A. Pendahuluan
Penyalahgunaan narkotika, zat adiktif (napza), termasuk alkohol, opium,
obat dengan resep, psikotomimetiks, kokain, mariyuana. Masalah serius dan
terus berkembang dalam penyalahgunaan zat adalah peningkatan penggunaan
lebih dari satu jenis zat secara serentak atau berurutan. Penyalahgunaan zat
terlarang di Indonesia, menjadi perhatian bagi seluruh elemen yang ada di
Negara ini. Golongan yang menjadi pengguna napza terbesar di Indonesia
adalah remaja. Usia remaja adalah usia yang rentan terhadap napza. Dari
sekitar 2 juta orang pengguna napza di Indonesia, mayoritas pengguna
berumur 20-25 tahun. Sembilan puluh persen pengguna adalah pria. Usia
pertama kali menggunakan napza rata-rata 19 tahun. Demikian data yang
diungkap oleh Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang
DKI Jaya. Bahkan Hasil survei LSM pemantau masalah narkoba di
Kalimantan Barat menyebutkan 15% pelajar sekolah menengah umum
(SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Palu mengkonsumsi
narkoba jenis pil koplo, ganja, dan sabu.
Penyalahgunaan zat merujuk pada penggunaan obat secara terus menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
suatu kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Sedangkan
istilah adiktif umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan
dengan ketergantungan zat. Rentang respon koping kimiawi pada
penyalahgunaan napza:
D. RENCANA TINDAKAN
1. Terapi keluarga dengan tehnik Komunikasi
2. Terapi kelompok Logoterapi
3. Terapi Komunitas Psikoedukasi
4. Terapi kelompok terapeutik AA/NA.
Strategi Pelaksanaan
Tanggal: Jum’at 18 Desember 2020
Keluarga dengan anak Remaja NAPZA
1. Proses Keperawatan
a. Identitas Klien: Sdr .A
b. Kondisi Klien: Klien suka jalan-jalan dan nongkrong bersama geng atau
kelompoknya. Anak mempunyai kebiasaan merokok, atau ada riwayat
meminum alkohol.
c. Masalah Keperawatan: Koping individu tidak efektif
d. Tujuan Khusus: 1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
2. Klien mampu mengenal dan mengekspresikan
perasaan
e. Tindakan Keperawatan:
● Salam terapeutik
● Perkenalkan diri
● Tanyakan nama klien
● Jelaskan tujuan interaksi
● Perhatikan dengan penuh empati
● Pertahankan lingkungan yang kondusif
● Lakukan kontrak dengan jelas pada tiap pertemuan
● Melakukan terapi komunikasi pada klien remaja NAPZA
Kerja
a. “Tadi kita sudah berkenalan kan, “Tadi juga kita sudah sepakat kalau
ngobrolnya selama 30 menit.”
b. “Pagi ini kita kan mau ngobrolin tentang kegiatan yang biasanya adik
kerjakan.”
c. “Nah, sekarang adik nih bagi cerita ke saya, ayo dik.”
d. “Atau adik mempunyai keluhan selama ini.”
e. “Punya teman-teman geng yang asyik atau apa saja deh.”
f. “Nah kalau menurut adik, kira-kira anak remaja yang sehat mental itu
seperti apa sih, apa adik bisa sebutkan ciri-cirinya?”
g. “Seseorang yang sehat mental itu dik, tentunya memiliki kebiasaan
yang juga sehat, salah satunya bebas dari pengaruh narkoba atau
minuman keras, punya teman curhat yang bisa membantu untuk
menjadi lebih baik.” Kan remaja tuh punya masa depan yang masih
panjang, gimana dik?”
h. Mempertahankan kontak mata, menunjukkan sikap empati,
memperhatikan anggota keluarga serta responnya secara verbal dan
non verbal, agak mencondongkan badan ke depan, sikap terbuka,
menunjukkan kejujuran antara verbal dan non verbal.
Terminasi
a. Evalusi Respon Klien terhadap tindakan keperawatan
● “Gimana nih setelah kita ngobrol, apa masih bingung dengan gaya
hidup remaja yang sehat mental.”
● “Pagi ini adik sudah bisa menyebutkan ciri-ciri anak remaja yang
sehat mental dan mengungkapkan permasalahannya kepada saya.”
● “Bagus banget tuh dik, nanti adik bisa membantu teman-teman lain
atau jadi tempat curhat jadi dapat menghindari hal-hal yang tidak
sehat. ”
b. “Baiklah, kalau begitu gimana kalau nanti, adik mengingat apa yang
sudah kita bicarakan tadi, dan coba nanti juga disampaikan ke teman
gengnya.”
c. Kontrak yang akan datang
“Nah, dik, nda’ terasa kita ngobrol sudah 30 menit lho.” Apa masih
ada yang mau disampaikan.”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk
ngobrolin mengenai masalah yang adik hadapi serta cara
penyelesaiannya. ”Bagaimana dik, oke kan.”Ya tempatnya disini saja,
kan saya yang kesini.” Baiklah kalau begitu sampai ketemu besok ya,
saya permisi dulu ya dik.”
ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA
PENYALAH GUNAAN NAPZA DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI
PUSKESMAS RAWAT JALAN MEMPAWAH HILIR
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Sdr. A
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Gusti Muhammad Taufik
Suku / bangsa : Melayu, Indonesia
Status perkawinan : Belum kawin
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gusti Muhammad Taufik
Hubungan dengan pasien : ibu kandung
3. Faktor predisposisi
a. Klien baru pertama kali di rawat inap di RSJD Bodok
Singkawang
b. Klien tidak mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan
dan kekerasan dalam rumah tangga.
c. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
seperti pasien.
d. Pengalaman masa lalu klien yang tidak menyenangkan adalah
klien pernah mengalami trauma kepala saat mengalami
kecelakaan, kedua orang tua klien juga sudah meninggal dunia
Masalah keperawatan : berduka disfungsional
4. Pemeriksaan fisik
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/mnt
BB : 100 kg
N : 80 x/mnt
TB : 167 cm
5. Psikososial
a. Geogram
Keterangan :
laki-laki
Perempuan
Klien
yang tinggal serumah
b. Konsep diri
1) Citra tubuh : klien menyukai seluruh anggota tubuhnya
2) Identitas : klien adalah anak laki-laki dan anak ke Pertama dari
4 bersaudara. Klien adalah anak yang sopan
3) Peran : klien merasa tidak berguna karena sudah lama tidak
bekerja.
4) Ideal diri : klien ingin bekerja untuk membantu bibi nya dalam
memenuhi pengobatannya, klien juga ingin sembuh dari
ketergantungan Napza
5) Harga diri : klien malu karena tidak bekerja serta tidak
memiliki apa yang dimiliki saudaranya, klien iri terhadap
saudaranya.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri
rendah
c. Hubungan social
1) Orang terdekat : bibi dan pamannya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat.
klien kurang bersosialisasi dalam kelompok masyarakat di
daerahnya dan jarang terlibat dengan kegiatan-kegiatan di
masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien tidak
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi hanya saja klien
sedikit malu dengan keadaan dirinya saat ini. Klien selama ini
hanya diam , klien jarang memulai pembicaraan. Klien hanya
bicara dengan orang lain di saat ada keperluan dengan dirinya.
Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien adalah seseorang yang beragama Islam.
2) Kegiatan ibadah
Klien jarang menjalankan ibadah.
6. Status
mental
a. Penampilan
Pakaian klien rapi, sisir rambut rapi dan kondisi badan tidak bau.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Pembicaraan .
Nada bicara dan suara pasien pelan, komunikasi non verbal dan verbal
(jika “ya” cuma mengangguk-angguk, jika “tidak” cuma menggeleng)
dan tidak mampu memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal.
c. Aktivitas motorik
Klien kelihatan sedikit lesu, klien aktif melakukan aktivitas
motorik.
Masalah keperawatan : tidak terdapat masalah
d. Alam perasaan
Sikap klien malu, sedih dan putus asa terhadap kondisinya yang
tidak bekerja seperti saudaranya.
Masalah keperawatan : harga diri rendah.
e. Afek
Afek klien datar, tidak bicara dan berinteraksi jika tidak ada yang
mengajak bicara.
Masalah keperawatan :kerusakan interaksi sosial.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien tampak sopan dan koopratif saat
ditanya,hanya saja klien tidak mau menatap lawan bicara
Masalah keperawatan : Isolasi sosial.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara atau
bayangan-bayangan yang menyuruh klien melakukan sesuatu
perbuatan.
Masalah keperawatan : tidak ada
h. Isi pikir
Isi pikir klien realistis dan tidak mengalami gangguan isi pikir.
Masalah keperawatan : tidak ada
i. Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan sesuai secara singkat namun jelas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
j. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, tidak ada gangguan orientasi terhadap
waktu, tempat dan orang.
Masalah keperawatan : tidak ada.
k. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan
jangka pendek. Klien masih ingat awal pertama kali
menggkonsumsi NAPZA pada saat usia 18 Tahun, klien
mengatakan di beri oleh teman-temannya
Masalah keperawatan : tidak ada.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dikaji tingkat konsentrasi cukup baik, klien bisa berhitung
berurutan dari 1 sampai dengan 10, dan dapat berhitung mundur
dengan baik mulai dari angka 10 sampai dengan 1, keluarga
mengatakan klien anak yang cerdas dan selalu mendapat juara
pada saat masih sekolah
Masalah keperawatan : tidak ada.
m. Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan penilaian ringan dan tidak dapat
mengambil keputusan sendiri.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
n. Insight (tilikan)
Klien mengatakan kalau dirinya tidak sakit jiwa, klien
mengatakan menyesal dengan pergaulan yang tidak sehat
hingga menyabakan klien seperti ini.
o. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-
alat makan, tanpa bantuan.
2) BAK/ BAB
Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempat wc.
3) Mandi
Pasien secara mandiri dapat mandi 2x sehari.
4) Berpakaian
Pasien dapat mengenakan pakaian sendiri dengan rapi,
menyisir rambut, dan memakai sandal.
5) Istirahat tidur
Pasien mengatakan istirahat tidurnya nyenyak, pasien
istirahat siang hari 2-3 jam, malam 8-9 jam.
6) Penggunaan obat
Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter (frekuensi, jenis,
dosis, waktu, dan cara pemberiaan) secara rutin dengan
bimbingan perawat.
7) Mekanisme koping
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah,
pasien sering memendamnya (tidak mau menceritakan pada
orang lain) dan saat dilakukan pengkajian klien tampak
menyendiri
Masalah keperawatan : Mikanisme koping tidak efektif
8) Masalah psikososial dan lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan di
sekitarnya, anggota keluarga sangat mendukung dalam
pengobatan dan terapi yang di jalani klien
9) Pengetahuan
Pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit jiwa
dan kurang bisa menggunakan kopingnya.
6. Terapi
Dosis 1 x1 / Malam
- Fluoxetine 20 mg
- Alfrazolam
- Clozapine 100 mg
C. Daftar Masalah
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Peran diri tidak efektif.\
D. Pohon Masalah
Isolasi sosial
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Peran diri tidak efektif
F. PERENCANAAN DAN
IMPLEMENTASI
1. Diagnosa : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah atau klien
akan meningkat harga dirinya setelah dilakukan 6 kali pertemuan.
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu,
tempat dan topik pembicaraan).
P:
- Intervensi di lanjutkan
- Meganjurkan klien
untuk mengingat nama
perawat
- Menganjurkan klien
untuk membuat daftar
kegiatan
1 SP 1 S:
- Memvalidasi masalah - Klien mengatakan ingin
latihan yang di bermain gitar namun
lakukan klien lupa dengan kuncinya.
- Melatih kegiatan - Klien mengatakan akan
pertama kemudian mencoba mengingat
selanjutnya akan di kembali cara berman
pilih kegiatan yang gitar
sesuai kempuan klien O:
- Menganjukan klien - Klien tampak canggung
untuk memasukkan saat akan bermain gitar
dalam jadwal - Klien masih malu untuk
kegiatan harian bermain gitar namn
klien tampak
bersemangat
- Suara klien pelan
A:
- Tujuan tercapai
sebagian
- Klien mampu
mengindentifikasi
kemapuan dan aspek
positif yang di
milikinyanamun belum
terlihat secara
maksimal
P:
- Menganjurkan klien
mempraktekkan
kegiatan yang di pilih
dan memasukkan dalam
jadwal kegiatan
- Melatih klien dalam
mengoptimalkan
kegiatan harian yag
belum tercapai
1 SP 1 S:
- Mengevaluasi - Klien mengatakan
masalah kegiatan sudah bias menguasai
sebelumnya kunci gitar dan dapat
- Melatih kegiatan yang menyanyikan sebuah
belum tercapai lagu
- Menganjurkan klien O:
untuk memasukkan - Klien tampak mampu
dalam jadwal mendemonstrasikan
kegiatan harian cara bermain gitar dan
menyanyikan sebuah
lagu
- Klien mampu membuat
jadwal kegiatan
hariannya
A:
- Masalah teratasi
- Klien mampu
mengevaluasi masalah
dan latihan sebelumnya,
klien dapat melakukan
kegiatannya secara
maksimal
P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk
melakukan dan
mempraktekkan
kegiatan yang di pilih
dan anjurkan klien
untuk memasukkan
dalam jadwal kegiatan
2 SP2 S:
- Memvalidasi - klien mengatakan mau
masalah dan bermain gitar dan
latihan sebelumya menyanyikan sebuah
- Melatih lagu.
kegiatan kedua O:
atau selanjutnya - klien mampu
yang dipilih mendemonstrasika n
sesuai bermain gitar dan
kemampuan menyanyikan lagu.
pasien yait - Klien mampu
bermain gitar membuat
dengan lagu yang jadwal kegiatan.
berbeda - Suara klien pelan
- Membimbing A:
pasien - masalah kegiatan satu
memasukkan teratasi, Sdr. A mampu
dalam jadwal memvalidasi masalah
kegiatan harian dan latihan
sebelumnya, Sdr. A
melakukan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah
belajar memasukan
jadwal kegiatan harian
P:
- Lanjutkan intervensi
-Anjurkan Sdr. A untuk
melakukan dan
mempraktekkan kegiatan
yang dipilih.
Anjurkan Sdr. A untuk
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian)
-Lanjutkan SP 2 P,
-Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien,
melatih kegiatan ketiga
yaitu merapikan tempat
tidur
2 Sp2 S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan “ iya
masalah dan Bu saya akan merapikan
latihan tempat tidur saya”
sebelumya O:
2. Melatih kegiatan - Klien
ketiga atau mendemonstrasikan
selanjutnya yang kegiatan merapikan
dipilih sesuai tempat tidur.
kemampuan pasien - Klien menyebutkan
yaitu menata tempat kegiatan selanjutnya
tidur sesuai dengan jadwal
3. Membimbing pasien yang telah dibuat
memasukkan dalam A:
jadwal kegiatan - Masalah kegiatan ketiga
harian. teratasi, Sdr. A
mampu
memvalidasi masalah
dan latihan sebelumnya,
Sdr. A melakukan
kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah belajar
memasukan jadwal
kegiatan harian.
P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan Sdr. A untuk
melakukan dan
mempraktekkan
kegiatan yang dipilih.
Anjurkan Sdr.A untuk
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
- Optimalkan SP2
Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien
- latih kegiatan
keempat yaitu
menyapu
2 Sp2 S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan “ iya
masalah dan bu saya mau menyapu”
latihan O:
sebelumya - Klien
2. Melatih kegiatan mendemonstrasikan
keempat atau kegiatan menyapu
selanjutnya yang ruangan.
dipilih sesuai - Klien masih sedikit
kemampuan pasien malu
yaitu menyapu - Klien menyebutkan
3. Membimbing pasien kegiatan selanjutnya
memasukkan dalam sesuai dengan jadwal
jadwal kegiatan yang telah dibuat
harian: A:
- Masalah kegiatan
keempat teratasi, Sdr.
A mampu memvalidasi
masalah dan latihan
sebelumnya, Sdr. A
melakukan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah belajar
memasukan jadwal
kegiatan harian
P:
- Lanjutkan intervensi \
- Anjurkan Sdr. A untuk
melakukan dan
mempraktekkan
kegiatan yang dipilih.
- Anjurkan Sdr. A
untuk memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
- Optimalkan SP2
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien,
Latih kegiatan kelima
yaitu mencuci
piring dan sendok
-
2 Sp2 S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan “ iya
masalah dan mas saya mau mencuci
latihan sendok dan piring saya”
sebelumya O:
2. Melatih kegiatan - Klien
keempat atau mendemonstrasikan
selanjutnya yang kegiatan mencuci
dipilih sesuai piring dan sendok.
kemampuan pasien - Klien tidak canggung
yaitu mencuci saat mencuci piring
sendok dan piring dan sendok
3. Membimbing pasien A:
memasukkan dalam Tujuan tercapai, Sdr. A
jadwal kegiatan mampu memvalidasi
harian masalah dan latihan
sebelumnya, Sdr. A
melakukan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah belajar
memasukan jadwal
kegiatan harian.
P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan pada klien
untuk memasukan ke
dalam jadwal dan
melakukan kegiatan
tersebut tiap hari
ANALISA PROSES INTERAKSI
ANALISA ANALISA
KOMUNIKA
KOMUNIKA BERPUSAT BERPUSAT
SI NON RASIONAL
SI VERBAL PADA PADA
VERBAL
PERAWAT KLIEN
P : Selamat P: P : Ingin K masih ragu Salam
pagi, boleh Memandang membuka terhadap merupakan
saya duduk di K dan percakapan orang baru kalimat
sebelah tersenyum dengan klien yang masuk pembuka
Abang ? K: Ekpresi dan berharap ke untuk
datar dengan lingkunganny memulai
sapaan a suatu
sederhana P percakapan
K : pagi, bisa diterima sehingga
silahkan. K: Ekpresi oleh K. K ragu dapat terjalin
datar terhadap rasa percaya.
P: P merasa orang baru
Memandang senang ada
K tanggapan
atas salam
walaupun
belum
diekpresikan
secara tulus
P : Wah, P: P ingin K Topik ringan
suasana pagi Memandang memulai memberikan akan
ini cukup ke halaman percakapan respon memudahkan
segar ya sambil dengan topik sepintas dan interaksi lebih
melirik K ringan menunjukkan lanjut
K : Ikut sebelum perhatian
K : (diam) melihat ke masuk ke cukup
halaman lalu kondisi K terhadap P
mengalihkan
pandangan
kelain
P : Oh ya, P: P merasa K masih Memperkenal
perkenalkan Memandang bahwa K memberikan kan diri dapat
saya Nelta, K sambil harus tanggapan menciptakan
saya menjulurkan diberikan secara ragu- rasa percaya
mahasiswa tangan ke K penjelasan ragu klien terhadap
praktek disini K : menerima tentang perawat
yang akan uluran tangan kedatangan P
merawat P
Abang.
K : (diam)
P : Nama P : Masih P ingin tahu K ragu-ragu Mengenal
Abang siapa ? menjabat nama pasien nama pasien
tangan pasien akan
dan memudahkan
mendekatkan interaksi
diri ke-K K merasa
K : Sdr A K : Menoleh K merasa perkenalan
sebentar pasien enggan hanya
berkenalan formalitas
K : Menyebut belaka
nama dengan
menunduk
dan menarik
tangannya
P : Abang P: P ingin K mencoba Nama
senangnya Memandang menjalin mengingat panggilan
dipanggil K kedekatan nama yang merupakan
dengan nama K : Menoleh dengan pasien disukainya nama akrab
apa ke halaman klien
P senang K mulai sehingga
K:A K : Melihat walaupun tertarik menciptakan
ke arah P dan jawaban dengan rasa senang
menjawab singkat perkenalan akan adanya
singkat lalu dengan P pengakuan
menunduk atas namanya
lagi
P : Wah, P: P mencoba K berpikir Pujian
kedengaranny Memandang mengakrabka sejenak, berguna
a enak kalau K sambil n suasana mengngingat untuk
saya manggil tersenyum nama yang mendekatkan
Bang A K: disukainya perawat
Menunduk P merasa menjalin
pertanyaan hubungan
K : Iya K : Menoleh mendapatkan K mulai therapeutik
ke P respon merasa bahwa dengan klien
P: P datang
Memperhatik untuk
an K membantu K
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup
kooperatif. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah koping
individu tidak efektif. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien
menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
Outcome :
Dari hasil penelitian ini bahwa proses resiliensi pada pecandu napza ini
merupakan hal yang dipengaruhi oleh faktor dukungan keluarga dan lingkungan.
Terbukti dari banyaknya para pecandu yang kembali menggunakan napza setelah
keluar dari rehabilitasi. Keluarga dan juga lingkungan haruslah dapat memotivasi
dan mencegak kembalinya napza kepada para pecandu tersebut dengan aktif
dalam memberikan pengawasan dan juga memberi bantuan yang positif agar tidak
kembali terjerumus dalam napza.