Oleh :
Joseph D. DiRocco, MD, Lucio A. Pavone, MD, Carl A. Weiss III, MD, PhD
Universitas bagian New York
Universitas Kedokteran Syracruse
Dari 72 cara untuk mencegah infeksi daerah operasi (IDO), terdapat 49 cara yang
dapat dikonfirmasi oleh ilmu pengetahuan untuk mendapat rekomendasi kuat CDC agar dapat
digunakan di semua rumah sakit. (23 cara lainnya yang terdaftar di CDC belum dapat atau
tidak dapat diselidiki.)
Bagaimana kita dapat menerapkan semua pencegahan yang mungkin dilakukan
terhadap semua pasien yang masuk ke IGD? Panduan CDC terhadap pencegahan infeksi
daerah operasi (sebelumnya disebukan sebagai infeksi luka) memberikan suatu pendekatan
yang sistematis dan realistik berdasarkan bukti, dan dikombinasikan dengan kewaspadaan
risiko daerah operasi berdasarkan karakteristik pasien, operasi, personel, dan rumah sakit.
Artikel ini menelaah bukti penting dibalik sejumlah protokol yang direkomendasikan
untuk pencegahan infeksi daerah operasi, seperti antibotik profilaksis yang optimal, dan
beberapa rekemodasi yang mana tidak terdapat bukti kuat.
Panduan CDC mengurutkan rekomendasi-rekomendasi tersebut menjadi 4 tingkat
bukti. Terdapat 49 rekomendasi yang memenuhi standard dengan bukti kuat, dengan
demikian ke-49 rekomendasi tersebut sangat direkomendasikan di seluruh rumah sakit. (lihat
betapa kuat bukti yang terdapat di halaman 31).
Kebanyakan tindakan rutin pencegahan infeksi kita telah menjadi standar sejak Joseph
Lister memperkenalkan prinsip-prinsip antisepsis pada akhir tahun 1860. Namun, secara
teknis beberapa standar tindakan rutin pencegahan infeksi dilakukan berdasarkan
rasionalisasi teori bersama dengan pola pemikiran yang sugestif, bukan berdasarkan bukti.
Berdasarkan kebutuhan, populasi pasien yang didefinisikan khusus dan sejumlah isu
etik dan logistik akan selalu membatasi kemampuan kita untuk mendapat bukti ilmiah untuk
menjawab sejumlah pertanyaan. Sebagai contoh, antara menggunakan sarung tangan dan
tidak menggunakan sasrung tangan. Demikian pula bukti terhadap sokongan nutrisi pra
pembedahan untuk pencegahan infeksi daerah operasi tidak memenuhi kriteria untuk kategori
bukti terbaik, “1A”. Namun terapi nutrisi masuk kedalam rekomendasi CDC, meskipun bukti
ada masuk kedalam kategori “TR”, “tidak direkomendasikan; isu yang masih belum selesai”.
Panduan lengkap CDC menemukan 21 karakteristik pasien dan jenis operasi yang
mempengaruhi risiko infeksi daerah operasi (tabel 1), dan merekomendasikan strategi
pencegahan yang disertai bukti (Lihat saran CDC halaman 27). Rekomendasi CDC ini
dikelompokkan menjadi beberapa bagian berikut :
1. Persiapan pra operasi terhadap pasien, antisepsis tangan/lengan bawah anggota tim
bedah, tatalaksana personel bedah yang terinfeksi dan profilaksis antimikroba
2. Ventilasi intra operasi, pembersihan dan disinfeksi lingkungan, pengambilan sampel
mikrobiologi, sterilisasi instrumen bedah, gaun bedah, drapping, asepsi dan tehnik
operasi
3. Perawatan luka insisi pasca operasi
4. Pengawasan
Tabel 1.Dua puluh satu faktor yang mempengaruhi risiko infeksi daerah operasi
Pasien
1. Usia
2. Status nutrisi
3. Diabetes
4. Merokok
5. Obestias
6. Adanya infeksi di daerah lain tubuh
7. Kolonisasi mikroorganisme
8. Perubahan sistem imun
9. Lama perawatan pra operasi
Operasi
10. Lama scrubbing
11. Antisepsis kulit
12. Pencukuran pra operasi
13. Lama operasi
14. Antimikroba profilaksis
15. Ventilasi ruang operasi
16. Sterilisasi instrumen inadekuat
17. Benda asing di daerah operasi
18. Drain
19. Hemostatis yang buruk
20. Kegagalan menutup dead space
21. Trauma jaringan
Mempersiapkan Pasien
Faktor risiko pra operasi
Pencegahan infeksi dimulai dengan mempertimbangkan adanya faktor risiko praoperasi
berdasarkan dengan kondisi pasien.
Tidak semua faktor risiko untik infeksi daerah operasi dapat dimodifikasi (sebagai
contoh usia), namun kita harus melakukan koreksi yang dapat dilakukan sebelum
menjadwalkan operasi.
Meminimalkan merokok dapat mengurangi terjadinya infeksi daerah operasi (kategori
bukti IB).
Penurunan berat badan sebelum pembedahan belum jelas hubungannya dengan
berkurangnya infeksi daerah operasi (kategori bukti TR). Namun, indeks massa tubuh dapat
mempengaruhi tingkat komplikasi, mungkin karena peranannya sebagai pengganti untuk
kesulitan teknis atau gangguan kapasitas penyembuhan luka.
Nutrisi dikenal sebagai kunci utama yang menentukkan hasil operasi, namun berbagai
laporan tidak membuktikan nutrisi pra operasi parenteral atau enteral dapat mempengaruhi
terjadinya infeksi daerah operasi (tidak direkomendasikan).
Antisepsi di lapangan operasi
Sumber mikroba sebagian besar IDO adalah flora endogen pasien, dan daerah operasi
menentukkan tipe flora yang akan dihadapi.
Flora normal kulit sebagian besar merupakan kuman aerob gram positif.
Pencucian antisepsis sebelum operasi mengurangi jumlah flora normal kulit secara
signifikan (kategori bukti IB). Pencucian berulang dengan klorheksidin menunjukkan
mengurangi flora normal kulit hinga 9 kali, namun apakah hal ini mengurangi tingkat IDO
masih belum jelas.
Eradikasi profilaksis kolonisasi Staphilococcus nasal (tidak direkomendasikan).
Belakangan ini sangat difokuskan isu kolonisasi mikroba dengan organisme yang resisten dan
kolonisasi Staphylococcus aureus pada hidung pasien bedah jantung sebagai fakro risiko
independen utama untuk infeksi daerah operasi.
Pemberian mupirocin profilaksis intranasal mengurangi risiko infeksi pada pasien
kardiotoraks, namun penggunaan pra operasi pada pasien bedah digestif tidak mengurangi
tingkat IDO oleh gram positif.
Mupirocin juga gagal mengurangi tingkat infeksi pada pasien dengan berbagai
prosedur, walaupun tingkat infeksi nosokomial S aureus berkurang pada sejumlah kecil
pasien dengan kolonisasi pada hidung.
Mikrobisid Topikal
Pencucian dengan air dan sabun membuang sebagian besar debris dari kulit atau dari
permukaan daerah operasi lainnya, namun cairan antisepsis mengurangi jumlah populasi flora
normal kulit. Pilihan mikrobisid topikal yang tepat selama pembedahan dapat mempengaruhi
tingkat IDO (kategori bukti IB).
Ketika memilih suatu larutan antiseptik pertimbangkan lama penggunaan antisepsis,
epitel permukaan epitel yang akan dibersihkan (membran mukosa atau kulit berkeratin), dan
flora yang akan dibersihkan.
Pencukuran dan pembersihan rambut
Pembersihan daerah operasi dari rambut biasanya diperlukan, namun pencukuran akan
menyebabkan trauma pada kulit yang akan mengeksersebasi pertumbuhan bakteri. Tingkat
IDO berkaitan dengan jarak waktu antara pencukuran dan insisi (20% jika dicukur > 24 jam
sebelum pembedahan, 7,1% pada malam sebelumnya, dan 3,1% jika dilakukan di kamar
operasi). Dengan demikian panduan CDC tidak merekomendasikan pencukuran sebelum
pembedahan (Kategori bukti IA). Selama ini pasien mengetahui bahwa mereka harus
mencukur dirinya seblum operasi, oleh karena it semua pasien harus diberitahukan bahwa
mereka tidak perlu mencukur sebelum operasi.
Ketika pembersihan daerah operasi dari rambut diperlukan makan dapat dilakukan
pencabutan rambut/bulu (clipping) pra operasi, dengan trauma kulit yang minimal.
Tehnik pembedahan
Tehnik operasi yang teliti dapat megurangi risiko infeksi.
Pelanggaran tehnik yang steril dan tumpahnya isi usus dapat meningkatkan risiko
terjadinya IDO melalui peningkatan muatan bakteri.
Hemostatis yang buruk, trauma jaringan yang berlebihan, pembersihan yang
inadekuat, atau obliterasi dead space, dan tehnik penjahitan yang tidak tepat dapat
meningkatkan jaringan biologis tanpa perfusi (Kategori bukti IB).
Penyelesaian operasi yang tepat waktu juga dapat meminimalisasi risiko. Waktu
operasi yang memanjang dapat meningkatkan risiko pelanggaran tehnik operasi yang steril.
Disarankan untuk menyelesaikan prosedur operasi dalam persentil ke-75 standar waktu
operasi tersebut.
Profilaksis antimikroba
Prinsip menggunakan antibiok pra operasi termasuk konsentrasi maksimal di subkutan saat
melakaukan insisi (tabel 2) (Kategori bukti IA). Hal ini berkaitan dengan pemberian
antimikroba 60 menit sebelum insisi (atau dalam 120 menit untuk vankomisin atau
florokuinolon). Dosis tambahan antimikroba diindikasi jika waktu operasi melebihi 2 kali
waktu paruh antimikroba tersebut.
Tabel 2 Prinsip penggunaan antimikroba profilaksis
Anjuran CDC
1. Mangram AJ, Horan TC, Pearson ML, Silver LC, Jarvis WR. Guideline for
prevention of surgical site infection, 1999. Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) Hospital Infection Control Practices Advisory Committee. Am J
Infect Control. 1999;27:97–134.
2. Holzwarth R, Huber D, Majkrzak A, Tareen B. Outcome of gastric bypass patients.
Obes Surg. 2002;12:261–264.
3. Christou NV, Jarand J, Sylvestre JL, McLean AP. Analysis of the incidence and risk
factors for wound infections in open bariatric surgery. Obes Surg. 2004;14:16–22.
4. Muller JM, Brenner U, Dienst C, et al. Preoperative parenteral feeding in patients
with gastrointestinal carcinoma. Lancet. 1982;1:68–71.
5. Holter A, Fischer JE. The effects of perioperative hyperalimentation on complications
in patients with carcinoma and weight loss. J Surg Res. 1977;23:31–34.
6. Garibaldi RA. Prevention of intraoperative wound contamination with chlorhexidine
shower and scrub. J Hosp Infect. 1988;11:5–9.
7. Kluytmans JA, Mouton JW, VandenBergh MF, et al. Reduction of surgical-site
infections in cardiothoracic surgery by elimination of nasal carriage of
Staphylococcus aureus. Infect Control Hosp Epidemiol. 1996;17:780–785.
8. Suzuki Y, Kamigaki T, Fujino M, et al. Randomized clinical trial of preoperative
intranasal mupirocin to reduce surgical-site infection after digestive surgery. Br J
Surg. 2003;90:1072–1075.
9. Perl TM, Cullen JJ, Wenzel RP, et al. Intranasal mupirocin to prevent postoperative
Staphylococcus aureus infections. N Engl J Med. 2002;346:1871–1877.
10. Hamilton HW, Hamilton KR, Lone FJ. Preoperative hair removal. Can J Surg.
1977;20:269–273.
11. Seropian R, Reynolds BM. Wound infection after preoperative depilatory versus razor
preparation. Am J Surg. 1971;121:251–254.
12. Parienti JJ, Thibon P, Heller R, et al. Hand-rubbing with an aqueous alcoholic
solution vs traditional surgical hand-scrubbing and 30-day surgical site infection rates.
JAMA. 2002;288:722–727.
13. Tunevall TG. Postoperative wound infections and surgical face masks: a controlled
study. World J Surg. 1991;15:383–388.
14. Friberg B, Friberg S, Ostenson R, Burman LG. Surgical area contamination:
comparable bacterial counts using disposable head and mask and helmet aspirator
system, but dramatic increase upon omission of headgear: an experimental study in
horizontal laminar airflow. J Hosp Infect. 2001;47:110–115.
15. Kurz A, Sessler DI, Lenhardt R. Perioperative normothermia to reduce the incidence
of surgical-wound infection and shorten hospitalization. N Engl J Med.
1996;334:1209–1215.
16. Melling AC, Ali B, Scott EM, Leaper DJ. Effects of preoperative warming on the
incidence of wound infection after clean surgery: a randomised controlled trial.
Lancet. 2001;358:876–880.
17. Greif R, Akça O, Horn EP, et al. Supplemental perioperative oxygen to reduce the
incidence of surgicalwound infection. N Engl J Med. 2000;342:161–167.
18. Pryor KO, Fahey TJ III, Lien CA, Goldstein PA. Surgical site infection and the
routine use of perioperative hyperoxia in a general surgical population. JAMA.
2004;291:79–87.
19. Golden SH, Peart-Vigilance C, Kao WH, Brancati FL. Perioperative glycemic control
and the risk of infectious complications in a cohort of adults with diabetes. Diabetes
Care. 1999;22:1408–1414.
20. Latham R, Lancaster AD, Covington JF, et al. The association of diabetes and glucose
control with surgical-site infections among cardiothoracic surgery patients. Infect
Control Hosp Epidemiol. 2001;22:607–612.
21. Furnary AP, Zerr KJ, Grunkemeier GL, Starr A. Continuous intravenous insulin
infusion reduces the incidence of deep sternal wound infection in diabetic patients
after cardiac surgical procedures. Ann Thorac Surg. 2000;69:667–668.
22. Weiss CA III, Statz CL, Dahms RA, et al. Six Years of Surgical Wound Infection
Surveillance at a Tertiary Care Center. Arch Surg. 1999;134:1041-1048.
Para penulis artikel ini tidak memiliki kepentingan keuangan terkait artikel ini. Artikel ini
diadaptasi dari DiRocco JD, Pavone LA, Weiss CA III. The evidence-based way to prevent
SSI. Contemp Surg. 2005;61:120–127.