Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DIAGNOSIS SEHAT

Umi Rachmawati

Asuhan keperawatan jiwa diagnosis sehat terdiri dari beberapa diagnosis yang terkait dengan
pencapaian tugas perkembangan. Adapun diagnosis sehat tersebut adalah; (1) kesiapan peningkatan
perkembangan ibu hamil, (2) kesiapan peningkatan perkembangan bayi, (3) kesiapan peningkatan
perkembangan kanak-kanak, (4) kesiapan peningkatan perkembangan pra sekolah, (5) kesiapan
peningkatan perkembangan sekolah, (6) kesiapan peningkatan perkembangan remaja, (7) kesiapan
peningkatan perkembangan dewasa dan (8) kesiapan peningkatan perkembangan lansia.

3.1 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Ibu Hamil


3.1.1 Pengertian
Kehamilan adalah suatu rangkaian dari mulai bertemunya sel sperma dengan sel telur yang sehat
dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi (Sulistiyowati, 2012). Menurut Keliat dkk.,
(2015), kehamilan diawali dengan adanya janin dalam rahim seorang perempuan sebagai hasil
konsepsi yang berlangsung sejak peristiwa tertanamnya hasil konsepsi pada dinding endometrium
di dalam uterus sampai lahirnya janin. Pada masa ini seorang ibu belajar untuk memahami dan
memberikan respon yang positif terhadap perubahan fisiologis, psikologis dan sosial selama usia
kehamilannya.

3.1.2 Tanda dan Gejala


3.1.2.1 Trimester I
1. Subjektif
a. Segera melakukan test kehamilan
b. Merasa bahagia dengan kehamilan, merasakan perasaan yang berubah–ubah dari
waktu ke waktu, merasa nyaman dan bahagia bila disentuh, dibelai dan disayangi oleh
suami.
c. Tidak menstruasi, mual dan muntah di pagi hari, cepat lelah dan mengantuk, sering
buang air kecil, payudara terasa penuh, nyeri tekan, gatal pada puting, tidak menyukai

6
7

bau makanan tertentu, lidah terasa pahit, produksi air ludah meningkat, cepat basah
pada area kewanitaan, erat badan cenderung menurun, merasakan perubahan nafsu
makan, cepat lelah dan mengantuk
d. Memberitahukan kabar kehamilan pada suami, keluarga dan tetangga, ingin selalu
diperhatikan oleh suami dan keluarga, ingin selalu bersama dengan suami
e. Berusaha menenangkan diri bila mengalami perubahan perasaan
2. Objektif
a. Areola mamae menghitam

3.1.2.2 Trimester II
1. Subjektif
a. Takut jika suami pergi/meninggalkan rumah dalam waktu relatif lama
b. Merasa senang dan bahagia dengan gerakan janin
c. Mulai merasakan gerakan janin, ngidam makanan/hal lain, berat badan naik rata-rata
2,5 kg per minggu
d. Merasakan ada ikatan dengan janin, merasakan bahwa janin bisa mendengar, melihat
dan merasakan apa yang dilakukan oleh ibu, sering memimpikan bayi, sering
mengajak janin bicara dan mengenalkan suara orang terdekat
e. Menjalin hubungan dengan ibu lain untuk mencari pengalaman dan dukungan, merasa
nyaman dan bangga bila memakai baju hamil, merasa lebih tergantung dengan suami
2. Objektif
a. Perut mulai kelihatan buncit

3.1.2.3 Trimester III


1. Subjektif
a. Memikirkan dan memutuskan tempat alternatif untuk melahirkan: Bidan, Puskesmas,
Rumah Sakit, Rumah Bersalin
b. Mulai merasakan ketidaknyamanan pada tubuh: sesak, kaki bengkak, mudah lelah,
kram kaki, merasa antusias menyambut kehadiran calon bayi
c. Merasa kepanasan, mudah berkeringat, sering berkemih, sesak napas, mudah lelah,
8

kram kaki
d. Membayangkan hari-hari yang akan dijalani terkait dengan kehamilan dan kelahiran
dengan gembira
e. Berusaha mencari informasi dari banyak sumber tentang kehamilan, kelahiran dan
janin (tenaga kesehatan, ibu lain)
2. Objektif
a. Keluar cairan kuning dari puting susu, kaki bengkak
b. Mempersiapkan segala kebutuhan bayi baik material maupun spiritual (nama terbaik,
tempat melahirkan, upacara kelahiran, perlengkapan bayi dan ibu dll)
c. Berhati-hati dalam berpikir, perkataan dan perbuatan

3.1.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.1.3.1 Pada Ibu Hamil
1. Kognitif
Ibu hamil mampu memahami karakteristik perkembangan yang normal pada ibu hamil,
memahami karakeristik perkembangan yang menyimpang pada ibu hamil, memahami
cara menyesuaikan diri terhadap perubahan biologis, psikologis dan sosial selama masa
kehamilan
2. Afektif
Ibu hamil merasa bahagia dan menerima kehamilannya
3. Psikomotor
Ibu hamil mampu melakukan tindakan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan
janinnya

3.1.3.2 Pada Keluarga


1. Kognitif
Keluarga mampu mengenal perilaku yang menggambarkan perkembangan ibu hamil
yang normal, mengenal perilaku yang menggambarkan perkembangan ibu hamil yang
menyimpang.
2. Afektif
9

Keluarga mampu memotivasi ibu hamil untuk melakukan pemerikasaan kesehatan selama
kehamilan.
3. Psikomotor
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan
pemerikasaan kesehatan selama hamil dan proses persalinan

3.1.4 Tindakan Keperawatan


3.1.4.1 Tindakan Keperawatan Ibu Hamil
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Diskusikan tentang karakteristik perkembangan yang normal yang dialami selama
kehamilan.
b. Diskusikan tentang karakteristik perkembangan yang menyimpang yang dialami
selama kehamilan
c. Diskusikan tentang perkembangan biologis, psikologis, dan sosial pada kehamilan
d. Diskusikan tentang cara mencapai pertumbuhan dan perkembangan janin yang
normal:
1) Trimester I: Menyentuh/mengelus perut, berusaha bersikap tenang saat mengetahui
kepastian kehamilan, menghindari stress, mulai mengajak janin berbicara, banyak
berdoa, meditasi atau ibadah lain, berusaha memenuhi kebutuhan gizi janin, makan
sedikit tapi sering, melakukan kegiatan yang menmyenangkan, selalu berpikir
positif (berbaik sangka terhadap segala sesuatu yang terjadi)
2) Trimester II: Mengajak janin berbicara lebih sering sambil mengelus perut ibu,
kenalkan suara orang-orang di sekitar (ayah, kakak, nenek, kakek) secara teratur,
mendengar musik yang lembut, memperdengarkan bacaan kitab suci, tetap menjaga
keseimbangan emosi, tidak mudah marah atau sedih, menghindari berkata dan
berbuat negatif, meyakini ada ikatan dengan janin, merespon gerakan janin dengan
mengusap, menekan dan sedikit menggoyang perut.
3) Trimester III : Lakukan semua tindakan yang dilakukan pada tiga bulan kedua,
sering jalan pagi/olahraga ringan, senam hamil, mengenalkan lingkungan sambil
mengajak janin berbicara, kenalkan janin dengan cahaya: menyenter/mengarahkan
10

lampu ke perut ibu, makan makanan yang bervariasi rasanya, melakukan setiap
kegiatan dengan hati yang tenang, senang dan ikhlas, lebih sering melakukan
latihan relaksasi, hindari rokok dan alkohol
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.1.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada pengasuh (care giver) dari
ibu hamil, kegiatannya yaitu:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan ibu hamil yang normal.
b. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan ibu hamil yang menyimpang.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang cara memfasilitasi perkembangan psikososial ibu
hamil.
d. Diskusikan dengan keluarga tentang pemerikasaan kesehatan selama kehamilan
e. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan untuk melakukan pemerikasaan kesehatan selama kehamilan dan proses
persalinan.
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.1.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Ibu Hamil
a. Sesi 1: Stimulasi adaptasi perubahan aspek fisik
b. Sesi 2: Stimulasi adaptasi perubahan aspek emosional
c. Sesi 3: Stimulasi adaptasi perubahan aspek sosial
d. Sesi 4: Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan janin
e. Sesi 5: Stimulasi aspek kognitif, motorik, dan psikososial janin
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan
11

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik ibu hamil dilakukan oleh Susmiatin, Keliat,
Hastono dan Susanti (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik mampu
meningkatkan kemampuan adaptasi dan stimulasi janin pada ibu hamil.
3.2 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Bayi
3.2.1 Pengertian
Kesiapan peningkatan perkembangan usia bayi adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan
dimana pada usia ini bayi belajar mengembangkan rasa percaya atau tidak percaya terhadap
orang lain. Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses perkembangan yang ditandai
dengan pemupukan rasa percaya terhadap orang lain, diawali dengan rasa percaya terhadap orang
tua terutama ibu (Keliat dkk., 2015).

3.2.2 Tanda dan Gejala


3.2.2.1 Usia 0 – 6 bulan
1. Mengangkat kepala
2. Membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai anak dapat membalikkan
badannya sendiri
3. Menggenggam benda
4. Mengoceh dan memberi reaksi terhadap suara
5. Menengok ke arah sumber suara
6. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah)

3.2.2.2 Usia 6 – 12 bulan


1. Merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan latihan berjalan sendiri
2. Membungkukkan badan tanpa berpegangan
3. Tertawa/berteriak gembira bila melihat benda yang menarik
4. Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama
5. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara
6. Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium
7. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah)
8. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong
12

orang yang tidak dikenal

3.2.2.3 Usia 12 – 18 bulan


1. Berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, berjalan naik turun tangga
2. Anak dapat menumpuk balok
3. Menyebutkan nama bagian tubuh
4. Mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata
5. Memperhatikan/memandang wajah ibu/orang yang mengajak bicara.
6. Senang diajak bicara dan bermain, berbahagia dipeluk dan dicium.
7. Menangis saat merasa tidak nyaman (basah, lapar, haus, sakit dan gerah)
8. Menangis saat digendong orang yang tidak dikenalnya, menolak saat akan digendong
orang yang tidak dikenal

3.2.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.2.3.1 Kognitif
1. Bayi mampu mengembangkan kemampuan berbicara/berbahasa
2. Bayi mampu berespon terhadap bunyi atau suara
3. Bayi mampu mengenal dan membedakan orang-orang di sekitarnya
3.2.3.2 Psikomotor
Bayi mampu mengembangkan kemampuan motoriknya
3.2.3.3 Afektif
Bayi mampu mengekspresikan perasaan sebagai respon terhadap stimulus

3.2.4 Tindakan Keperawatan


3.2.4.1 Tindakan Keperawatan Bayi
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Usia 0 – 6 bulan
1) Latih bayi untuk mengangkat kepala
2) Latih bayi untuk membalikkan badan dari telentang ke telungkup sampai bayi dapat
13

membalikkan badannya sendiri


3) Latih bayi untuk menggenggam benda/mainan
4) Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
5) Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
6) Beri selimut saat bayi kedingingan
7) Ajak bayi untuk berbicara
8) Panggil bayi sesuai dengan namanya
9) Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
b. Usia 6 – 12 bulan
1) Latih bayi untuk merangkak, berdiri, berjalan dengan berpegangan dan berjalan
sendiri
2) Latih bayi untuk membungkukkan badan tanpa berpegangan
3) Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata yang sama
4) Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
5) Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
6) Beri selimut saat bayi kedingingan
7) Ajak bayi untuk berbicara
8) Panggil bayi sesuai dengan namanya
9) Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
c. Usia12 – 18 bulan
1) Latih bayi berjalan mundur, menangkap bola, menendang bola, dan berjalan naik
turun tangga
2) Latih bayi untuk menumpuk balok
3) Latih bayi untuk menyebutkan nama-nama bagian tubuhnya
4) Latih bayi untuk mengucapkan perkataan yang terdiri dari 2 suku kata
5) Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
6) Penuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
7) Beri selimut saat bayi kedingingan
14

8) Ajak bayi untuk berbicara


9) Panggil bayi sesuai dengan namanya
10) Ajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.2.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh
(care giver) dari bayi, kegiatannya yaitu:
a. Informasikan tentang tahap perkembangan yang harus dicapai anak usia bayi
b. Informasikan pada keluarga mengenai cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
rasa percaya diri bayi
c. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara yang akan digunakan keluarga
untuk menstimulasi rasa percaya diri bayi
d. Latih keluarga mengenai metode tersebut dan dampingi saat keluarga melakukannya
pada bayi
e. Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan dalam melatih rasa percaya
diri bayi
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.2.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Bayi
a. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik
b. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian
d. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
e. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan
15

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik bayi dilakukan oleh Restiana, Keliat dan
Gayatri (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik bayi mampu meningkatkan
kemampuan ibu dalam menstimulasi rasa percaya pada bayi serta Soeli, Keliat dan
Ungsianik (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik bayi mampu
meningkatkan stimulasi dan kemampuan bayi dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya serta tingkat kepercayaan bayi.

3.3 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Kanak-Kanak


3.3.1 Pengertian
Tahap perkembangan anak usia 18-36 bulan dimana pada usia ini anak belajar melatih
kemandiriannya untuk melakukan tindakan biasanya dicirikan anak mengeksplor lingkungan
sekitar. Jika anak tidak mampu mencapai tugas perkembangan pada masa ini anak akan cenderung
kurang percaya diri (Keliat, dkk. 2015).

3.3.2 Tanda dan Gejala


3.3.2.1 Mayor
1. Subjektif
a. Anak mengenal dan menyebutkan namanya sendiri
b. Anak sering menggunakan kata “jangan/tidak/nggak”
2. Objektif
a. Anak banyak bertanya tentang hal baru/benda asing
b. Anak melakukan kegiatan sendiri
c. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang di luar keluarga
d. Anak hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua

3.3.2.2 Minor
1. Subjektif
a. Anak banyak bertanya tentang hal baru/benda asing
b. Anak melakukan kegiatan sendiri
16

c. Anak mulai bermain dan berkomunikasi dengan orang di luar keluarga


2. Objektif
a. Anak hanya sebentar mau berpisah dengan orang tua
b. Anak menunjukkan rasa suka dan tidak suka
c. Anak mulai mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan keluarga

3.3.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.3.3.1 Kognitif
1. Anak mampu mengenal dan menyebutkan nama
2. Anak mampu mengembangkan kemampuan komunikasi
3.3.3.2 Psikomotor
1. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus
2. Anak mampu melakukan kegiatan sendiri
3.3.3.3 Afektif
1. Anak mampu menunjukkan rasa suka dan tidak suka
2. Anak mampu melakukan kegiatan keagamaan bersama keluarga

3.3.4 Tindakan Keperawatan


3.3.4.1 Tindakan Keperawatan Kanak-Kanak
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Latih anak untuk melakukan kegiatan rumah secara mandiri
b. Puji keberhasilan anak
c. Hindari gunakan kata perintah dan suasana yang membuat anak bersikap negatif
d. Berikan mainan sesuai perkembangan
e. Latih anak mengenal tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
f. Libatkan anak dalam kegiatan keagamaan
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.3.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
17

Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh
(care giver) dari kanak-kanak, kegiatannya yaitu:
a. Mengkaji pemahaman keluarga tentang perkembangan anak dan menjelaskan
perkembangan psikososial anak kanak-kanak yang harus dicapai dan yang
menyimpang serta menjelaskan cara yang dapat dilakukan keluarga untuk
meningkatkan perkembangan anak
b. Diskusikan tindakan yang dapat dilakukan keluarga untuk meningkatkan
perkembangan psikososial anak
c. Diskusikan tindakan yang dapat dilakukan keluarga pada anak jika ditemukan tanda
dan gejala yang menyimpang
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.3.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Kanak-kanak
a. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik
b. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian
d. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
e. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik kanak-kanak dilakukan oleh Trihadi, Keliat
dan Hastono (2009) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik mampu meningkatkan
kemampuan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan dini usia kanak-kanak;
Wuryaningsih, Keliat dan Mustikasari (2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok
terapeutik kanak-kanak mampu meningkatkan pencapaian tugas perkembangan kemandirian
anak, kemampuan ibu dalam menstimulasi perkembangan anak kanak-kanak secara holistic
(motorik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, spiritual dan psikososial), serta kemampuan
kader kesehatan jiwa membantu keluarga memfasilitasi perkembangan kemandirian anak
18

kanak-kanak; serta Nurmaguphita, Keliat dan Putri (2015) menunjukkan bahwa terapi
kelompok terapeutik mampu meningkatkan perkembangan otonomi kanak-kanak serta
meningkatkan kemampuan orang tua dalam menstimulasi kanak-kanak.

3.4 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Anak Pra Sekolah


3.4.1 Pengertian
Anak usia pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun dimana anak akan belajar berinteraksi dengan
orang lain, berfantasi dan berinisiatif. Anak juga akan mengenal identitas diri (jenis kelamin) dan
meniru orang di sekitarnya (Keliat, dkk., 2015).

3.4.2 Tanda dan Gejala


3.4.2.1 Mayor
1. Subjektif
Sering bertanya, membaca, mengungkapkan keinginan, menyebutkan nama dan jenis
kelaminnya, menyebutkan nama benda dan fungsinya, mengetahui warna, senang,
gembira, cemas ringan, marah wajar, percaya diri dan berani
2. Objektif
Berjalan di papan titian, berlari, bermain lompat tali, lompat karung, mengerjakan
pekerjaan rumah dan mengikuti kegiatan agama

3.4.2.2 Minor
1. Subjektif: -
2. Objektif
Menggambar, menulis tegak bersambung, menggambar dan menggunting pola

3.4.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.4.2.1 Kognitif
1. Anak memiliki inisiatif bermain pada alat-alat rumah tangga
2. Anak mampu menciptakan kreativitas dan senang berkhayal
3. Anak mampu memahami perbedaan benar dan salah
19

4. Anak mampu mengenal jenis kelamin


5. Anak mampu mengenal beberapa warna
6. Anak mampu merangkai kata dan kalimat
3.4.2.2 Psikomotor
1. Anak mampu mempertahankan kesehatan fisik
2. Anak mampu melakukan kegiatan fisik sesuai usianya
3. Anak mampu membantu pekerjaan rumah tangga yang sederhana
4. Anak mampu melakukan permainan yang diajarkan
3.4.2.3 Afektif
1. Klien senang bermain dengan teman sebaya
2. Klien mengekspresikan rasa senang, sedih, marah secara wajar

3.4.4 Tindakan Keperawatan


3.4.4.1 Tindakan Keperawatan Anak Pra Sekolah
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa anak bayi dan kanak-kanak
b. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik: ajarkan kebersihan diri
c. Bantu anak mengembangkan ketrampilan motorik: bermain dengan melibatkan
aktivitas fisik, ciptakan lingkungan yang aman bagi anak
d. Latih anak mengembangkan ketrampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi, ajari anak
membaca
e. Latih anak mengembangkan ketrampilan psikososial: motivasi anak untuk bermain
dengan teman sebaya dan mengikuti perlombaan
f. Latih anak memahami identitas dan peran sesuai jenis kelamin: Ajari anak mengenal
bagian tubuh dan fungsinya, ajari anak mengenal perbedaan jenis kelamin
g. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: bantu anak menggali kreativitasnya,
bombing anak mengembangkan ketrampilan baru, latih anak mengenal huruf, angka,
warna dan benda, serta latih anak membaca, menggambar dan berhitung
h. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya
positif pada anak, latih kedisiplinan pada anak
20

i. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah/tugas sekolah


2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -
3.4.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga
1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh
(care giver) dari anak pra sekolah, kegiatannya yaitu:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan anak pra sekolah yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
anak pra sekolah yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial anak pra sekolah yang
normal
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.4.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Anak Pra Sekolah
b. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik
c. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
d. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian
e. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
f. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial
g. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik anak pra sekolah dilakukan oleh Damayanti,
Keliat, Hastono dan Daulima (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik pra
sekolah mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor ibu serta perkembangan
inisiatif anak pra sekolah; Setyaningsih dan Keliat (2012) menunjukkan bahwa terapi
kelompok terapeutik pra sekolah mampu meningkatkan kemampuan ibu dalam menstimulasi
perkembangan anak pra sekolah dan peningkatan kemampuan inisiatif anak usia pra
21

sekolah; Ricky, Keliat dan Gayatri (2013) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik
pra sekolah mampu meningkatkan secara bermakna pencapaian aspek perkembangan dan
perkembangan inisiatif pada anak pra sekolah; Reknoningsih, Mustikasari dan Wardani
(2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik pra sekolah mampu meningkatkan
perkembangan inisiatif anak usia pra sekolah dan kemampuan ibu dalam melakukan
stimulasi perkembangan; serta Khoirunnisa, Daulima dan Mustikasari (2017) menunjukkan
bahwa terapi kelompok terapeutik pra sekolah mampu meningkatkan perkembangan inisiatif
anak usia pra sekolah dan kemampuan ibu, serta kemampuan kader kesehaan jiwa dalam
melakukan stimulasi perkembangan anak pra sekolah.

3.5 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Anak Sekolah


3.5.1 Pengertian
Anak usia sekolah adalah anak dalam rentang usia 6 – 12 tahun. Pekembangan kemampuan
psikososial anak usia sekolah adalah kemampuan menghasilkan karya, berinteraksi dan berprestasi
dalam belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri (Keliat, dkk., 2015).

3.5.2 Tanda dan Gejala


3.5.2.1 Mayor
1. Subjektif
Menyebutkan nama dan jenis kelamin, menjelaskan nama dan fungsi benda, membaca
doa, mengungkapkan perasaan marah, senang, takut dan sedih, menyampaikan pendapat
dan keinginan, puas dengan keberhasilan, menceritakan kebaikan dan mengungkapkan
kesalahan
2. Objektif
Lompat tali, bermain engklek, menangkap dan melempar bola

3.5.2.2 Minor
1. Subjektif
Mengekspresikan kemarahan, menunjukkan perasaan marah, senang, takut dan sedih
2. Objektif
22

Menggambar, menulis tegak bersambung, menggambar dan menggunting pola

3.5.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.5.3.1 Kognitif
1. Anak mampu mengembangkan kecerdasan
2. Anak mampu memahami nilai-nilai moral
3. Anak mampu mempelajari hal-hal baru
4. Anak mampu beradaptasi secara psikososial
5. Anak memiliki rasa bersaing
6. Anak mampu menyelesaikan tugas sekolah
7. Anak memahami nilai mata uang
8. Anak memiliki peran dalam kegiatan kelompok
3.5.3.2 Psikomotor
1. Anak mempertahankan kesehatan fisik
2. Anak mampu melakukan kegiatan fisik sesuai usianya
3. Anak mampu melakukan hobi
4. Anak mampu menyelesaikan kegiatan rumah tangga yang sederhana
3.5.3.3 Afektif
1. Anak mampu mengekspresikan perasaan
2. Anak mampu mengungkapkan kesalahan
3. Anak merasa bahagia terhadap kebaikan yang pernah dilakukan
4. Anak merasa puas terhadap keberhasilan yang dicapai

3.5.4 Tindakan Keperawatan


3.5.4.1 Tindakan Keperawatan Anak Sekolah
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Kaji perkembangan psikososial anak pada masa anak bayi, kanak-kanak dan pra
sekolah
b. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik: ajarkan kebersihan diri
23

c. Bantu anak mengembangkan ketrampilan motorik: bermain dengan melibatkan


aktivitas fisik, ciptakan lingkungan yang aman bagi anak
d. Latih anak mengembangkan ketrampilan bahasa: ajak anak berkomunikasi, ajari anak
membaca
e. Latih anak mengembangkan ketrampilan psikososial: beri waktu anak unuk bermain di
luar rumah bersama teman dan kelompoknya, motivasi anak untuk bermain dengan
teman sebaya dan mengikuti perlombaan, latih anak berinteraksi dengan orang lain
yang lebih dewasa.
f. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: mendiskusikan kelebihan dan kemampuan
anak, menjelaskan dan melatih ketrampilan, memberi bacaan dan permainan yang
meningkatkan kemampuan, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga
sederhana, latih anak membaca, menggambar, berhitung dan lakukan serta
kembangkan hobi yang dimiliki anak
g. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: terapkan nilai agama dan budaya
positif pada anak, latih kedisiplinan pada anak, bimbing anak saat menonton televise
dan membaca buku cerita
h. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah/tugas sekolah
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.5.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh
(care giver) dari anak sekolah, kegiatannya yaitu:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembangan anak sekolah yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
anak sekolah yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial anak sekolah yang
normal
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -
24

3.5.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Anak Sekolah
a. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek motorik
b. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan kepribadian
d. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
e. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek psikososial
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik anak sekolah dilakukan oleh Walter, Keliat,
Hastono dan Susanti (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah
meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor dan perkembangan industri pada anak
sekolah; Istiana, Keliat dan Nuraini (2011) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik
sekolah meningkatkan perkembangan mental anak sekolah; Sunarto, Keliat dan Pujasari
(2011) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan pengetahuan,
psikomotor dan perkembangan industri pada kelompok anak, orang tua dan guru; Cleodora,
Mustikasari dan Gayatri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah
meningkatkan self-efficacy anak sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan
tsunami; Gowi dan Keliat (2012) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah
meningkatkan perkembangan anak sekolah; Kusumawati, Keliat dan Putri (2016)
menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan perkembangan anak
sekolah; Susanti, Hamid dan Putri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik
sekolah meningkatkan pencapaian tugas perkembangan industri pada anak usia sekolah;
Wetik, Mustikasari dan Putri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik
sekolah meningkatkan perkembangan anak sekolah; Noviyanti, Keliat dan Mustikasari
(2018) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan
perkembangan karya dalam pencegahan perundungan; serta Nova, Keliat dan Mustikasari
25

(2018) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik sekolah meningkatkan


perkembangan industri anak sekolah dengan pemberdayaan pelaku rawat, guru dan kader
kesehatan.

3.6 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Remaja


3.6.1 Pengertian
Tahap perkembangan remaja usia 12-18 tahun dimana pada saat ini remaja harus mampu mencapai
identitas diri meliputi peran, tujuan pribadi, keunikan dan ciri khas diri. Bila hal ini tidak tercapai
maka remaja akan mengalami kebingungan peran yang berdampak pada rapuhnya kepribadian
sehingga akan terjadi gangguan konsep diri (Keliat, dkk., 2015).

3.6.2 Tanda dan Gejala


3.6.2.1 Mayor
1. Subjektif
a. Anak menilai objektif dan kelebihan serta kekurangan diri
b. Memiliki teman curhat
c. Mengikuti kegiatan rutin (olah raga, seni, pramuka, pengajian dll)
2. Objektif
a. Bertanggung jawab dan mampu mengambil keputusan tanpa bergantung dengan orang
tua
b. Menemukan identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan

3.6.2.2 Minor
1. Subjektif
a. Bersosialisasi dengan baik dan menerapkan norma-norma yang berlaku di tempat
tinggal
b. Menyampaikan pendapat dan penolakan secara asertif
2. Objektif
a. Berperilaku santun, menghormati orang tua dan orang sekitar
b. Memiliki prestasi yang berarti dalam hidup
26

3.6.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.6.3.1 Kognitif
1. Remaja mampu mengetahui dengan menilai aspek positif dan kekurangan diri
2. Remaja mampu mengetahui identitas diri, memiliki tujuan dan cita-cita masa depan
3. Remaja mampu memahami norma dan peraturan yang berlaku
4. Remaja mampu berprestasi dalam bidang akademik
3.6.3.2 Psikomotor
1. Remaja mampu mengembangkan kemampuan diri
2. Remaja mampu meraih prestasi pada kegiatan positif
3. Remaja dapat beraktivitas dengan aktif tanpa hambatan
3.6.3.3 Afektif
1. Remaja mampu menyampaikan pendapat dengan asertif
2. Remaja mampu mengendalikan emosi

3.6.4 Tindakan Keperawatan


3.6.4.1 Tindakan Keperawatan Remaja
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Kaji perkembangan psikososial remaja sebelumnya
b. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif remaja
c. Mendiskusikan karakteristik perkembangan psikososial remaja yang normal dan
menyimpang
d. Menjelaskan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
e. Membantu remaja melakukan kegiatan mencapai perkembangan psikososial yang
normal
f. Berikan reinforcement pada tiap keberhasilan yang diraih remaja
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -
27

3.6.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh
(care giver) dari remaja, kegiatannya yaitu:
a. Diskusikan pada keluarga cara merawat remaja
b. Jelaskan ciri perkembangan remaja yang harus dicapai dan yang menyimpang
c. Jelaskan cara menstimulasi kemampuan remaja
d. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada remaja dalam mencapai
perkembangan psikososial
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.6.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Remaja
a. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikoseksual
b. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
d. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek emosional dan psikososial
e. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek bakat dan kreativitas
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik remaja dilakukan oleh Bahari, Keliat, Gayatri
dan Daulima (2010) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik remaja meningkatkan
perkembangan identitas diri remaja; Dinarwiyata, Mustikasari dan Setiawan (2014)
menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik remaja mampu mengendalikan emosi
marah pada remaja; Fernandes, Keliat dan Daulima (2014) menunjukkan bahwa terapi
kelompok terapeutik remaja meningkatkan kemampuan remaja dalam menstimulasi
perkembangan identitas diri; serta Hasanah, Hamid dan Daulima (2015) menunjukkan
28

bahwa terapi kelompok terapeutik remaja meningkatkan aspek dan tugas perkembangan
identitas diri remaja.
3.7 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa Muda
3.7.1 Pengertian
Perkembangan tahap dewasa muda adalah tahap perkembangan pada usia 19-30 tahun dimana
tahapan perkembangan individu mampu melakukan interaksi yang akrab dengan orang lain,
terutama lawan jenis, dan mempunyai pekerjaan. Pada tahap ini, individu mencoba untuk mandiri
dan mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja. Interaksi yang dilakukan mengarah pada bekerja,
perkawinan, dan mempunyai keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat (Keliat, dkk., 2015).

3.7.2 Tanda dan Gejala


3.7.2.1 Mayor
1. Subjektif
a. Melakukan hal- hal positif
b. Menolong orang lain
c. Berinteraksi dengan orang lain terutama lawan jenis
d. Memiliki motivasi yang tinggi
2. Objektif
a. Mengembangkan hobi seperti olahraga
b. Menyampaikan pendapat dengan sopan
c. Memiliki pekerjaan

3.7.2.2 Minor
1. Subjektif
a. Meningkatkan kemampuan
b. Melakukan aktivitas mandiri
2. Objektif
a. Berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat
b. Memiliki ide yang kreatif dan inisiatif objektif
29

3.7.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.7.3.1 Kognitif
1. Mampu memahami ciri perkembangan usia dewasa muda yang normal dan menyimpang
2. Individu dewasa muda mampu memahami cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal
a. Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
b. Mempunyai pekerjaan
3. Individu dewasa muda mampu melakukan tindakan untuk mencapai perkembangan
psikososial yang normal
3.7.3.2 Psikomotor
1. Melakukan interaksi dengan antusias
2. Mengerjakan pekerjaan dengan inisiatif dan kreatif
3. Melakukan hobi bersama teman-teman
3.7.3.3 Afektif
1. Bisa mengendalikan emosi
2. Memiliki rasa kepercayaan diri
3. Memiliki jiwa penolong

3.7.4 Tindakan Keperawatan


3.7.4.1 Tindakan Keperawatan Dewasa Muda
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Diskusikan tentang perkambangan psikososial yang normal dan menyimpang
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
1) Menetapkan tujuan hidup
2) Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
3) Berperan serta/melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
4) Memilih calon pasangan hidup
30

5) Menetapkan karier/pekerjaan
6) Mempunyai pekerjaan
7) Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang
dapat memenuhi perkembangan psikososialnya
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.7.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada teman, pasangan dan anggota
keluarga dari dewasa muda, kegiatannya yaitu:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga dewasa muda yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
dewasa muda yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang
normal.
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.7.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Dewasa Muda
a. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikoseksual
b. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif
c. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional
d. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek sosial
e. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek spiritual
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan
31

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik dewasa dilakukan oleh Agustine, Keliat dan
Daulima (2012) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik dewasa meningkatkan
perkembangan intimasi pada mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Subang.

3.8 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Dewasa Tua


3.8.1 Pengertian
Perkembangan tahap dewasa adalah tahap perkembangan seorang individu mampu terlibat dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat. Peningkatan perkembangan dewasa lebih meningkatkan
kemampuan dalam pekerjaan, mencoba untuk mandiri dan mencukupi kebutuhan dirinya dengan
bekerja (Keliat, dkk., 2015).

3.8.2 Tanda dan Gejala


3.8.2.1 Mayor
1. Subjektif
a. Melakukan hal- hal positif
b. Menolong orang lain
c. Rajin beribadah
d. Memiliki motivasi yang tinggi
2. Objektif
a. Mengembangkan hobi seperti olahraga
b. Menyampaikan pendapat dengan sopan
c. Lebih arif dan bijaksana

3.8.2.2 Minor
1. Subjektif
a. Meningkatkan kemampuan
b. Melakukan aktivitas mandiri
2. Objektif
a. Berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat
b. Memiliki ide yang kreatif dan inisiatif objektif
32

3.8.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


3.8.3.1 Kognitif
1. Mampu memahami ciri perkembangan usia dewasa yang normal dan menyimpang
2. Mampu memahami kepribadian terbuka dan tertutup
3. Mengetahui cara untuk meningkatkan kemampuan
4. Mampu memahami aspek moral yang baik dan salah
3.8.3.2 Psikomotor
1. Melakukan hobi dengan antusias
2. Mengerjakan pekerjaan dengan inisiatif dan kreatif
3. Melakukan kegiatan bersama masyarakat
3.8.3.3 Afektif
1. Bisa mengendalikan emosi
2. Memiliki rasa kepercayaan diri
3. Memiliki jiwa penolong

3.8.4 Tindakan Keperawatan


3.8.4.1 Tindakan Keperawatan Dewasa Tua
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Diskusikan tentang perkambangan psikososial yang normal dan menyimpang
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
1) Menetapkan tujuan hidup
2) Berinteraksi dengan banyak orang termasuk lawan jenis
3) Berperan serta/melibatkan diri dalam kegiatan di masyarakat
4) Memilih calon pasangan hidup
5) Menetapkan karier/pekerjaan
6) Mempunyai pekerjaan
33

7) Motivasi dan berikan dukungan pada individu untuk melakukan tindakan yang
dapat memenuhi perkembangan psikososialnya
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.8.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada teman, pasangan dan anggota
keluarga dari dewasa tua, kegiatannya yaitu:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga dewasa yang normal dan
menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
dewasa muda yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial dewasa muda yang
normal
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -
3.8.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok
1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Dewasa Tua
a. Sesi 1: Stimulasi perkembangan aspek biologis dan psikoseksual
b. Sesi 2: Stimulasi perkembangan aspek kognitif
c. Sesi 3: Stimulasi perkembangan aspek emosional
d. Sesi 4: Stimulasi perkembangan aspek sosial
e. Sesi 5: Stimulasi perkembangan aspek spiritual
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik dewasa dilakukan oleh Agustine, Keliat dan
Daulima (2012) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik dewasa meningkatkan
perkembangan intimasi pada mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten Subang.

3.9 Kesiapan Peningkatan Perkembangan Lansia


34

3.9.1 Pengertian
Lansia merupakan proses tumbuh kembang yang dimulai dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnya menjadi tua (Azizah, 2011). Smeltzer dan Bare (2013) menyatakan bahwa lansia adalah
individu berusia 65 tahun ke atas dengan pembagian usia 65-74 tahun sebagai young-old dan usia
75 tahun sebagai old-old. Lansia adalah individu yang berusia mulai dari 60 tahun ke atas (World
Health Organization, 2013; Undang-Undang No. 13 Tahun 1998; Undang-Undang No. 43 Tahun
2004; Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 Tahun 2015). Lansia adalah proses alamiah dimana
seseorang mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis (Aspiani, 2014). Berdasarkan
pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa lansia adalah proses tumbuh kembang individu
yang berusia mulai dari 60 tahun ke atas ditandai dengan kemunduran secara fisik maupun psikis.

Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh. Pemahaman
terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha menuntun generasi berikutnya
(anak dan cucu) berdasarkan sudut pandangnya. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan
merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna (Keliat,
dkk., 2015).

3.9.2 Tanda dan Gejala


3.9.2.1 Mayor
1. Subjektif
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupannya berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
2. Objektif
a. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat
b. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri

3.9.2.2 Minor
1. Subjektif
a. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
35

b. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian


2. Objektif
a. Melaksanakan dan mengikuti kegiatan agama secara rutin
b. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
3.9.3 Tujuan Asuhan Keperawatan
3.9.3.1 Kognitif
1. Mampu memahami ciri perkembangan usia lansia yang normal dan menyimpang
2. Mampu menilai kehidupan berarti
3. Mampu memahami nilai dan keunikan orang lain
4. Mengetahui cara untuk meningkatkan ibadah
3.9.3.2 Afektif
1. Menerima datangnya kematian
2. Merasa berarti dalam hidup
3. Merasa dicintai dan berarti dalam hidup
3.9.3.3 Psikomotor
1. Melakukan kegiatan ibadah secara rutin
2. Melakukan kegiatan bersama masyarakat

3.9.4 Tindakan Keperawatan


3.9.4.1 Tindakan Keperawatan Lansia
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Diskusikan tentang perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
b. Diskusikan cara mencapai perkembangan psikososial yang normal
1) Mempunyai harga diri tinggi
2) Menilai kehidupannya berarti
3) Menerima nilai dan keunikan orang lain
4) Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
5) Menyiapkan diri menerima datangnya kematian
6) Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
36

7) Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga


8) Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat
9) Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -
3.9.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga
1. Tindakan Keperawatan Ners
Tindakan keperawatan ners pada keluarga diberikan kepada pasangan dan pengasuh
(care giver) dari lansia, kegiatannya yaitu:
a. Jelaskan kepada keluarga tentang perkembanga lansia yang normal dan menyimpang.
b. Diskusikan dengan keluarga mengenai cara memfasilitasi perkembangan psikososial
lansia yang normal.
c. Latih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia yang normal.
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.9.4.3 Tindakan Keperawatan Kelompok


1. Tindakan Keperawatan Ners: -
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: Terapi Kelompok Terapeutik Lansia
a. Sesi 1: Stimulasi adaptasi perubahan aspek biologis dan seksual
b. Sesi 2: Stimulasi adaptasi perubahan aspek kognitif
c. Sesi 3: Stimulasi adaptasi perubahan aspek emosional
d. Sesi 4: Stimulasi adaptasi perubahan aspek sosial
e. Sesi 5: Stimulasi adaptasi perubahan aspek spiritual
f. Sesi 6: Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat latihan

Penelitian terkait terapi kelompok terapeutik lansia dilakukan oleh Guslinda, Keliat dan
Widiatuti (2011) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan
kemampuan adaptasi dan perkembangan integritas diri lansia; Pase, Keliat dan Pujasari
(2013) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan integritas diri
lansia; Lestari, Mustikasari dan Daulima (2014) menunjukkan bahwa terapi kelompok
terapeutik lansia meningkatkan pencapaian tugas perkembangan lansia serta Gati,
37

Mustikasari dan Putri (2016) menunjukkan bahwa terapi kelompok terapeutik lansia
meningkatkan integritas diri pada lansia.

3.10 Kurang Pengetahuan


3.10.1 Pengertian
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif dan keterampilan psikomotorik yang berhubungan
dengan topik tertentu yang dibutuhkan oleh klien yang meliputi informasi tentang kondisi
kesehatan, penanganan dan perubahan gaya hidup (Keliat, dkk., 2015).

3.10.2 Tanda dan Gejala


3.10.2.1 Mayor
1. Subjektif
a. Menanyakan masalah yang dihadapi
b. Menanyakan kurangnya informasi
c. Menanyakan atau meminta informasi tentang upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatannya
2. Objektif
a. Menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran
b. Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

3.10.2.2 Minor
1. Subjektif
a. Kurang dapat menjawab pertanyaan sesuai kehendak perawat
b. Menanyakan sesuatu topic
c. Kurang terintegrasi rencana tindakan ke dalam kegiatan sehari-hari (kurang dapat
berpartisipasi)
2. Objektif
a. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
b. Menunjukkan perilaku berlebihan
38

c. Selama wawancara dapat duduk tidak bisa tenang dan tampak ketertarikan untuk
mendengarkan
d. Menampikan secara tidak tepat perilaku sehat yang diinginkan atau yang sudah
ditentukan
e. Ketidakakuratan mengikuti perintah

3.10.3 Tujuan Asuhan Keperawatan


Mampu memahami informasi tentang kondisi kesehatan, penanganan dan perubahan gaya hidup.

3.10.4 Tindakan Keperawatan


3.10.4.1 Tindakan Keperawatan Individu
1. Tindakan Keperawatan Ners
a. Diskusikan tentang pengetahuan dan kebutuhan antisipasi
b. Diskusikan kemampuan atau kesiapan klien dan mendukung pembelajaran
c. Identifikasi adanya tanda penghindaran yang ditunjukkan oleh klien
d. Identifikasi adanya pendukung
e. Berikan reinforcement positif
f. Diskusikan persepsi klien tentang kebutuhan informasi dan hubungkan informasi
tersebut dengan keyakinan dan kepercayaan klien
g. Bersama klien identifikasi tujuan dan harapan yang hendak dicapai oleh klien setelah
pembelajaran
h. Bantu klien memahami tingkat pencapaian, faktor waktu dan pendek atau
panjangnya tujuan akan dicapai
i. Kaji fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan
j. Memberikan informasi untuk mendukung efikasi diri, regulasi diri dan manajemen
diri dengan berfokus pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
2. Tindakan Keperawatan Spesialis: -

3.10.4.2 Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Tindakan Keperawatan Ners
39

a. Memberikan pendidikan kesehatan tentang keputusasaan: pengertian, penyebab,


tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang peningkatan suatu topik tertentu.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang komunikasi efektif
d. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengambil keputusan
e. Mengajarkan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat
f. Mempunyai norma yang tidak bertentangan dengan nilai budaya yang ada
g. Memperbaiki kualitas hubungan antara keluarga dengan klien dan anggota
masyarakat di sekitarnya.
40

REFERENSI

Agustine, E. Keliat, B. A., & Daulima, N. H. C. (2012). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik
Dewasa Muda terhadap Perkembangan Intimasi pada Mahasiswa Akademi Keperawatan
Kabupaten Subang dan Sumedang Provinsi Jawa Barat. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Astutik, W., Daulima, N., H., C., & Rahmah, H. (2015). Peningkatan Kecerdasan Emosional
Remaja melalui TKT Remaja di Kota Depok. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Bahari, K.., Keliat, B. A., Gayatri, D., & Daulima, N. H. C. (2010). Pengaruh Terapi Kelompok
Terapeutik terhadap Perkembangan Identitas Diri Remaja di Kota Malang. Tesis Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Carpenito, L. J.C (2004). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott Williams &
Wilkins
Carpenito, L.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : Penebit
Buku Kedokteran EGC
Cleodora, C., Mustikasari & Gayatri, D. (2016). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik terhadap
Self-Efficacy Anak Usia Sekolah dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami.
Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Damayanti, R., Keliat, B. A., Hastono, S. P., & Daulima, N. H. C. (2010). Pengaruh Terapi
Kelompok Terapeutik terhadap Kemampuan Ibu dalam Memberikan Stimulasi
Perkembangan Inisiatif Anak Usia Pra Sekolah di Kelurahan Kedaung Bandar Lampung.
Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Dinarwiyata, Mustikasari & Setiawan, A. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
dan Terapi Kelompok Terapeutik Remaja terhadap Pengendalian Emosi Marah Remaja di
SMK Kota Depok. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak
dipublikasikan.
Doenges, M., Townsend, M., (2008) Nursing Diagnosis Manual ed.2. F.A Davis Company:
Philadelphia.
41

Gati, N. W., Mustikasari & Putri, Y. S. K. (2016). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik Lansia
dan Reminiscence untuk Mencapai Integritas Diri pada Lansia Menggunakan Pendekatan
Model Stres Adaptasi Stuart dan Model Adaptasi Roy. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Gowi, A., & Keliat, B. A. (2012). Efektifitas Terapi Kelompok Terapeutik Anak Usia Sekolah dan
Psikoedukasi Keluarga Terhadap Perkembangan anak Usia Sekolah di RW 03 dan RW 11
Kelurahan Baranangsiang Bogor Timur. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Guslinda, Keliat, B. A., & Widiatuti. (2011). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Lansia
terhadap Kemampuan Adaptasi dan Perkembangan Integritas Diri Lansia di Kelurahan
Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Hasanah, U., Hamid, A. Y. S., & Daulima, N. H. C. (2015). Penerapan Terapi Spesialis
Keperawatan Jiwa Kelompok Terapeutik Remaja, Latihan Asertif dan Psikoedukasi
Keluarga untuk Perkembangan Identitas Diri Remaja Menggunakan Pendekatan Teori
Stuart dan King di RW 01 dan RW 09 Kelurahan Ciwaringin. Karya Imliah Akhir Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Herdman, H., T., & Kamitsuru, S., Alih bahasa : Keliat, B., A., Mediani, H., S., & Tahlil, T.,
(2015). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta :
EGC
Herdman, H., T., & Kamitsuru, S., Alih bahasa : Keliat, B., A., Mediani, H., S., & Tahlil, T.,
(2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta :
EGC
Istiana, D., Keliat, B. A., & Nuraini, T. (2011). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak Usia
Sekolah pada Anak–Orang Tua dan Anak–Guru terhadap Perkembangan Mental Anak Usia
Sekolah Di Kota Depok. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak
dipublikasikan.
Istiana, Keliat, B., A, Nuraini. (2010). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak Usia
Sekolah pada Anak-Orang Tua Dan Anak-Guru terhadap Perkembangan Mental Anak
Usia Sekolah. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak
42

dipublikasikan.
Keliat, B. A., Wiyono, A. P., & Susanti, H., ; editor penyelaras, Ester, M., & Yudha, E., K., (2011).
Manajemen Kasus Gangguan Jiwa : CMHN (intermediate course). Jakarta : EGC
Keliat, B., A., et al. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (basic course) ;
editor penyelaras : Ester, M., Yulianti, D., Jakarta : EGC
Keliat, B., A., Prawirowiyono, A., & Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa
CMHN (Intermediate Course). Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Khoirunnisa, M. L., Daulima, N. H. C. & Mustikasari. (2017). Penerapan Terapi Kelompok
Terapeutik terhadap Perkembangan Inisiatif Anak Pra Sekolah dengan Pendekatan
Community As Partner Model. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Kusumawati, H., Keliat, B. A. & Putri, Y. S. E. (2016). Pemberdayaan Masyarakat dalam
Meningkatakan Stimulasi Perkembangan Anak Usia Sekolah melalui Penerapan Terapi
Kelompok Terapeutik dengan pendekatan Model Adaptasi Stres stuart dan Community as
Partner Model. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia:
Tidak dipublikasikan.
Lestari, S. P., Mustikasari & Daulima, N. H. C. (2014). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik
Lansia dan Life Review dalam Pencapaian Tugas Perkembangan Lansia dengan
Menggunakan Model Stres Adaptasi dan Teori Transisi di RW 04 dan 05 Kelurahan
Sukadamai Kecamatan Tanah Sareal Bogor. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Nova, R., Keliat, B. A., & Mustikasari. (2018). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik terhadap
Perkembangan Industri Anak Usia Sekolah dengan Pemberdayaan Pelaku Rawat, Guru dan
Kader Kesehatan Jiwa. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Noviyanti, K., Keliat, B. A., & Mustikasari. (2018). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak
Usia Sekolah Terhadap Perkembangan Karya dalam Pencegahan Perundungan di Bogor.
Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak
dipublikasikan.
43

Nurmaguphita, D. Keliat, B. A., & Putri, Y. S. E. (2015). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik
Kanak-Kanak dan Psikoedukasi Keluarga pada Anak dan Orang Tua terhadap
Perkembangan Otonomi di Kecamatan Bogor Tengah. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Pase, Muslimah, Keliat, B. A. & Pujasari, H. (2013). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik dan
Psikoedukasi Keluarga terhadap Integritas Diri Lansia di RW I dan RW XI Kelurahan
Tanah Baru Kecamatan Bogor Utara. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Rahayu, R., Keliat, B., A., & Mustikasari. (2017). Pengaruh Terapi Gestalt Terhadap Harga Diri
Remaja Korban Bullying Di Sekolah Menengah Pertama. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Reknoningsih, W., Mustikasari & Wardani, I. Y. (2014). Efektivitas Terapi Kelompok Terapeutik
Pra Sekolah terhadap Perkembangan Inisiatif Anak Usia Pra Sekolah di RW 06 Kelurahan
Suka Damai Tanah Sareal Bogor. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Restiana, N., Keliat, B. A., & Gayatri, D. (2010). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik terhadap
Kemampuan Ibu dalam Menstimulasi Rasa Percaya Bayi Di Kelurahan Mulyasari Kota
Tasikmalaya. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak
dipublikasikan.
Ricky, D. P., Keliat, B. A., & Gayatri, D. (2013). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik dan
Token Economy terhadap Pencapaian Tugas Perkembangan Usia Pra Sekolah pada Anak
Usia Pra Sekolah Di Kelurahan Campaka Bandung. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Sari, N., Y., Keliat, B., A., & Mustikasari. (2017). Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku dan Terapi
Psikoedukasi Keluarga Terhadap Prodroma Early Psychosis, Ansietas dan Harga Diri
Remaja di Pondok Pesantren. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia:
Tidak dipublikasikan.
Setyaningsih, T. & Keliat, B. A. (2012). Efektivitas Terapi Kelompok Terapeutik dan Psikoedukasi
Keluarga pada Anak dan Orang Tua terhadap Perkembangan Inisiatif Anak Usia Pra
44

Sekolah di Kelurahan Baranang Siang Bogor Timur. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Soeli, Y. M., Keliat, B. A., & Ungsianik, T. (2016). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik
terhadap Kemampuan Ibu, Kemampuan Bayi dan Rasa Percaya Bayi. Tesis Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Stuart, G. W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.9. Philadelphia: Elsevier
Mosby.
Stuart, G. W., Keliat, B. A. & Pasaribu, J., (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Stuart, 1st Indonesia edition. Elsevier Singapore Pte Ltd.
Sunarto, M., Keliat, B. A., & Pujasari, H. (2011). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak
Sekolah pada Anak, Orang Tua, Guru terhadap Perkembangan Mental Anak di Kelurahan
Pancoran Mas dan Depok Jaya di Kota Depok. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Susanti, A., Hamid, A. Y. S., & Putri, Y. S. E. (2016). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik
dalam Peningkatan Pencapaian Tugas Perkembangan Industri pada Anak Usia Sekolah
menggunakan pendekatan Model Konseptual Hildegard Peplau dan Erickson di RW 06
Kelurahan Kebon Kalapa Bogor Tengah. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Susmiatin, E. A., Keliat, B., A., Hastono, S. P., & Susanti, H. (2010). Pengaruh Terapi Kelompok
Terapeutik terhadap Kemampuan Adaptasi dan Memberikan Stimulasi Janin pada Ibu
Hamil di Kelurahan Balumbang Jaya Kecamatan Bogor Kota Bogor. Tesis Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Townsend, M. C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of Care in Evidence –Based
Practice (6th edition). Philadelphia: F. A. Davis.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan & Medikasi
Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
45

Trihadi, D., Keliat, B. A., & Hastono, S. P. (2009). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik
Terhadap Kemampuan Keluarga Dalam memberikan Stimulasi Perkembangan Dini Usia
Kanak-kanak di Kelurahan Bubulak Kota Bogor. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Walter, Keliat, B. A., Hastono, S. P., & Susanti, H. (2010). Pengauh Terapi Kelompok Terapeutik
terhadap Perkembangan Industri Anak Usia Sekolah di Panti Sosial Asuhan Anak Kota
Bandung. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Wetik, S. V., Mustikasari, & Putri, Y. S. E. (2016). Peningkatan Perkembangan Anak Usia Sekolah
melalui Terapi Kelompok Terapeutik dengan Pendekatan Model Stress Adaptasi Stuart dan
Health Promotion Model di RW 07 Kelurahan Kebon Kalapa, Bogor Tengah. Karya Ilmiah
Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Wilkinson, J.M. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Wuryaningsih, E. W., Keliat, B. A. & Mustikasari. (2014). Penerapan Terapi Kelompok Terapeutik
dalam Menstimulasi Perkembangan Anak Usia Toddler dengan Memberdayakan Ibu dan
Kader Kesehatan Jiwa. Karya Ilmiah Akhir Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia: Tidak dipublikasikan.
Laela, S., Keliat, B., A., Mustikasari. (2015). Pengaruh Terapi Thought Stopping dan Terapi
Suportif terhadap Postpartum Blues dan Ansietas Ibu Postpartum dengan Bayi Prematur di
Ruang Perina – NICU. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia: Tidak
dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai