Anda di halaman 1dari 5

Nama : Wafa Nurfauziah Gunawan

NIM : C1A21171
S1 Keperawatan/1/C

RESUME
MATA KULIAH PENCEGAHAN DAN PENANGANAN INFEKSI
Dosen Pengampu : Asmarawanti, Skep.,Ners.,M.Kep

LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk
Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas
(Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired
infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosocomial. Karena tidak dapat
ditentukan secara pasti asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital
acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections”
(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi
pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien.
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan memerlukan
penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai "pengendalian". Secara hirarkis hal ini
telah ditata sesuai dengan efektivitas pencegahan dan pengendalian infeksi (Infection
Prevention and Control - IPC), yang meliputi: pengendalian bersifat administratif,
pengendalian dan rekayasa lingkungan, dan alat pelindung diri.
Program yang termasuk pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu:
1. Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi;
2. Surveilans (HAIs dan Proses: audit kepatuhan petugas untuk cuci tangan dan
memakai APD);
3. Penerapan kewaspadaan isolasi;
4. Pendidikan dan pelatihan PPI;
5. Penggunaan antimikroba rasional;
6. Kesehatan karyawan.
Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk membantu
mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, dengan
penilaian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi oleh National Infection Control
Policies.
DASAR HUKUM
✓ Peraturan Menteri Kesehatan RI no 27tahun 2017 tentang PEDOMAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN.
✓ Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1-2018.
Program PPI bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan di fayankes, sehingga
melindungi sumbe daya manusia Kesehatan pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi
yang terkait pelayanan Kesehatan. Secara prinsip HAIs bisa dicegah bila fayankes
konsisten melaksanakan program PPI.
RUANG LINGKUP PPI
▪ Kewaspadaan Isolasi
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi
yang disusun oleh CDC dan harus diterapkan di rumah sakit dan pelayanan
kesehatan lainnya. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk menurunkan resiko
trasmisi penyakit dari pasien ke pasien lain atau ke pekerja medis. Kewaspadaan
isolasi memiliki 2 pilar atau tingkatan, yaitu Kewaspadaan Standar
(Standard/Universal Precautions) dan Kewaspadaan berdasarkan cara transmisi
(Transmission based Precautions)
▪ Kewaspadaan Standar
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di semua
fasilitas kesehatan. Kewaspadaan standar/universal yaitu tindakan pengendalian
infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh
dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan. Tindakan dalam kewaspadaan standar meliputi :
a) Kebersihan tangan
b) APD
c) Peralatan perawatan pasien
d) Pengendalian lingkungan dan Pengelolaan Limbah tajam
e) Penatalaksanaan Linn
f) Hygiene respirasi.
▪ Kewaspadaan berdasarkan Transmisi
Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan tambahan untuk
kewaspadaan standar, yaitu tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang
dilakukan setelah jenis infeksinya sudah terdiagnosa atau diketahui. Tujuannya
untuk memutus mata rantai penularan mikroba penyebab infeksi, ditransmisikan
lewat udara, droplet, kontak kulit atau lainnya.
▪ Bundles
▪ Penggunaan Antimikroba Bijak
▪ Surveilans
▪ Pendidikan dan Pelatihan
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
Infeksi mrupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme pathogen
dengan atau tanpa disertai gejala. Rantai Infeksi adalah rangkaian yang menimbulkan
infeksi, apabila satu mata rantai diputus, maka penularan dapat dicegah atau dihilangkan.
Rangkaian tersebut ialah:
• Agent ialah mikroorganisme penyebab infeksi, yaitu bakteri atau virus.semakin
cepat diketahui maka semakin cepat pula penanganannya.
• Reservois ialah wadah atau tempat tumbuh berkembang biaknya bakteri atau
virus yang siap untuk disebarkan, tempat berkembag biaknya bakteri dan virus
tersebut bisa terdapat pada alat medis, pada manusia (saluran nafas, usus, dsb),
hewan dan lainya.
• Portal of Exit ialah proses peninggalan bakteri dari tempat perkembang
biakannya
• Means of Transmission ialah proses mentransferkan bakteri atau virus dengan
cara langsung atau tidak langsung, dalam droplet, dan lainnya.
• Portal of Entry Proses masuknya bakteri dan Virus kedalam tubuh yang bau dan
berkembang biak.
• Host ialah seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah, sebagai target
untuk dihinggapi bakteri atau virus.
HAIs (Healthcare Associated Infections) ialah ifeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan dirumah sakit dan fasyankes lainya. Dimana Ketika masuk tidak ada infeksi
dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah
pasien pulang. Juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
Kesehatan terkait proses pelayanan kesahatan di fasyankes.
JENIS HAIs
Beberapa jenis infeksi tersebut diantaranya
➢ Saluran Infeksi Kandung Kemih (SIK)
➢ Infeksi Daerah Operasi (IDO)
➢ Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
➢ Infeksi Aliran Darah (IAD)
FAKTOR RESIKO HAIs
Beberapa factor dan contohnya ialah sebagai berikut.
• Umur, Lansia yang terinfeksi lebih rentan.
• Immunocompromised, status imun rendah (penderita penyakit kronik, tumor
ganas, Hipertensi dan lainnya).
• Gangguan Interupsi Barier Anatomis, Pemakaian Kateter urin (ISK),
IDO/Surgical site infection.
• Implementasi Benda, Pemakaian implant pada operasi tulang.
11 KOMPONEN UTAMA KEWASPADAAN STANDAR
1. Kebersihan tangan
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dengan 6langkah
secara benar, juga kuku petugan Kesehatan harus selalu bersih dan terpotong
pendek, tanpa kuku palsu, dan tanpa memakai perhiasan.
2. APD : sarung tangan, masker, goggle, face shield , gaun.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mendefinisikan
Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau peralatan yang
digunakan oleh karyawan untuk perlindungan diri dari bahan yang menular
(Centers for Disease Control and Prevention). APD merupakan suatu alat
yang dipakai untuk melindungi diri terhadap bahaya-bahaya dalam
kecelakaan kerja. APD merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar
dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. APD
digunakan untuk melindungi kulit dan membran mukosa petugas kesehatan
dari resiko terpaparnya darah, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, dan
selaput lendir pasien serta semua jenis cairan tubuh pasien. Jenis-jenis
tindakan beresiko yang menggunakan alat- alat seperti perawatan gigi,
tindakan bedah tulang, otopsi dan tindakan rutin. APD bertujuan untuk
melindungi dirinya dari sumber bahaya tertentu, yang berasal dari pekerjaan
maupun lingkungan pekerjaan dan sebagai usaha untuk mencegah atau
mengurangi kemungkinana cedera atau sakit. pada penerapan penggunaan
alat pelindung diri harus diatas pengawasan yang tepat agar terlaksana sesuai
dengan Standar Operational Prosedure (SOP) yang di rumah sakit.
JENIS APD
• Sarung tangan
• Masker
• Goggle
• Gown
• Penutup Kepala
• Sepatu Pelindung
3. Peralatan perawatan pasien.
Penatalaksanaa peralatan bekas pakai perawatan pasien yang
terkontaminasi darah atau caira tubuh.
• PreCleaning
• Cleaning
• Disinfeksi
• Sterilisasi
4. Pengendalian lingkungan.
5. Penatalaksanaan Linen.
6. Pengelolaan limbah.
RS dan fayankes lain sebagai sarana pelayanan Kesehatan adalah tempat
berkumpulnya orang sakit maupun sehat, dapat menjadi tempat sumber
penularan penyakit srta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan
dan gangguan Kesehatan, juga menghasilkan limbah yang penyakit dapat
berkembang biak didalamnya.
7. Perlindungan & Kesehatan karyawan.
Pemeriksaan Kesehatan berkala terhadap semua petugas Kesehatan
maupun nonkesehatan. Juga petugas harus selalu waspada dan hati hati dalam
bekerja.
8. Penempatan pasien
9. Hygiene respirasi/Etika batuk
Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis
transmisi airborne dan droplet.
10. Praktek menyuntik aman
11. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

Anda mungkin juga menyukai