Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI BERMAIN ANAK DI RUANGAN


PERAWATAN ANAK RSUD DR. MM DUNDA
LIMBOTO

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
1. Nerlanti Adam, S.Kep
2. Firli Friyani Ahmad, S.Kep
3. Yelan Y. Lapajili, S.Kep
4. Pujiati, S.Kep
5. Miftahuljanah Hinelo, S.Kep
MENGETAHUI

PRESEPTOR KLINIK Ns. Sarnila Pakaya, S.Kep TTD

PRESEPTOR AKADEMIK Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep TTD


1. TANGGAL :
TANGGAL PENGUMPULAN
2. TEPAT WAKTU
3. TERLAMBAT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
GORONTALO
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih
sayang, makanan, perawatan dan lain-lain.Karena dapat memberi
kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata.Bermain juga
merupakan umur penting untuk perkembangan anak baik fisik,
emosi, mental, social, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu
bermain merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak
(Alimul, 2019).

Bermain dapat meningkatkan daya pikir anak untuk menggunakan


aspek emosional, sosial serta fisiknya dan dapat meningkatkan
kemampuan fisik, pengalaman, pengalaman, dan pengetahuan
pengetahuan serta keseimbangan keseimbangan mental anak. Bermain
Bermain merupakan bentuk masa anak-anak dari kemampuan orang
dewasa untuk menghadapi berbagai macam pengalaman dengan cara
menciptakan model situasi tertentu dan berusaha untuk menguasainya
melalui percobaan dan perencanaan, dengan bermain anak dapat
belajar mengungkapkan isi hati melalu hati melalu kata-kata,
anak kata-kata, anak belajar belajar dan mampu untuk
menyesuaikan menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
lingkungannya, obyek bermain, waktu, ruang dan orang
(Wijay bermain, waktu, ruang dan orang (Wijaya, Astarani, a,
Astarani, and Yusiana 2019)

Terapi bermain adalah suatu kelompok bentuk permainan yang


dirancangkan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya
dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu
yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra
sekolah adalah kegiatan serius yang merupakan bagian penting
dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa kanak-kanak.
Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk
bermain. Dalam bermain dirumah mempunyai fungsi penting yaitu
menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan rumah sakit
membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Wong,
2019).

Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang


menakutkan bagi anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang
kemampuan beradaptasi sehingga timbul hal yang menakutkan.
Semakin mudah usia anak dan semakin lama mengalami
hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya
adalah peningkatan kecemasan yang berhubungan erat dengan
perpisahan dengan teman-temannya dan akibat perpindahan
lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya (Whaley,
2018).

Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum


hospitalisasi, selama hospitalisasi bahkan setelah hospitalisasi
karena tidak dapat melakukan kebiasaannya bermain bersama
teman-temannya, lingkungan dan orang-orang yang asing baginya
serta perawatan dengan berbagsi prosedur yang harus dijalaninya
terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi
sumber utama stress dan kecemasan/ketakutan.

Hospitalisasi merupakan masalah yang dapat menyebabkan


terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti
menambah permasalahan baru yang bila tidak ditangani akan
menghambat pelaksanaan terapi dirumah sakit. Aktivitas bermain
merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara
optimal (Carson, dkk 2020).
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat dirumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan
kondisi anak. Pada saat dirawat dirumah sakit, anak akan
mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan
seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari
ketegangan dan stress mengalihkan rasa sakitnya pada permainan
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal, mengembangkan kreativitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain menyusun Puzzle selama 30
menit, diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik anak
merasa tenang dan senang selama berada di ruangan Perawatan Anak
RSUD DR. MM DUNDA LIMBOTO dapat bersosialisasi dengan
teman sebaya sesuai tumbuh kembang anak dan dapat membantu
mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh
anak-anak hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
1) Anak dapat menyusun Bagian Bagian Puzzle menjadi Gambar Yang
Utuh

2) Anak dapat Menebak Gambar yang di susun


C. Sasaran
Anak-anak yang dilakukan perawatan di Ruangan Perawatan
Anak RSUD DR. MM DUNDA LIMBOTO. Peserta yang
mengikuti terapi bermain adalah anak usia prasekolah (1-6 tahun)
yang sedang menjalani perawatan di perawatan anak dengan
kesadaran composmentis dan keadaan umum baik.
BAB II

DESKRIPSI

A. Karakteristik Sasaran
1. Anak usia (1-6 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Poliklinik Tumbang
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat lain yang dapat
menghalangi prosesterapi bermain)
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang balok
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain menggambar

B. Prinsip Terapi Bermain


1. Tidak membutuhkan banyak energi
2. Waktu singkat
3. Mudah dilakukan
4. Aman
5. Kelompok umur yang sama atau sebaya
6. Tidak bertentangan dengan terapi
7. Melibatkan keluarga

C. Karakteristik Bermain
1. Bermain Aktif : Anak banyak menggunakan inisiatif dari anak
sendiri. Contoh: Menyusun bagian bagian Puzzle Menjadi Utuh
2. Bermain Pasif : Energi yang dikeluarkan sedikit anak tidak perlu
melakukan aktivitas(hanya melihat). Contoh: memberikan support
BAB III

PELAKSANAAN BERMAIN

A. Deskripsi Permainan

Bermain merupakan stimulasi yang tepat bagi anak.bermain dapat


meningkatkan daya pikir anak sehingga anak mendayagunakan aspek
emosional, social, serta fisiknya.Bermain juga dapat meningkatkan
kemampuan fisik, pengalaman dan pengetahuannya, serta berkembangnya
keseimbangan menta anak(Pitriana, 2019). Bermain merupakan cara
alamiah bagi seorang anak untuk mengungkapkan konflik yang ada dalam
dirinya yang pada awalnya anak belum sadar bahwa dirinya sedang
mengalami koflik. Melalui bermain anak dapat mengekspresikan pikiran,
perasaan, fantasi serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan
kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai sumber stress
(Farida Sri Rahayu, 2018).
Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak,
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti
pada saat anak sakit atau anak rawat dirumah sakit (Farida Sri Rahayu,
2018). Bermain merupakan cara alamiah bagi seorang anak untuk
mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang pada awalnya anak
belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami koflik. Melalui bermain anak
dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, fantasi serta daya kreasi dengan
tetap mengembangkan kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap
berbagai sumber stress (FaridaSriRahayu, 2018).
B. Tujuan Permainan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan permainan ini dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak dimana anak akan merasa rileks dan dapat
menstimulasi perkembangan anak.
2. Tujuan Khusus
a) Menstimulus perkembangan sensorik dan motoric anak
b) Menstimulus perkembangan intelektual anak
c) Merangsang perkembangan sosialisasi dan moral anak
d) Merangsang meningkatkan kreativitas dan daya pikir anak
e) Mengurangi rasa cemas dan takut ketika datang ke rumah sakit
f) Anak dapat mengekspresikan rasa senangnya kepada permainan
g) Anak dapat beradaptasi dengan lingkungan
h) Anak dapat mempererat antara perawat dan anak
C. Keterampilan yang diperlukan
1. Skill
2. Keaktifan, Daya Pikir, konsentrasi
D. Jenis permainan
Berdasarkan kategori bermain jenis permainan menyusun merupakan
bermain aktif. Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang
dilakukan anak, apabila dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya
mewarnai gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel gambar,
melempar bola. Bermain aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran
misalnya bermain dokter-dokteran dan bermain dengan menembak kata
(Hurlock, 1998). Pada permainan ini anak diajak bermain Menyusun Puzzle.
Bermain puzzle sebagai media terapi maka dapat disimpulkan bahwa
terapi bermain puzzle efektif untuk perkembangan kognitif anak dan serta
bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi pada anak.
E. Alat Bermain
1. Format KPSP
2. PUZZLE
F. Proses Bermain

Terapis Waktu Subjek Terapi

G. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 01 April 2024
Tempat : Pojok Bermain Ruang Perawatan Anak RSUD MM. DUNDA LIMBOTO
Sasaran : Anak yang di Rawat di Ruangan Perawatan Anak RSUD MM.DUNDA
Tema : Untuk menstimulasi kemampuan daya Pikir dan Konsentrasi Anak
Jumlah anak : 2-4 orang anak
H. Hal-hal yang perlu diwaspadai
Penggunaan alat-alat tajam
I. Antisipasi menimbulkan hambatan
Pengawasan selama permainan
J. Pengorganisasian
Tim pelaksana
1. Pembimbing Klinik : Ns. Sarnila Pakaya S. Kep
2. Pembimbing Akademik : Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep
3. Leader : Nerlanti adam, S. Kep
Tugas :
a. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain sebelum kegiatan
dimulai
b. Menjelaskan kegiatan, mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam proses
kegiatan bermain. Mampu memimpin terapi bermain dengan baik dan tertib, serta
menetralisir bila ada yang timbul dalam kelompok.
4. Co leader : Firli Friyani Ahmad, S.Kep
Tugas : Membantu leader dalam menjalankan kegiatan yang berlangsung
5. Fasilitator : Yelan Y. Lapajili S.Kep, Miftahuljanah Hinelo S.Kep
Tugas : Memfasilitasi Terapi Bermain
6. Observer : Pujiati, S.Kep
Tugas : Mengamati Proses Berjalanya Kegiatan Terapi Bermain
K. System Evaluasi

1) Evaluasi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di Ruang Pojok Bermain
Perawatan anak RSUD.DR. MM DUNDA LIMBOTO
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain dilakukan sesuai dengan tugas
masing-masing.
2) Setting Tempat
Ket :

: Leader

: Co Leader

: Pasien

: Orang Tua/Keluarga

: Faslitator

:Observer
BAB IV
PENUTUP

Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak


secaraoptimal. Dalam kondisi sakit anak dirumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat anak di
rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak
karena menghadapi berbagai stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk
itu dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan mengalihkan rasa
sakitnya pada permainan dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan.
Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkanfase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreativitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan terhadap
anak seperti kebutuhan pertumbuhan dan kebutuhan perkembangan tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau dirumah sakit.
Bermain puzzle sebagai media terapi maka dapat disimpulkan bahwa terapi
bermain puzzle efektif untuk perkembangan kognitif anak dan serta bertujuan
untuk meningkatkan konsentrasi pada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah,Suci, dkk. Buku Terapi Bermain Pada Anak.2022.Jombang

Soetjiningsing. 2020. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Wong, Donna L.2019. Pedoman Klinis Keperawatan Pediantrik.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai