Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN DONGENG USIA PRA SEKOLAH DI

RUANG PERAWATAN RS. KASIH HERLINA

DISUSUN OLEH : NUR FAUSIAH SUATKAB

NIM : P0 71 209 20 033

POLITEKNIK KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2020
BAB I

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan pada pasien anak, umumnya memerlukan tindakan
invasif, seperti injeksi atau pemasangan infus. Anak yang mengalami prosedur yang
menimbulkan nyeri cenderung memperlihatkan reaksi-reaksi perilaku negatif,
diantaranya anak menjadi lebih agresif dan tidak kooperatif atau bermusuhan, dan apabila
kondisi ini berkelanjut akan mempersulit pelaksanaan prosedur tindakan medis. Coba
tanyakan pada anak, tempat apa saja yang takut ia kunjungi. pasti salah satu jawabannya
adalah tempat kesehatan. Tenaga kesehatan yang berseragam putih, lengkap dengan
masker dan sarung tangan sepertinya menakutkan di mata anak. Meski anda telah
berusaha menenangkan dan menjelaskan kepada si kecil tentang yang ia lihat, belum
tentu hal itu mampu mengurangi rasa takutnya (Wirawan,2013).
Di ruangan kebanyakan anak yang dirawat mengalami kecemasan saat pemberian
tindakan medis yang dapat ditunjukkan dengan reaksi mereka yaitu takut, bereaksi
agresif, marah, berontak, menangis, dan tidak kooperatif terhadap perawat. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu
dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan yang
dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak
dan merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Ada beberapa jenis terapi bermain, salah satunya adalah terapi bermain teknik bercerita,
dengan bercerita kita bisa menyampaikan pesan tertentu pada anak, dalam cerita dapat
bermanfaat sebagai obat menyembuhkan sakit (Handayani,2008).
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga
akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia
akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu terapi bercerita. Salah satu alasan
memilih terapi bermain bercerita, berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUP H
Adam Malik. Perawat anak sangat memperhatikan bagaimana menyapa anak dengan
baik dan tidak menggunakan kata-kata kasar. Perawat anak memberikan sugesti pada
anak untuk bisa sembuh. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan pada pemberian terapi bermain dengan tehnik bercerita terhadap kecemasan
akibat hospitalisasi di ruang perawatan anak.

2. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti terapi bermain bercerita diharapkan
dapat mengurangi dampak stress hospitalisasi pada anak.
BAB II
KONSEP TEORI

A. DONGENG
Dongeng ialah cerita yang tidak benar-benar nyata dan dalam banyak hal sering
tidak masuk akal. Pendapat lain mengenai dongeng merupakan cerita yang tidak
benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh
( KBBI, 2007 : 274). Dongeng merupakan cerita fantasi sederhana yang tidak benar-
benar terjadi bertujuan untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga
menghibur. Jadi, dongeng ialah salah satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak
benar-benar terjadi/fiktif (Agus, 2007).

B. PENGERTIAN
Pengertian Dongeng Menurut kamus besar bahasa Indonesia dongeng diartikan
sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng adalah suatu kisah fiktif yang
bisa juga diambil dari kisah asli atau sejarah kuno yang ibentuk dari unsur teetentu.
Dongeng adalah cerita rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang
empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Dongeng
diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan
kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan sindiran (Agus, 2008).
Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang
yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia
fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang
disampaikan. Mendongeng berbeda dengan bercerita atau dalam bahasa Arab
Qashash (kisah). Bercerita adalah suatu seni dalam menyampaikan ilmu, pesan,
nasihat kepada orang lain baik anak-anak, remaja, dewasa maupun orangtua.
Sedangkan mendongeng lebih banyak disisipi khayalan yang dikembangkan dengan
menarik (Mal, 2008). Artinya dongeng sudah pasti cerita dan cerita belum tentu
dongeng.
Dongeng biasanya disampaikan kepada anak-anak yang masih kecil oleh ayah,
ibu, nenek dan kakek. Biasanya dongeng disampaikan sebelum tidur kepada
anak hingga anak tertidur pulas. Biarpun terlihat begitu sederhana, namun anak-
anak biasa sangat senang dan serius untuk mendengarkan dongeng jika dongeng itu
dianggap menarik. Jadi dongeng yang disampaikan harus bersifat positif agar
baik untuk perkembangan mental anak. Dongeng dapat digunakan sebagai media
mendidik serta membentuk karakter positif pada anak oleh orang tua maupun guru.
Dalam dongeng ditanamkan nila-nilai yang baik bagi anak melalui penghayatan
terhadap maksud dari dongeng.
Oleh karena itu dari pengertian dongeng sendiri, melatih kognisi, afeksi secara
iamjinatif. Anak akan lebih kreatif, selain itu melalui dongeng anak akan terlatih
komunikasi dengan mendengarkan kosa kata dari pendongeng. Lewat pesan dongeng
yang disampaikan dengan tema-tema tertentu, anak menjadi lebih peka terhadap
lingkungan sekitarnya baik itru tema, orangtua dan guru.

C. MACAM-MACAM DONGENG
1. Mite
Mite menurut Poerwadarminto (1985) adalah “cerita yang berhubungan
dengan kepercayaan masyarakat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya”.
Sedangkan menurut Sarikata Bahasa Indonesia (2007). Mite didefinisikan
sebagai: “dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat”. Jadi
mite merupakan cerita tentang kepercayaan suatu masyarakat yang diyakini
oleh masyarakat tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya
2. Dongeng Futuristik (modern)
Dongeng Futuristik (modern) disebut juga dongeng fantasi. Dongeng ini biasanya
bercerita tentang sesuatu yang fantastik atau tentang masa depan. Seperti Aladin,
Cinderella dan lain sebagainya.
3. Fabel
Fabel merupakan dongeng tentang binatang yang digambarkan seperti manusia
(perilaku kehidupan hewan yang menyindir tentang kehidupan manusia).
Binatang-binatang dalam cerita ini dapat berbicara dan berakal budi pekerti
seperti manusia (Mal, 2008).
4. Dongeng Sejarah
Dongeng sejarah biasanya terkait dengan suatu peristiwa sejarah. Dongeng ini
banyak yang bertema tentang kepahlawanan. Seperti kisah Rasulullah SAW,
perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dan sebagainya. Dongeng sejarah
disebut juga sebagaisage. Menurut sari kata Bahasa Indonesia 2007sage yaitu
dongeng yang mengandung unsur sejarah.Sage menurut Poerwadarminto
(1985)adalah “Cerita yang mendasar peristiwa sejarah yang telah bercampur
dengan fantasi rakyat”,
5. Dongeng Terapi (Traumatic Healing)
Dongeng ini ditujukan pada anak-anak yang telah mengalami bencana atau anak-
anak yang sedang sakit. Dngeng ini membuat rileks saraf-saraf otak dan
menenangkan hati mereka.

D. MANFAAT DONGENG
Dongeng memberikan beberapa manfaat bagi anak antar lain untuk
mengembangkan kosa kata, memberi teladan, pesan moreal, dan problem solving.
Dengan demikian, diharapkan anak dapat menerapkan apa yang sudah mereka
dengarkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa manfaat lain dari
dongeng bagi anak.
1. Media Menanamkan Nilai dan Etika Dongeng merupakan media yang sangat
efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, termasuk
menimbulkan rasa empati dan simpati anak. Nilai-nilai yang bisa dipetik dari
dongeng adalah nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, dan lain
sebagainya.
2. Memperkenalkan Bentuk Emosi Dari dongeng yang diberikan, pastinya memiliki
karakter dan tokoh yang berbeda-beda. Sebagai orang tua, Anda harus
memahami makna daro dingeng tersebut, sehingga Anda bisa memberikan
penekanan tertentu pada dialog dan ekspresi. Selain itu, Anda juga bisa
menceritakan emosi para tokoh seperti emosi negatif dan positif. Hal ini akan
membantu anak dengan masalah agresifitas dan mengajarkan untuk berempati
pada sesama temannya.
3. Mempererat Ikatan Batin Bagi orang tua yang memiliki kesibukan yang padat,
mendongeng adalah salah satu trik untuk mendekatkan diri pada anak Anda.
Kesibukan Anda membuat Anda tidak dapat bermain dengan si kecil setiap saat.
Oleh karena itu, pergunakan waktu senggang Anda dirumah untuk memberikan
cerita atau dongeng pada anak Anda.
4. Memperluas Kosa Kata Semakin banyak membaca, semakin banyak tahu.
Orang tua bisa menggunakan dongeng sebagai media untuk memperkenalkan
kosa kata asing pada anak yang pastinya akan berguna disekolahan nantinya.
5. Merangsang Daya Imaginasi Selain membacakan cerita atau dongeng dari buku,
Anda bisa membuat cerita singkat tanpa panduan buku. Kemudian, pandulah
anak Anda untuk melanjutkan cerita tersebut berdasarkan imaginasi mereka
sendiri. Ajukan juga beberapa pertanyaan untuk memancing daya imaginasinya.

E. JENIS DONGENG
Jenis Dongeng Ada 3 jenis dongeng yaitu :
1. Dongeng binatang atau fabel yaitu sebuah dongeng yang di dalamnya
menceritakan tentang perbuatan baik atau buruknya binatang, di dalam fable
tokoh binatang berpeerilaku seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan watak
dan budi pekerti manusia, seperti buaya dan kancil merupakan slah satu contoh
dongeng binatang atau fable dan mereka di gambarkan sebagai hewan licik, dan
cerdik.
2. Dongeng biasa yaitu dongeng yang menceritakan tentang tokoh baik suka maupun
duka, seperti dongeng bawang merah dan bawang putih.
3. Dongeng lelucon yaitu dongeng yang berisikan cerita lucu tentang tokoh tertentu,
misalnya si Kabayan dari jawa barat, Lebai malang, pak Pandir, pak Belalang.

F. MANFAAT METODE BERCERITA


Metode bercerita dalam kegiatan pengajaran di PAUD mempunyai beberapa
manfaat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan PAUD antara lain:
1. Untuk menanamkan kejujuran, keberanian, kesetiaan, keramahan, ketulusan
dan dan sikap-sikap positif yang lain dalam kehidupan lingkungan keluarga,
sekolah dan luar sekolah.
2. Dapat memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral, dan
keagamaan.
3. Kegiatan bercerita dapat memberikan pengalaman belajar untuk berlatih
mendengarkan.
4. Kegiatan bercerita dapat memberikan pengalaman belajar yang unik dan
menarik, serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat dan
dan menimbulkan keasyikan tersendiri maka kegiatan bercerita
memungkinkan mengembangkan dimensi perasaan anak.
5. Untuk memberikan informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang yang
ada disekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
6. Dapat membantu anak membangun bermacam kemungkinan propesi yang dipilih
anak dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada
masyarakat.
7. Kegiatan bercerita dalam kaitan kehidupan sosial anak dapat dipergunakan guru
untuk menuturkan bermacam pekerjaan yang ada dalam masyarakat yang
beraneka ragam yang dapat menimbulkan sikap pada diri anak yang dapat
menghargai bermacam-macam pekerjaan.
8. Melatih daya serap anak, artinya anak usia dini dapat dirangsang, untuk mampu
memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan.
9. Melatih daya pikir anak, artinya anak dapat terlatih untuk memahami proses
cerita, mempelajari hubungan sebab akibatnya termasuk hubungan-hubungan
dalam cerita.
10. Melatih daya konsentrasi anak, untuk memusatkan perhatiannya kepada
keseluruhan cerita.
11. Melatih daya imajinasi anak.
12. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan
efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan, lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT


1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
DAFTAR PUSTAKA

 Wirawan, made. 2013. Kesehatan bayi dan anak. Jakarta; Noura Books

 andayani, Puspitasari. 2008. Jurnal kesehatan. Yogyakarta; surya medika

 Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

 Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

 Suryaning, Eka. 2009. Pengaruh terapi bercerita terhadap kecemasan pada anak.

Yogyakarta ; Surya medika


BAB III

SAP TERAPI BERMAIN (CERITA DONGENG)

Topik : Terapi Bermain ( Cerita Dongeng) Di Rumah Sakit

Subtopik : Cerita Dongeng

Sasaran : Anak Usia Pre-School

Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak

Tempat : Terapi Bermain Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kasih Herlina

Hari/Tanggal : Jum’at, 12-juni-2021

(Waktu : )& Menit : 10 menit.

A. Sarana dan Media Sarana:


1. Ruangan tempat bermain
2. Kursi untuk duduk

B. Media:
 Buku cerita

C. Susunan Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Terapi Anak Media


&Alat
1 Pembukaan 5 Mengucapkan Salam • Menjawab salam
menit • Mendengarkan &
Perkenalkan nama memperhatikan

Menyampaikan tujuan
& topik yang akan
disampaikan
2 Menyampaikan 15 Mengajak anak berinteraksi  Mendengarkan & Buku
topik menit dan bercerita tentang memperhatikan cerita
dongeng yang dibawakan  Merespon dan
yaitu cerita dongeng fable Mendengarkan,
( cerita binantang)
3 Penutup 5  Memberikan kesempatan  Mendengar &
menit anak untuk bertanya tentang menperhatikan
cerita yang dibawakan  Merespon sambil
 Mengucapkan salam dan menjawab salam
terima kasih pada
anak/pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai