OLEH
Nurul Asyifah, S.Kep
Indriyanti Arimurti Putri, S.Kep
Ade Novira, S.Kep
Marwani, S.Kep
Erlinda, S.Kep
Sri Astuti, S.Kep
Fauziah Ayu Pratiwi, S.Kep
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa
yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu
alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi
menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering
disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk mengeluarkan
rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam menghadapi
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit
B. Fungsi Bermain
1. Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik,
perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan
bermain sebagai terapi.
2. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang
digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
pengobatan.
3. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
F. Klasifikasi Bermain
1. Bermain aktif: Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif
meliputi:
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play): Perhatian pertama
anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play): Pada anak umur 3-6 tahun
dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play): Misal bermain sandiwara boneka,
main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik: Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif: Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan
melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah
bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/ majalah., mendengar cerita
atau musik, menonton televisi dsb. Dalam kegiatan bermain kadang tidak
dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
IDENTITAS KLIEN
A. Nama Pasien :
B. Usia :
C. Diagnosa Medis :
D. Tingkat Perkembangan :
E. Jenis Permainan
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain boneka tangan. Alasan
memilih terapi bermain boneka peran adalah untuk mengembangkan motorik
halus, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa. Boneka tangan
merupakan salah satu bentuk permainan yang bertujuan untuk menyampaikan
suatu cerita atau informasi, yang dilakukan oleh boneka supaya menjadi lebih
menarik dan mudah dipahami. Sehingga boneka peran merupakan jenis permainan
yang memiliki nilainilai edukatif.
F. Alat Yang Digunakan
1. Boneka tangan
G. Aturan Permainan
1. setiap peserta wajib mengikuti kegiatan sampai selesai
2. perserta harus menyelesaikan tugas di kegiatan ini
3. peserta tidak boleh dibantu oleh orang tua
H. Peserta :
1. Jumlah peserta : 4 anak
2. Jumlah perawat : 7 orang
3. Alat yang digunakan : boneka tangan
I. Evaluasi
1. Keaktifan anak
2. Respon anak
3. Proses bermain
4. Situasi saat pelaksanaan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
J. Kegiatan Permainan
No Waktu Tahap Penyaji Audiens
1. 5 Pembukaan 1. co leader: Mendengar,
menit 1. membuka dan memperhatikan,
mengucapkan salam menjawab
2. Memperkenalkan diri
3. Memperkenalkan
pembimbing
4. Memperkenalkan anak
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
satu persatu
5. Kontrak waktu dengan
anak
6. Mempersilahkan leader
K. SETING TEMPAT
Terapi bermain ini di lakukan Ruang Parawatan Anak dengan setting tempat
sebagai berikut:
Keterangan :
:Mahasiswa : pasien
: Pembimbing
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
L. Evaluasi
a. Struktur
Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukan
1. Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator
2. Terapi bermain dilakukan di RSUD
3. Berikan waktu 20 menit untuk mewarnai gambar
b. Evaluasi Proses
1. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
2. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4. 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
c. Evaluasi Hasil
1. 100 % anak merasa aman dan nyaman
2. 100 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3. 63,3 % anak dapat menyatakan perasaan senang
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS KEDOKTERAN &ILMU KESEHATAN PROGRAM PROFESI NERS
Referensi :
Chamidah, A. . (2018). Deteksi Dini Perkembangan Balita Dengan Metode DDST II
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Juanda Samarinda. Jurnal Endurance,
vol 3 (2).
Fazrin, I. (2018). pendidikan kesehatan deteksi dini tumbuh kembang anak di PAUD
lab school UNPGRI Kediri. Journal of Community Engagement in Heath, vol 1
no 2.
hairimus dkk. (2018). hubungan status gizi dan stimulasi tumbuh kembang dengan
perkembangan balita. Jurnal Sari Pediatrik, vol 3 no 2.
Kusbiantoro. (2015). Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK
ABA 1 Lamongan. Jurnal Surya, vol 7 (01).