Kolase
Kolase merupakan teknik yang kaya akan aktivitas meremas, melipat, merobek, menempel, serta
menggunting yang memungkinkan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus terutama
kelenturan dalam menggunakan jari-jarinya. Kaitannya dengan peningkatan kemampuan motorik
halus, anak dapat menggerakan jari- jarinya untuk menempelkan lem dan bahan-bahan. Dalam
kolase yang paling menonjol adalah unsur menghiasnya.
Menurut Pamadhi (2014: 5.4) dalam proses membuat karya kolase yaitu dengan cara
memadukan barang-barang yang terdiri dari benda yang berbeda sehingga menjadi sebuat karya
melalui teknik asembling (dengan dilem, las, dan paku) dimaksudkan agar dapat menyatu.
Kolase menjadi teknik yang memungkinkan anak untuk dapat mengoptimalkan seluruh media
agar menjadi karya yang utuh. Aktifitas kolase jika dilihat dari sisi dana cukup murah, karena bisa
dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk karya seni kolase dapat berupa bahan alam, bahan bekas, dan bahan olahan yang
tentunya aman digunakan oleh anak. kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran yang
tinggi dan keterampilan menyusun, menempel, dan merangkai.

5. Manfaat Kolase
Melalui kegiatan bermain kolase akan dapat melatih konsentrasi anak karena kegiatan kolase
membutuhkan konsentrasipada kegaitan menempel. Tidak hanya melatih konsentrasi kolase juga
merupakan salah satu aktivitas bermain yang dapat menstimulus kemampuan motorik halus seorang
anak. Karena pada kegiatan kolase anak mengkoordinasikan mata dan tangan serta jari-jemarinya
untuk mengoleskan lem dan menempel.
Dikemukakan bahwa manfaat kolase dapat meningkatkan perkembangan otak, bahasa, dan
melatih kemampuan motorik halus anak (Sumanto, 2006: 94). Dengan bermain kolase tidak hanya
fisik anak saja yang akan bekerja tetapi juga otak anak yang digunakan untuk berfikir bagaimana
menghias gambar menggunakan bahan kolase sehingga dapat menjadi karya yang indah.

6. Hubungan Bermain Kolase Dengan Motorik Halus


sebesar 22,05 sedangkan ttabel pada taraf 5% yaitu 1,71088, yang menunjukkan bahwa thitung lebih
besar dari ttabel maka dapat disimpulkan bahwa teknik kolase berpengaruh terhadap kemampuan
motorik halus anak usia 5-6 tahun dengan adanya peningkatan nilai t tersebut. Karena dapat diterima
pada taraf signifikansi 0,05 atau dengan kata lain pada tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat
dinyatakan bahwa kemampuan motoik halus anak dapat ditingkatkan secara signifikan melalui
penggunaan teknik kolase
ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTIK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF PADA ANAK DI TK
SOLA FIDE

NO NAMA ANAK DOKUMENTASI


1 Inggrit

2 Keanoz
3 Givo

4 Gabriel

Medan, 03 November 2021

Tiurlan Doloksaribu, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Nip. 197701062002122003
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTIK LABORATORIUM BERMAIN
PADA ANAK DI TK SOLAFIDE

NO NAMA KETERANGAN TTD


Bab III

Penutup
A. Kesimpulan
Bermain (sambil belajar) pada anak usia dini mempunyai tujuan yang mungkin tidak disadari oleh
orang dewasa, dimana saat anak bermain, sebenarnya ia sedang mengembangkan potensi yang terdapat
dalam dirinya guna menjadi modal awal yang kokoh bagi dirinya di masa depan saat menghadapi
permasalahan dalam hidup. Tulisan ini diharapkan memberikan referensi dan edukasi kepada orang tua
dan guru paud khususnya untuk bisa memahami dunia anak usia dini salah satunya dengan memahami
hakekat bermain dan makna bermain bagi anak usia dini. Hal ini diperoleh dengan mengesplorasi
berbagai sumber dari beberapa literatur dari hasil penelitian dan pemikiran di mana hasilnya dapat
digunakan bagi orang tua dan guru paud agar lebih tepat dalam mendampingi dan mendesain
pembelajaran bagi anak usia dini sehingga mutiara pembelajaran paud yaitu bermain sambil belajar dapat
tercapai
Anak sudah mampu melakukan kegiatan kolase sesuai dengan aspek-aspek perkembangan anak
usia 5-6 tahun yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Anak sudah mampu membuat bentuk
tempelan dari bahan kolase dengan bervariasi, menggunakan dan mengkombinasikan lebih dari tiga
bahan dalam membuat kolase, membuat hasil karya kolase sendiri dan berbeda dengan yang lainnya
serta anak sudah mampu mengembangkan ide terhadap hasil karyanya secara luas. Dan hambatan-
hambatan siswa dalam pembelajaran teknik kolase anak usia 5-6 tahun di paud warci jaya. Hambatan
tersebut terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan
pembelajaran. Menurut Rahyubi (2014: 225) faktor yang mempengaruhi motorik yaitu : (1) Perkembangan
sistem saraf, (2) Kondisi fisik, (3) motivasi yang kuat, (5) lingkungan yang kondusif, (6) Aspek psikologi,
(7) Usia, (8) Jenis kelamin dan (9) Bakat dan potensi.

B. Saran

B. Saran
Kegiatan pembeljaran bermain merupakan salah ssatu metode yang dapat diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran di Tk dan berdasarkan kesimpulan terbukti mampu meningkatkan
kemampuan berbicara anak.
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/326692-bermain-sebagai-sarana-pengembangan-krea-
94c7a358.pdf
https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/03/123043471/para-ortu-ini-lho-tujuan-dan-manfaat-bermain-
bagi-anak-usia
https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.php/semnara2019/article/download/239/196/1295
https://www.bni-life.co.id/id/lifeblog/inilah-bedanya-motorik-halus-dan-motorik-
kasar#:~:text=Perkembangan%20motorik%20kasar%2C%20merupakan%20perkembangan,berjalan%2C
%20melompat%2C%20atau%20berlari.&text=Perkembangan%20motorik%20kasar%20secara
%20alami,dan%20lingkungan%20sekitar%20yang%20menunjang.
https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/JUT/article/download/245/100
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK

” Konsep Bermain Anak”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 6

C. ENINA KRISTIN MANIK ( P07520220066 )


D. ESTIKA BR TARIGAN ( P07520220018 )
E. HELGA MIA PERNINSA BR MELIALA ( P07520220069 )
F. NURUL SYAHPUTRI BR GINTING ( P07520220033 )

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

Anak-anak menghabiskan begitu banyak waktu dan energi mereka sehari-hari dengan
bermain sehingga para filsuf, peneliti, guru, dan orang tua sama-sama bertanya-tanya
tentang peran permainan dalam perkembangan anak. Jelas, permainan harus memberikan
manfaat fungsional dan evolusioner bagi anak yang sedang berkembang, sehingga perlu
dikembangkan bagaimana sebuah permainan anak mampu menunjang mereka untuk
berkembang lebih baik. Hal ini kemudian yang menjadi tugas pengajar di pendidikan anak
usia dini harus terampil guna merumuskan permainan yang tetap menyenangkan namun
mengedukasi anak-anak.
Panduan untuk menciptakan permainan bagi Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI No 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD, prinsip yang digunakan dalam
proses pembelajaran PAUD adalah ‘belajar sambil bermain’ anak di bawah usia 6 tahun berada pada
masa bermain, pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain dapat
memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak. Berdasar hal tersebut, perlu kiranya
dirumuskan sebuah cara agar dapat menyatukan antara bermain dan belajar yang terpat untuk anak
usia dini. Bermain yang tidak hanya bermain dan belajar yang tidak membebani laiknya sedang
bermain.

D. Latar Belakang
Bermain adalah suatu aktivitas yang menyenangkan serta dapat menjadi sarana belajar bagi anak yang
sekaligus menjadi suatu proses yang terjadi secara terus menerus dalam kehidupan dan mempunyai
manfaat untuk merangsang perkembangan anak secara umum, membantu anak dalam bersosialisasi
dengan teman sebayanya (Sekartini, 2011). Sedangkan menurut Adriana (2011), Bermain adalah salah
satu stimulasi yang tepat bagi anak untuk merangsang daya pikir anak untuk mendayagunakan aspek
emosional, sosial, dan fisiknya. Dewasa ini ada banyak ragam alat permainan yang berkembang dari
waktu ke waktu. Mulai dari permainan tradisional hingga modern. Ada beberapa jenis permainan yang
bersifat membentuk ketrampilan dan kreatifitas anak seperti permainan menyusun puzzel, membuat
origami. Semua itu memerlukan kontrol dan seleksi orang tua ataupun guru agar jenis dan alat
permainan tersebut dapat berfungsi optimal dan tidak membahayakan anak. Perkembangan personal
sosial adalah bertambahnya kemampuan dalam aspek-aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perkembangan personal sosial anak
dapat distimulasi dengan kegiatan bermain karena anak dapat berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya (Marimbi, 2010)

B.  Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bermain?
2. Apa saja fungsi bermain pada anak?
3. Apa saja karakteristik bermain?
4. Apa saja pedoman untuk keamanan bermain pada anak?
5. Apa saja kecenderungan sifat bermain pada anak?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan guru dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK
Sola Fide
3. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan
motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik intelektual, emosional dan sosial. Dimana
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-
kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungans, melakukan apa yang dilakukan dan
mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong,2000).
Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadarinya (Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan keinginannya sendiri dan memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah :
“Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa yang dapat menurunkan stress anak, belajar berkomunikasi
dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar mengenal dunia dan
meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

E. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan social, perkembangan kreatifitas,perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.

4. Mendapatkan kegembiraan dan hiburan Kegembiraan atau emosi yang positif sangat bermanfaat untuk
tumbuh kembang anak dan pembentukan karakternya. Kehidupan anak-anak yang dipenuhi kegembiraan dan
kebahagiaan juga akan menjauhkan anak dari stres. Hal ini bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental, juga
untuk prestasi akademis mereka.
5. Mengembangkan kecerdasan intelektual Hal ini karena dengan bermain dan
mengeksplorasi lingkungan sekitar anak dapat belajar tentang bentuk, warna, suara,
tekstur, fenomena alam, dunia satwa, dunia flora, suhu, cahaya dan sebagainya.
6. Mengembangkan kemampuan motorik halus anak Kemampuan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan
koordinasi mata-tangan, seperti menggunting, melipat, menarik garis, mewarnai dan
menggambar. Dengan kemampuan motorik halus yang berkembang dengan baik, anak
akan dapat menulis dengan baik di samping penguasaan berbagai keterampilan lainnya.
7. Mengembangkan kemampuan motorik kasar anak Motorik kasar adalah gerakan fisik yang
membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh, dengan menggunakan
otot-otot besar sebagian atau seluruh anggota tubuh. Misalnya berjalan, berlari, melompat,
merangkat, dan mengayunkan tangan.
8. Meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi Sejumlah permainan menuntut
anak untuk berkonsentrasi penuh ketika memainkannya. Hal ini bermanfaat untuk melatih
konsentrasi anak. Konsentrasi sangat dibutuhkan anak untuk keberhasilan belajar dan
penyelesaian berbagai tugas.
9. Meningkatkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah Banyak sekali permainan
yang menuntut anak memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan berpikir logis
ntuk memenangkan atau menyelesaikan permainan tersebut.
10. Kemampuan memecahkan masalah dan berpikir logis sangat diperlukan anak untuk
menguasai berbagai materi pelajaran di sekolah dan menyelesaikan berbagai problem yang
anak-anak hadapi dalam kehidupan seharihari, bahkanhingga anak dewasa kelak.

C.    Karakteristik Bermain
Bermain mempunyai karakteristik yang sangat esensial. Menurut Hughes (2010: 4), karakteristik
dari bermain yaitu
(1) Bermain didorong oleh motivasi intrinsik, maksudnya yang mendorong anak untuk
melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar
yang bersifat ekstrinsik. Misalnya dorongan dari orang tua, untuk mendapatkan hadiah, dan
sebagainya.
(2) Bermain itu bersifat aktif dan bebas dapat diikuti oleh siapa saja, maksudnya bermain
memerlukan keterlibatan aktif dari para pelakunya dan terbuka dapat diikuti oleh siapa saja
tanpa ada paksaan dan anak yang bermain memiliki kebebasan untuk memilih jenis kegiatan
yang ingin dilakukannya.
(3) Bermain itu menyenangkan, maksudnya bermain bisa memberikan perasaanperasaan positif
bagi pelakunya, artinya semakin aktivitas itu menyenangkan maka hal tersebut semakin
merupakan bermain. (4) Bermain lebih berorientasi pada proses bukan hasil yang
sesungguhnya, maksudnya fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu sendiri,
bukan hasil atau akhir dari kegiatannya.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANAK TK

DI TK SOLAFIDE

1. Topik :- Membentuk kertas origami menjadi Kipas


- Membuat Kincir Angin dari kertas origami
- Membuat Topi dari Karton

2. Tujuan umum : Meningkatkan Kekreatifan pada anak

3. Tujuan khusus :
 Mengembangkan kreatifitas
 Mengembangkan sosialisasi
 Mengembangkan daya imajinasi
 Mengembangkan kepercayaan diri

4. Hari / tanggal : Selasa , 9 november 2021

5. Jam : 09.00 - 10.20

6. Tempat : Tk Solafide

7. Metode : Menempel kertas origami dan karton

8. Alat dan Bahan : Lem,kertas origami,gunting,hekter,benang,pipet,spidol dan karton

9. Penyuluhan oleh : Kelompok 6


10. Pemandu/moderator : Nurul Syahputri Br Ginting

11. Leader : Estika Br Tarigan

12. Dokumentasi : Helga Mia Perninsa Br Meliala

13. Susunan kegiatan

No Tahap dan Terapi Anak


waktu
1 Pembukaan Mengucapkan salam , Menjawab salam
memperkenalkan diri
10 menit Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing
Mendengarkan dan saling
Memperkenalkan anak satu persatu berkenalan
dan saling berkenalan satu sama
lain

Kontrak waktu anak


2. Kegiatan Kegiatan bermain :
inti
Leader menjelaskan bagaimana
60 menit Teknik membuatnya

Leader dan fasilator memotivasi


anak menjadi lebih semangat

Mengobservasi anak

3. Evaluasi Penutup : Mendengarkan

10 menit Leader menghentikan permainann Senang

Menanyakan perasaan anak Mengucapkan salam

Menyampaikan hasil permainan


Membagikan kenangan pada
semua anak yang bermain

Moderator penutup acara

Fasilator membersihkan alat dan


bahan yang sudah siap

Menutup acara
ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF
PADA ANAK DI TK SOLAFIDE

NO NAMA FOTO ANAK


1

Gita

Yuriko : 5 Tahun
3

Leaner : 5 Tahun

Kevin : 5 Tahun

Givo : 5 Tahun
6

Kenos : 5 Tahun

Juan : 5 Tahun
LAMPIRAN
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN PADA
ANAK DI TK SOLAFIDE

NO. NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tanda tangan pembimbing

Tiurlan M Doloksaribu,S.KEp,Ns,M.Kep
NIP: 197701062002122003

BAB III
PENUTUP
Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan orang seorang anak di usia dini
yang dilakukan dengan perasaan senang, tanpa paksaan, namun memiliki pola-pola yang
diharapkan mampu menciptakan hasil guna perkembangan baik bagi diri anak. Bermain
juga merupakan sarana bagi anak guna menyalurkan energinya yang besar dan
menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahuinya dengan cara yang
menyenangkan. Dan hal ini tentu berbeda dengan belajar yang dipahami orang dewasa
dengan segala aturan dan tuntutan di akhirnya. Bermain (sambil belajar) pada anak usia
dini mempunyai tujuan yang mungkin tidak disadari oleh orang dewasa, dimana saat anak
bermain, sebenarnya ia sedang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya guna
menjadi modal awal yang kokoh bagi dirinya di masa depan saat menghadapi
permasalahan dalam hidup. Tulisan ini diharapkan memberikan referensi dan edukasi
kepada orang tua dan guru paud khususnya untuk bisa memahami dunia anak usia dini
salah satunya dengan memahami hakekat bermain dan makna bermain bagi anak usia dini.
Hal ini diperoleh dengan mengesplorasi berbagai sumber dari beberapa literatur dari hasil
penelitian dan pemikiran di mana hasilnya dapat digunakan bagi orang tua dan guru paud
agar lebih tepat dalam mendampingi dan mendesain pembelajaran bagi anak usia dini
sehingga mutiara pembelajaran paud yaitu bermain sambil belajar dapat tercapai.
Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan orang seorang anak di usia dini
yang dilakukan dengan perasaan senang, tanpa paksaan, namun memiliki pola-pola yang
diharapkan mampu menciptakan hasil guna perkembangan baik bagi diri anak. Bermain
juga merupakan sarana bagi anak guna menyalurkan energinya yang besar dan
menemukan hal-hal baru yang sebelumnya belum diketahuinya dengan cara yang
menyenangkan. Dan hal ini tentu berbeda dengan belajar yang dipahami orang dewasa
dengan segala aturan dan tuntutan di akhirnya. Bermain (sambil belajar) pada anak usia
dini mempunyai tujuan yang mungkin tidak disadari oleh orang dewasa, dimana saat anak
bermain, sebenarnya ia sedang mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya guna
menjadi modal awal yang kokoh bagi dirinya di masa depan saat menghadapi
permasalahan dalam hidup. Tulisan ini diharapkan memberikan referensi dan edukasi

kepada orang tua dan guru paud khususnya untuk bisa memahami dunia anak usia dini
salah satunya dengan memahami hakekat bermain dan makna bermain bagi anak usia dini.
Hal ini diperoleh dengan mengesplorasi berbagai sumber dari beberapa literatur dari hasil
penelitian dan pemikiran di mana hasilnya dapat digunakan bagi orang tua dan guru paud
agar lebih tepat dalam mendampingi dan mendesain pembelajaran bagi anak usia dini
sehingga mutiara pembelajaran paud yaitu bermain sambil belajar dapat tercapai.
A.   KESIMPULAN
Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia dini. Ada banyak manfaat yang
didapatkan dari kegiatan bermain, salah satunya adalah kreativitas. Bermain dalam bentuk apapun, baik
aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang ktreativitas anak dalam
berbagai taraf. Di sini peran orang tua dan guru pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator
pengembangan kreativitas anak, dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan alat
yang tepat sesuai dengan bakat, minat, yang disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan,
serta kebutuhan anak.

B.   SARAN
Saat anak sedang bermain, sebaiknya tidak terlepas dari pengawasan orang tua. Hal tersebut
ditekankan agar tidak terjadinya kecelakaan saat bermain.

DAFTAR PUSTAKA
Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui permainan tradisional. Yogyakarta:
Javalitera. Hughes, F.P. (2010). Children, play, and development (4th edition). USA: Sage Publications.
Rosdiani, D. (2012). Model pembelajaran langsung dalam pendidikan jasmani dan kesehatan. Bandung:
Alfabeta. Sujiono, Y.N & Sujiono, B. (2010). Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak. Jakarta: PT.
Indeks. Yulianty, R. (2010). Permainan yang meningkatkan kecerdasan anak modern dan tradisional.
Jakarta: Laskar Aksara.
Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan. Vol. 15 No. 1 (2020) | 161
Herman, Rusmayadi, dan I Waya Utama, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Materi
Profesional Guru Kelas PAUD/TK. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, 2017.
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Mulyasa. Strategi Pembelajaran PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017. Al-
Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan. Vol. 15 No. 1 (2020) | 176
Montolalu, B.E.F. dkk. Bermain dan Permainan Anak. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2012.
Barnett, Lynn A. “Developmental Benefits of Play for Children.” Journal of Leisure Research
22, no. 2 (1990): 138–53. https://doi.org/10.1080/00222216.1990.11969821.
Saracho, Olivia N., and Bernard Spodek. “Children’s Play and Early Childhood Education:
Insights from History and Theory.” Journal of Education 177, no. 3 (1995): 129–48.
https://doi.org/10.1177/002205749517700308.
Sholihah, Rizki Amalia. “Attitude, Aptitude, Routines, Pattern, Dan Simple Codes Dalam Pemerolehan
Bahasa.” Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan
LAPORAN BERMAIN KREATIF YAYASAN HERMES KIDS CARE MEDAN

Diajurkan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu M.Kep

Nama Kelompok 5 :

1. Yosshe Wahyuni Artha Sianturi (2A)


2. Yunira Br.Ginting (2A)
3. Silvia Sukma Winata (2A)
4. Rifa (2B)
5. Nuah Everaim Sebayang (2A)

KELAS : 2A DAN 2B S.Tr

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang Masalah

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat
ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu
kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya
karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu
untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.
Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak,
bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu
kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani
menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian
faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat
mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.
Dunia anak-anak merupakan pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-
kompetensi dini yang dihasilkan anak-anak akan mendorong kreativitas mereka selanjutnya.
Anak-anak merupakan objek paling murni untuk digali kemampuannya melalui kreativitas yang
tercipta. Mereka bukanlah miniatur orang dewasa. Perlakuan khusus sebagai anak-anak sangat
mereka butuhkan.

1.1.Judul

Belajar dan Bermain Kreatif pada Anak

2.1 Dasar teori

2.1. Bermain Pada Anak

Mengajarkan pada anak-anak tentang :

1.Mengenal Warna
2. Mengenal alat bagian tubuh
3. Membuat Kincir Angin dari kertas Origami
4. Mengajarkan Membuat Mainan pesawat terbang dari origami
5. Mengenal barang-barang yang ada disekitar mereka

3. Tujuan

Untuk memperkenalkan alat-alat dan bagian tubuh kepada anak dan membantu anak agar
mampu berkreasi sambil bermain dalaam kehidupan sehari-hari

4. Alat dan Bahan

1. Gunting

2. Dabeltip

3. Lem

4. kertas Origami

5. Pipet

6. jarum pentul

5. Prosedur dan Langkah-langkah

1.Lekatkan duah buah kertas satu sama lain disetiap sisinya sehingga didapat sebuah kertas
yang sedikit tebal

2. Gunting kertas secara diagnonal yang dimulai dari keempat sudutnya menuju kepusat namun
jangan sampai terputus

3. Lipatkan bagian salah satu sudutnya (masing-masing potong kertas dilipat pada sudut yang
sama) kebagian tengah kemudian lem

4. Buat lubang pada bagian tengahnya yang disesuaikan dengan besar jarum pentul

5. Buatlah lubang pada salah satu sisi sedotan yang disejajarkan dengan lubang pada kertas

6. dabeltip pada sedotan

7. Setelah itu satukan bentuk kincir angin tersebut pada sedotan


8. Setelah itu bisa dimainkan

6.Hasil Pratikum/Percobaan

Menghasilan Sesuatu mainan yang disebut Kincir angin dari kertas origami

Dokumentasi Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di Tk Hermes


Kids Care Medan

Hari/Tanggal Foto Penjelasan


Senin, Disini kami sedang mengajak
08/11/2021 anak-anak bernyanyi terlebih
dahulu yang dimana mereka
juga mulai ikut mengikutinya
sambil tepuk tangan

Disini kami menanyakan


nama anak-anak satu persatu
dan kami juga memulai
memperkenalkan diri
Disini kami mencontohkan
cara membuat kincir angin
dan diikuti oleh anak-anak
secara bersamaan

Kincir angin dari kertas


origami siap dimainkan 
Absen Peserta Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di Tk Hermes
Kids Care Medan

NO Nama Anak Foto Anak dan Kakak Pembimbing


1. Ceo : 5 tahun

2. Lady : 5 tahun

3. Freddy : 5 tahun

4. Ica : 4 tahun

Dokumentasi Akhir (Foto Bersama Anak-anak, Ibu Tiur Dan Mis/Guru Yang Mengajar Di
TK Hermes Kids Medan)
Pembimbing

Tiurlan DolokSaribu,S.kep,Ns,M.kep

NIP.197701062002122003

Absen Pelaksanaan Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Pada Anak Di TK Hermes Kids
Medan
No Nama Keterangan Tanda Tangan
1

KESIMPULAN
Dari Hasil Pratikum yang kami lakukan,kami mendapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1.Anak-anak dapat bermain dan belajar

2. Anak-anak dapat berkreasi

3. Anak-anak dapa membedakan warna dan alat

4. Anak-anak dapat menyusun suatu pola yang belum menyatu menjadi satu
DAFTAR PUSTAKA

https://youtu.be/Zg_OWVB5dmc
LAPORAN KEGIATAN BERMAIN KREATIF PADA ANAK
DI HERMES KIDS MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Dosen Pengajar : Tiurlan M Doloksaribu, M.Kep

DISUSUN OLEH :

1. Dinda Atiqa Syahfitri Hutasuhut (P07520220062)


2. Dio Vany (P07520220063)
3. Lydia Dame N.M Br Hutapea (P07520220072)
4. Muhammad Zaky Thariq (P0752020025)
5. Ismail Adha Lubis (P07520220021)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini
bisa selesai pada waktunya. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Medan, 3 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini merupakan salah satu objek penelitian yang terus berkembang.
Menurut Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
rentang usia anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun. Pada usia tersebut anak
mengalami fase yang sangat penting yang hanya terjadi satu kali sepanjang rentang
kehidupan manusia yaitu fase emas atau dikenal dengan istilah golden age. Pada fase
tersebut otak anak mengalami perkembangan yang paling cepat dalam
pertumbuhannya mencapai kurang lebih 80% (Djuwita, 2018). Anak pada usia dini akan
menyerap semua kata-kata atau perilaku baik ataupun buruk dan akan menjadi dasar
terbentuknya karakter, kepribadian, serta kemampuan kognitif.

Menurut (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014),


pendidikan anak usia dini ditujukan untuk merangsang dan memaksimalkan aspek-
aspek perkembangan anak usia dini yang terdiri dari enam aspek yaitu nilai agama dan
moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Keenam aspek tersebut
perlu dioptimalkan dalam menunjang perkembangan selanjutnya (SD). Dari beberapa
aspek tersebut, fisik motorik merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan
melalui pendidikan. Perubahan fisik menandakan pertumbuhan yang terjadi pada usia
tertentu. Sedangkan motorik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia (U. Hasanah, 2016). Terdapat dua
aspek perkembangan fisik motorik yaitu kasar dan halus.

Menurut (Saripudin, 2016), perbedaan antara motorik kasar dan halus terdapat pada
jenis otot-otot yang terlibat. Motorik kasar melibatkan anggota tubuh untuk melakukan
gerakan menggunakan otot-otot besar seperti melompat dan berjinjit, sedangkan
motorik halus kemampuan yang melibatkan otot-otot kecil seperti meraba, mengayun
dan menulis.

Pada perkembangan motorik halus terjadi koordinasi yang melibatkan mata dan
tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tangan.
Penelitian ini menggunakan motorik halus. Motorik halus lebih mendominasi
keterampilan anak-anak sebelum memulai sekolah daripada motorik kasar (Simpson et
al.,2019). Kemampuan motorik halus sangat penting karena menjadi dasar dalam
kemampuan sehari-hari seperti menulis, menggenggam benda, mengikat sepatu,
mengancingkan baju, melipat dan seterusnya (Islammeiliani, 2017).

Salah satu media pembelajaran yang bisa digunakan dalam meningkatkan


kemampuan motorik halus adalah kolase. Menurut (Orubu & Nwogu, 2019) kolase
adalah semua tentang produksi karya seni atau gambar dengan bendabenda seperti
koran, kertas, polythene, ribbon, wool dan sebagainya dengan cara direkatkan atau
ditempelkan pada permukaan atau tanah. Kolase menjadi prosedur yang teratur mulai
dari pemotongan, pembebasan, pembentukan dan penempelan (Fleming, 2015).

Bagi anak usia dini, kolase dapat membuat subjek menjadi pengambil keputusan
tertinggi dalam mengambil tindakan yang menyenangkan dan bermakna bagi diri
mereka sendiri daripada pengakuan instan dari orang lain (Barrett et al., 2017).

Manfaat kolase bagi anak usia dini di antaranya meningkatkan kemampuan motorik
halus anak dilihat dari berbagai aspek kemampuan motorik halus anak yaitu gerakan
koordinasi antara mata dan tangan, koordinasi bilateral, kemampuan manipulasi tangan
dan tripod grasp (Huda et al., 2019). Karena pentingnya meningkatkan kemampuan
motorik anak usia dini dan minimnya inovasi dan kreativitas guru dalam menyiapkan
media pembelajaran atau jenis permainan yang menyenangkan maka permainan kolase
dapat menjadi salah satu solusi yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membahas “Kolase untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus dan Kasar pada Anak Usia Dini”.

Pendidikan anak usia dini adalah pendekatan pedagosis dalam penyelenggaraan


pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran hingga usia enam tahun yang
sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga diperlukan
stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Salah satu
perkembangan anak yang perlu distimulasi yaitu perkembangan motoriknya, yaitu
motorik kasar dan motorik halus. Terkait dengan motorik halus, perkembangan motorik
halus anak perlu distimulasi karena motorik halus bukan hanya terkait dengan
perkembangan fleksibilitas tangan dan jari-jemari untuk melakukan aktivitas seperti
menyuapkan makanan ke mulut, menulis, menggambar, berpakaian maupun bermain .
motorik halus anak adalah koordinasi antara mata dan tangan, melakukan gerakan-
gerakan bagian tubuh yang spesifik agar anak belajar berkreasi dan berimajinasi.

Menurut Pamadhi (2010:5) kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang
menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat
dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang
utuh. Gagne (dalam Sadiman, 2010:6) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan anak yang dapat merangsangnya untuk belajar. Glitter
adalah potongan yang tidak lebih besar dari 1 mm dan secara umum mengkilap, dan
berupa serbuk.

Kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsur ke dalam suatu
frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Selanjutnya kolase dipahami
sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas,
kain, kaca, logam, dan sebagainya, atau dikombinasikan dengan penggunaan cat atau
teknik lainnya (Susanto, 2002:8).

Dari pemaparan di atas menjadi dasar diadakannya kegiatan bermain pada anak
dengan judul “ Pengaruh Kolase Media Glitter Terhadap Kemampuan Motorik Halus
Anak di TK Hermes Kids ”.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari bermain dan kreativitas pada anak?


2. Apa saja fungsi bermain pada anak?
3. Apa saja karakteristik bermain pada anak?
4. Apa definisi dari kemampuan motorik halus dan motorik kasar pada anak?
5. Apa saja tahapan perkembangan pada anak?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kolase media glitter terhadap kemampuan motorik halus anak di TK Hermes Kids.

b. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui definisi dari bermain pada anak


2. Untuk mengetahui fungsi bermain pada anak
3. Untuk mengetahui karakteristik bermain pada anak
4. Untuk mengetahui definisi dari kemampuan motorik halus dan motorik kasar
pada anak
5. Untuk mengetahui tahapan perkembangan pada anak
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bermain dan Kreativitas

a. Pengertian Bermain

Dunia anak adalah dunia bermain, sebagian besar anak-anak waktunya


dihabiskan dengan aktifitas bermain. Plato adalah orang yang pertam kali
menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Bermain dapat
digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan
tertentu pada anak.

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan mempergunakan


atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan
informasi, memberikan kesenangan, dan dapat mengembangkan imajinasi anak.

Menurut Mulyadi (2004) Bermain adalah secara umum sering dikaitkan


dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan, dan menurut beliau
ada 5 pengertian bermain :

a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak.


b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik.
c. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas
dipilih oleh anak.
d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan suatu yang bukan
bermain seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar masalah,
perkembangan sosial dan sebagainya.

b. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus
sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Kreativitas dapat
didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana
menyorotinya. Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan
dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru,
menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat ditemukan oleh
kebanyakan orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan.
Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996) kreativitas adalah aktivitas kognitif
yang menghasilkan cara pandang baru terhadap suatu masalah atau situasi.
Drevdal (dalam Hurlock, 1999) menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan
seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang
pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Kreativitas ini
dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan
hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan pola-pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta
pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup
pembentukan korelasi baru. Bentuk-bentuk kreativitas mungkin berupa produk
seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat prosedural atau
metodologis. Jadi menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas imajinatif yang
hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan
bermanfaat.

Munandar (1995) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk


membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan,
informasi, data atau elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal
yang bermakna dan bermanfaat.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah


kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru
berdasarkan unsurunsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang
bermakna atau bermanfaat.

2.2 Fungsi Bermain

Dalam kegiatan bermain terdapat berbagai kegiatan yang memiliki


dampak terhadap perkembangannya sehingga dapat diidentifikasi bahwa fungsi
bermain antara lain :

a. Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak,


melatih motorik halus, motorik kasar dan keseimbangan karena ketika bermain
fisik anak juga belajar memahami bagaimana kerja tubuhnya.

b. Dapat mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang


lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif karena saat bermain anak
sering bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang atau karakter orang lain.
Anak juga belajar melihat dari sisi orang lain (empati).

c. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya karena melalui bermain anak


seringkali melakukan eksplorasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan
sekitarnya sebagai wujud dan rasa keingintahuannya.
d. Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri karena
melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil
keputusan dan berlatih peran sosial sehingga anak menyadari kemampuan serta
kelebihannya.

2.3 Karakteristik Bermain

Dengan mengenali karakteristik bermain anak, kita akan lebih peka dan
lebih tanggap lagi menilai tentang kegiatan bermain yang diprogramkan dalam
satuan kegiatan harian (SKH) sesuai dengan ciri-ciri bermain anak sehingga
dapat membuat penilaian bermain terhadap anak yang valid, adil dan dapat
mengukur kompetensi anak secara individual.

Dalam hal ini terdapat tujuh ciri yang dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah sesuatu itu bermain atau bukan, yakni :

a. Bermain dilakukan secara voluntir. Bermain yang dilakukan secara sula rela
tanpa paksaan atau tekanan dari orang lain.

b. Bermain itu spontan. Bermain kapan pun mereka mau.

c. Kegiatan lebih bermain lebih berorientasi pada proses dari pada terhadap hasil
atau akhir kegiatan. Fokus dalam bermain adalah melakukan aktivitas bermain itu
sendiri, bukan hasil atau akhir dari kegiatannya.

d. Bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang mendorong anak


untuk melakukan kegiatan bermain tersebut adalah kegiatannya itu sendiri,
bukan faktor-faktor luar yang bersifat ekstrinsik. Misalnya didorong orang tua,
untuk mendapatkan hadiah,dll.

e. Bermain itu pada dasarnya menyenangkan. Bermain bisa memberikan perasaan-


perasaan positif bagi para pelakunya. Artinya semakin aktivitas itu
menyenangkan, maka hal tersebut semakin merupakan bermain.

f. Bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif dari para
pelakunya.

g. Bermain fleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain memiliki kebebasan
untuk memilih jenis kegiatan yang ingin dilakukannya.

Dengan tujuh karakteristik di atas, secara sederhana bermain dapat


didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara voluntir, spontan,
terfokus pada proses, didorong oleh motivasi intrinsik, menyenangkan, aktif dan
fleksibel.

2.4 Definisi Kemampuan Motorik Halus dan Motorik Kasar

a. Motorik Halus

Pengertian motorik halus secara umum adalah kemampuan untuk


melakukan gerakan dan tugas sehari-hari. Motorik halus dibutuhkan untuk
kegiatan yang membutuhkan otot halus atau intrinsik pada tangan. Otot-otot
tersebut berperan penting dalam kegiatan yang berhubungan dengan tangan dan
jari.

Kegiatan yang berhubungan dengan motorik halus yaitu Bermain


kreatifitas pada anak di TK Hermes kids Medan, tentang “cara membuat kolase
dengan glitter”. Disini anak mampu memilih gambar yang mereka inginkan,
kemudian mereka meletakkan glitter di tempat nya, lalu memberi lem di kertas
bergambar tersebut agar glitter dapat tertempel, dan mereka menaburkan glitter
di gambar yang sudah di siapkan. Mereka melakukannya dengan sangat teliti.
Dari kegiatan ini kemampuan motorik halus anak dapat melatih otot-otot jari dan
tangan. Pada saat bermain, anak diajak menempel glitter pada gambar yang
sudah di berikan lem. Dari kegiatan ini dapat melatih kekuatan dan kelenturan
otot-otot tangan.

b. Motorik Kasar

Motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan gerakan seluruh


tubuh. Kegiatan yang membutuhkan otot inti seperti lengan dan kaki masuk
dalam motorik kasar. Kemampuan untuk duduk, berdiri, berjalan, hingga berlari
membutuhkan keterampilan dari motorik kasar. Jika terus dilatih, anak bisa
mengembangkan kemampuan tersebut seperti bersepeda hingga berenang.
Anak akan mengembangkan beragam kemampuan saat menggunakan motorik
kasar. Keseimbangan, koordinasi, serta otak mereka akan bekerja dan
berkembang dengan baik.

Perkembangan motorik kasar anak akan berbeda sesuai bertambahnya


umur. Pada umur 3-6 bulan, anak mulai belajar mengangkat tangan dan kaki.
Anak akan belajar berguling dan menopang kepalanya. Motorik kasar anak pada
umur 6 bulan hingga 1 tahun, anak akan belajar merangkak. Mereka juga belajar
duduk tanpa dibantu. Anak juga belajar memanjat ke kursi dan mendorong
mainan. Di umur 2-5 tahun, anak mulai melakukan berbagai kegiatan yang
kompleks. Motorik kasar mereka mulai berkembang seiring dengan banyaknya
kegiatan yang mereka lakukan.

Kegiatan yang berhubungan dengan motorik kasar yaitu bermain


kreativitas pada anak di TK Hermes Kids Medan, tentang “cara membuat kolase
dengan glitter”. Disini anak mampu duduk tanpa bantuan, mengangkat kepala
disaat namanya dipanggil, menempelkan glitter di gambar yang sudah diberi lem.
Kemudian saat anak mengambil alat dan bahan yang ingin digunakan anak
mampu berjalan sendiri.

2.5 Tahapan Perkembangan Pada Anak

Bermain menurut Singer (dalam Kusantanti, 2004) yaitu anak-anak dapat


menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi
dunianya dan mengembangkan kreatifitas anak. Dengan bermaina anak-anak
dapat menumbuhkan kemampuan untuk memenuhi konsep secara ilmiah, tanpa
paksaan.

Pada umumnya para ahli membedakan kegiatan bermain tanpa secara


jelas mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan
perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya. Para ahli itu
antara lain :

a. Jean Piaget

Kegiatan bermain menurut piaget :

1. Permainan sensori motro (yaitu usia kurang lebih ¾ bulan – ½ bulan)

Kegiatan ini merupakan kelanjutan kenikmatan yang diperoleh


seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu.

2. Permainan simbolik (± 2-7 tahun)

Pada usia 2-7 tahun ditandai dengan bermain khayal dan bermain
pura-pura. Masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab
pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka,
ruang, kuantitas dan sebagainya. Permainan simbolik mempunyai
fungsiuntuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman
emosional anak.

3. Permainan sosial yang memiliki aturan (± 8-11 tahun)


Pada usia ini anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with
rule dimana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh peraturan
permainan.

4. Permainan yang memiliki aturan dan olah raga (11 tahun keatas)

Permainan ini menyenangkan dan anak-anak sangat menikmatinya


meskipun aturannya lebih ketat dibandingkan dengan permainan games
seperti kartu/kasti.

b. Hurlock
Menurut Hurlock, tahapan perkembangan bermain yaitu :

1. Tahapan penjelajahan (Exploratory Stage)

Pada tahapan ini anak sudah mulai mencoba menjangkau/meraih benda


di sekelilingnya lalu mengamatinya.
2. Tahapan Mainan (Toy Stage)

Pada tahap ini biasanya terjadi pada usia pra sekolah yang rata-rata
anaknya suka bermain boneka dan mengajaknya bercakap-cakap atau
bermain seperti layaknya teman-temannya.

3. Tahap bermain (Play Stage)

Pada tahapan ini anak-anak sudah masuk di sekolah dasar.

4. Tahapan Melamun (Day Dream Stage)

Pada tahapan ini berawal ketika anak mendekati masa pubertas, yang
mana mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya
mereka sukai dan mulai menghabiskan waktu untuk melamun dan berhayal.

Contoh : perlakuan kurang adil dari orang lain atau merasa kurang dipahami
oleh orang lain.
LAPORAN KEGIATAN BERMAIN ANAK

DI TK HERMES KIDS MEDAN

a. Hari/Tanggal : Rabu, 03 November 2021


b. Tempat : TK Hermes Kids Medan
c. Jam : 08.00 – 09.30 WIB
d. Tujuan Bermain :

1. Melatih motorik halus, contoh : memegang benda kecil dengan baik


2. Meningkatkan kreativitas
3. Melatih konsentrasi
4. Anak dapat mengenal warna
5. Anak dapat mengenal bentuk
6. Melatih Ketekunan, contoh : menyelesaikan satu gambar membutuhkan
waktu.

I. Alat dan Bahan :

1. Kertas gambar dengan berbagai bentuk


2. Lem Kertas / Fox
3. Glitter warna (merah, hijau, kuning, pink, biru)
4. Spidol/twin pen
5. Pallet lukis

II. Prosedur Kerja :

1. Siapkan gambar, gambar sketsa yang kamu inginkan pada kertas


karton, jika sketsa salah hapus menggunakan penghapus.

2. Berikan lem dengan menggunakan ukuran kuas yang kecil untuk


bagian garis dan kuas yang besar untuk bagian isi objek.
Berikanlah lem untuk bagian yang isi objeknya terlebih dahulu. Agar
jika glitter yang kamu berikan melewati batas, masih bisa kamu
akalin dengan cara membuat garis tepi baru sesuai dengan
kelebihan batas glitternya.

3. Jika kamu sudah memberikan lem pada bagian isi objek. Segera
bubuhi bubuk glitter nya sebelum lem nya mengering.

4. Tumpahkan saja bubuknya. Diamkan sebentar, lalu tuangkan


tumpahan bubuk tadi ke wadah kecil atau kertas dengan cara
mengangkat buku gambarnya secara perlahan.
5. Lakukanlah langkah pemberian bubuk tersebut secara berulang
hingga bubuk glitter nya merata sempurna.

6. Berikanlah warna yang soft untuk latar belakang gambar kamu.


Jangan sampai warna latar sangat terang sehingga membuat latar
nya lebih mencolok dari pada gambarnya.

7. Dan yang terakhir adalah gunakan bingkai pada lukisannya. Jika


kamu ingin kesan yang mewah, kamu bisa memesan bingkai pada
tukang bingkai.

Dokumentasi Kegiatan Bermain Kreatif di TK Hermes Kids


No. Nama Anak Hasil Glitter pada gambar

1. Gio

2. Kana
3. Icha

Pembukaan Bernyanyi bersama


Proses Kegiatan Menempel Glitter Pada Gambar
No. Nama Kakak Pembimbing Foto

1. Dinda Atiqa Syahfitri Hutasuhut

2. Lydia Dame N.M Br Hutapea


3. Ismail Adha Lubis
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan berlangsung dapat diambil


kesimpulan bahwa media glitter dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak
di TK Hermes Kids Medan.

Bermain disimpulkan sebagai kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari


kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa
yang dapat menurunkan stress anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,
menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar mengenal dunia dan meningkatkan
kesejahteraan mental serta sosial anak.

Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak


akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan
anak seperti halnya makan, perawatan, dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah
merangsang perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai
terapi (Soetjiningsih, 1995).

Permainan kolase terbukti sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan


motorik halus anak usia dini. Dengan banyaknya macam media yang dapat digunakan
dalam permainan kolase, dapat menjadikan membelajaran yang tentu tidak akan
membosankan. Dan metode pembelajaran dengan permainan akan sangat
menyenangkan dan menarik bagi anak. Dari kegiatan bermain kreativitas pada anak di
TK Hermes Kids Medan, yaitu “Cara Membuat Kolase Dengan Glitter”, diharapkan
perkembangan motorik halus dan motorik kasar anak meningkat.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka ada beberapa saran agar
penelitian ini lebih bermanfaat yaitu sebagai berikut :

1. Saat anak sedang bermain, sebaiknya tidak terlepas dari pengawasan orang tua.
Hal tersebut ditekankan agar tidak terjadinya kecelakaan saat bermain.

2. Bagi para pembimbing selanjutnya diharapkan mampu melakukan penelitian


mengenai kegiatan kolase pada kemampuan motorik halus dan motorik kasar
kepada anak dengan melibatkan variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/89593/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

https://www.infooperator.com/2015/10/makalah-bermain-anak-usia-dini.html?m=1

http://calonsarjanabangsa.blogspot.com/2020/04/makalah-konsep-bermain-pada-
anak.html?m=1

http://kumpulanmakalah3.blogspot.com/2016/11/bermain-dan-permainan-anak-
paud.html?m=1
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM
BERMAIN PADA ANAK DI TK HERMES KIDS

No. Nama Keterangan Tanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Medan, 03 November 2021

Tiurlan M Doloksaribu, M.Kep

NIP : 197701062002122003
TUGAS

LAPORAN KEGIATAN BERMAIN KREATIF DI TK


HERMES KIDS CARE
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Pengampu : Tiurlan M Doloksaribu,M.Kep

Nama Kelompok :
May Carlina Manullang (A)
Angel Mendrofa(A)
Tommy Hidayat Sitompul(A)
Deni Wati(A)
Diarni(B)
William Theodorus Pasaribu(B)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

TAHUN 2021/2022
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermain kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam
sebuah kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang
tidak mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan itu.
Dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain.
Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan
tertentu pada anak. Karena melalui bermain banyak keuntungan diperoleh, tidak saja terhadap
pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental dan sosial anak. Bermain
memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasannya. Ia dapat
bereksperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang menggunakan alat bermain atau
tidak.
Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak
mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya sendiri.
Mengembangkan motorik kasar dan motorik halus, meningkatkan penalaran, dan memahami
keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Kemampuan melihat, meniru yang dilakukan anak saat pertama kali belajar melipat kertas
nantinya diharapkan dapat berkembang menjadi keinginan menemukan pola-pola baru yang
menarik sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran mereka.
Origami sendiri merupakan kesenian dari jepang dimana origami berarti oru, melipat; dan kami
dimana Origami membuat selembar kertas menjadi benda lain yang sudah ada di dunia nyata;
mengorigamikan kertas sama dengan membuat miniatur atau model dari sebuah benda,
(Sihanani,2008) Isu-isu tentang penurunan kreatifitas dan daya belajar anak menjadi menarik
penulis untuk melakukan satu kegiatan yang sesuai dengan umur anak, menyenangkan tetapi
juga dapat merangsang motorik halus anak, dan salah satu yang penulis lihat bisa menjawab
semua kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan media origami.
Winarni, (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa kegiatan melipat kertas origami
berpengaruh kepada peningkatan motorik halus pada anak dimana hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan motorik halus anak melalui origami dimana kemampuan
melipat dan mengikuti petunjuk guru dari data awal yang bisa 4 anak dengan meningkat menjadi
8 anak pada siklus I dan menjadi 13 anak pada siklus II.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa origami ternyata memiliki dampak yang cukup baik
secara nyata dalam perkembangan otak seorang anak. Nasrus & Chiar, (2012) telah melakukan
penelitian kepada siswa kelas 5 SDN 24 Pontianak dan mendapatkan hasil empiris bahwa
media origami secara signifikan meningkatkan motivasi belajar matematika pada anak
khususnya pada materi menentukan luas layang-layang. Dari segi efektifitas penggunaan
origami Kusumaningrum, (2013) telah melakukan penelitian secara empiris dengan
menggunakan metode eksperimen ditemukan bahwa secara signifikan penggunaan media
origami berpengaruh pada kreatifitas anak.

Jenis dan Klasifikasi Bermain Kreatif


Jenis dan klasifikasi bermain kreatif ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih kegiatan
bermain ketika mengembangkan kegiatan bermain anak. Hal ini dilakukan untuk mencapai
tumbuh dan kembang anak dalam segala aspek melalui kegiatan bermain bebas, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Berikut ini adalah golongan bermain kreatif yang dapat dilakukan
oleh anak usia dini menurut Jefree, Mc. Conkey, dan Hewson 1984 dalam Yuliani Nurani
Sujiono dan Bambang Sudjiono 2010:42 yaitu permainan eksploratif, permainan dinamis,
permainan dengan keterampilan, permainan sosial, permainan imajinatif, dan permainan teka-
teki. Untuk menciptakan sebuah permainan yang dapat mengembangkan seluruh aspek
perkembangan anak akan lebih baik jika keenam permainan tersebut dipadukan satu sama lain.
Selanjutnya Lopes dalam Suratno 2005: 80 menyatakan bahwa permainan kreatif dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Kreasi terhadap objek berupa kegiatan bermain dimana anak melakukan kreasi
tertentu terhadap objek,seperti menggabungkan potongan-potongan benda sehingga
menjadi bentuk mobil-mobilan.
2. Cerita bersambung berupa kegiatan bermain dimana guru memulai awal sebuah cerita
dan setiap anak menambahkan cerita selanjutnya bagian perbagian seperti cerita
dengan menggunakan buku besar.
3. Permainan drama kreatif berupa permainan dimana anak dapat mengekspresikan diri
melalui peniruan terhadap tingkah laku orang, hewan, atau tanaman.
4. Gerakan kreatif berupa kegiatan bermain yang lebih menggunakan otot-otot besar
seperti permainan aku seorang pemimpin dimana anak akan melakukan gerakan
tertentu dana anak lain mengikutinya atau kegiatan membangun dengan pasir, lumpur,
dan atau tanah liat.
5. Pertanyaan kreatif yang berhubungan dengan pertanyaan terbuka, menjawab
pertanyaan dengan sentuhan panca indera, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan
yang membutuhkan beragam jawaban, dan pertanyaan yang berhubungan dengan
suatu proses atau kejadian

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan bermain dan Kreatifitas?
2. Apa saja tujuan bermain ?
3. Apa saja manfaat bermain ?
4. Jelaskan motorik kasar dan motorik halus?
5. Menjelaskan Laporan Kegiatan bermain anak di TK Hermes kids Care.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukannya kegiatan bermainan kreatifitas pada anak di TK Hermes kids
Medan, yaitu “Cara Membuat Ulat Bulu dari kertas origami”, diharapkan perkembangan
motorik kasar dan motorik halus anak meningkat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan bermain.
2. Mahasiswa mengetahui apa tujuan dari bermain.
3. Mahasiswa mengetahui apa manfaat dari bermain.
4. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan motorik kasar dan motorik halus.
6. Mahasiswa membuat Laporan Kegiatan bermain anak di TK Hermes Kids Medan.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Bermain dan Kreatifitas

a. Pengertian Bermain

Bermain kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam
sebuah kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang
tidak mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan itu.
Menurut Singer (dalam Kusantanti, 2004) mengemukakan bahwa bermain dapat digunakan
anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi
dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan
untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.

Bermain menurut Mulyadi (2004), terdapat lima pengertian bermain :

 Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh
anak.
 Memilikii hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti
kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.

b. Pengertian Kreatifitas

Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi
baru berdasarkan unsur- unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna
atau bermanfaat.

2.1.2 Tujuan Bermain

1. Membantu anak untuk mengenal bentuk,warna, ukuran, pola.


2. Mengembangkan kemampuan motorik/gerakdan kognitif.
3. Mengembangkan kemampuan seni dan bahasa.
4. Mengembangkan kemampuan sosial emosional.

2.1.3 Manfaat Bermain


1. Bermain bermanfat untuk mencerdaskan otak
2. Bermain bermanfaat mengasah panca indra
3. Bermain bermanfaat sebagai media terapi dan kreatifitas
4. Bermain itu melakukan penemuan dan melatih empati.

2.1.4 Motorik Halus dan Motorik Kasar


a. Motorik Halus
 Bermain kreatifitas pada anak di TK Hermes kids Care, tentang “Cara Membuat Ulat
Bulu dari kertas origami”. Disini anak mampu melipat sendiri kertas origami, mulai dari
lingkaran besar dan kecil (dengan satu langkah lipatan). Dari kegiatan ini kemampuan
motorik kasar anak dapat melatih otot-otot jari dan tangan.
 Pada saat bermain ini anak diajak menempel lipatan lingkaran kecil ke lingkaran besar.
Dari kegiatan ini dapat melatih kekuatan dan kelenturan otot-otot tangan.

b. Motorik Kasar
 Bermain kreatifitas pada anak di TK Hermes kids Care, tentang “Cara Membuat Ulat
Bulu dari kertas origami”. Disini anak mampu duduk tanpa bantuan,mengangkat kepala
disaat namanya dipanggil. Kemudian saat anak mengambil alat dan bahan yang ingin
digunakan anak mampu berjalan sendiri.

2.1.5 Laporan Kegiatan bermain anak di TK Hermes Kids Medan


Hari/tanggal : Senin, 08 November 2021
Jam : 08:00-09:30 WIB
Tempat : TK Hermes kids Care

I. Alat dan Bahan :


 Kertas origami
 Gunting
 Lem
 Spidol

II. Prosedur kerja :


1. Untuk membuat Ulat Bulu, kertas origami dilipat menjadi 4 bagian kemudian dilingkari.
2. Lalu digunting sesuai lingkaran yang dibentuk.
3. Lalu dari beberapa lingkaran menjadi bagian badannya.
4. Kemudian kertas origami berwarna hitam dibentuk lingkaran lebih kecil dari badannya
untuk membuat kepalanya.
5. Lalu bagian kepalanya ditempelkan pada bagian badan Ulat Bulu
6. Setelah itu membentuk matanya dan ditempelkan pada bagian kepala
7. Kemudian membentuk dua bagian tanduk sama panjang sepanjang 3 cm
8. Ulat Bulu dari kertas origami selesai.

III. Peserta

No Nama Anak Usia Anak Nama Pembimbing


1 Gempi 4 tahun Maycarlina Manullang
2 Kana 4 tahun Angel Mendrofa dan Diarni
Putri
3 Askel 4 tahun Tommy Hidayat,
4 Galang 4 Tahun Deniwati Siringoringo dan
William Pasaribu

Dokumentasi Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di TK HERMES


KIDS CARE

No Hari/Tgl/Thn Waktu Dokumentasi Keterangan


1. Senin, 08 08.00- Kami Melakukan
November 08.05 perkenalan terlebih dahulu
2021 Wib sebelum memulai kegiatan

2. Senin, 02 08.05- Kami melakukan kegiatan


November 08.10 bernyanyi agar suasana
2021 hati anak-anak riang
Wib gembira

3. Senin, 02 08.10- Memberitahukan kepada


November 08.15 anak tentang kerajinan apa
2021 Wib yang akan dibuat

4. 02 November 08.15- Bertanya dan memberikan


2021 08.20 kertas origami kepada anak
Wib warna apa yang mereka
sukai dan mereka pilih
untuk membuat kerajinan
Memulai membuat
kerajinan dan membantu
08.20- serta memantau anak-anak
09.30 dimulai dari pemilihan
5. 02 November Wib warna yng mereka sukai
2021
,melipat,menggunting,mere
katkan dengan lem hingga
selesai
Absen Peserta Kegiatan Praktek Laboratorium Bermain Kreatif Pada Anak Di TK HERMES
KIDS CARE

No Nama Perawat dan Anak Hasil Kerja

1. Maycarlina Manullang dan


Gempi

2. Angel Mendrofa dan Kana

3. Tommy Hidayat dan Askel

Pembimbing

Tiurlan DolokSaribu,S.kep,Ns,M.kep

NIP.197701062002122003
Dokumentasi Akhir (Foto Bersama Anak-anak, Ibu TiuR Dan MisS/Guru Yang Mengajar Di
TK HERMES KIDS CARE)

Pembimbing

Tiurlan DolokSaribu,S.kep,Ns,M.kep

NIP.197701062002122003

Tentang Yayasan

Tanggal berkunjung:08 November 2021


Alamat:Jl. Bunga Melati No.28, Kemenangan Tani, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan,
Sumatera Utara 20136

YP TK HERMES KIDS CARE merupakan sekolah tingkat taman kanak-kanak yang melayani
pengajaran jenjang pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kurikulum yang berstandar.
Adapun pelajaran yang diberikan yaitu pendidikan berhitung, membaca, menulis, seni, bahasa
inggris, hingga bersosialisasi.

Pengajaran dimulai dari pagi hingga siang dengan selingan waktu bermain dan istirahat bagi
anak.

Hari ini merupakan hari pertama kami berkunjung ke YP TK HERMES KIDS CARE. Hal pertama
yang kami lakukan pada hari ini adalah bernyanyi,bermain sembari mengambil hati anak anak
agar mereka dapat mengikuti dan merasa senang dengan kehadiran kami.

Persiapan yang kami sebelum melakukan pertemuan ini adalah menyepakati bahwa tema yang
akan diusung mengikuti tema pembelajaran yang ada di YP TK HERMES KIDS CARE kami juga
menyepakati tentang jam pengajaran yang akan berlasung dari ja 08.00 - 10.00. Guru beserta
pemilik yayasan menyambut kami dengan sangat hangat.

Kegiatan pembelajaran kami ini bersifat belajar sambil bermain, sehingga kami harapkan anak
anak YP TK HERMES KIDS CARE tidak merasa terbebani dan bosan dengan kegiatan belajar
dan mengajar yang kami sampaikan. Materi ini kami bawakan dengan membawa flash card
bergambar yang di harapkan dapat membangun visualisasi anak anak TK untuk mengetahui
serta bentuk bentuk bukan hanya menghafal nama.

Metode ini kami nilai efektif karena saat kami mengevaluasi materi yang kami sampaikan hari ini
dengan mengajak anak anak untuk membuat suatu kerajinan tangan, anak anak dapat
mengikutinya dengan baik dan benar, walaupun ada satu sampai dua anak yang tidak dapat
menangkap pelajaran dengan cepat, namun sebagian besar anak anak dapat mengikutinya.

Kendala yang kami hadapi adalah mengatasi anak yang sangat pendiam, walaupun sebagian
besar anak anak senang dan menerima keberadaan kami, ada beberapa anak yang sangat
malu jika ada kami, namun kami melakukan pendekatan sesuai apa yang mereka suka
sehingga satu per satu anak pemalu mulai terbuka kepada kami dan mau bermain.

BAB III
PENUTUP
.1. KESIMPULAN

1. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela dengan ataupun tanpa
mempergunakan alat, sebagai pengalaman belajar untuk memperoleh pengetahuan dan
mengembangkan kemampuan dalam diri (anak) yang dapat menimbulkan
kesenangan/kepuasan.
2. Kreatifitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu
kombinasi baru berdasarkan unsur- unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu
yang bermakna atau bermanfaat.
3. Adapun tujuan dari bermain atau permainan antara lain :
a. Membantu anak untuk mengenal bentuk,warna, ukuran, pola.
b. Mengembangkan kemampuan motorik/gerakdan kognitif.
c. Mengembangkan kemampuan seni dan bahasa.
d. Mengembangkan kemampuan sosial emosional.
4. Adapun maanfaat dari bermain pada anak yaitu :
a. Bermain bermanfat untuk mencerdaskan otak.
b. Bermain bermanfaat mengasah panca indra.
c. Bermain bermanfaat sebagai media terapi dan kreatifitas.
d. Bermain itu melakukan penemuan dan melatih empati.
5. Dari kegiatan bermainan kreatifitas pada anak di TK Hermes kids Medan, yaitu “Cara
Membuat Kepik dari kertas origami”, diharapkan perkembangan motorik kasar dan
motorik halus anak meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2014/04/makalah-bermain-dan-
kreativitas-anak.html?m=1
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/download/8161/5466
https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/atfaluna/article/view/1284
https://journal.uii.ac.id/ajie/article/download/7875/6884

ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM


BERMAIN PADA ANAK DI TK HERMES KIDS CARE
No. Nama Nim Keterangan Tanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Medan, 3 November 2021


LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
” Konsep Bermain Anak”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 4
1. Salsabila Amanda (P07520220085)
2. Samuel Ady Syaputra Siahaan (P07520220086)
3. Siti Arina Harahap (P07520220087)
4. Yessi Gebi Mentari Tarigan (P07520220094)
5. Yuliana Handayani (P07520220095)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-
Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 8 November 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang

Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa pra
sekolah. Kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan
kepibadiannya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi waktu, tetapi media bagi anak untuk
belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak pra sekolah mempunyai nilai positif terhadap
perkembangan kepibadiannya. Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan
sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan
keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya
sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan
memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.

Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan
merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi
merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, dll. Anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Melalui bermain
anak tidak hanya menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, tetapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar
melompat, melempar atau berlari. Tetapi mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosinya,
perasaannya dan fikirannya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak
akan bermain sepanjang aktifitas tersebut menghiburnya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti
bermain. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat sianak menjadi
sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tetapi melalui bermain mereka
mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. Dengan bermain anak akan menemukan kekuatan serta
kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain, dll. Bermain adalah
unsur yang penting untuk perkembangan anak, baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial.
Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat

kesempatan bermain.

Dalam kenyataan sekarang ini sering dijumpai bahwa kreativitas anak tanpa disadari telah terpasung
di tengah kesibukan orang tua. Namun kegiatan bermain bebas sering menjadi kunci pembuka bagi
gudang-gudang bakat kreatif yang dimiliki setiap manusia.

Bermain bagi anak berguna untuk menjelajahi dunianya, dan mengembangkan kompetensinya
dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak Fungsi bermain bagi anak usia
dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakn dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun
tanpa alat akan sangat membantu perkembangan sosial, emosional, kognitif, dan afektif pada umumnya,
dan mengembangkan daya kreativitas anak.

Menurut Santrock (2002:20-21) pola perkembangan manusia dihasilkan oleh hubungan dari
beberapa proses yaitu biologis, kognitif dan sosioemosional. Proses biologis (biological processe) meliputi
pada sifat fisik individu yang meliputi dari perubahan pada keterampilan motorik, pertambahan tinggi dan
berat badan, perubahan hormon pubertas serta semuanya yang mencerminkan proses biologis. Proses
kognitif (cognitive processes) meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi dan bahasa individu. Dan
proses sosioemosional (socioemotional processes) meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang
lain, perubahan pada emosi, dan perubahan pada kepribadian. Pada perkembangan emosi diharuskan
para orang tua atau guru prasekolah dapat memberikan pembekalan yang memadai tentang pengelolaan
emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari
lingkungan keluarga, sekolah maupun teman bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut
tidak segera diupayakan maka dampak negatif tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan
emosi anak.
Berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan tidak seperti gambaran yang diharapkan di atas. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan masih terfokus pada kegiatan baca tulis serta kegiatan bermain yang
kurang menarik.

Bermain kreatif adalah saat seorang anak dapat secara langsung melibatkan dirinya dalam sebuah
kegiatan bermain yang mengharuskan mereka untuk berfikir dalam cara yang tidak mempertimbangkan
norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam kegiatan itu (Sujiono dan Sujiono, 2010:36). Piaget
dalam Sujiono dan Sujiono (2010:35) bermain kreatif terjadi pada tahap praoperasional yang berlangsung
pada usia antara 2-7 tahun.

Dapat disimpulkan bahwa bermain kreatif merupakan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan gaya
baru yang lebih bervariasi, sehingga kegiatan menjadi lebih menyenangkan. Dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi, diharapkan dengan adanya penelitian ini permasalahan
mengenai perkembangan emosi anak dapat diperbaiki dan diberikan solusi yang tepat.

Kondisi anak di masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai sejak usia bayi 0-1 tahun,
toddler 1-3 tahun, pra sekolah 3-6 tahun, usia sekolah 6-12 tahun, sampai remaja 12-18 tahun (Nunung,
2017). Masa kanak-kanak awal adalah masa yang sangat penting untuk pengembangan aspek fisik,
motorik, kognitif, moral, sosial-emosi, bahasa (Rahayu, 2017). Untuk menstimulasi aspek-aspek tersebut
agar berkembang secara optimal yaitu melalui pendidikan anak usia dini. Taman kanak-kanak merupakan
pendidikan anak usia dini secara formal, pendidikan sangat penting di masa kanak-kanak awal untuk
masa pembentukan perkembangan kepribadian, sikap mental, dan intelektual yang dibentuk pada usia
dini (Aprianty, et al 2017).

Menurut World health organitation (WHO) melaporkan bahwa 5-25% anak usia prasekolah menderita
disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus, Anak usia prasekolah merupakan
anak dengan usia 4-6 tahun. Anak usia sekolah berbeda dengan orang dewasa, karena anak mempunyai
ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang, sampai berakhirnya masa remaja. Pendapat lain
mengatakan, Usia pra sekolah merupakan anak pada usia 4- 6 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak. Periode ketika anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Anak usia prasekolah
berada pada masa kanak awal. Periode ini berasal sejak anak dapat bergerak sambil berdiri sampai
mereka masuk sekolah.(Saidah & Saptiyanty, 2019).

Berdasarkan data diperoleh tingginya angka balita yang mengalami gangguan perkembangan
motoric mencapai angka 400.000 (16%), diantaranya gangguan motorik halus, motorik kasar, gangguan
pendengaran, kecerdasan, kurang, dan keterlambatan bicara (Widati, 2014). Sementara pada anak usia
prasekolah yang mengalami gangguan perkembangan terdapat sebesar 85.779 (62,02%) dengan
gangguan motorik halus pada balita sebanyak 15% seperti, menggambar, menulis dan
memegang.Sedangkan 44% mengalami gangguan bicara dan 16% mengalami gangguan sosialisasi
kemandirian (Kristiana, 2016).

Perkembangan anak usia toddler yang terdata di Sulawesi Selatan 151 jiwa, sebanyak 863.206 jiwa
(Hasmi, 2010), Usia 12- 29 bulan dapat dikategorikan sebagai balita dengan memberikan pelayanan baik
dalam kondisi sehat maupun sakit dengan memenuhi krteria pelayanan pada pemamntauan pertumbuhan
minimal delapan kali dalam setahun dengan cara melakukan pencatatan dalam Buku KIA/KMS. Adapun
hal- hal yang dipantau seperti perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian minimal 2 kali setahun seiap 6 bulan

Terjadinya gangguan pada anak yang menyebabkan terhambatnya perkembangan motorik halus
maka akan mengakibatkan efek untuk pertumbuhan selanjutnya yang dapat berakibat jangka panjang
bagi anak karena ketidakmampuan untuk melakukan sosialisasi dengan anak balita seusianya termasuk
kegiatan fisik yang dilakukan di sekolah . (Nunung, 2017).
Salah satu cara untuk menghindari keterlambatan pada perkembangan anak dengan cara
memberikan stimulasi yang terarah dengan melalui alat permainan Dengan diberikan alat permainan
seperti permainan melipat kertas origami, Menurut sao Honda (1965) menyatakan origami merupakan
seni melipat kertas dari jepang atau sesuatu (menampilkan bentuk burung, serangga, dan bunga) yang
dihasilkan dari seni melipat kertas. Seni melipat kertas yang pertama kali berasal dari Jepang yang
disebut dengan origami, ori berarti lipat dan gami yang berarti kertas, yang berkembang menjadi suatu
bentuk kesenian yang modern. Serta penerapan metode pemberian tugas dengan bantuan media kertas
lipat akan mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan melipat. Selain itu juga dalam kegiatan ini tidak hanya
mengembangkan perkembangan fisik motorik anak saja akan tetapi perkembangan sosial anak juga akan
meningkat, dimana anak yang fisiknya lemah akan memiliki kepercayaan diri yang kurang, ketika anak
membandingkan dirinya dengan anak-anak yang lain sebayanya. Kegagalan untuk menguasai
keterampilan motorik akan membuat anak kurang menghargai dirinya sendiri (Ni Kadek Seri Ayu
Wiryaningsih & Antara, 2016).

Sesuai dengan penelitian Rahma (2017), yang mengungkapkan pemberian alat bermain edukatif
efektif terhadap perkembangan anak hal ini dikarenakan permainan edukatif dapat meningkatkan
perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.
Sedangkan menurut penelitian Kurnia (2016), menunjukan bahwa pemberian alat permainan edukatif
efektif terhadap perkembangan motorik anak Teterutama meningkatkan kemampuan bahasa pada anak
usia 5-6 tahun.

Data dari Bakti Luhur Makassar jumlah siswa pada tahun 2019 sebanyak 92 orang dengan siswa
yang terdiri dari siswa perempuan 48 orang dan siswa laki-laki 44 orang terbagi atas 3 kelas, dari jumlah
siswa tersebut jumlah anak yg mengalami gangguan perkembangan motorik adalah sebanyak 13 anak
seperti anak-anak belum bisa melakukan kegiatan sendiri lebih rapi, menuliskan namanya, menggambar,
berlatih melihat kertas origami dan membentuk dengan bahan seperti lilin dan sebagainya. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian alat permaianan edukatif terhadap
perkembangan motorik halus anak di TK Frater Bakti Luhur Makassar.
B.  Rumusan masalah
1. Apakah pengertian bermain kreatif
2. Apakah tujuan dari permainan yang di bawakan
3. Apa saja jenis permainan origami pada anak
4. Apakah efektif bermain origami terhadap perkembangan motoric halus anak?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kegiatan bermain origami dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini di TK Sola Fide
2. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan bermain origami dapat mengembangkan motorik
halus anak usia dini di TK Sola Fide.
3. Respon anak dalam kegiatan bermain kreatif di Tk Sola Fide
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bermain Kreatif


Bermain kreatif adalah saat seseorang anak secara langsung melibatkan dirinya dalam sebuah
kegiatan atau permainan yang mengharuskan mereka untuk berpikir dalam cara yang tidak
mempertimbangkan norma serta memusatkan diri pada sesuatu dalam permainan itu.Dengan demikian
bermain kreatif dilakukan ketika anak benar-benar terlibat dalam sebuah kegiatan dimana sangat
menggunakan pikiran anak untuk dapat mengkonstruk kegiatan tersebut.
Jenis dan klasifikasi bermain kreatif ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih kegiatan
bermain ketika mengembangkan kegiatan bermain anak. Hal ini dilakukan untuk mencapai tumbuh dan
kembang anak dalam segala aspek melalui kegiatan bermain bebas, aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangka

B. Fungsi Permainan melipat origami


keterampilan origami adalah sumber daya yang belum dimanfaatkan untuk melengkapi pelajaran
matematika dan dapat digunakan untuk konstruksi geometrik dan meningkatkan ketangkasan manual.
Selain matematika, origami juga cara yang bagus untuk menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi,
teknik, seni dan matematika secara bersamaan

1. Meningkatkan keterampilan motorik halus dan perkembangan otak


Saat bermain origami, anak akan menggunakan jarinya untuk membuat bentuk khusus dari
kertas. Kemampuan untuk menggerakkan jari dengan baik dan terampil membuat objek yang
terperinci adalah salah satu bentuk cara mengasah perkembangan pada anak.
Salah satu saraf perifer terdapat di ujung jari, dan sering disebut sebagai "otak kedua". Dengan
menggunakan ujung jari saat membuat origami yang terperinci mengirimkan sinyal ke otak dan
menjadikan aktivitas ini sebagai salah satu bentuk pelatihan yang baik bagi otak anak.
Membuat origami terbukti meningkatkan keterampilan visualisasi spasial menggunakan
pembelajaran langsung. Keterampilan semacam ini memungkinkan anak-anak untuk memahami,
mengarakterisasi, dan membangun bahasa mereka sendiri di dunia sekitar mereka
2.  Mengembangkan imajinasi, konsentrasi dan estetika
Origami mengharuskan anak-anak untuk mengetahui cara mencapai hasil akhir, tentunya hal
tersebut yang mendorong mereka untuk menggunakan imajinasi. Anak juga akan sering
membayangkan hasil akhir di setiap lipatan yang dibuat.
Saat membuat origami, anak akan menggunakan ujung jarinya untuk membuat objek yang
terperinci. Ini dapat membantu meningkatkan konsentrasinya. Menggunakan konsentrasi tingkat
tinggi untuk melipat berbagai sisi kertas juga meningkatkan kesadaran spasial atau estetika.
3. Mengasah konsep pembagian
Saat melipat kertas menjadi beberapa bagian yang berbeda, ternyata mengajarkan anak
bagaimana konsep pembagian yang bisa dilihat langsung secara fisik. Misalnya, jika anak ingin
memperoleh bentuk persegi yang kecil, maka ia bisa mencoba untuk melipat kertas di bagian
tengah hingga terbagi menjadi dua, lalu lipat kembali di bagian tengah hingga menghasilkan
bentuk persegi yang diinginkan. Tindakan melipat kertas menjadi dua dan seterusnya ini juga bisa
digunakan untuk menunjukkan konsep tidak terbatas.
4. Ilmu yang menyenangkan
Origami adalah cara yang menyenangkan untuk mengajarkan suatu konsep fisika. Selembar
kertas tipis tidak terlalu kuat, tetapi jika melipatnya menjadi sesuatu, maka ia akan lebih kokoh.
Selain itu, origami adalah cara yang menyenangkan untuk menjelaskan macam-macam bentuk
molekul. Salah satunya dengan membentuk tetrahedron dan polyhedra dengan tidak sulit.
5. Belajar menyelesaikan persoalan
Origami memberi anak-anak kesempatan untuk menyelesaikan suatu persoalan. Misalnya,
perlihatkan bentuk origami dan mintalah anak untuk membuatnya. Mereka mungkin akan
berusaha menemukan solusi hingga berhasil membuatnya dengan cara mereka.
C. Jenis Jenis karya atau permainan melipat origami
 Membuat bunga dari origami
 Membuat pesawat
 Membuat berbagai macam bentuk hewan
 Membuat kotak sampah
 Membuat rumah rumahan
 Membuat pakaian mainan
 Membuat mobil mobilan, dll
D. Efektivitas permainan origami terhadap perkembangan motoric halus anak
Motorik halus merupakan bagian perkembangan kemampuan dalam melakukan pergerakan pada
jari-jari tangan dalam melakukan berbagai aktivitas. Keterlambatan perkembangan motorik halus akan
berdampak pada perkembangan berikutnya. Salah satu cara untuk menghindari keterlambatan pada
perkembangan anak dengan cara memberikan stimulasi yang terarah dengan melalui alat permainan
edukatif, misalnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan perkembangan motorik halus
sebelum dan sesudah diberi intervensi permainan origami .Hal ini berarti permainan origami dapat
merangsang perkembangan motorik halus pada anak seperti bermain melipat memempel gambar dengan
tepat, menggambar sesuai gagasan, menggunakan alat tulis dengan benar dan bermain bola.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Claudia et al., (2018). Dari penelitian dapat ditarik
suatu simpulan bahwa permainan Origami merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan motorik
halus anak , denganmenilai peningkatan pencapaian presentase motorik halus anak. Meningkatnya
kemampuan dalam teknik motorik halus anak pada Siklus I mencapai angka 51,81 dari nilai presentase
sebelumnya sebesar 49, 93%. Dan pada siklus II dari nilai presentase sebesar 68,50 % menjadi 79. 62%.
Sehingga hal ini dapat memberikan pernyataan bahwa permainan origami pada anak dapat meningkatkan
keterampilan motorik halus khususnya pada usia Balita , juga dengan permainan kertas origami dapat
melatih koordinasi mata dan tangan.
Selain bisa melatih konsentrasi anak, manfaat dari origami ialah anak dapat belajar
meniru/mengikuti arahan, ketika anak mendengarkan dan mengikuti arahan secara bertahap, secara tidak
langsung anak mengikuti arahan- arahan yang di berikan oleh guru ataupun pendidik, sehingga anak
dapat belajar mengikuti arahan maupun meniru. Selain itu kegiatan melipat kertas origami juga termasuk
dalam kegiatan bermain sensory motor play Kathleen Stassen Berger dalam Eliasa (2011) yang artinya
kegiatan yang membutuhkan gerakan- gerakan tangan yang kompleks sehingga anak akan memiliki
kemampuan untuk memegang pensil, meniru membuat bentuk huruf atau angka,menggambar dan lain
sebagainya dengan baik. Selama melakukan penelitian,terlihat bahwa anak-anak merasa senang dan
selalu penasaran dengan setiap bentuk yang akan dibuat pada hari tersebut karena setiap hari peneliti
memberikan bentuk-bentuk origami yang berbeda (Ningtya, et al 2018).
Meningkatnya usia pada Anak antara empat smapai enam tahun (4-6) mempunyai karakteristik
tersendiri seperti adanya perubahan secara fisik, keaktifan gerak sanagt meningkatyang dianggap sanagt
bermanfaat untuk melatih gerkana- gerakan otot-otot kecil maupun besar, selain itu perubahan gaya
bahasa yang semakin jelas pada saat berbicara Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain
dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu., pada masa ini keinginan tahu
sesuatupun sanagt tinggi ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan
dengan menanyakan segala sesuatu yang dilihat. (Sujarwo & Widi, 2015).
SATUAN ACARA PENYULUHAN ANAK TK
DI TK SOLAFIDE

11. Topik : Membuat paying dari origami


12. Tujuan umum : Membantu membangun kekreatifan anak dan mengasah syaraf
13. Tujuan khusus :
 Mengembangkan kreatifitas
 Mengembangkan sosialisasi
 Mengembangkan daya imajinasi
 Mengembangkan kepercayaan diri
14. Hari / tanggal : Senin , 8 November 2021
15. Jam : 08.00 - 10.00
16. Tempat : Tk Solafide
17. Metode : Menempel kertas origami
18. Alat dan Bahan : Origami, lem , kertas HVS , spidol berwarna
19. Penyuluhan oleh : Kelompok 4
20. Susunan kegiatan
No Tahap dan Terapi Anak
waktu
1 Pembukaan Mengucapkan salam , memperkenalkan Menjawab salam
diri
10 menit Mendengarkan
Memperkenalkan pembimbing
Mendengarkan dan saling
Memperkenalkan anak satu persatu dan berkenalan
saling berkenalan satu sama lain
Bernyanyi dan membawa doa
Bernyanyi Bersama dan berdoa

Kontrak waktu anak


2. Kegiatan Kegiatan bermain :
inti
Memberi anak topi topi lucu sesuai
60 menit favoritnya

Memperkenalkan alat yang akan


digunakan

menjelaskan bagaimana Teknik


membuatnya

memotivasi anak menjadi lebih semangat

Mengobservasi anak

3. Evaluasi Penutup : Mendengarkan

10 menit Menanyakan perasaan anak Senang

Menyampaikan hasil permainan Mengucapkan salam

Membagikan kenangan pada semua anak


yang bermain

Moderator penutup acara

membersihkan alat dan bahan yang sudah


siap

Menutup acara
NO PERSIAPAN ALAT
Nama Alat Gambar
1 Kertas origami

2 Gunting

3 Lem Kertas

4 Pulpen warna warni

5 Kertas HVS
N LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
O Tindakan Gambar
1 Siapkan bahan-bahan
yang diperlukan. Kita
dapat menggunakan kertas
origami ukuran 15 cm x 15
cm 1 lembar, kertas lain
yang dipotong dengan
ukuran 10 cm x 6 cm, dan
lem kertas.

2 Mulailah melipat kertas


dengan pola bolak balik
sampai ujung kertas
sehingga kertas
membentuk kedutan lalu
satukan kedua ujung
kertas agar membentuk
payung

3 Beri lem pada sisi


gulungan agar tidak
terbuka.
Kemudian bengkokan pada
salah satu ujung gulungan
kertas dengan cara
memipipihkannya.
ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF PADA ANAK
DI TK SOLAFIDE
N NAMA FOTO ANAK 5 Vania
O
1 Kanda

6 Matthew

2 Rafael

7 Via
3 Juan

4 Gita
FOTO BERSAMA DI TK SOLAFIDE
ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN PADA ANAK DI TK
SOLAFIDE

NO. NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dapat merangsang kreativitas serta daya fikir
anak secara optimal tanpa anak tersebut merasa terpaksa untuk melakukannya. Kegiatan
bermain untuk bagi anak-anak dapat memberi pelajaran atau pengalaman bagaimana
beradaptasi baik itu dengan lingkungan, orang lain, maupun dengan dirinya sendiri. Dalam
kegiatan bermain anak-anak tidak sungguh-sungguh, melainkan bertindak sesuai perannya,
akan tetapi walaupun demikian bermain merupakan suatu hal yang serius bagi mereka.
B. Saran
Bermain pada anak memang sangat penting namun orang tua tetap harus mengawasi
permainan yang dimainkan anak , apakah permainan tersebut aman dan cocok dengan usia
anak atau tidak . Orang tua juga harus membatasi waktu bermain anak , karena istirahat dan
bermain anak harus seimbang agar anak tetap fit
DAFTAR PUSTAKA

https://id.images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=Awrx2J_4vpBhLXwAjADLQwx.;_ylu=Y29sbwNz
ZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?p=contoh+karya+melipat+origami&fr2=piv-
web&type=E210ID91213G0&fr=mcafee

https://text-id.123dok.com/document/6qmkkvlwz-pengertian-bermain-kreatif-jenis-dan-klasifikasi-
bermain-kreatif.html

https://www.haibunda.com/parenting/20200316163625-61-85761/5-manfaat-mengejutkan-bermain-
origami-bagi-perkembangan-anak

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrxwP4lZpJhaH4AtxTLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZA
MEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1637013158/RO=10/RU=https%3a%2f%2fejournal.unib.ac.id%2findex.php
%2fpotensia%2farticle%2fdownload%2f2845%2f4047/RK=2/RS=wdohJ0DPTdZp4NhcAZ8KaRz7eSY-

https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/download/163/124
LAPORAN KEPERAWATAN ANAK
” Konsep Bermain Anak”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Tiurlan M. Doloksaribu, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

1. Emi Nurhaini (P07520220065)


2. Gloria Advelin Sibagariang (P07520220067)
3. Joana Patricia Hutagalung (P07520220070)
4. Kiki Anggraini Putri (P07520220071)

JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada
waktunya.Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Medan,03 November 2021


 
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan bagi
hidup selanjutnya. Pendidikan anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang
dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, pendidikan anak dengan
menciptakan suasana dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang
diperolehnya dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung
secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.

Usia dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas
(golden age). Pada usia ini, anak memiliki kemampuan untuk belajar yang luar biasa. Kreativitas
merupakan suatu kemampuan yang tidak dibawa sejak lahir, namun dapat dipelajari dan dikembangkan,
sehingga seyogyanya kemampuan ini dapat dikembangkan sejak dini. Hal tersebut dikarenakan masa-
masa usia dini merupakan masa golden age, yang merupakan pondasi dari tahapan usia yang
selanjutnya.

Menurut Santrock Kreativitas adalah suatu kemampuan dalam berpikir mengenai sesuatu
dengan menggunakan cara yang tidak biasa dalam menyelesaikan masalah (Yosep,2014). Menurut
Sujiono Kreativitas ialah kemampuan saat memikirkan, menciptakan, mengadakan dan menemukan
suatu bentuk ataupun gagasan baru yang original yang bias berguna bagi orang itu sendiri dan orang
lain (Ardiyanto,2017)

Kreativitas sangat penting untuk dikembangkan karena kreativitas dapat meningkatkan prestasi
akdemik. Sehingga, semakin tinggi kreativitas yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula prestasi
akademik yang diraih. Dari beberapa penelitian tentang kreativitas, menunjukkan bahwa kreativitas
sangat penting untuk dikembangkan, karena kreativitas memegang pengaruh penting dalam kehidupan
seseorang. Maka dari itu, kreativitas perlu dikembangkan sejak dini

Kreativitas anak merupakan segala proses yang dilalui oleh anak dalam rangka melakukan,
mempelajari, dan menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi kehidupan dirinya dan oranglain.
Untuk sampai di terminal akhir, yaitu penemuan sesuatu yang baru, seorang anak atau sekelompok anak
akan mengalami serangkaian perjalanan panjang. Dalam perjalanannya itu, mungkin seorang anak atau
sekumpulan anak akan terhenti di titik tertentu (terminal antara) dan tidak pernah melanjutkan perjalanan
lagi, sehingga tidak pernah sampai ke tujuan akhirnya, atau mungkin berhenti di titik tertentu untuk
beristirahat karena lelah, lalu melanjutkan perjalanannya hingga akhir, atau bahkan mungkin berjalan
tanpa henti sampai mencapai batas akhir (sampai terminal akhir).Origami adalah seni melipat kertas asal
jepang yang diajarkan di Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar (SD). Kegiatan ini selain untuk melatih
daya ingat, juga mengasah kreativitas dan melatih kemampuan motorik halus anak. Binatang merupakan
sosok yang sangat akrab dengan dunia anak-anak. Dalam hal ini, penulis memaparkan mengenai
pengembangan kreativitas anak usia dini. melalui origami.

Paul Torrance dari Universitas Georgia menyebutkan ada beberapa ciri-ciri tindakan kreatif anak
yaitu:
1. Anak yang kreatif belajar menggunakan dengan cara-cara kreatif
2. Anak yang kreatif mempunyai perhatian yang panjang terhadap sesuatu hal yang dibutuhkan usaha
menjadi kreatif
3. Anak kreatif dapat mengorganisasikan terhadap hal yang tidak biasa
4. Anak kreatif banyak belajar melalui imajinasi untuk memecahkan suatu permasalahan dari
pengalaman yang pernah dialami
5. Anak kreatif dapat bercerita dengan menggunakan kata-kata dan tempat sebagai objeknya
(Miranda,2018)

Dari pemaparan diatas menjadi dasar diadakannya kegiatan bermain pada anak dengan judul “Pengaruh
Aktivitas Membuat Ulat Dari Kertas Origami Tehadap Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Hermes
Kids”
1.2 Rumusan Masalah :

1. Apa pengertian bermain pada anak?


2. Apa tujuan bermain pada anak?
3. Apa fungsi bermain pada anak?
4. Apa pentingnya seni origami bagi anak usia dini pada anak?

1.3 Tujuan Penulisan :

a. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Aktivitas
Membuat Ulat Dari Kertas Origami Tehadap Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Hermes
Kids”

b. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui pengertian bermain pada anak


2. Untuk mengetahui tujuan bermain pada anak
3. Untuk mengetahui fungsi bermain pada anak
4. Untuk mengetahui pentingnya seni origami pada anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bermain

Pengertian Bermain

Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental,
intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anakmendapat kesempatan cukup untuk bermain akan
menjadi orang dewasayang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan denganmereka
yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain (Soetjiningsih, 2004).
 
Bermain juga merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untukkesenangan yang ditimbulkannya
dan dilakukan secara suka rela dan tidakada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban serta
tidak tergantungkepada usia tetapi tergantung kepada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh.

2.2 Tujuan Bermain


Pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yaitu memelihara perkembangan atau
pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain yang kreatif, interaktif dan
terintegrasi dengan lingkungan bermain anak. Penekanan dari bermain adalah perkembangan
kreativitas dari anak-anak. Semua anak usia dini memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan
kreativitas sangat individual dan bervariasi antar anak yang satu dengan anak lainnya.

2.3 Fungsi bermain

Adapun fungsi bermain, diantaranya yaitu:

 Kemampuan Motorika.

Dimana anak lahir dengan kemampuan refleks, kemudian ia belajar dengan menggabungkan
gerak refleks, dan akhirnya anak mampu mengontrol gerakannya. Anak melalui bermain dapat
belajar mengontrol gerakannya menjadi gerak terkoordinasi.

 Kemampuan kognitif.

Anak belajar memahami pengetahuan dengan berinteraksi melalui objek yang ada di sekitarnya.
Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki
kesempatan untuk menggunakan indranya, seperti: menyentuh, mencium, melihat dan
mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dengan bermain, anak dapat berpikir dari hal
yang konkret ke berpikir abstrak.

 Kemampuan Afektif.

Setiap permainan memiliki aturan, dari aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit
demi sedikit, tahap demi tahap sampai anak memahami aturan bermain. Jadi, dengan bermain
anak menyadari adanya aturan dan menyadari pentingnya mematuhi aturan.

 Kemampuan Bahasa.

Pada waktu yang bersamaan dalam bermain anak menggunakan bahasa, baik untuk
berkomunikasi maupun untuk menyatakan pikirannya. Bahkan sering kita menjumpai anak yang
bercakap-cakap dengan dirinya sendiri saat bermain, sebenarnya ia sedang membahasakan apa
yang ada dalam dirinya. Menurut Vygotsky, peristiwa itu menggambarkan bahwa anak sedang
dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan

 Kemampuan Sosiale.

Pada saat bermain anak selalu berinteraksi dengan anak lain. Interaksi tersebut mengajarkan
anak cara merespons, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku
anak lain. Hal ini sedikit demi sedikit mengurangi rasa egoisnya dan mengembangkan
kemampuan sosialnya.
Origami bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta menumbuhkan motivasi, kreativitas,
ketrampilan serta ketekunan. Latihan origami dapat membantu anak-anak memahami ukuran
yang relatif lebih lengkap dengan menggunakan strategi yang lebih efektif untuk perbandingan
ukuran. Origami merupakan bagian dari pengembangan motorik halus sebagai media pengukur
kerja otak yang disalurkan pada gerakan jari tangan secara terkoordinasi untuk mencapai tingkat
keterampilan yang diharapkan.

2.4 Pentingnya seni origami bagi Anak Usia Dini antara lain:
1) Origami dapat membangun jiwa kreatif anak
2) Origami adalah permainan yang kreatif, edukatif dan bersifat menghibur serta menjadi bekal
keterampilan yang bermanfaat di sepanjang usia.
3) Origami adalah seni yang universal. Dapat dilakukan oleh semua orang, dengan bahan kertas
yang mudah didapat, maka origami bisa dilakukan dimana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja.
4) Origami bermanfaat dalam masa perkembangan anak. Selain menjadi stimulan positif bagi
perkembangan otak pada anak usia dini, origami juga bermanfaat untuk melatih motorik halus,
melatih kerapihan dan ketelitian. serta melatih berkarya sejak kecil.
5) Teknik origami dapat dipakai untuk memberi solusi pemanfaatan limbah, kertas, plastik atau foil
bekas kemasan, diubah menjadi bentuk-bentuk unik yang bermanfaat.

Dibawah ini tahapan membuat origami binatang ulat, yaitu:


No Cara Membuat Gambar
1. Siapkan beberapa kertas origami

2. Pertama-tama lipat kertas origami menjadi dua


bagian

3. Lalu lipat menjadi bagian yang lebih kecil

4. Buat lingkaran menggunakan jangka pada


bagian yang sudah dilipat di kertas origami

5. Gunting pola lingkaran yang sudah dibuat


menjadi beberapa bagian
6. Lalu gunakan lem untuk merekatkan bagian
lingkaran digunting, sehingga membentuk
seperti ulat

7. Setelah itu, kita kita bias melukis mata, mulut


dan merekatkan telinga pada bagian kepala ulat

8. Pada bagian belakang ulat, kita bisa membuat


tangkai dari pipet dan rumput kecil pada origami

9. Lalu gunakan double tip untuk merekatkan pipet


dan rumput dibelakang ulat, sehingga dapat
dipegang dan tampak lebih cantik

10. Dan pembuatan ulat dari kertas origami sudah


selesai. Inilah hasilnya

LAPORAN KONSEP BERMAIN ANAK TK


DI TK HERMES KIDS

1. Topik : Konsep bermain kreatif untuk anak TK

2. Sub Topik : Permainan cara membuat ulat dari kertas origami

3. Hari/ tanggal : Rabu, 03 November 2021

4. Jam : 08.00 – 09.00

5. Tempat : Di TK Hermes Kids

6. Tujuan :

 Tujuan Umum : Mengoptimalkan perkembangan system kongnitif pada anak

 Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan konsentrasi dan fokus anak
b. Memberikan pengalaman baru dalam bermain game
c. Melatih kesabaran
d. Merangsang motorik halus
e. Melatih sportivitas

7. Metode : Menempel kertas origami

8. Alat dan Bahan : Lem,kertas origami,gunting,penggaris,spidol dan karton.

9. Penyuluhan oleh : Kelompok 2

10. Pemandu/moderator : Emi Nurhaini

11. Leader : Kiki Anggraini Putri

12. Dokumentasi : - Gloria Advelin Sibagariang

- Joana Patricia Hutagalung

13. Susunan kegiatan


No Tahap dan Terapi Anak
waktu
1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam , 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
10 menit 2. Memperkenalkan pembimbing 3. Mendengarkan dan
3. Memperkenalkan anak satu saling berkenalan
persatu dan saling berkenalan
satu sama lain
4. Kontrak waktu anak
2. Kegiatan Kegiatan bermain :
inti 1. Leader menjelaskan bagaimana
teknik membuatnya
60 menit 2. Leader dan fasilator memotivasi
anak menjadi lebih semangat
3. Mengobservasi anak

3. Evaluasi Penutup : Mendengarkan


1. Leader menghentikan permainann
10 menit 2. Menanyakan perasaan anak Senang
3. Menyampaikan hasil permainan
4. Membagikan kenangan pada Mengucapkan salam
semua anak yang bermain
5. Moderator penutup acara
6. Fasilator membersihkan alat dan
bahan yang sudah siap
7. Menutup acara

14. Hasil Pengamatan

►Biodata

Nama : Ceo

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 5 tahun

Tempat permainan : TK Hermes Kids

Alat yang digunakan : Origami,pipet,pensil,penggaris,gunting,lem,spidol/twin pen

Nama : Gempita

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 5 tahun

Tempat permainan : TK Hermes Kids

Alat yang digunakan : Origami,pipet,pensil,penggaris,gunting,lem,spidol/twin pen


Nama : Lady

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 6 tahun

Tempat permainan : TK Hermes Kids

Alat yang digunakan : Origami,pipet,pensil,penggaris,gunting,lem,spidol/twin pen

ABSEN PESERTA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF PADA ANAK DI TK


HERMES KIDS
No Nama Foto
1. Ceo : 5 tahun

2. Gempita : 5 tahun

3. Lady : 6 tahun

ABSEN PELAKSANA KEGIATAN PRAKTEK LABORATORIUM BERMAIN KREATIF PADA ANAK DI


TK HERMES KIDS
No Nama Keterangan Tanda Tangan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Medan, 03 November 2021

Tiurlan M Doloksaribu, M.Kep

NIP : 197701062002122003
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan berlangsung dapat diambil kesimpulan bahwa
pembuatan ulat dari kertas origami dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak di TK
Hermes Kids

Pada dasarnya, setiap anak memiliki banyak potensi untuk kreatif, namun yang perlu digaris
bawahi adalah bagaimana untuk mengembangkan kemampuan yang masih bersifat potensi
tersebut. Kreativitas merupakan bukan kemampuan bawaan dari lahir, tetapi merupakan
kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Kreativitas penting untuk dikembangkan
karena kreativitas berpengaruh terhadap kehidupan seseorang, misalnya kreativitas berpengaruh
terhadap gagasan-gagasan seseorang, pemecahan terhadap suatu permasalahan, serta
berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Origami bagi anak usia dini merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik dan disukai oleh
banyak anak. Kegiatan melipat kertas origami ini merupakan sebuah pertunjukan sulap yang dapat
mengubah selembar kertas menjadi benda yang anak-anak inginkan. Pendidik dapat menggunakan
kegiatan melipat sebagai salah satu pilihan untuk mengajarkan sesuatu kepada anak karena melalui
melipat banyak manfaat yang akan didapatkan oleh anak. Pengembangan kreativitas anak usia dini
melalui seni origami sangat penting untuk dikembangkan, karena usia dini merupakan golden age
yakni usia emas yang merupakan pondasi bagi perkembangan di usia selanjutnya.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan makan ada beberapa saran agar penelitian ini lebih
bermanfaat yaitu sebagai berikut :

1. Setiap anak harus memiliki kreativitas yang tinggi untuk mengembangkan kemampuan yang
dapat dipelajari dan dikembangkan
2. Setiap guru harus lebih aktif dalam menggunakan teknik pembelajaran dalam mengenal bentuk
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/User/Documents/235260415.pdf
https://www.scribd.com/document/431154447/LP-BERMAIN-PADA-ANAK
https://id.scribd.com/document/444475611/180-732-3-PB-1
BUKU ALBUM KEGIATAN BERMAIN KREATIF
PRODI SARJANA TERAPAN

DOSEN PENGAMPU
TIURLAN MARIASIMA DOLOKSARIBU, M.KEP

Nama kelompok 5

1. Yosshe wahyuni artha sianturi

2. Yunira ginting

3. Silvia Sukma winata

4. Rifa

5. Nuah Everaim Sebayang

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
NO PERSIAPAN ALAT
Nama Alat Gambar
1 Kertas Origami Merah, Coklat, Biru

2 Gunting satu buah

3 Lem Kertas 1 buah

4 Dabeltip

5 Pipet

6 Jarum Pentul
NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Tindakan Gambar
1 Lekatkan Satu buah kertas satu sama
lain disetiap sisinya sehingga didapat
sebuah kertas yang sedikit tebal

2 Gunting kertas secara diagnonal yang


dimulai dari keempat sudutnya menuju
kepusat namun jangan sampai terputus

3 Lipatkan bagian salah satu sudutnya


(masing-masing potong kertas dilipat
pada sudut yang sama) kebagian
tengah kemudian lem
4 Buat lubang pada bagian tengahnya
yang disesuaikan dengan besar jarum
pentul

5 Buatlah lubang pada salah satu


sisisedotan yang disejajarkan dengan
lubang pada kertas

6. Setelah itu satukan bentuk kincir angin


tersebut pada sedotan

7. Setelah itu bisa dimainkan

GAMBAR HASIL

Anda mungkin juga menyukai