Disusun oleh :
Siska Damayanti,S.Kep
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain bercerita diharapkan dapat
mengurangi dampak stress hospitalisasi pada anak
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Dengan mengikuti terapi bermain bercerita, diharapkan dapat:
1) Melatih kemampuan kognitif anak.
2) Mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
3) Meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
4) Meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
5) Melatih kemampuan sosial personal anak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,
dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-
anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air,
dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
2.18Antisipasi hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga
kesehatan lainnya.
BAB III
SAP TERAPI BERMAIN
Media:
1. Boneka
2. Gambar
3.2 Pengorganisasian
Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 1 orang
observer dengan susunan sebagai berikut:
Co leader : Rezita Dwi Oetari, S.Kep
Keterangan :
: Co-Leader
: Leader
: Observer
: Fasilitator
: Peserta
3 5 menit Penutup :
4.1 Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial anak
tersebut, salah satunya adalah dengan bercerita dogeng, Dongeng diceritakan
terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan
kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindirian. (agus, 2008).
4.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih buku cerita bagi
anak agar anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan buku cerita
yang tepat dapat menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat
bacaan tersebut.
2. Rumah sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi
dengan menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan,
seperti membaca buku.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk
mengurangi dampat hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai
dengan tahap tumbuh kembang anak karena dengan terapi bermain
yang tepat, maka anak dapat terus melajutkan tumbuh kembang anak
walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan, made. 2013. Kesehatan bayi dan anak. Jakarta; Noura Books
Handayani, Puspitasari. 2008. Jurnal kesehatan. Yogyakarta; surya medika
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Suryaning, Eka. 2009. Pengaruh terapi bercerita terhadap kecemasan pada anak.
Yogyakarta ; Surya medika
DIALOG TERAPI BERMAIN
Pada hari sabtu, dipagi hari yang cerah. Seperti yang telah direncanakan
sebelumnya bahwa hari ini akan diadakan terapi bermain di ruang rawatan anak
kelas III melati, sehari sebelumnya perawat sudah kontrak waktu dengan keluarga
dan menanyakan pasien bersedia atau tidak untuk dilakukan terapi bermain,
pasien terdiri dari tiga orang anak, yaitu An.A, An.B dan An.C. Tepat pukul 10.00
WIB semua persiapan sudah siap dan pasien didampingi oleh orang tua juga
sudah siap, dan acarapun dimulai.