Anda di halaman 1dari 8

Departemen Keperawatan MedikalBedah

ANALISIS JURNAL

A comparison of postoperative wound infection rates after preoperative


hair removal with razors versus clippers in a sub-urban setting

OLEH :

Kelompok 5

Indah Lestari, S.Kep (70900121029)

Ade Novira,S Kep (70900121015)

Erlinda, S.Kep (70900121017)

Andi Marsida, S.Kep (70900121034)

Nur Hikmah, S.Kep (70900121035)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XX


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


ANALISIS JURNAL

1. Judul Artikel Ilmiah: A comparison of postoperative wound infection rates after


preoperative hair removal with razors versus clippers in a sub-urban setting
2. Kata Kunci (Keyword): Clean surgical operations, Clippers, Razors, Wound infection
3. Penulis: Bamidele I. Omolabake, Ken N. Ozoilo
5. Publisher: International Surgery Journal
6. InstansiTerkait : Department of Surgery, College of Health Sciences, Benue State
University, Makurdi, Nigeria and Department of Surgery, College of Health Sciences,
University of Jos, Jos, Nigeria
Telaah Step 1 (Fokus Penelitian)
Problems Health Care Assosiated Infections (HAIs) disebut juga infeksi
nosokomial adalah infeksi yang diperoleh pasien saat berada di rumah
sakit. HAIs memiliki ciri-ciri sebagai berikut kondisi pasien pada saat
mulai dirawat di rumah sakit tidak ditemukan tanda-tanda klinis
terjadinya infeksi, dan ketika mendapat perawatan di rumah sakit,
tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi (Kozier dan Berman,
2010). HAIs merupakan infeksi yang didapat pasien selama menjalani
prosedur perawatan dan tindakan medis di pelayanan kesehatan
setelah ≥ 48 jam dan setelah ≤ 30 hari setelah keluar dari fasilitas
pelayanan kesehatan (CDC, 2011). HAIs dapat memberikan dampak
negatif bagi pasien baik secara fisik maupun ekonomi, karena infeksi
tersebut maka pasien harus menambah waktu perawatan di rumah
sakit. Infeksi merupakan kondisi saat mikroorganisme masuk dan
berkembang dalam tubuh pejamu, sehingga dapat menyebabkan sakit
yang disertai gejala klinis lokal atau sistemik. Luka di tubuh
memberikan peluang sebagai tempat masuknya bakteri, dan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Salah satu infeksi yang termasuk dalam kelompok HAIs adalah
Infeksi Daerah Operasi (IDO). IDO juga sering disebut Surgical Site
Infection (SSI). Tingkat kematian yang berhubungan langsung akibat
SSI berkisar antara 3% sampai 75% di rumah sakit seluruh dunia
(CDC, 2015). Kejadian SSI di rumah sakit seluruh dunia mengalami
peningkatan dari 1,2 kasus per 100 prosedur bedah menjadi 23,6 kasus
per 100 prosedur bedah (WHO, 2010). Infeksi Daerah Operasi (IDO)
terjadi dalam rentang waktu <30 hari pasca operasi dan jika terjadi
implantasi maka pemantauan dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


(CDC, 2017).
Kejadian HAIs di negara berkembang cukup tinggi, hal tersebut terjadi
karena kurang adanya pengawasan, tindakan pencegahan yang kurang
tepat, peralatan rumah sakit terbatas sehingga perawatan kurang
maksimal dan tingginya jumlah pasien di rumah sakit.Faktor risiko
terjadinya IDO antara lain kondisi pasien, prosedur operasi, jenis
operasi, dan perawatan pasca infeksi (Kemenkes RI, 2011). Ahli bedah
secara tradisional mempraktekkan pencukur rambut sebagai bagian dari
persiapan pra operasi pada area tubuh yang ditumbuhi rambut dan
praktik ini masih digunakan hingga sekarang. Hal ini untuk mengurangi
infeksi situs bedah atau surgical site infection (SSI), pengurangan rasa
sakit dan ketidaknyamanan akibat balutan luka. Metode yang digunakan
dalam pencukuran rambut pada bagian tubuh adalah mencukur dengan
pisau cukur, mencukur rambut dengan clipper dan penggunaan krim
obat menghilangkan rambut. Saat ini banyak di negara berkembang
lebih menyukai penggunaan clipper dan krim obat beserta pisau cukur
untuk mencukur rambut dibagian tubuh.
Meskipun pencukuran rambut pre operasi dilakukan untuk
mengurangi infeksi luka pasca operasi, beberapa penulis telah
mengidentifikasi metode dan waktu pencukuran rambut , yang sangat
berperan sebagai pencegahan infeksi luka. Pisau cukur lebih rentan
terkena infeksi dari pada clipper dalam hal tingkat infeksi luka pasca
operasi. Hal ini karena pisau cukur merupakan predisposisi dalam
terjadinya lecet pada kulit dan luka dapat terkontaminasi dan
meningkatkan infeksi luka. Pisau cukur masih banyak digunakan karena
biayanya terjangkau, tetapi hal ini meningkatkan infeksi luka bedah di
Nigeria dibandingkan dengan Negara maju dimana pencukuran rambut
pre operasi menggunakan clipper dan pisau cukurkurang dipraktikkan.
Saat ini belum diketahui lebih jelas apakah clipper atau pisau cukur
akan menghasilkan hasil infeksi luka yang berbeda pada luka bersih
yang merupakan bagiandariluka operasi yang paling rentan untuk
berkembangnya menjadi infeksi luka. Oleh karena itu, pentingnya
membandingkan keduateknik ini dengan menilai parameter seperti
kualitas pencukuran, tingkat infeksi luka, dan biaya setiap teknik.
Intervention Pencukuran rambut dengan clipper dan pisau cukur

Comparison Clipper dan pisau cukur

Outcome Dari hasil penelitian di dapatkan, Lokasi operasi pada kelompok


yang dicukur menggunakan pisau cukur dan clipper masing-masing
pencukuran rambutnya berhasil (p=0,005) dan masing-masing

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


memiliki beberapa derajat cedera luka (p=0,000), dapat disimpulkan
bahwa meskipun pisau cukur juga efektif dalam melakukan
pencukuran rambut di bagian tubuh, tetapi pisau cukur menyebabkan
lebih banyak abrasi permukaan dan lebih banyak mengalami luka
infeksi. Sedangkan clipper memiliki hasil pencukurn rambutyang
baik dan efektif serta mengurangi banyak luka yangdapat berakibat
infeksi, namun biayanya mahal.
Time Intervensi ini dilakukan di RS Pendidikan Unversitas Jos, tindakan
ini dilakukan 2 jam sebelum operasi.

7. Telaah Step 2 (Validitas)

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


MetodePenelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi control secara
acak
2. Penentuan Sampel
Operasi diacak menjadi dua kelompok yang memiliki hair
removal pra operasi menggunakan pisau cukur dan gunting
3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien dewasa berusia 18 tahun ke atas yang ingin
melakukan operasi yang melibatkan luka bersih
(berdasarkan kriteria CDC) dengan akses melalui area
hair bearing tubuh.
2) Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien yang diperkirakan akan menjalani operasi
bersih tetapi ternyata terkontaminasi bahkan jika
mereka memberikan persetujuan sebelumnya.
2) pasien imunosupresi seperti diabetes mellitus yang
tidak terkontrol dengan baik, AIDS, keganasan, dan
komorbiditas lainnya yang secara langsung cenderung
terhadap infeksi luka
3) Pasien dengan antibiotik pra operasi untuk penyakit
lain

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


Prosedur Intervensi

Alat Ukur

8. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)

a. Adanya sumber daya manusia


Penelitian ini dapat memberikan informasi tenaga kesehatan untuk memilih
intervensi atau metode yang sesuai dalam melakukan pencukuran rambut di area
operasi dan mencegah terjadinya infeksi, dimana penelitian ini menunjukan bahwa
clipper lebih efektif dalam pencukuran rambut pad bagian tubuh di ruang operasi.
Intervensi ini dapat meningkatkan kompetensi perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Biaya

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


Pencukuran pada area operasi mengeluarkan biaya dikarenakan membutuhkan alat
yaitu clipper atau pisau cukur biasa. Dimana dengan menggunakan alat cukur
clipper lebih besar biayanya dibandingkan dengan pisau cukur biasa.
c. Kebijakan
Terkait kebijakan tindakan ini dapat diterapkan dirumah sakit meskipun SOP nya
belum ada di rs, tetapi metode ini ini sudah ada jurnal penelitian yang membuktikan
keefektifannya, sehingga bisa di implementasikan sebelum dilakukan operasi.
d. Hasil
Dari hasil penelitian di dapatkan, Lokasi operasi pada kelompok yang dicukur
menggunakan pisau cukur dan clipper masing-masing pencukuran rambutnya
berhasil (p=0,005) dan masing-masing memiliki beberapa derajat cedera luka
(p=0,000), dapat disimpulkan bahwa meskipun pisau cukur juga efektif dalam
melakukan pencukuran rambut di bagian tubuh, tetapi pisau cukur menyebabkan
lebih banyak abrasi permukaan dan lebih banyak mengalami luka infeksi.
Sedangkan clipper memiliki hasil pencukurn rambutyang baik dan efektif serta
mengurangi banyak luka yangdapat berakibat infeksi, namun biayanya mahal.
e. Kelebihan
Kelebihan dalam jurnal ini dapat memberikan pengetahuan terhadap perawat dan
tenaga kesehatan lainnya pasien serta keluarga pasien dalam memilih alat
pencukuran yang lebih efektif.
f. Kekurangan
Dalam jurnal ini SOP nya tidak dijelaskan
.

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX


DAFTAR PUSTAKA

Program StudiProfesiNers UIN Alauddin Makassar Angkatan XX

Anda mungkin juga menyukai