Telah diperiksa dan disahkan oleh Pembimbing SAP terapi bermain anak “Bermain
Mozaik” di ruang Bona 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Disusun oleh:
1.Ucik Nurmalaningsi, S.Kep 131913143072
2.Kusnul Chotimah, S.Kep 131913143073
3.Teguh Dwi Saputro, S.Kep 131913143074
4.Herlyn Afifah Nurwitanti, S.Kep 131913143075
5.Isnaini Via Zuraiyahya, S.Kep 131913143076
6.Alex Susanto, S.Kep 131913143077
7.Puji Setyowati, S.Kep 131913143078
(Suparmiasih, S.Kep.,Ns.)
NIP. 195806141980031010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak prasekolah dimana anak berusia rentang 3-6 tahun (Potter, 2009). Pada
usia ini anak mengalami perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya
spiritual dan prestasi sosial (Hockenberry, M.J & Wilson, 2009). Usia yang disebut
golden age, yang artinya anak berada dimasa peka yaitu masa yang mudah dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (Dwi Agustina Nurlaeli, 2015).
tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kerumah
(sa’diah, hardiani, dkk, 2018). Bagi anak hospitalisasi merupakan pengalaman yang
tidak menyenangkan, dan muncul berbagai respon tanpa terkecuali adalah cemas
(Al-Ihsan, Santi, dkk, 2018). Anak prasekolah yang mengalami kecemasan akan
tersebut yakni salah satunya ialah dalam hal psikomotor, anak akan cenderung
diam, takut dan tidak aktif dalam beraktifitas layaknya anak umumnya dan
Anak usia prasekolah pada dasarnya lebih aktif, kreatif, dan imajinatif
matang dibanding usia toddler. Karena itulah anak usia pra sekolah harusnya yang
paling diasah dalam kemampuan psikomotornya, usaha yang bisa diberikan dalam
Pengertian Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang
dengan cara dipotong- potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun
yang cemas, menangis dan menolak ketika akan dilakukan tindakan keperawatan
menyebabkan kecemasan dan menjadi diam, serta tidak aktif. Peran perawat dalam
diperlukan agar anak lebih kooperatif, aktif, dan tidak ada gangguan perkembangan
segi motorik. Intervensi yang dapat diberikan adalah terapi bermain yakni terapi
mozaik.
1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain mozaik selama kurang lebih 30
menit diharapkan anak dapat terstimulasi kemampuan motorik dan
kreativitasnya.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
1. Meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia pra sekoah
2. Melatih meningkatkan kognitif anak dalam menempel kertas berwarna dan
digabungkan menjadi sebuah bentuk.
3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial, afektif, fan bahasa anak yaitu
berinteraksi sesama teman
4. Meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi
5. Meminimalkan dampak hospitalisasi termassuk rasa takut takut dengan
tenaga kesehatan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Terapi Bermain
Bermain merupakan aktivitas yang dapat merangsang pertumbuhan dan
perkembangan anak baik secara fisik maupun secara psikologis (Dian, 2013).
Melalui bermain semua aspek perkembangan anak di tumbuhkan sehingga anak
menjadi lebih sehat dan cerdas. Bermain pada anak usia pra sekolah telah terbukti
mampu meningkatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak. daya pikir anak
terangsang untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial, serta fisiknya.
b. Fungsi Mozaik
Dalam pembelajaran mozaik pada anak usia dini, memeiliki
beberapa fungsi (Mely Novikasari, 2012), di antaranya: (a) fungsi praktis,
(b) fungsi edukatif, (c) fungsi ekspresi, (d) fungsi psikologis, (e) fungsi
sosial
a.Fungsi Praktis
Karya seni rupa (dalam hal ini karena kolase, mozaik dan montase
sebagai bagian dari seni rupa), selain bersifat individual sebagai media
ekspresi, karena manusia secara naluriah dalam kehidupannya mencintai
keindahan dan selalu berupaya menghadirkan sentuhan keindahan dalam
berbagai aspek kehidupannya, juga memiliki sifat pragmatis untuk
memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda kebutuhan sehari-
hari (Mely Novikasari, 2012).
b.Fungsi Edukatif
Berkarya seni apapun telah terbukti secara tidak langsung sangat
membantu pendidikan melalui penerapan metode pembelajaran melalui
pendidikan seni dalam upaya untuk membantu pengembangan berbagai
fungsi perkembangan dalam diri seorang anak (Lina Wijanarko, 2013).
Kemampuan tersebut meliputi: fisik, daya pikir, daya serap, cita rasa
keindahan, kreativitas. Seorang anak akan lebih mudah belajar tentang
sesuatu bila melalui seni. Hal ini dikarenakan kegiatan berseni seni pada
anak seperti halnya anak sedang bermain, sehingga dalam proses
pembelajarannya pun akan berlangsung dengan menyenangkan. Oleh
karena itu usia berapapun proses berseni selalu dapat terlaksana berkat rasa
senang (Mely Novikasari, 2012).
c.Fungsi Ekspresi
Unsur-unsur seni rupa kolase, mozaik dan montase seperti garis,
warna, bentuk dan tekstur merupakan ide-ide/gagasan, imajinasi,
pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan berwujud ekspresi
simbolis yang sangat pribadi (Lina Wijanarko, 2013). Fungsi ekspresi ini
banyak dijumpai pada seni murni, karena seni murni merupakan penuangan
ekspresi yang murni yang hanya sebagai media ekspresi diri, bukan
dilakukan untuk fungsi seni praktis. Pada kegiatan seni rupa anak, pada
umumnya memiliki sifat seni murni, karena anak belum menginginkan apa-
apa selain berseni sebagai perwujudan gagasan estetisnya (Mely Novikasari,
2012).
d.Fungsi Psikologis
Seni rupa di samping sebagai media ekspresi dapat pula
dimanfaatkan sebagai fungsi terapeutik sebagai sarana sublimasi,
relaksasi, yaitu sebagai penyaluran berbagai permasalahan psikologis yang
di alamai seseorang. Terapi melalui seni tidak mementingkan nilai tingkat
keindahan karya yang dihasilkan, tetapi lebih mementingkan terlaksananya
proses penyembuhan pengalaman traumatik dalam diri seseorang (Mely
Novikasari, 2012).
e.Fungsi Sosial
Kehadiran fungsi sosial menyediakan lapang pekerjaan dan
peningkatan taraf hidup melalui pengembangan industri kriya (banyak
dijumpai di art shopdengan karya kolase, mozaik). Bahkan melalui
kebebasan berekspresi dalam seni memungkinkan seorang seniman melalui
ekspresi simbolisnya dalam mengkritisi berbagai keadaan dalam
masyarakat yang perlu perbaikan. Seni dapat berfungsi sebagai indikator
tanda-tanda zaman yang berlangsung pada satu kurun waktu tertentu. Baik
sebagai monumen budaya, gaya hidup masyarakat, maupun sebagai ciri
peradaban yang sedang berlangsung (Lina Wijanarko, 2013). Fungsi Sosial
artinya kehadiran karya seni rupa terutama seni pakai pada umumnya
banyak membantu memecahkan berbagai persoalan sosial.
Menurut Agus Sachri (Mely Novikasari, 2012) bahwa seni dapat
berfungsi sebagai indikator tanda-tanda zaman yang berlangsung pada suatu
kurun waktu tertentu. Baik sebagai monumen budaya, gaya hidup
masyarakat, selera masyarakat maupun sebagai ciri peradaban yang sedang
berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa fungsi mozaik
pada anak usia dini, terdiri dari fungsi praktis (bersifat individual sebagai
media ekspresi), fungsi edukatif (membantu pendidikan melalui penerapan
metode pembelajaran melalui pendidikan seni), fungsi ekspresi
(pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan berwujud ekspresi
simbolis yang sangat pribadi), fungsi psikologis (fungsi terapeutik sebagai
sarana sublimasi, relaksasi), dan fungsi sosial (peningkatan taraf hidup
melalui pengembangan industri kriya).
BAB 3
SATUAN ACARA KEGIATAN TERAPI BERMAIN
Keterangan
: Fasilitator : Leader
: Observer : Moderator
E. Pengorganisasian
Pembimbing Akademik :Praba Diyan R, S.Kep., Ns., M.Kep
Pembing Klinik : Sri Astutik, S.Kep., Ns
Moderator : Isnaini Via, S.Kep
Leader : Alex Susanto, S.Kep
Observer : Puji Setyowati, S.Kep
Fasilitator : Teguh dwi S, S.Kep
Ucik Nurmalaningsih, S. S,Kep
Kusnul Chotimah, S.Kep
F. Susunan Kegiatan
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
LEMBAR EVALUASI
TERAPI BERMAIN TENTANG "PERMAINAN MOZAIK”
PADA ANAK USIA PRESCHOOL (3-5 TAHUN)
DI RUANG BONA 2 RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
No Keterlaksanaan (Sesuai dengan
Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)
Ya Tidak
Leader
1 Membuka acara penyuluhan
2 Memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
3 Menyebutkan kontrak waktu
penyuluhan.
4 Memotivasi peserta untuk bertanya
5 Memimpin jalannya diskusi dan
evaluasi
6 Menutup acara penyuluhan.
Pemeran
7 Menjelaskan materi terapi bermain
anak melalui metode mendongeng
8 Memotivasi peserta untuk tetap aktif
dan memperhatikan proses terapi
bermain anak
9 Menjawab pertanyaan peserta.
Fasilitator
10 Ikut bergabung dan duduk bersama di
antara peserta
11 Menjawab pertanyaan jika ada peserta
yang bertanya kepadanya
12 Memotivasi peserta untuk berpartipasi
dalam terapi bermain anak
13 Menjelaskan tentang istilah atau hal-
hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta
Observer
14 Mencatat nama, dan jumlah peserta,
serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses terapi bermain anak
15 Mengamati perilaku verbal dan non
verbal peserta selama proses terapi
bermain anak.
16 Mengevaluasi hasil penyuluhan
dengan rencana terapi bermain anak
17 Menyampaikan evaluasi langsung
kepada pemeran yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana terapi bermain
anak.
( …………………………)
I. Penyajian
No. Aspek Yang Dinilai Bobot
1 2 3 4
1. Sesuai waktu yang dialokasikan
2. Menggunakan bahasa yang bisa
dimengerti
3. Kelancaran dan kejelasan penyajian
4. Kemampuan mengemukakan intisari
penyuluhan
5. Penampilan penyaji dalam penyuluhan
TOTAL : ……………..
2 : Cukup
3 : Baik
(_________________________________)
4 : Sangat Baik
NIP.