Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KELUARGA REMAJA AKHIR DENGAN NAPZA

A. Pendahuluan
Penyalahgunaan narkotika, zat adiktif (napza), termasuk alkohol, opium,
obat dengan resep, psikotomimetiks, kokain, mariyuana. Masalah serius dan
terus berkembang dalam penyalahgunaan zat adalah peningkatan penggunaan
lebih dari satu jenis zat secara serentak atau berurutan. Penyalahgunaan zat
terlarang di Indonesia, menjadi perhatian bagi seluruh elemen yang ada di
Negara ini. Golongan yang menjadi pengguna napza terbesar di Indonesia
adalah remaja. Usia remaja adalah usia yang rentan terhadap napza. Dari
sekitar 2 juta orang pengguna napza di Indonesia, mayoritas pengguna
berumur 20-25 tahun. Sembilan puluh persen pengguna adalah pria. Usia
pertama kali menggunakan napza rata-rata 19 tahun. Demikian data yang
diungkap oleh Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang
DKI Jaya. Bahkan Hasil survei LSM pemantau masalah narkoba di
Kalimantan Barat menyebutkan 15% pelajar sekolah menengah umum
(SMU) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Palu mengkonsumsi
narkoba jenis pil koplo, ganja, dan sabu.
Penyalahgunaan zat merujuk pada penggunaan obat secara terus menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
suatu kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Sedangkan
istilah adiktif umumnya merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan
dengan ketergantungan zat. Rentang respon koping kimiawi pada
penyalahgunaan napza:

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Tinggi Penggunaan Pengguanaan Ketergantunga


Alamiah;aktifitas jarang dari sering dari n
fisik, meditasi tembakau, tembakau, Penyalahguna
kafein,alcohol, kafein, alcohol, an gejala
obat yang obat yang putus zat,
diresepkan, obat diresepkan, obat Toleransi
terlarang terlarang
B. Etiologi
Fokus penyebab dari terjadinya masalah penyalahgunaaan obat adalah
ketidakmatangan atau defesiensi personal, lingkungan yang rusak, kesulitan
dalam beradaptasi, tekanan dari kelompok, dan ketidakmampuan menghadapi
stres atau ketegangan. Data lain juga menyebutkan bahwa faktor sosial, tipe
kepribadian, serta kemudahan mendapatkan obat-obatan berperan dalam
penyalahgunaan dan ketergantungan terhadap obat. Berikut penjelasannya:
1. Faktor Biologi
a. Genetik
Faktor herediter dapat berkembang ke arah penyalahgunaan zat,
khususnya para pengguna alkohol dan sejenisnya. Anak dari orang tua
yang alkoholik beresiko empat kali lebih kuat untuk menjadi anak
alkoholik (American Academy of Child and Adolescent Psychiatry,
1999). Pengamatan terhadap kembar monozigotik dan dizigotik
mendukung hipotesa genetic. Kembar monozigotik (satu telur,
genetically identical) dua kali lebih kuat daripada kembar dizigotik
(dua telur, genetically nonidentical). (Franklin and Frances, 1999).
Pengamatan lainnya menunjukkan bahwa laki-laki alkoholik dari ayah
yang alkoholik empat kali lebih besar kemungkinannya daripada ayah
yang bukan alkoholik. (Harvard Medical School, 2011).
b. Biokimia
Hipotesa biologis yang kedua berhubungan dengan kemungkinan
2. Faktor sosial.
Proses sosialisasi secara keseluruhan yang terjadi pada masa
remaja berperan dalam penyalahgunaan obat. Kelompok sebaya dan nilai-
nilai didalamnya sangat memberikan pengaruh pada mereka. Perilaku
coba-coba, rasa keingintahuan, perilaku memberontak, serta rasa bosan
hanyalah beberapa alasan yang sering diutarakan oleh para remaja.
Diadakannya pesta obat bius membuat marijuana mudah diterima oleh
kalangan ini. Marijuana, kokain, dan heroin sangat mudah didapatkan
pada pertemuan-pertemuan mereka.
3. Tipe kepribadian
Walaupun tidak teridentifikasi suatu tipe kepribadian khusus,
namun banyak teori mengatakan bahwa para penyalahguna obat erat
kaitannya dengan ketidakmatangan perkembangan pada fase oral. Seperti
orang yang ingin dengan segera memperoleh kesenangan sebagai sebuah
kebutuhan atau sebagai cara untuk menghindari ketegangan, dan kembali
lagi menggunakan obat untuk pencari pengalaman sebagai suatu perasaan
senang yang berlebihan seperti euporia atau lupa diri. Karakteristik yang
biasanya dapat dilihat pada seorang pecandu obat-obatan meliputi rasa
rendah diri, perasaan sangat tergantung, rasa toleransi yang rendah pada
kasus frustasi atau kecemasan, perasaan anti sosial, dan ketakutan. Para
pakar tidak menyatakan secara pasti apakah karakteristik tersebut ada
sebelum kecanduan atau apakah timbul akibat penyalahgunaan obat.
4. Kemudahan mendapatkan obat-obatan.
Di berbagai tempat pembelian obat, resep mudah disediakan
untuk gangguan tidur, bingung, cemas, nyeri; dan diberikan untuk
medikasi sebagai pengobatan paling dasar selama di rumah sakit.
Kesemua faktor tersebut membuat kemudahan bagi para pecandu obat-
obatan.

C. Klasifikasi Substansi yang Disalahgunakan


Adiktif merupakan suatu gambaran yang dipergunakan untuk mendefinisikan
pernyataan kronik atau berulangnya keracunan dan merupakan karakteristik
ketergantungan secara psikologis atau fisik, dan toleransi. Dampak
ketergantungan secara psikologis seperti luapan emosi akibat ketergantungan
suatu jenis obat, atau merasa senang atau kejang yang berlangsung selama
penggunaan obat.
Ada 11 klasifikasi zat yang sering disalahgunakan, yaitu:
1. Alkohol
2. Amfetamin dan sejenisnya
3. Fenisiklidin dan sejenisnya
4. Sedatif, hipnitika atau anxiolitiks
5. Kokain
6. Halusinogen
7. Inhalan
8. Opoid
9. Kafein
10. Kannabis
11. Nikotin

Pola (Rentang) Gangguan pada Klien Napza


1. Alkohol
Menurut Jellinek ( 2013), terdapat 4 fase pada tahap ketergantungan terhadap
alcohol, yaitu ;
● Fase I. Fase Prealkoholik
Fase ini ditandai dengan penggunaan alkohol sebagai penghilang stress
dan hidup. Pada remaja, alkohol dikenal pertama kali dengan melihat dari
orang tua dan orang dewasa lainnya saat menggunakan alcohol. Dia
memmpelajari hal itu sebagai salah satu metode untuk mengatasi masalah.
● Fase II. Fase Alkoholik awal
Pada fase ini, remaja sudah mulai menggunakan alkohol secara diam –
diam dan merahasiakan dari orang lain. Jumlah alkohol yang
dikonsumsinya masih relatif sedikit. Remaja pada fase ini remaja masih
merasa bersalah dan menyangkal menggunakan alkohol.
● Fase III. Fase Krusial
Pada fase ini, individu telah kehilangan kontrol dan ketergantungan secara
fisiologis. Kehilangan kontrol itu ditandai dengan ketidakmampuan untuk
tidak minum. Pada episode ini ditandai dengan kesakitan, kehilangan
kesadaran, marah dan agresif. Alkohol menjadi fokus perhatian utama
individu tersebut. Biasanya pada fase individu akan mempunyai
pengalaman seperti kehilangan pekerjaan, keluarga, penghargaan terhadap
dirinya dan lain – lain
● Fase IV. Fase Kronik
Fase ini ditandai dengan gangguan integritas dari emosi dan fisik.
2. Sedativa, Hipnotik atau Aksiolitik
a. Pengkajian
Pengkajian pada klien korban napza, menggunakan format pengkajian
psikososial secara komprehensif. Hal – hal yang perlu di kaji pada klien
korban napza meliputi :
1. Pengkajian secara umum (evaluasi terhadap masalah yang dirasakan
klien)
2. Riwayat medis (fisik).
3. Pengkajian Keperawatan
4. Pengkajian Spiritual
5. Pengkajian Psikososial : status mental dan emosional
6. Latar belakang sosial : aktifitas, penghasilan, pekerjaan, riwayat
seksual, riwayat marital, kehilangan, perilaku emosional dan riwayat
keluargaan
7. Formulasi klinik : identifikasi perilaku dan deskripsi masalah
Pengkajian pada klien napza menggunakan formal pengkajian umum
psikitrik dan ditambahkan dengan format pengkajian Drug History and
Assesment. Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan pada klien adalah
sebagai berikut:
a) Kapan Anda mulai mengenal obat – obatan/alcohol, dan adakah
anggota keluarga anda yang mengkonsumsi alcohol/obat – obatan ?
b) Jika ada, bagaimana pengaruhnya pada situasi di dalam keluarga?
c) Sejak kapan Anda pertama kali minum alkohol/obat?
d) Berapa lama Anda minum alcohol/obat dalam keadaan biasa?
e) Bagaimana pola penggunaan napza tersebut?
1) Kapan ?
2) Apa?
3) Berapa banyak ?
4) Dimana dan dengan siapa Anda menggunakan
f) Kapan Anda terkahir kali minum alkohol/obat –obatan dan berapa
banyak anda konsumsi ?
g) Apakah dalam menggunakan zat – zat tersebut menyebabkan masalah
– masalah? Jelaskan (keluarga, teman, pekerjaan, sekolah dan lain –
lain)
h) Pernahkah Anda mempunyai pengalaman terluka sebagi akibat dari
menggunakan zat – zat tersebut ?
i) Pernahkah Anda istirahat atau dalam menggunakan minum alkohol/zat
– zat aditif?
j) Pernahkah Anda mencoba berhenti menggunakan zat aditif ? Apakah
anda mempunyai gejala – gejala fisik dengn pengalaman tersebut,
seperti; tremor, sakit kepala, insomnia, berkeringat dingin dan
serangan ?
k) Pernahkah Anda mempunyai pengalaman kehilangan memori/ingatan
ketika menggunakan alkohol/obat – obatan?
l) Gambarkan / jelaskan kegiatan sehari – hari Anda?
m) Adakah yang Anda ingin ubah dalam hidup? Jika ada, apa?
n) Apa rencana/ide Anda agar keinginan itu dapat terwujud ?

D. RENCANA TINDAKAN
1. Terapi keluarga dengan tehnik Komunikasi
2. Terapi kelompok Logoterapi
3. Terapi Komunitas Psikoedukasi
4. Terapi kelompok terapeutik AA/NA.
Strategi Pelaksanaan
Tanggal: Jum’at 18 Desember 2020
Keluarga dengan anak Remaja NAPZA

1. Proses Keperawatan
a. Identitas Klien: Sdr .A
b. Kondisi Klien: Klien suka jalan-jalan dan nongkrong bersama geng atau
kelompoknya. Anak mempunyai kebiasaan merokok, atau ada riwayat
meminum alkohol.
c. Masalah Keperawatan: Koping individu tidak efektif
d. Tujuan Khusus: 1. Klien mampu membina hubungan saling percaya
2. Klien mampu mengenal dan mengekspresikan
perasaan
e. Tindakan Keperawatan:
● Salam terapeutik
● Perkenalkan diri
● Tanyakan nama klien
● Jelaskan tujuan interaksi
● Perhatikan dengan penuh empati
● Pertahankan lingkungan yang kondusif
● Lakukan kontrak dengan jelas pada tiap pertemuan
● Melakukan terapi komunikasi pada klien remaja NAPZA

2. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Orientasi
a. “Hai, selamat pagi, saya Nelta Cori Itaty, panggil saja suster Nelta, dari
Puskesmas Mempawah Hilir, saya berada di sini ya hari ini dan besok
terus jumat dan sabtu depan juga dik dari jam 09.00 sampai 12.30.”
b. “Saya dengar dari Bapak dan Ibu, adik bernama A, biasanya suka
dipanggil siapa ya dik?”
c. “Lagi ngapain dik pagi ini, lagi nyantai ya, atau lagi mikirin sesuatu
nih.”
“Bagaimana dik, kalau pagi ini kita ngobrol, kira-kira mau berapa
lama nih?”
d. “Kalau gitu, kita ngobrolin tentang kegiatan yang biasa dilakukan adik
selama ini, supaya saya dapat membantu kalau nanti adik punya
masalah.”
e. “Oke, mau berapa lama ngobrolnya, bagaimana kalau 30 menit. Mau
dimana tempatnya biar nyantai, bagaimana kalau di sini aja?

Kerja
a. “Tadi kita sudah berkenalan kan, “Tadi juga kita sudah sepakat kalau
ngobrolnya selama 30 menit.”
b. “Pagi ini kita kan mau ngobrolin tentang kegiatan yang biasanya adik
kerjakan.”
c. “Nah, sekarang adik nih bagi cerita ke saya, ayo dik.”
d. “Atau adik mempunyai keluhan selama ini.”
e. “Punya teman-teman geng yang asyik atau apa saja deh.”
f. “Nah kalau menurut adik, kira-kira anak remaja yang sehat mental itu
seperti apa sih, apa adik bisa sebutkan ciri-cirinya?”
g. “Seseorang yang sehat mental itu dik, tentunya memiliki kebiasaan
yang juga sehat, salah satunya bebas dari pengaruh narkoba atau
minuman keras, punya teman curhat yang bisa membantu untuk
menjadi lebih baik.” Kan remaja tuh punya masa depan yang masih
panjang, gimana dik?”
h. Mempertahankan kontak mata, menunjukkan sikap empati,
memperhatikan anggota keluarga serta responnya secara verbal dan
non verbal, agak mencondongkan badan ke depan, sikap terbuka,
menunjukkan kejujuran antara verbal dan non verbal.

Terminasi
a. Evalusi Respon Klien terhadap tindakan keperawatan
● “Gimana nih setelah kita ngobrol, apa masih bingung dengan gaya
hidup remaja yang sehat mental.”
● “Pagi ini adik sudah bisa menyebutkan ciri-ciri anak remaja yang
sehat mental dan mengungkapkan permasalahannya kepada saya.”
● “Bagus banget tuh dik, nanti adik bisa membantu teman-teman lain
atau jadi tempat curhat jadi dapat menghindari hal-hal yang tidak
sehat. ”
b. “Baiklah, kalau begitu gimana kalau nanti, adik mengingat apa yang
sudah kita bicarakan tadi, dan coba nanti juga disampaikan ke teman
gengnya.”
c. Kontrak yang akan datang
“Nah, dik, nda’ terasa kita ngobrol sudah 30 menit lho.” Apa masih
ada yang mau disampaikan.”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk
ngobrolin mengenai masalah yang adik hadapi serta cara
penyelesaiannya. ”Bagaimana dik, oke kan.”Ya tempatnya disini saja,
kan saya yang kesini.” Baiklah kalau begitu sampai ketemu besok ya,
saya permisi dulu ya dik.”
ASUHAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA
PENYALAH GUNAAN NAPZA DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI
PUSKESMAS RAWAT JALAN MEMPAWAH HILIR

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Sdr. A
Umur : 33 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Gusti Muhammad Taufik
Suku / bangsa : Melayu, Indonesia
Status perkawinan : Belum kawin
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur :-
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Gusti Muhammad Taufik
Hubungan dengan pasien : ibu kandung
3. Faktor predisposisi
a. Klien baru pertama kali di rawat inap di RSJD Bodok
Singkawang
b. Klien tidak mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan
dan kekerasan dalam rumah tangga.
c. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
seperti pasien.
d. Pengalaman masa lalu klien yang tidak menyenangkan adalah
klien pernah mengalami trauma kepala saat mengalami
kecelakaan, kedua orang tua klien juga sudah meninggal dunia
Masalah keperawatan : berduka disfungsional

4. Pemeriksaan fisik
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/mnt
BB : 100 kg
N : 80 x/mnt
TB : 167 cm
5. Psikososial
a. Geogram

Keterangan :

laki-laki

Perempuan

Klien
yang tinggal serumah
b. Konsep diri
1) Citra tubuh : klien menyukai seluruh anggota tubuhnya
2) Identitas : klien adalah anak laki-laki dan anak ke Pertama dari
4 bersaudara. Klien adalah anak yang sopan
3) Peran : klien merasa tidak berguna karena sudah lama tidak
bekerja.
4) Ideal diri : klien ingin bekerja untuk membantu bibi nya dalam
memenuhi pengobatannya, klien juga ingin sembuh dari
ketergantungan Napza
5) Harga diri : klien malu karena tidak bekerja serta tidak
memiliki apa yang dimiliki saudaranya, klien iri terhadap
saudaranya.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri
rendah
c. Hubungan social
1) Orang terdekat : bibi dan pamannya.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat.
klien kurang bersosialisasi dalam kelompok masyarakat di
daerahnya dan jarang terlibat dengan kegiatan-kegiatan di
masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain klien tidak
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi hanya saja klien
sedikit malu dengan keadaan dirinya saat ini. Klien selama ini
hanya diam , klien jarang memulai pembicaraan. Klien hanya
bicara dengan orang lain di saat ada keperluan dengan dirinya.
Masalah keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien adalah seseorang yang beragama Islam.
2) Kegiatan ibadah
Klien jarang menjalankan ibadah.
6. Status
mental
a. Penampilan
Pakaian klien rapi, sisir rambut rapi dan kondisi badan tidak bau.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b. Pembicaraan .
Nada bicara dan suara pasien pelan, komunikasi non verbal dan verbal
(jika “ya” cuma mengangguk-angguk, jika “tidak” cuma menggeleng)
dan tidak mampu memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal.
c. Aktivitas motorik
Klien kelihatan sedikit lesu, klien aktif melakukan aktivitas
motorik.
Masalah keperawatan : tidak terdapat masalah
d. Alam perasaan
Sikap klien malu, sedih dan putus asa terhadap kondisinya yang
tidak bekerja seperti saudaranya.
Masalah keperawatan : harga diri rendah.
e. Afek
Afek klien datar, tidak bicara dan berinteraksi jika tidak ada yang
mengajak bicara.
Masalah keperawatan :kerusakan interaksi sosial.
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien tampak sopan dan koopratif saat
ditanya,hanya saja klien tidak mau menatap lawan bicara
Masalah keperawatan : Isolasi sosial.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara atau
bayangan-bayangan yang menyuruh klien melakukan sesuatu
perbuatan.
Masalah keperawatan : tidak ada
h. Isi pikir
Isi pikir klien realistis dan tidak mengalami gangguan isi pikir.
Masalah keperawatan : tidak ada
i. Proses pikir
Klien menjawab pertanyaan sesuai secara singkat namun jelas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
j. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien baik, tidak ada gangguan orientasi terhadap
waktu, tempat dan orang.
Masalah keperawatan : tidak ada.
k. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan
jangka pendek. Klien masih ingat awal pertama kali
menggkonsumsi NAPZA pada saat usia 18 Tahun, klien
mengatakan di beri oleh teman-temannya
Masalah keperawatan : tidak ada.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dikaji tingkat konsentrasi cukup baik, klien bisa berhitung
berurutan dari 1 sampai dengan 10, dan dapat berhitung mundur
dengan baik mulai dari angka 10 sampai dengan 1, keluarga
mengatakan klien anak yang cerdas dan selalu mendapat juara
pada saat masih sekolah
Masalah keperawatan : tidak ada.
m. Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan penilaian ringan dan tidak dapat
mengambil keputusan sendiri.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
n. Insight (tilikan)
Klien mengatakan kalau dirinya tidak sakit jiwa, klien
mengatakan menyesal dengan pergaulan yang tidak sehat
hingga menyabakan klien seperti ini.
o. Kebutuhan persiapan pulang
1) Makan
Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-
alat makan, tanpa bantuan.
2) BAK/ BAB
Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempat wc.
3) Mandi
Pasien secara mandiri dapat mandi 2x sehari.
4) Berpakaian
Pasien dapat mengenakan pakaian sendiri dengan rapi,
menyisir rambut, dan memakai sandal.
5) Istirahat tidur
Pasien mengatakan istirahat tidurnya nyenyak, pasien
istirahat siang hari 2-3 jam, malam 8-9 jam.
6) Penggunaan obat
Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter (frekuensi, jenis,
dosis, waktu, dan cara pemberiaan) secara rutin dengan
bimbingan perawat.
7) Mekanisme koping
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah,
pasien sering memendamnya (tidak mau menceritakan pada
orang lain) dan saat dilakukan pengkajian klien tampak
menyendiri
Masalah keperawatan : Mikanisme koping tidak efektif
8) Masalah psikososial dan lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan di
sekitarnya, anggota keluarga sangat mendukung dalam
pengobatan dan terapi yang di jalani klien
9) Pengetahuan
Pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit jiwa
dan kurang bisa menggunakan kopingnya.
6. Terapi
Dosis 1 x1 / Malam
- Fluoxetine 20 mg
- Alfrazolam
- Clozapine 100 mg

Dosis 2 x1/2 / pagi dan malam


- Trihexyphenidyl 2 mg
- Haloperidol 5 mg
- Trifluoperazole 5 mg
B. ANALISA DATA
No Data Maladaptif Problem

1. DO: Harga diri rendah


- Klien sering berpaling dalam
interaksi, kontak mata kurang,
suara pelan, pandangan
menunduk, klien bicara jika ada
yang mengajak bicara.
DS:
- klien malu karena tidak bekerja
serta tidak memiliki apa yang
dimiliki saudaranya, klien iri
terhadap saudaranya.
2. DO: Isolasi sosial
- Klien kesulitan dalam
berkomunikasi dengan teman.
- Klien tidak bisa memulai
pembicaraan.
- Kontak mata klien kurang saat
berkomunikasi
DS: - Klien mengatakan lebih suka
menyendiri
- Klien mengatakan sulit bila
memulai pembicaraan
3. DO: - Klien merasa tidak berguna karena Peran diri tidak efektif.
tidak bekerja.
DS:
- Klien mengatakan dirinya tidak
bekerja.

C. Daftar Masalah
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Peran diri tidak efektif.\

D. Pohon Masalah

Isolasi sosial

Gangguan Konsep diri : Harga diri Rendah

Peran diri tidak efektif.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Peran diri tidak efektif

F. PERENCANAAN DAN
IMPLEMENTASI
1. Diagnosa : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah atau klien
akan meningkat harga dirinya setelah dilakukan 6 kali pertemuan.
b. Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu,
tempat dan topik pembicaraan).

b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan


perasaannya
c) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong
dirinya sendiri.
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
Tindakan :
a) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis.
c) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah
4) Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan

5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan


kemampuan Tindakan :
a) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang
ada Tindakan :
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang
cara merawat klien.
b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien
dirawat.
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
2. Isolasi sosial : Menarik diri
Tujuan Umum : klien dapat berinteraksi dengan
orang lain. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1) Bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi teurapetik.
a) Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.
b) Perkenalkan diri bengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
1) Kaji pengetahuan klien
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan yang menyebabkan klien tidak mau bergaul.
3) Berikan pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan beinteraksi dengan orang
lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
1) Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan memiliki teman
2) Beri kesempatan kepada klien untuk berinteraksi dengan orang
lain
3) Diskusikan dengan klien tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain
4) Beri penguatan positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
5) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak
berinteraksi dengan orang lain
6) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaan tentang kerugian bila tidak berinteraksi
dengan orang lain
7) Diskusikan dengan klien tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
8) Beri penguatan positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan interaksi sosial secara bertahap
1) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2) Bermain peran tentang cara berhubungan/berinteraksi
dengan orang lain
3) Dorong dan bantu klien untuk berinteraksi dengan orang
lain melalui tahap :
a) klien-perawat
b) klien-perawat-perawat lain
c) klien-perawat-perawat lain-klien lain
d) klien-keluarga/kelompok/masyarakat
4) Beri penguatan positif terhadap keberhasilan yang dicapai
5) Bantu klien mengevaluasi keuntungan menjalin hubungan
sosial
6) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama
klien dalam mengisi waktu, yaitu berinteraksi dengan orang
lain
7) Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
8) Beri penguatan positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan

e. Klien dapat mengungkapkan perasaannya


1) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berinteraksi dengan orang lain
2) Diskusikan dengan klien tentang perasaan keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
3) Beri penguatan positif atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain
f. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
a) Salam, perkenalkan diri
b) Jelaskan tujuan
c) Buat kontrak
d) Eksplorasi perasaan klien
2) Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
a) Perilaku menarik diri
b) Penyebab perilaku menarik diri
c) Akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik
diri tidak ditanggapi
d) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
3) Dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan
kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain
4) Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin bergantian
menjenguk Klien minimal satu kali seminggu
5) Beri penguatan positif atas hal-hal yang telah dicapai keluarga
TGL SP Implementasi Evaluasi
dan
Waktu
1 SP 1 S:
- Mengidentifikasi - Klien mengatakan
kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek
positif yang di miliki positif yang di miliki
pasien seperti bermain gitar,
- Membantu pasien membantu bibinya
menilai kmampuan dalam memberishkan
pasien yang masih rumah
dapat di gunakan O:
- Membantu pasien - Sdr A mampu
memilih kegiatan yang mengidentifikasi
akan di latih sesuai kemampuan dan aspek
kemampuan pasien positif yag di miliki
- Melatih pasien dalam - Menilai kemapuan yang
kegiatan yang sesuai masih dapat digunakan
dengan - Mampu memilih
kemampuannya kegiatan yang akan di
- Membimbing pasien latih sesuai dengan
memasukkan jadwal kemapuannya
kegiatan harian - Kontak mata saat
- berbicara kurang klien
sering memalingkan
wajah kea rah lain
- Suara klien pelan
A:
- Masalah teratasi
sebagian

P:
- Intervensi di lanjutkan
- Meganjurkan klien
untuk mengingat nama
perawat
- Menganjurkan klien
untuk membuat daftar
kegiatan

1 SP 1 S:
- Memvalidasi masalah - Klien mengatakan ingin
latihan yang di bermain gitar namun
lakukan klien lupa dengan kuncinya.
- Melatih kegiatan - Klien mengatakan akan
pertama kemudian mencoba mengingat
selanjutnya akan di kembali cara berman
pilih kegiatan yang gitar
sesuai kempuan klien O:
- Menganjukan klien - Klien tampak canggung
untuk memasukkan saat akan bermain gitar
dalam jadwal - Klien masih malu untuk
kegiatan harian bermain gitar namn
klien tampak
bersemangat
- Suara klien pelan

A:
- Tujuan tercapai
sebagian
- Klien mampu
mengindentifikasi
kemapuan dan aspek
positif yang di
milikinyanamun belum
terlihat secara
maksimal
P:
- Menganjurkan klien
mempraktekkan
kegiatan yang di pilih
dan memasukkan dalam
jadwal kegiatan
- Melatih klien dalam
mengoptimalkan
kegiatan harian yag
belum tercapai
1 SP 1 S:
- Mengevaluasi - Klien mengatakan
masalah kegiatan sudah bias menguasai
sebelumnya kunci gitar dan dapat
- Melatih kegiatan yang menyanyikan sebuah
belum tercapai lagu
- Menganjurkan klien O:
untuk memasukkan - Klien tampak mampu
dalam jadwal mendemonstrasikan
kegiatan harian cara bermain gitar dan
menyanyikan sebuah
lagu
- Klien mampu membuat
jadwal kegiatan
hariannya
A:
- Masalah teratasi
- Klien mampu
mengevaluasi masalah
dan latihan sebelumnya,
klien dapat melakukan
kegiatannya secara
maksimal
P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk
melakukan dan
mempraktekkan
kegiatan yang di pilih
dan anjurkan klien
untuk memasukkan
dalam jadwal kegiatan
2 SP2 S:
- Memvalidasi - klien mengatakan mau
masalah dan bermain gitar dan
latihan sebelumya menyanyikan sebuah
- Melatih lagu.
kegiatan kedua O:
atau selanjutnya - klien mampu
yang dipilih mendemonstrasika n
sesuai bermain gitar dan
kemampuan menyanyikan lagu.
pasien yait - Klien mampu
bermain gitar membuat
dengan lagu yang jadwal kegiatan.
berbeda - Suara klien pelan
- Membimbing A:
pasien - masalah kegiatan satu
memasukkan teratasi, Sdr. A mampu
dalam jadwal memvalidasi masalah
kegiatan harian dan latihan
sebelumnya, Sdr. A
melakukan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah
belajar memasukan
jadwal kegiatan harian
P:
- Lanjutkan intervensi
-Anjurkan Sdr. A untuk
melakukan dan
mempraktekkan kegiatan
yang dipilih.
Anjurkan Sdr. A untuk
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian)
-Lanjutkan SP 2 P,
-Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien,
melatih kegiatan ketiga
yaitu merapikan tempat
tidur
2 Sp2 S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan “ iya
masalah dan Bu saya akan merapikan
latihan tempat tidur saya”
sebelumya O:
2. Melatih kegiatan - Klien
ketiga atau mendemonstrasikan
selanjutnya yang kegiatan merapikan
dipilih sesuai tempat tidur.
kemampuan pasien - Klien menyebutkan
yaitu menata tempat kegiatan selanjutnya
tidur sesuai dengan jadwal
3. Membimbing pasien yang telah dibuat
memasukkan dalam A:
jadwal kegiatan - Masalah kegiatan ketiga
harian. teratasi, Sdr. A
mampu
memvalidasi masalah
dan latihan sebelumnya,
Sdr. A melakukan
kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah belajar
memasukan jadwal
kegiatan harian.
P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan Sdr. A untuk
melakukan dan
mempraktekkan
kegiatan yang dipilih.
Anjurkan Sdr.A untuk
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
- Optimalkan SP2
Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien
- latih kegiatan
keempat yaitu
menyapu
2 Sp2 S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan “ iya
masalah dan bu saya mau menyapu”
latihan O:
sebelumya - Klien
2. Melatih kegiatan mendemonstrasikan
keempat atau kegiatan menyapu
selanjutnya yang ruangan.
dipilih sesuai - Klien masih sedikit
kemampuan pasien malu
yaitu menyapu - Klien menyebutkan
3. Membimbing pasien kegiatan selanjutnya
memasukkan dalam sesuai dengan jadwal
jadwal kegiatan yang telah dibuat
harian: A:
- Masalah kegiatan
keempat teratasi, Sdr.
A mampu memvalidasi
masalah dan latihan
sebelumnya, Sdr. A
melakukan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah belajar
memasukan jadwal
kegiatan harian
P:
- Lanjutkan intervensi \
- Anjurkan Sdr. A untuk
melakukan dan
mempraktekkan
kegiatan yang dipilih.
- Anjurkan Sdr. A
untuk memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
- Optimalkan SP2
- Evaluasi jadwal
kegiatan harian klien,
Latih kegiatan kelima
yaitu mencuci
piring dan sendok
-
2 Sp2 S:
1. Memvalidasi - Klien mengatakan “ iya
masalah dan mas saya mau mencuci
latihan sendok dan piring saya”
sebelumya O:
2. Melatih kegiatan - Klien
keempat atau mendemonstrasikan
selanjutnya yang kegiatan mencuci
dipilih sesuai piring dan sendok.
kemampuan pasien - Klien tidak canggung
yaitu mencuci saat mencuci piring
sendok dan piring dan sendok
3. Membimbing pasien A:
memasukkan dalam Tujuan tercapai, Sdr. A
jadwal kegiatan mampu memvalidasi
harian masalah dan latihan
sebelumnya, Sdr. A
melakukan kegiatan
sesuai dengan
kemampuan, Sdr. A
sudah belajar
memasukan jadwal
kegiatan harian.
P:
- Lanjutkan intervensi
- Anjurkan pada klien
untuk memasukan ke
dalam jadwal dan
melakukan kegiatan
tersebut tiap hari
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Sdr. A


Usia : 33 Tahun
Lingkungan : Posisi klien duduk berdampingan dengan perawat klien
bersikap baik dan Koopratif
Nama Siswa : Nelta Cori Itaty
Nim : 191122001
Tanggal Interaksi : 14 Desember 2020
Waktu : 09.00 s/d 10.00 Wib
Deskripsi Lingkungan: Penampilan klien tampak Rapi, klien juga tampak menjaga
kebersihan lingkungan nya
Tujuan : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara
terbuka permasalahannya

ANALISA ANALISA
KOMUNIKA
KOMUNIKA BERPUSAT BERPUSAT
SI NON RASIONAL
SI VERBAL PADA PADA
VERBAL
PERAWAT KLIEN
P : Selamat P: P : Ingin K masih ragu Salam
pagi, boleh Memandang membuka terhadap merupakan
saya duduk di K dan percakapan orang baru kalimat
sebelah tersenyum dengan klien yang masuk pembuka
Abang ? K: Ekpresi dan berharap ke untuk
datar dengan lingkunganny memulai
sapaan a suatu
sederhana P percakapan
K : pagi, bisa diterima sehingga
silahkan. K: Ekpresi oleh K. K ragu dapat terjalin
datar terhadap rasa percaya.
P: P merasa orang baru
Memandang senang ada
K tanggapan
atas salam
walaupun
belum
diekpresikan
secara tulus
P : Wah, P: P ingin K Topik ringan
suasana pagi Memandang memulai memberikan akan
ini cukup ke halaman percakapan respon memudahkan
segar ya sambil dengan topik sepintas dan interaksi lebih
melirik K ringan menunjukkan lanjut
K : Ikut sebelum perhatian
K : (diam) melihat ke masuk ke cukup
halaman lalu kondisi K terhadap P
mengalihkan
pandangan
kelain
P : Oh ya, P: P merasa K masih Memperkenal
perkenalkan Memandang bahwa K memberikan kan diri dapat
saya Nelta, K sambil harus tanggapan menciptakan
saya menjulurkan diberikan secara ragu- rasa percaya
mahasiswa tangan ke K penjelasan ragu klien terhadap
praktek disini K : menerima tentang perawat
yang akan uluran tangan kedatangan P
merawat P
Abang.
K : (diam)
P : Nama P : Masih P ingin tahu K ragu-ragu Mengenal
Abang siapa ? menjabat nama pasien nama pasien
tangan pasien akan
dan memudahkan
mendekatkan interaksi
diri ke-K K merasa
K : Sdr A K : Menoleh K merasa perkenalan
sebentar pasien enggan hanya
berkenalan formalitas
K : Menyebut belaka
nama dengan
menunduk
dan menarik
tangannya
P : Abang P: P ingin K mencoba Nama
senangnya Memandang menjalin mengingat panggilan
dipanggil K kedekatan nama yang merupakan
dengan nama K : Menoleh dengan pasien disukainya nama akrab
apa ke halaman klien
P senang K mulai sehingga
K:A K : Melihat walaupun tertarik menciptakan
ke arah P dan jawaban dengan rasa senang
menjawab singkat perkenalan akan adanya
singkat lalu dengan P pengakuan
menunduk atas namanya
lagi
P : Wah, P: P mencoba K berpikir Pujian
kedengaranny Memandang mengakrabka sejenak, berguna
a enak kalau K sambil n suasana mengngingat untuk
saya manggil tersenyum nama yang mendekatkan
Bang A K: disukainya perawat
Menunduk P merasa menjalin
pertanyaan hubungan
K : Iya K : Menoleh mendapatkan K mulai therapeutik
ke P respon merasa bahwa dengan klien
P: P datang
Memperhatik untuk
an K membantu K

P : Abang P: P masih K berpikir Topik


asalnya dari Memandang berusaha dan sederhana
mana ? K membangun mengingat- membantu
K: keakraban ingat menjalin
Menunduk dengan topik kedekatan
K : Asli orang dan berpikir sederhana dengan klien
mempawah
P senang K senang
K : Menoleh karena K karena ingat
ke P dan memberi daerah
tersenyum respon asalnya dan
lalu kembali
menunduk membayangk
lagi an daerah
P: asalnya
Memperhatik tersebut
an K

P : sudah P: P mulai K berpikir Lama rawat


berapa lama Memandang mengkaji data dan berusaha menentukan
disini? K sambil umum pasien mengingat apakah klien
tersenyum kronis atau
K : pasien akut
membalas
senyum
K : sejak lahir kemudian P khawatir K
saya disini mengalihkan kalau membayangk
pandangan pertanyaan an keadaan
kelain membuat K yang telah
tersinggung lama
K : Bicara dijalaninya
tanpa
menoleh P
P:
Memandang
K
P : apakah P: P berharap K berusaha Daya ingat
abang tidak Menunjukkan dapat mengingat pasien dapat
pernah pergi perhatian memperoleh dikaji dengan
dari sini ? K: data lama menanyakan
Menunduk rawat secara data-data
sambil lebih pasti K menjawab pasien yang
K : belum memandang sambil dengan sederhana
pernah kakinya mengkaji sekedarnya
daya ingat
K : Masih pasien
menunduk P senang
P: karena
Memperhatik mendapat
an respon dari K
P : Sekarang P: P mengkaji K berusaha Umur
Abang Mendekatkan daya ingat K mengingat- mempengaruh
umurnya diri ke K ingat i daya ingat
berapa? K : Menoleh klien
ke halaman
dan terdiam P merasa arah
K : Em…33 beberapa pertanyaan K menjawab
tahun lama sudah dapat sesuai dengan
dijawab jelas daya ingat
K : Menoleh oleh K yang
P sebentar dimilikinya
lalu
menunduk
lagi
P:
Tersenyum
P : bang A P: P berhati-hati K mengingat- Keluhan
ingat nggak, Menunjukkan karena ingat utama
Awal pertama keseriusan pertanyaan merupakan
menggunakan K : tsb sangat dasar pasien
NAPZA Menunduk spesifik dan K menjawab dirawat
takut dengan pasti
K : Ingat saat K : Menoleh menyinggung
saya usia 18 ke P pasien
tahun kemudian P lega karena
mengalihkan K tidak
pandangan tersinggung

P : Bang A P : Bertanya P mengkaji K mengingat- Koping tidak


pernah pelahan lebih jauh ingat efektif
merasa K: alasan pasien
menyesal Menunduk dirawat
dengan
kejadian saat K : Menoleh P memberi
ini ? ke halaman dukungan
lalu,menundu
k sambil
K : iya, saya mengangguka
menyesal n kepala
dengan P:
pergaulan Memperhatik
yang salah an respon
pasien
P : Bang A P: P berusaha K Harga diri
Tinggal Mendekatkan mengkaji data membayangk rendah
bersama siapa diri yang terkait an keadaan mungkin
dan berapa K: kata-katanya keluarganya terjadi
saudara ? Memandang tadi
kosong ke K malu
K : saya halaman P menemukan dengan
tinggal K: adanya harga keadaannya
bersama bibi Menunduk diri rendah
dan memiliki P :
3 saudara Memperhatik
namun semua an
sudah bekerja
P : bang A P : Menepuk P mencoba K teralih Pengalihan
kegiatan nya bahu K mengembalik karena agar klien
sehari-hari K : Menoleh an pertanyaan tidak larut
ngapain saja P kepercayaan baru dalam
Pak ? diri klien penurunan
K: harga diri
K : Mandi, Menggaruk- P merasa K bingung
makan garuk senang karena tentang yang
membantu kepalanya pasien bisa dilakukannya
bibi saya P: beralih sehari-hari
Memperhatik
an respon K
P : Bang A P : Melihat P K sudah Pengalihan
betah tinggal halaman mengalihkan kembali agar pasien
di sini? K: perhatian K percaya tidak larut
Suasananya menunduk dari waham pada Harga
enak ya! diri rendah
K : Ikut P senang K berusaha
K : Betah. melihat karena dapat menjawab
halaman mengalihkan sekenanya
P: perhatian
memperhatik pasien
an
P : keluarga P: P ingin K berusaha Keluarga
pasti sangat Memandang mengkaji mengingat merupakan
mendukung K sambil keterlibatan keluarganya support
dalam tersenyum keluarga sistem bagi
pengobatan K : Menoleh terhadap klien
ya ?. P perawatan K K ingat sehingga
terhadap harus dikaji
K: keluarganya keterlibatanny
K : iya Menunduk P senang a
lagi mendapatkan
P: jawaban K
Memperhatik
an respon K

P : Nah, saya P : Menepuk P K senang Kontrak


senang sekali bahu K memberikan diberikan berikutnya
bisa ngobrol K : Menoleh reinforcement reinforcement harus
dengan Bnag dan pada K ditentukan
A. tersenyum dan harus
Bagaimana mendapatkan
kalau Besok persetujuan
kita ngobrol K ikut klien agar
lagi . P senang menentukan klien ingat
K: karena K mau kontrak terhadap
K : Boleh Tersenyum menentukan kontrak
P: kontrak
Tersenyum berikutnya

P : Nah kalau P: P menentukan K Kegiatan


Bang A Memandang topik dan memikirkan yang akan
setuju, nanti K aktivitas pada tentang dilaksanakan
kita ngobrol K: kontrak kegiatan yang harus
tentang Menunduk berikutnya ditawarkan mendapat
perasaan persetujuan K
Abang sehingga bila
terhadap K keluar dari
keluarga Pak kegiatan
Ong. Sekalian K: P senang K setuju dimaksud,
saya periksa Mengangguk karena K tentang bisa
tekanan P: setuju dengan kegiatan yang diingatkan
darahnya ya. Tersenyum kegiatan yang akan tentang
akan dilaksanakan batasan
K : Ya, ya…. dilaksanakan kegiatan
sesuai
kontrak
P: P : Menepuk P menutup K Salam
Terimakasih bahu K dan fase I menunjukkan penutup
atas mengulurkan rasa percaya merupakan
kesediaan jabat tangan pada P akhir fase
Bang ngobrol K : Menoleh, yang harus
dengan saya, menjabat P senang dilakukan
selamat pagi tangan P karena K mau K menyambut untuk
berinteraksi salam P mencegah
K : pagi K: dengan P tidak percaya
Tersenyum pada klien
lalu
menunduk
P:
Tersenyum

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup
kooperatif. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah koping
individu tidak efektif. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien
menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.

TELAAH JURNAL DENGAN METODE PICO


HUBUNGAN JENIS, LAMA PEMAKAIAN DAN HARGA DIRI DENGAN
RESILIENSI PENGGUNA NAPZA FASE REHABILITASI
Problem:
Penelitian ini telah dilaksanakan di RSJD Provinsi Jambi, BNN Kota Jambi, dan
yayasan Natura Kota Jambi dengan melibatkan responden sebanyak 65 orang
melalui teknik total sampling. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan.
Intervention:
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan
potong silang (Cross Sectional). Teknik pengambilan sampel secara total
sampling. Penelitian dilakukan untuk menganalisa hubungan jenis, lama
pemakaian, harga diri dengan resiliensi pengguna napza. Alat pengumpul data
penelitian yang dilakukan menggunakan kuesioner yang berisi tentang
karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, status pernikahan dan
pertanyaan terkait kesehatan jiwa masyarakat. Analisis data menggunakan analisa
univariat dalam mendiskripsikan setiap variabel yang diteliti dalam penelitian,
yaitu dengan melihat distribusi data pada data kategorik yang meliputi: usia
pendidikan, status pernikahan, dan gambaran kesehatan jiwa masyarakat.
Comparation:
1. “Hubungan Jenis, Lama Pemakaian Dan Harga Diri Dengan
Resiliensi Pengguna Napza Fase Rehabilitasi
Hasil penelitian :
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
pengguna napza adalah pemakai lama, harga diri rendah dimiliki oleh
sebagian besar responden, dan responden yang memiliki resiliensi sedang
adalah terbanyak. Penemuan yang lain menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara lama pemakaian dengan resiliensi pengguna, adanya
hubungan bermakna antara jenis napza dengan resiliensi pengguna, dengan
adanya hubungan bermakna antara harga diri dengan resiliensi pengguna.
Hasil temuan ini layaknya dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan
dalam pemberantasan penyalahgunaan napza yang sering terjadi
dimasyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan, ataupun tindakan-tindakan
yang diperlukan oleh pihak yang terkait.

2. “Logoterapi Meningkatkan Harga Diri Narapidana Perempuan


Pengguna Narkotika”
Hasil Penelitian:
Penelitian quasi experimental pre-post test with control group ini
dilakukan pada 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan harga diri (kognitif, perilaku, afektif) yang signifikan
pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan logoterapi.
Logoterapi oleh perawat professional perlu dipertimbangkan sebagai
tindakan untuk mengatasi masalah psikologis seperti harga diri rendah,
termasuk di lingkungan lembaga pemasyarakatan.

Outcome :
Dari hasil penelitian ini bahwa proses resiliensi pada pecandu napza ini
merupakan hal yang dipengaruhi oleh faktor dukungan keluarga dan lingkungan.
Terbukti dari banyaknya para pecandu yang kembali menggunakan napza setelah
keluar dari rehabilitasi. Keluarga dan juga lingkungan haruslah dapat memotivasi
dan mencegak kembalinya napza kepada para pecandu tersebut dengan aktif
dalam memberikan pengawasan dan juga memberi bantuan yang positif agar tidak
kembali terjerumus dalam napza.

Anda mungkin juga menyukai