Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI AKHIR

SATUAN ACARA KEGIATAN


TERAPI BERMAINMENYUSUN LEGO
DI RUANG ANAK TULIP II A
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 5 Januari 2020

Oleh:
Siti Aisyah Damanik, S.Kep
NIM. 1930913320020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA KEGIATAN


TERAPI BERMAIN MENYUSUN LEGO
DI RUANG ANAK TULIP IIA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 5 Januari 2020

Oleh:
Siti Aisyah Damanik, S.Kep
NIM. 1930913320020

Banjarmasin, 5 Januari 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S.Kep.,Ns, M.Kep Noor Alfiatin Ni’mah, S.Kep., Ns


NIP.19780615 200812 2 001 NIP. 19881218 201402 2 004
I. PENDAHULUAN
Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar
kehidupan yang selanjutnya.Pasien anak yangdirawat mengalami kecemasan
akibat hospitalisasi.Saat anak dirawat di rumah sakit (hospitalisasi) memaksa
anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih
sayang, dan menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman
sepermainannya. Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan anak
sebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah, atau takut. Oleh
karena itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak,
ekspresi verbal dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama
dengan perawat, apabila kondisi itu terjadi maka akan mempengaruhi proses
perawatan saat di rumah sakit (Supartini, 2004).
Kecemasan merupakan rasa khawatir dan takut yang tidak jelas sebabnya.
Menurut Supartini (2004), kecemasan merupakan dampak dari hospitalisasi yang
dialami oleh anak karena menghadapi stressor yang ada di lingkungan rumah
sakit. Kecemasan dan masalah psikologi yang muncul pada anak dapat dikurangi
dengan diberikan terapi bermain pada saat perawatan di rumah sakit.Salah satu
upaya untuk menurunkan kecemasan yaitu melalui kegiatanterapi
bermain.Permainan adalah satu dari aspek yang paling penting dalam kehidupan
seorang anak, dan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
menghadapi dan mengatasi stres. Berdasarkan hal tersebut, walaupun anak dalam
kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit, tetapi bermain perlu dilaksanakan agar
anak tidak merasa cemas.Untuk itu perlu diperhatikan permainan yang sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada serta hal yang disenangi anak,salah satunya
menyusun lego.
Lego merupakan sejenis alat permainan bongkah plastik kecil yang dapat
disusun dan dibongkar pasang menjadi bangunan atau bentuk lainnya.Lego
termasuk permainan konstruktif atau bangun membangun yang meningkatkan
kecerdasan dan kreativitas anak.Lego merupakan salah satu bentuk permainan
yang membutuhkan ketelitian, melatih untuk memusatkan pikiran, karena kita
harus berkonstrasi ketika meyusun balok-balok lego tersebut hingga menjadi
sebuah bangunan yang utuh dan lengkap.Pemilihan lego sebagai salah satu
permainan edukatif karena dapat berperan dalam kecerdasan dan motorik halus
anak usia pra sekolah melalui permainan konstruktif atau bangun membangun.
Bermain lego dapat mengalihkan konsentrasi anak yang sebelumnya
terfokus pada rasa cemas dan takut akibat sakitnya, kemudian konsentrasi anak
dapat beralih ke permainan lego karena adanya keinginan untuk menyelesaikan
susunan legotersebut dan ketertarikan pada warna-warni legoyang cerah
(Pramono, 2012).Lego memiliki kelebihan yaitu efektif untuk meningkatkan
perkembangan motorik halus anak. Hal tersebut terlihat saat bermain lego anak-
anak mencoba beberapa cara memasangkan kepingan berupa balok-balok
sehingga baik untuk mengasah otak anak, melatih sel-selnya dan melatih
memecahkan masalah. Selain itu dengan bermain lego dapat memperkenalkan
anak pada konsep hubungan dan melatih logika anak, serta membuat anak merasa
bangga dan senang atas suatu karya yang dia hasilkan dari kreativitasnya sendiri.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah  dilakukan terapi bermain pada anak di ruang anak Tulip IIRSUD
Ulin Banjarmasin selama 30menit, diharapkan dapat menurunkan
kecemasan anak, anak merasa senang selama perawatan dirumah sakit dan
tidak takut lagi terhadap perawat dan segala tindakan yang diberikan, serta
dapat melanjutkan perkembangan anak sesuai dengan usianya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu kali diharapkan anak mampu:
1) Merasa tenang selama dirawat
2) Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum, dan saling
bercanda
3) Bersosialisasi dengan orang baru
4) Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang
5) Menstimulasi perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
anak.
6) Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
7) Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
8) Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
9) Kebutuhan bermain anak terpenuhi
10) Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak.

III. MANFAAT TERAPI BERMAIN


a. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar.
b. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan.
c. Memberi tempatdistraksi dan relaksasi
d. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.
e. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
f. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap
yang positif terhadap orang lain.
g. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
h. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik.

IV. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1. Jenis Program Bermain
a. Bermain lego
2. Pengertian Bermain Lego
Lego adalah jenis alat permainan bongkar plastik kecil yang dapat disusun
dan dibongkar pasang menjadi bangunan atau bentuk lainnya.
3. Manfaat Lego
a. Meningkatkan kemampuan berpikir
Hal ini telah ditunjukkan dalam meningkatkan keterampilan visualisasi
spasial dengan menggunakan tangan sebagai alat belajar.Keterampilan
ini memungkinkan pasien untuk bisa paham mengenai dunia di sekitar.
b. Meningkatkan kreativitas
Anak yang mulai mahir menyusun berbagai macam bentuk balok lego
dan berbagai gagasan baru akan muncul.
c. Mengikuti arahan
Dengan belajar lego, anakakan mengikuti tahap demi tahap menyusun
balok dengan saksama untuk membentuk sebuah bangunan.
d. Berpikir matematis dan perbandingan (proporsi)
Jenis susunan lego biasanya berdasarkan teori matematis, Selain itu,
salah satu hal yang menjadi faktor keindahan pada model lego adalah
proporsi bentuknya. Setiap susunan balok harus proposional.Dengan
demikian, aktivitas lego dapat membimbing anak untuk mengenal
konsep perbandingan bentuk dan juga berpikir matematis.

4. Prinsip Bermain di Rumah Sakit


a. Tidak banyak energy, singkat dan sederhana
b. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
c. Tidak ada kontraindikasi dengan kondisi penyakit pasien
d. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
e. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
f. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
5. Hambatan yang mungkin muncul
a. Pasien tidak kooperatif atau antusias terhadap permainan
b. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu
yang bersamaan
c. Status kesehatan anak
d. Jenis Kelamin
e. Alat dan jenis permainan yang tidak cocok atau sesuai bagi anak

6. Antisipasi hambatan
a. Libatkan orangtua dalam proses terapi bermain
b. Jika anak tidak kooperatif ajak bermain secara perlahan-lahan
c. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
d. Kolaborasi jadwal pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya

7. Bentuk-Bentuk Permainan Menurut Usia


a. Usia 0-12 bulan
1. Tujuannya adalah:
a) Melatih reflek seperti reflek menggenggam, menghisap
b) Melatih kerjasama mata dan tangan
c) Melatih kerjasama mata dan telinga
2. Alat permainan yang digunakan:
a) Benda yang aman dimasukan kedalam mulut atau dipegang
b) Alat permainan yang digoyangkan dan keluar suara
c) Alat permainan yang berupa gambar
b. Usia 13-24 bulan
1. Tujuannya adalah:
d) Mencari sumber suara/ mengikuti sumber suara
e) Melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik
f) Melatih imajinasinya
g) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan menarik
2. Alat permainan yang digunakan:
a) Benda yang aman dimasukan kedalam mulut atau dipegang
b) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir,
sendok, piring) yang terbuat dari plastic/ tidak mudah pecah,
balok-balok besar, kertas untuk dicoret-coret.
c. Usia 0-12 bulan
1. Tujuannya adalah:
a) Mengembangkan keterampilan berbahasa
b) Menyalurkan emosi atau perasaan
c) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
2. Alat permainan yang digunakan:
a) Alat-alat untuk menggambar
b) Lilin yang dapat dibentuk
c) Puzzle sederhana
d) Bola
e) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda
d. Usia 37- 72 bulan
1. Tujuannya adalah:
a) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
b) Mengembangkan kemampuan berbahasa
c) Mengembangkan kemampuan tentang berhitung, menambah,
mengurangi
d) Mengembangkan kreativitas
e) Mengembangkan koordinasi motorik
f) Mengembangkan imajinasi
2. Alat permainan yang digunakan:
a) Menyusun balok menjadi sebuah bangunan (lego), majalah anak-
anak, alat gambar.
b) Teman sebaya, orang tua.
8. Cara BermainLego
a) Sediakan satu tas berisi kepingan lego
b) Susun lego sesuai bentuk yang diinginkan
9. Bermain Lego pada Anak-anak
Masa kanak-kanak merupakan masa untuk bermain dan lego merupakan
salah satu sarana bermainedukatif yang mampu menumbuhkan motivasi,
kreativitas, keterampilan, dan ketekunan.Disamping itu, lego juga dapat
melatih motorik halus anak-anak pada masa perkembangannya.Dalam
pengenalan lego pada anak-anak,dibutuhkan hal-hal yang menarik yaitu
model lego yang dapat dibuat ke hampir semua model dalam kehidupan
sehari-hariseperti alat-alat transportasi, gedung, binatang, dan lain-
lain.Darihasilmembangun balok legoitudapat membuat anak-
anakberimajinasi untuk berkreasi membuat sebuah bangunan.Hasil
karyalego dapat dijadikan sebagai barang-barang mainan.Meskipun tidak
terbilang murah, membeli lego memiliki keuntungan karena terbuat dari
plastik sehingga dapat digunakan berulang-ulang dalam waktu yang lama.
10. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Minggu, 5 Januari 2020
b. Waktu : 10.30 – 11.00 WITA
c. Tempat : Ruang Bermain Ruang Anak Tulip II A RSUD Ulin
Banjarmasin
d. Sasaran : Anak dalam rentang usia 2-6 tahun
11. Alat yang Digunakan
Menggunakan lego

Terapis Waktu Subjek Terapi


Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak, dan
a. Anak dan orang tua diberitahu keluarga sudah siap.
tujuan bermain.
b. Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan.
c. Mengecek kesiapan dan
kondisi anak untuk bermain (anak
tidak mengantuk, anak tidak
rewel, kondisi anak
memungkinkan untuk diajak
bermain, keadaan umum anak
membaik).
d. Bermain dapat dilakukan di
ruang bermain anak ruang tulip II
A.

Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan seperti lego
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengucapkan salam. menjawab salam, anak
b. Memperkenalkan diri. dan keluarga
c. Memanggil anak dengan memperhatikan terapis.
namapanggilan yang dia senangi.
d. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan
terapi bermain dengan bercerita
pada orang tua/anak.
e. Memberi kesempatan pada anak
dan orang tua untuk bertanya jika
ada hal yang belum jelas.
f. Menanyakan kesiapan anak
sebelum kegiatan dilakukan.
g. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Tahap Kerja 15 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak memperhatikan penjelasan
tentang prosedur bermain. terapis, anak melakukan
b. Memotivasi keterlibatan anak dan kegiatan yang diberikan
orang tua. oleh terapis, anak dan
c. Mempersilahkan anak untuk keluarga memberikan
memilih tempat duduk yang respon yang baik.
disenangi.
d. Anak mulai bermain peran dengan
teman-temannya
e. Mengobservasi emosi dan
hubungan interpersonal anak.
f. Menanyakan perasaan anak
apakah sudah merasa bosan.
g. Memberi pujian ketika anak
berhasil melakukan dengan baik.
h. Memberikan reward kepada anak.
i. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga tampak
a. Menanyakan perasaan anak senang, menjawab salam
setelah bermain
b. Menanyakan perasaan dan
pendapat orang tua tentang
bermain origami
c. Berpamitan dengan anak dan
orang tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respon anak dan orang
tua.

12. Evaluasi yang Diharapkan


a. Evaluasi Struktur
1) Kegiatan terapi bermain dilakukan mulai pukul 10.00 WITA.
2) Anak-anak sebagai peserta terapi bermain berjumlah 1 orang anak
dengan usia berkisar 3 sampai 6 tahun.
3) Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup yaitu di
ruang bermain anakdan memungkinkan anak untuk berkonsentrasi
terhadap kegiatan.
4) Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan, anak mengambil media
lego.
5) Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
b. Evaluasi Proses
1) Terapis dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir kegiatan terapi bermain.
2) Terapis mampu memimpin acara kegiatan terapi bermain.
3) Mampu memotivasi anak dalam kegiatan mengikuti kegiatan terapi
bermain.
4) Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
kegiatan bermain.
c. Evaluasi Hasil
1) Aspek kognitif
Anak mampu mengikuti kegiatan bemain dengan memainkan
legodalam terapi bermain yang dilakukan selama 30 menit. Hasilnya
dapat diukur melalui: pengamatan langsung dan penilaian tingkah
laku anak selama proses bermain.Kreativitas anak dalam membetuk
bangunan dari lego.
2) Aspek afektif
a. Anak menyatakan rasa senangnya selama dan setelah bermain.
b. Anak-anak tertawa dan gembira selama kegiatan berlangsung.
c. Anak-anak mampu mengikuti aturan permainan yang dimainkan.
3) Aspek motorik halus
Anak aktif selama kegiatan dan menyusun lego. Hasil dapat di ukur
melalui: anak mampu membuat mobil dari lego
Kesimpulan:Anak F usia 2,5 tahun setelah dilakukan terapi bermain, anak
merasa senang dan terlihat lebih ceria sertamauberkomunikasidenganperawat.
Tujuan yang tercapai dari terapi bermain dapat meningkatkan motorik halus
dan kognitif anak, anak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan
terapis, anak merasa senang.
Dokumentasi:
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.

Hale, M.A, Tjahjono. 2014. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kecemasan Anak
Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Mirah Delima Rumah Sakit William
Booth Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth.

Medika, Suherman. 2010. Permainan Cerdas untuk Anak usia 2-6 tahun. Bandung:
Alfa Beta.

Nur, Laswiri. E. 2018. Pengaruh Bermain Terapeutik: Lego Terhadap Tingkat


Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyahdi DIY.Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi
Ilmu Keperawatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Pramono, T. S. 2012. Permainan Asyik Bikin Anak Pintar.Yogyakarta: IN AzNa


Books.

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.


FORM PERSETUJUAN ORANG TUA
UNTUK ANAKNYA MENGIKUTI TERAPI BERMAIN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia dan mengijinkan anak saya:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Untuk mengikuti Pelaksanaan Terapi Bermain di Ruang Hemato Onkologi Tulip III
A.
Terima kasih.
Banjarmasin, …………………………
Tanda Tangan

(…………………………)
DAFTAR KEHADIRAN ANAK
TERAPI BERMAIN DENGAN LEGO
DI RUANG ANAK TULIP II A RSUD ULIN BANJARMASIN

NO NAMA UMUR

Pembimbing Lahan

Ayu Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep


NIP. 19800930 200312 2 005

Anda mungkin juga menyukai