Anda di halaman 1dari 7

e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

HUBUNGAN STANDAR PELAYANAN ANTENATAL CARE DAN KEBIJAKAN


PROGRAM PELAYANAN ANTENATAL CARE DENGAN PENGETAHUAN
ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GOGAGOMAN
KOTA KOTAMOBAGU
Tri Andhika J Damopolii
Rina Kundre
Yolanda Bataha

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: Andhikasose@gmail.com

Abstract : Knowledge is the result of "Knowing" and this happened after people perform
sensing on a particular object. Knowledge or Cognitif is very important domain for the
formation of people's actions. Antenatal Care is health care that provided to a mother during
pregnancy based on Antenatal Care service standards. Antenatal care program policies are
visiting Antenatal Care Program at least four times during pregnancy, one time in the first
quarter, one in the second quarter and twice in the third quarter. Objective: The purpose is
analyzing the Factors which are associated with Antenatal Care Knowledge that integrated
in working area of Public Health Center at Gogagoman Kotamobagu. Research design:
analytic description with cross sectional approach and the sampling technique by totaling the
sampling amount to 30 samples. Results: are using Pearson Chi Square test with significance
level  = 0.05 or 95% earned value P = 0.003. Conclusion: there is a relationship between
knowledge of antenatal care and service programs Policy. Suggestion: knowledge of good
examination of pregnant women and the quality can mepengaruhi success rate

Keywords : Knowledge, Antenatal Care Standart, Program Policy.

Abstrak : Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pelayanan
antenatal care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care. Kebijakan program dalam
pelayanan antenatal yaitu kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan, satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga. Tujuan Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
pengetahuan antenatal care Terintegrasi di wilayah Kerja Puskesmas Gogagoman Kota
Kotamobagu. Desain Penelitian: dekriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan
teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling berjumlah 30 sampel. Hasil
penelitian: Menggunakan uji pearson Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau
95% didapatkan nilai P= 0,003. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara Pengetahuan
antenatal care terintegrasi dengan standar pelayanan antenatal care dan kebijakan program
pelayanan Saran : pengetahuan tentang pemeriksaan ibu hamil yang baik dan bermutu dapat
mepengaruhi tingkat keberhasilan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Standar Pelayanan Antenatal Care, Kebijakan Program

1
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

PENDAHULUAN persalinan dan nifas seperti perdarahan,


Upaya untuk meningkatkan pre eklampsia/eklampsia, infeksi,
kesehatan ibu dan anak Indonesia telah persalinan macet dan abortus. Penyebab
lama dilakukan sejak berdirinya Balai tidak langsung kematian ibu adalah
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pada faktor-faktor yang memperberat
tahun 1950 yang memberi pelayanan keadaan ibu hamil seperti empat terlalu
berupa perawatan kehamilan, (terlau muda, terlalu tua, terlalu sering
persalinan, perawatan bayi dan anak, melahirkan dan terlalu dekat jarak
pendidikan kesehatan dan pelayanan kelahiran). menurut SDKI (Survey
keluarga berencana. Namun sampai saat Demografi Kesehatan Indonesia) 2002
ini angka kematian ibu dan bayi masih sebanyak 22.5%, maupun yang
tinggi (Prasetyawati, 2012). mempersulit proses penanganan
Menurut WHO (World Health kedaruratan kehamilan, persalinan dan
Organisation) tahun 2010 99 % nifas seperti tiga terlambat (terlambat
kematian ibu terjadi di negara-negara mengenali tanda bahaya dan mengambil
berkembang dan Indonesia merupakan keputusan, terlambat mencapai fasilitas
salah satunya diperkirakan setiap kesehatan dan terlambat dalam
tahunnya 536.000 ibu meninggal saat penanganan kegawatdaruratan) (Depkes
persalinan. Berdasarkan target MDGs RI, 2009).
(Millenium Development Goals) 2015
yakni menurunkan Angka Kematian Ibu Indikator antara yang
(AKI) 102 per 100.000 kelahiran hidup digunakan untuk menggambarkan
di dunia dan Angka Kematian Bayi keberhasilan program pelayanan
(AKB) menjadi 23 per 100.000 kesehatan ibu adalah akses ibu hamil
kelahiran hidup yang harus dicapai terhadap pelayanan kesehatan yang
(Pudiastuti, 2011). diukur dengan cakupan pelayanan
Menurut Survey Demografi antenatal ( K1 dan K4 ). Secara
Kesehatan Indonesia (SDKI), 2007 nasional cakupan Antenatal Care
dalam Depkes, RI 2009. Angka (ANC) sudah cukup tinggi yaitu 83,5%.
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat Cakupan K1 (kunjungan antenatal ke-1)
ini telah berhasil diturunkan dari sudah mencapai 81,6% dan K4
307/100.000 Kelahiran Hidup (KH) (kunjungan antenatal ke-4) sudah
pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 mencapai 70,4% (RISKESDAS, 2013).
Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2007. Data pada tahun 2013 menunjukkan
Namun demikian, masih diperlukan prevalensi cakupan K1 (kunjungan
upaya keras untuk mencapai target antenatal ke-1) 94% dan K4 (kunjungan
RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 antenatal ke-4) 77,76% (Dinas
Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2014 kesehatan Propinsi Sulut, 2013).
dan Tujuan Pembangunan Milenium Pelayanan antenatal care
MDG’S (Millenium Development terintegrasi adalah pelayanan antenatal
Goals), yaitu AKI 102/100.000 care yang diintegrasikan dengan
Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2015 pelayanan program lain yaitu gizi,
(Depkes RI, 2009). imunisasi, IMS, HIV, TB, Kusta,
Berbagai faktor berkontribusi Malaria dengan pendekatan yang
terhadap kematian ibu, yang secara responsive gender dan untuk
garis besar dapat di kelompokkan menghindari kemungkinan kehilangan
menjadi penyebab langsung dan tidak kesempatan (missed opportunity) yang
langsung. Penyebab langsung kematian ada. Selanjutnya untuk itu perlu adanya
ibu adalah faktor yang berhubungan perbaikan standar pelayanan antenatal
dengan komplikasi kehamilan, care yang terpadu, yang

2
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

mengakomodasi kebijakan, strategi, uraian di atas maka peneliti sudah


kegiatan dari program terkait. Dalam melakukan penelitian pada bidan di
pelaksanaannya perlu dibentuk tim puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu
pelayanan, pelayanan antenatal care tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan
terintegrasi, bidan dengan sistem Dengan pengetahuan Antenatal Care
rujukan yang jelas, dilengkapi fasilitas Terintegrasi di Wilayah Kerja Puskesmas
pendukung dari masing-masing Gogagoman Kota Kotamobagu.
program guna mewujudkan making
pregnancy safer (Fitryana, 2013). METODE PENELITIAN
Standar pelayanan kebidanan, Penelitian ini merupakan penelitian
yang mana standar pelayanan berguna deskriptif analitik dengan pendekatan cross
dan penerapan norma dan tingkat Sectional.
kinerja yang diperlukan untuk mencapai Penelitian ini dilakukan di puskesmas
hasil yang diinginkan. Penerapan gogagoman kota kotamobagu. Waktu
standar pelayanan akan sekaligus penelitian dilaksanakan pada bulan April –
melindungi masyarakat, karena Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini
penilaian terhadap proses dan hasil adalah seluruh bidan yang berada di
penilaian dapat dilakukan dengan dasar puskesmas gogagoman kota kotamobagu.
yang jelas. Mengukur tingkat kebutuhan Teknik Pengambilan sampel menggunakan
terhadap standar yang baik input, proses tekhnik total sampling. Jumlah sampel
pelayanan dan hasil pelayanan dalam penelitian ini adalah 30 responden
khususnya tingkat pengetahuan pasien yang memenuhi kriteria inklusi.
terhadap pelayanan antenatal care yang Penelitian ini menggunakan instrumen
dikenal standar mutu (Prowirodiharjo, penelitian berupa kuesioner.
2002). Prosedur pengumpulan data dalam
Kehamilan dapat berkembang penelitian ini dilakukan dengan cara: setelah
menjadi masalah atau komplikasi setiap mendapat izin dari Program Studi Ilmu
saat. Sekarang ini sudah umum diterima Keperawatan UNSRAT, peneliti
bahwa setiap kehamilan membawa mengajukan izin penelitian ke tempat
resiko bagi ibu. Kebijakan program penelitian. Pengumpulan data dilakukan
dalam pelayanan antenatal yaitu secara langsung kepada responden, mulai
kunjungan antenatal sebaiknya dari bulan April - Mei 2015. Pada saat
dilakukan paling sedikit 4 kali selama melaksanakan penelitian, peneliti
kehamilan, satu kali pada triwulan memperkenalkan diri, menyampaikan
pertama, satu kali pada triwulan kedua maksud dan tujuan dari penelitian yang akan
dan dua kali pada triwulan ketiga dilakukan. Setelah menyampaikan maksud
(Wijono, 2007). dan tujuan, peneliti menyerahkan lembar
Dari hasil wawancara awal pada 30 bidan di persetujuan menjadi responden untuk
puskesmas Gogagoman Kota Kotamobagu ditanda tangani oleh responden sebagai
bahwa ANC (Antenatal Care) terintegrasi bukti bahwa responden bersedia menjadi
belum 100% terlaksana dengan baik di sampel dalam penelitian yang akan
karenakan puskesmas Gogagoman dilakukan. Selanjutnya peneliti memberikan
merupakan puskesmas rawat inap yang kuesioner untuk diisi oleh responden.
terdiri dari poliklinik KIA/KB dan kamar Pengolahan data dalam penelitian ini
bersalin, sehingga pembagian jumlah tenaga menggunakan tahapan-tahapan sebagai
bidan terbagi-bagi yang mengakibatkan berikut yaitu editing, coding, data entry
kurangnya informasi baik pelaksanaan cleaning dan tabulating.
standar pelayanan antenatal care dan Analisa data dalam penelitian ini yaitu
Kebijakan program pelayanan antenatal analisa univariat bertujuan untuk
care masih belum maksimal. Berdasarkan menjelaskan atau mendeskripsikan

3
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

karakteristik setiap variabel penelitian. Tidak baik 13 43,3


Analisa bivariat dilakukan untuk melihat ada Total 30 100
tidaknya hubungan antara variabel Sumber: Data Primer 2015
independen yaitu standar pelayanan
antenatal care dan kebijakan program Tabel 5 distribusi frekuensi berdasarkan
pelayanan antenatal care dengan variabel kebijakan program pelayanan ANC
n %
dependen yaitu pengetahuan antenatal care
Baik 15 50
terintegrasi. Uji yang digunakan adalah uji Tidak baik 15 50
chi square dengan tingkat kemaknaan 95% Total 30 100
ɑ <0,05. Sumber: Data Primer 2015
Dalam melakukan penelitian, peneliti
memperhatikan masalah-masalah etika 2. Analisa Bivariat
penelitian yang meliputi informed consent Tabel 6 hubungan standar pelayanan
(persetujuan menjadi responden), anonymity dengan ANC pengetahuan ANC
(kerahasiaan), dan confidentiality. terintegrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Standar pelayanan ANC
A. Hasil Pengetahuan Baik Tidak baik Total P
1. Analisa Univariat ANC Value
Tabel 1 distribusi frekuensi berdasarkan terintegrasi

umur responden n % n % n %
Umur n Total Baik 11 36,3 1 3,3 12 39,6
0,005
21-25 tahun 20 66,6 Tidak baik 6 20,8 12 39,6 18 60,4
26-30 tahun 7 23,4 Total 17 57,1 13 42,9 30 100
31-35 tahun 1 3,3
> 35 tahun 2 6,7 Sumber: Data Primer 2015
Total 30 100 Tabel 7 hubungan kebijakan program
Sumber: Data Primer 2015 pelayanan ANC dengan pengetahuan
ANC terintegrasi
Tabel 2 distribusi frekuensi berdasarkan
pendidikan responden Kebijakan program pelayanan ANC
Pendidikan n Total Pengetahuan Baik Tidak baik Total P
DIII ANC Value
kebidanan 23 75,9 terintegrasi
DIV 6 20,8 n % n % n %
S2 1 3,3 Baik 10 33 2 6,8 12 39,8
Total 30 100 0,009
Tidak baik 5 17 13 43,2 18 50,2
Sumber: Data Primer 2015
Total 15 50 15 50 30 100
Tabel 3 distribusi frekuensi berdasarkan
pengetahuan ANC terintegrasi
n Total
Baik 12 40 B. PEMBAHASAN
Tidak baik 18 60 1. Hubungan standar pelayanan
dengan ANC pengetahuan ANC
Total 30 100 terintegrasi.
Sumber: Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 7 menggambarkan
mengenai hubungan antara
Tabel 4 distribusi frekuensi berdasarkan Pengetahuan ANC terintegrasi dengan
standar pelayanan ANC Standar Pelayanan ANC. Dari 30
n % responden yang ada, 17 responden
Baik 17 56,7 (57,1%) memiliki pengetahuan ANC

4
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

Terintegrasi yang di hubungkan Wijayanti (2011) dengan judul pengaruh


dengan Standar Pelayanan ANC antara penerapan standart pelayanan
dengan kriteria baik dan 13 responden kehamilan dengan kunjungan ibu hamil,
(42,9%). Hal ini sejalan dengan hasil uji chi square dengan signifikasi
penelitian yang di lakukan oleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0.05. Sejalan
Nurjanah (2012) tentang “Pengaruh dengan penelitian yang dilakukan oleh Sisca
Pelayanan Bidan Delima Terhadap Solang (2012) dengan judul hubungan
Kepuasan Klien di wilayah Kecamatan kepuasan pelayanan antenatal care dengan
Banyumanik Kota Semarang” hasil frekuensi kunjungan ibu hamil, didaptkan
penelitian menunjukkan nilai hasil : p = 0,00 ˂ α = 0,05. Dengan demikian
Fisher’exact test 0,000 (p < 0,05). penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada
Kesimpulan dari hasil analisa Hubungan antara kepuasan pelayanan
menunjukkan adanya Pengaruh dengan kunjungan antenatal care. Menurut
Pelayanan Bidan Delima Dengan Lawrence Green terdapat 3 faktor yang
Kepuasan Klien Di Wilayah mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
Kecamatan Banyumanik Kota kesehatan yaitu faktor presdisposisi
Semarang. Dalam Nurjanah (2012), (Predisposing factor), faktor pemungkin
pelayanan yang memuaskan akan (Enabling factor) dan faktor penguat
menghasilkan loyalitas pelanggan. Hal (Reinforcing factor). Sikap petugas
ini dapat dibuktikan bahwa pasien termasuk dalam faktor penguat yang
yang mengalami kepuasan terhadap menyebabkan ibu hamil mau memanfaatkan
layanan kesehatan yang pelayanan antenatal di pelayanan
diselenggarakan cenderung mematuhi kesehatan. Sejalan dengan penelitian yang
nasehat, setia dan selalu taat terhadap dilakukan oleh Lieu Thi Thuy Trinh (2007)
rencana pengobatan yang telah di tiga daerah pedesaan di Vietnam
disepakati. Hasilnya adalah ada menunjukkan bahwa pelayanan antenatal
hubungan yang signifikan antara yang didapatkan saat kontak pertama
kualitas pelayanan dengan tingkat dengan petugas kesehatan yang paling
kepuasan pasien. Dengan demikian berpengaruh terhadap kelanjutan kunjungan
peneliti berpendapat bahwa semakin ANC dan pemanfaatan ANC secara
bagusnya sebuah pelayanan yang keseluruhan. (Rauf Nur Inayah, 2013).
ditunjang dengan pengetahuan yang Sesuai dengan hal tersebut, peneliti
memadai dapat memberikan pelayanan berpendapat bahwa semakin baiknya sebuah
yang baik kepada masyarakat yang program di tunjang dengan dukungan
membutuhkan pelayanan itu sendiri. petugas yang baik maka akan meningkatkan
efek sinergi dalam rangka mencapai target
2. Hubungan kebijakan program penurunan angka kematian ibu dan perinatal
pelayanan ANC dengan melalui berbagai kegiatan program yang ada
pengetahuan ANC terintegrasi dalam model pelayanan asuhan antenatal
terintegrasi sesuai dengan karakteristik
Berdasarkan tabel 8 hubungan antara kebutuhan dan potensi yang tersedia di
Pengetahuan ANC terintegrasi dengan daerah atau failitas kesehatan. Untuk
Kebijakan Program ANC. Dari 30 kedepannya nanti setiap petugas kesehatan
responden yang ada, 15 responden (50%) yang tergabung dalam pelayanan agar dapat
memiliki pengetahuan ANC Terintegrasi melaksanakan dan meningkatkan kinerjanya
yang di hubungkan dengan Kebijakan serta mengacu pada SOP yang ada
Program Pelayanan ANC dengan kriteria dipuskesmas.
baik dan 15 responden (50%) dengan
kriteria tidak baik. Hal ini sejalan dengan KESIMPULAN
penelitian yang dilakukan oleh Titik

5
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

Terdapat hubungan antara standar pencapaian cakupan K4 di


pelayanan ANC dan kebijakan program kabupaten tojo una-una tahun 2012.
pelayanan ANC dengan pengetahuan ANC http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/
terintegrasi di wilayah kerja puskesmas
20318879-S-PDF-
gogagoman kota kotamobagu.
Fitriani%20Nur%20Rizki.pdf.
DAFTAR PUSTAKA Diakses tanggal 13 maret 2015, jam
17.09 PM.
Ambarwati, E.R & Rismintari Y.S (2009).
Asuhan Kebidanan pada Masa
Antenatal. Yogyakarta : Nuha
Medika. Hastono,Sutanto Priyo & Sabri, Luknis.
(2013). Statistik Kesehatan. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Aspuah Siti, (2013), Kumpulan Kuesioner
dan Instrumen Penelitian Kesehatan. Marmi, (2011). Asuhan Kebidanan pada
Yogyakarta : Nuha Medika. masa Antenatal, Penerbit Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.

Dahlan, Muhamad Sopiyudin 2011. Statistik Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan


Untuk Kedokteran Dan Kesehatan : Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Deskriptif, Bivariat, Dan Multivariat
Cipta.
Dilengkapi Dengan Menggunakan
SPSS. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, (2008). Konsep Dan Penerapan
Depkes, RI (2009). Draft Pedoman Metodologi Penelitian Ilmu
AnteNatal Care Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Terintegrasi.(Online), (www.draft Tesis dan Instrumen Penelitian
ANC terintegrasi.com. diakses
Keperawatan. Jakarta: Salemba
tanggal 5 Oktober 2014, jam 20.07
WITA). Medika

Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara Nurjanah S. (2012). Jurnal karya tulis
(2013) Laporan Tahunan Cakupan ilmiah, Pengaruh pelayanan bidan
Pelayanan Antenatal Care.
delima terhadap kepuasan klien
diwilayah kecamatan Banyumanik
Fitryana M. (2013). Jurnal Karya Tulis Kota Semarang. Diakses tanggal 6
Ilmiah, Faktor-faktor yang Mei 2015, jam 21. 38 PM
Berhubungan Dengan Pelaksanaan
Antenatal Care Terintegrasi di Prasetyawati, A. E. (2012). Kesehatan Ibu
Wilayah Kerja Puskesmas Krueng Dan Anak (KIA), cetakan pertama,
Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.
http://www.jurnal Maternitas.com. Prowirodiharjo, S (2002). Pelayanan
diakses tanggal 30 september 2014, Kesehatan Maternal dan Neonatal.
jam 22.42 PM. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Fitriani. (2012). Jurnal Karya Tulis Ilmiah, Pudiastuti, R. D. (2011). Buku Ajar
Faktor-faktor yang berhubungan Kebidanan Komunitas : Teori dan
dengan peran bidan dalam

6
e-Journal Keperawatan (eKp) volume 3 Nomor 2 Agustus 2015

Aplikasi dilengkapi contoh askeb, Sujianti & Susianti. (2009). Buku Ajar
Yogyakarta : Nuha Medika. Konsep Kebidanan : Teori dan
Purwoastuti, Th.Endang & Walyani, Aplikasi, Yogyakarta : Nuha Medika.
Elisabeth Siwi. (2014). Konsep
Kebidanan, Yogyakarta : Pustaka
Baru. Titik Wijayanti. (2011). Analisis pengaruh
Rahma. (2012), Faktor- Faktor Yang penerapan standar pelayanan
Berhubungan Dengan Pengetahuan. kehamilan terhadap kunjungan ibu
http://www.ejournal.uui.ac.id/jurnal/ hamil di puskesmas gemolong
RAHMAH_-jgf-jurnal_rahmah.pdf sragen. Diakses tanggal 5 juni 2015,
Diakses tanggal 16 April Jam 15.00 jam 9.34 PM.
WITA.
Wawan Setiawan. (2007). Beberapa faktor
Rauf N I (2013). Faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan ANC yang berhubungan dengan kinerja
dipuskesmas Minasa Upa Kota bidan di desa dalam pertolongan
Makassar. Diakses tanggal 8 mei, persalinan di kabupaten
jam 2.10 PM. tasikmalaya.
http://eprints.undip.ac.id/17678/1/wa
RISKESDAS (2013). Hasil Riskesdas.
(Online), (www.drive.google.com) wan_setiawan.pdf. Diakses tanggal
diakses tanggal 9 Oktober 2014, Jam 16 maret 2015, jam 17.04 PM.
06.09 WITA.
Wijono, D (2007). Manajemen Mutu
Sisca Solang (2012). Hubungan kepuasan Pelayanan Kesehatan: Air langga
pelayanan antenatal care dengan Universitas Press.
frekuensi kunjungan ibu hamil
dipuskesmas kombos kecamatan Wuryatini N (2009). Hubungan tingkat
singkil kota manado. Diakses tanggal pendidikan bidan dengan penerapan
17 november 2014, Jam 11.26 AM. standar pemeriksaan kehamilan.
Diakses tanggal 6 mei 2015, jam
Sriwahyu A. (2013). Faktor yang 8.47 PM.
berhubungan dengan pemanfaatan
ANC diwilayah kerja puskesmas
Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten
Aceh Tenggara. Diakses tanggal 8
mei 2015, jam 2.56 PM.

Suharti. (2012). Hubungan Pengetahuan Ibu


Hamil Tentang Antenatal Care
(ANC) Dengan Motivasi Ibu Hamil
Dalam Melakukan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Diakses dari
http://www.jurnal ANC.com diakses
tanggal 30 september 2014, jam
21.37 PM.

Anda mungkin juga menyukai