Anda di halaman 1dari 16

LITERATUR REVIEW :

Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan Asin Dengan Kejadian Hipertensi

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Literatur Keperawatan
Dosen : Johan Budiana, M.Stat

Oleh :

Wafa Nurfauziah Gunawan

C1AA21171

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022
1. TOPIK
Hubungan Perilaku Konsumsi Makanan Asin Dengan Kejadian Hipertensi.

2. KATA KUNCI
Kata kunci yang digunakan adalah Consumption Behavior, Salty Food,
Hipertensi.

3. SUMBER YANG DIGUNAKAN


Penelaahan artikel yang dilakukan melalui media elektronik yaitu
database Google Scholar, Sinta, dan ScienceDirect. Artikel yang dipilih
berupa hasil penelitian rentang tahun 2022-2017. Diperoleh hasil sebanyak
25,720 dan 8,574 dari masing-masing database namun hanya 13 artikel
yang sesuai dengan kriteria.

4. ALASAN PEMILIHAN SUMBER


a. Sumber yang jelas
b. Isi jurnal relevan sesuai dengan jelas
c. Sumber yang digunakan jelas kredibilitasnya
d. Sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penulisan literatur review
e. Merupakan sumber primer
5. SUMMARY JURNAL
N0 Topik Peneliti Tahun Metode Populasi & Hasil Kesimpulan
Sampel
1. Hubungan Delfi 2018 cross sectional 47 Lansia, Pada orang yang Penelitian ini
Kebiasaan Ramadhini, Usia rata- mengkonsumsi garam menunjukan konsumsi
Konsumsi Makanan Suryati rata 50-74 3 gram atau kurang natrium yang berlebih
Asin Dengan tahun. ditemukan tekanan akan meningkatkan
Kejadian Hipertensi darah rata-rata rendah, ekstraseluler dan cara
pada sedangkan asupan garam untuk
Lansia di Desa sekitar 7-8 gram tekanan menormalkannya
Labuhan Labo Kota darahnya rata-rata lebih cairan intraseluler
Padangsidimpuan tinggi. Konsumsi garam ditarik keluar
yang dianjurkan tidak sehingga volume
lebih dari 6 gram/hari cairan ekstraseluler
setara dengan 110 mmol meningkat dan akibat
natrium atau 2400 dari meningkatnya
mg/hari. volume cairan
ekstraseluler tersebut
menyebabkan
meningkatnya volume
darah yang
berdampak pada
timbulnya hipertensi.
2. Keefektifan Diet Sarlina 2018 menggunakan 70 Pasien Membuktikan bahwa diet Kesimpulan dari hasil
Rendah Garam I Palimbong , teknik Hipertensi rendah garam I dapat penelitian ialah diet
Pada Makanan Maria Dyah pengumpulan menurunkan tekanan rendah garam I pada
Biasa Dan Lunak Kurniasari , data primer darah pasien hipertensi, makanan diet biasa
Terhadap Lama Rani Refilda yakni recall 24 namun juga tidak terlepas maupun diet lunak
Kesembuhan Pasien Kiha. jam dan data dari pengaruh konsumsi dapat menurunkan
Hipertensi sekunder yang obat-obatan selama pasien tekanan darah pasien.
berupa hasil di rumah sakit. Obat-
tekanan darah obatan akan mempunyai
pasien selama pengaruh yang luar biasa
3 hari dilihat jika diberikan dalam
dari data jumlah yang tepat dan
rekam medik. disertai dengan makanan
diwaktu yang tepat.
3. Hubungan Patricia N. 2017 cross sectional 47 lansia Konsumsi makanan tinggi Disimpulkan bahwa,
Konsumsi Makanan Adriaansz, pasien natrium dapat Sebagian besar
Dengan Kejadian Julia Rottie, hipertensi mempengaruhi kenaikan responden berada
Hipertensi Pada Jill Lolong tekanan darah.Dilihat dari pada usia Elderly (60-
Lansia Di hasil penelitian 30 74 tahun), sebagian
Puskesmasranomuut responden dengan besar responden
Kota Manado konsumsi makanan asin berjenis kelamin
lebih mengalami perempuan dan
hipertensi dan hanya ada sebagian besar
1 responden yang tidak responden tidak
hipertensi. memiliki riwayat
keturunan hipertensi,
makanan yang paling
banyak dikonsumsi
oleh lansia adalah
garam atau natrium
dan terdapat
hubungan yang
bermakna antara
konsumsi makanan
asin dengan kejadian
hipertensi pada lansia
di Puskesmas
Ranomuut Kota
Manado.
4. Hubungan Terapi Honesty Diana 2021 cross sectional 56 Responden yang kurang Kesimpulan dari
Farmakologi Dan Morika, Mantari study Responden mengikuti konsumsi penelitian yang
Konsumsi Garam Windra Yurnike garam dengan target didapat bahwa
Dalam Pencapaian tekanan darah tidak proporsi responden
Target Tekanan tercapai sebanyak 20 yang terapi
Darah Pada Lansia responden (95,2%), yang farmakologi rendah
Penderita Hipertensi konsumsi garam dengan target tekanan
Di Puskesmas mengikuti dengan target darah tidak tercapai
Lubuk Buaya tekanan darah tidak didapat 16 (84,2%)
Padang tercapai sebanyak proporsi responden
(50,0%), dan responden dengan terapi
yang konsumsi garam farmakologi rendah
cukup mengikuti dengan denagn target tekanan
target tekanan darah tidak darah tercapai
tercapai sebanyak (15,8%), proporsi
(34,8%).Hasil uji statistik responden terapi
diperoleh P value = 0,000 farmakologi denagn
maka dikatakan bahwa target tekanan darah
terdapat hubungan yang tidak tercapai
bermakna antara didapatkan (68,8 %),
konsumsi garam dengan proporsi terapi
target tekanan darah farmakologi yang
dalam pencapaian target tinggi dengan target
tekanan darah pada lansia tekanan darah tercapai
hipertensi di Puskesmas didapat (31,3%)
Lubuk BuayaPadang
Tahun 2017.
5. Hubungan Perilaku Sri Milnasari 2021 cross sectional 48 pasien Perilaku konsumsi Disimpulkan bahwa
Konsumsi Makanan jufri , hipertensi makanan dengan kejadian bahwa terdapat
dengan Kejadian Tahiruddin , hipertensi memiliki hubungan antara
Hipertensi di RSUD Diah Indriastusi hubungan yang sangat perilaku konsumsi
Kota Kendari signifikan, dimana bila makanan dengan
responden memiliki kejadian hipertensi
perilku makan yang tidak dimana
sesuai maka akan mengkonsumsi
berdampak terhadap makanan yang kadar
dengan tekanan darah natrium, lemak dan
responden yang akan karbohidrat yang
tidak terkontrol berlebihan dapat
menimbulkan naiknya
tekanan darah
6. Study Pola Makan Novi Purwati , 2021 Literature - Pola makan merupakan Tingkat hipertensi
Pasien Hipertensi Tophan Heri Review salah satu upaya dalam responden sebagian
Wibowo , Suci penanggulangan penderita besar dalam kategori
Khasanah hipertensi agar bisa hipertensi grade II.
mengontrol kebiasaaanya. Pasien dengan
Pola makan terbagi atas hipertensi perlu
frekuensi makan, jenis memerhatikan pola
dan kombinasi makanan, makan agar tetap
jumlah porsi makan mempertahankan
tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Diet penderita
hipertensi harus
memperhatikan
asupan yang
dikonsumsi yaiu
rendah garam.
7. Faktor Risiko Ridha Hidayat , 2021 cross sectional 93 orang. Hasil menyatakan bahwa Studi ini menunjukan
Hipertensi Pada Yoana Agnesia konsumsi makanan asin prilaku konsumsi
Masyarakat Di Desa mempunyai hubungan makanan asin
Pulau Jambu Uptd yang bermakna dengan menyebabkan
Blud Kecamatan kejadian hipertensi tingginya tekanan
Kuok Kabupaten dimana seseorang yang darah.
Kampar terbiasa mengonsumsi
makanan asin berisiko
menderita hipertensi 3,95
kali dibandingkan orang
yang tidak terbiasa
mengonsumsi makanan
asin.
8. Hubungan Asupan Annisa Yuri 2021 Cross 892 pasien Hasil penelitian ini Konsumsi makanan
Natrium, Lemak, Ekaningrum sectional hipertensi menunjukkan tidak ada dengan kualitas diet
Gangguan Mental hubungan antara status yang rendah dan
Emosional, Dan sosial ekonomi, asupan perilaku sedentary
Gaya Hidup Dengan lemak, asupan natrium, masyarakat perkotaan
Hipertensi Pada aktivitas fisik dan menjadi hal yang
Dewasa Di Dki perilaku sedentary dengan diduga dapat
Jakarta hipertensi. Akan tetapi, mempengaruhi
terdapat hubungan antara tekanan darah.
umur, jenis kelamin, Gangguan mental
status pekerjaan, dan emosional juga
gangguan mental berkontribusi terhadap
emosional dengan masalah tersebut.
hipertensi.
9. Hubungan Dwi Linda 2020 cross sectional 92 pasien Hasil penelitian ini Dapat disimpulkan
Konsumsi Makanan Aprilia Aristi, menunjukkan frekuensi bahwa frekuensi
Tinggi Natrium Hanny Rasni, konsumsi makanan tinggi makanan tinggi
Dengan Kejadian Latifa Aini natrium berhubungan natrium dalam
Hipertensi Pada Susumaningrum, dengan kejadian menyebabkan tekanan
Buruh Tani Di Tantut Susanto, hipertensi di wilayah darah tinggi.
Wilayah Kerja Slamet Siswoyo kerja Puskesmas Panti
Puskesmas Panti Kabupaten Jember.
Kabupaten Jember
10. Consumer Lara Nasreddine 2017 Cross 430 orang Salt-related behavioral Dapat disimpulkan
Knowledge, , Christelle Akl , sectional practices were pengetahuan dalam
Attitudes And Salt- Laila Al-Shaar , significantly associated konsumsi makanan
Related Behavior In Mohamad M. with specific knowledge asin di Lebanon,
The Middle-East: Almedawar and questions. For instance, mempengaruhi tingkat
The Case Of Hussain those who recognized salt hipertensi.
Lebanon Isma’eel as a dietary factor that can
worsen overall health
status and those who
identified processed food
as the main source of salt
in the Lebanese diet were
more likely to cut down
on salt intake.
6. LITERATUR REVIEW

A. Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah gejala peningkatan tekanan darah
seseorang berada diatas normal yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Penyakit hipertensi dikategorikan sebagai the silent diseases karena penderita
tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum pemeriksaan tekanan
darahnya. Berdasarkan data WHO diperkirakan penderita hipertensi di seluruh
dunia berjumlah 600 juta orang, dengan 3 juta kematian setiap tahun. Di Amerika,
diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita Hipertensi (Mukhtar, 2007).
Hipertensi juga menempati peringkat ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat jalan di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar
4,67% (Depkes, 2008 dalam Delfi Ramadhini, 2018).
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat dianggap remeh, dan sering
dijuluki sebagai penyakit “Silent killer” karena tanda dan gejala yang tidak terlihat
dari sekilas melihat penderitanya. Penyakit yang juga dikenal dengan tekanan
darah tinggi ini merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit
jantung dan stroke. Penyakit ini merupakan keadaan dimana tekanan darah
mengalami peningkatan yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target
dalam tubuh. Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderitanya namun,
akan memicu atau menimbulkan penyakit-penyakit lainnya.

B. Salty Food
Natrium merupakan unsur alami yang terdapat pada semua bahan pangan
seperti daging, ikan, susu dan telur terutama dalam makanan asin. Kandungan
natrium dalam bahan makanan semakin meningkat dengan diterapkannya berbagai
cara pengawetan seperti penambahan garam dalam pembuatan ikan asin, ebi, ham,
lidah asap dan keju. Demikian pula, buah-buahan dan sayuran yang diasinkan,
acar dan sayuran yang disimpan dalam botol atau kaleng, berbagai jenis saus
seperti taoco, saus tomat, sambal dan lain-lain. (Mary,2011 dalam Honestly
Diana, 2017)
Garam ialah bumbu dapur yang tentu digunakan sebagai pemberi rasa pada
masakan, tetapi hendak jadi permasalahan apabila garam disantap dalam jumlah
banyak. Rata- rata konsumsi setiap hari garam orang dewasa adalah 5 hingga 15
gram, tetapi dampak pengurangan garam pada Klien hipertensi hendaknya
komsumsi garam tidak lebih dari 100 mmol/ hari ataupun 2, 4 gr natrium, ataupun
6 gr natrium klorida( 1 sendok teh)/ hari.
Organisasi Kesehatan Dunia serta banyak otoritas kesehatan warga sudah
menyerukanpengurangan konsumsi natrium diet selaku strategi kunci buat kurangi
tekanan darah besar serta penyakit kardiovaskular. Perilaku penduduk makan asin
nampak memiliki ikatan yang bermakna terhadap peristiwa hipertensi dengan nilai
p=0, 001. Jika dilihat dari OR ( adjusted) nyatanya keseringan makan asin ataupun
tidak, tidak berbeda besar resiko terhadap peristiwa hipertensi setelah dikontrol
dengan status ekonomi, tipe kelamin, usia, pembelajaran, daerah tinggal, minuman
berkafein serta bumbu penyedap.
World Health Organization merekomendasikan mengurangi konsumsi garam
yang dapat mengurangi kenaikan hipertensi. Kandungan sodium yang
direkomendasikan tidak lebih dari 100 mmol (2, 4gram sodium ataupun 6 gr).

C. Hubungan Prilaku Konsumsi Makanan Asin Dengan Hipertensi


Penelitian Ramadhini (2018) menunjukan jika ada ikatan kebiasaan
mengkonsumsi makanan asin dengan kejadian hipertensi. Hal ini sesuai dengan
teori yang terdapat jika konsumsi natrium yang jumlah besar secara terus menerus
dapat menyebabkan keseimbangan natrium yang berakibat pada tekanan darah.
riset ini pula juga menemukan hubunga yang bermakna antara mengkonsumsi
makanan asin, mengandung sodium glutamate (vetsin, kecap serta saus) dengan
kejadian hipertensi. responden yang kerap komsumsi makanan tinggi natrium
memiliki jumlah permasalahan hipertensi yang lebih besar ialah ( 58, 3%)
dibanding responden yang tidak kerap komsumsi makanan tinggi natrium ialah (
56, 1%). mengkonsumsi natrium yang berlebih akan meningkatkan ekstraseluler
serta metode untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik keluar sehingga
volume cairan ekstraseluler bertambah serta akibat dari meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menimbulkan meningkatnya volume darah yang
berakibat pada munculnya hipertensi. Pada dasarnya pengaturan santapan buat
hipertensi merupakan kurangi mengkonsumsi konsumsi natrium. Konsumsi garam
besar akan menimbulkan pengeluaran kelewatan dari hormon natriouretik yang
secara tidak langsung hendak tingkatkan tekanan darah.
Dalam penelitian Morika (2017) menyatakan bahwa asupan natrium dengan
kejadian hipertensi didapat nilai p sebesar 0,005 (p<0,05) artinya asupan natrium
memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian hipertensi. Kebiasaan
mengkonsumsi bumbu penyedap dengan nilai p>0,05artinya ada bahwa ada
keterkaitan yang erat antar hipertensi dengan kebiasaan makan makanan yang
mengandung sodium/mono sodium glutamate. Pengaruh asupan garam atau
natrium terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume
plasma, curah jantung, dan tekanan darah.Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstra seluler meningkat.
Disamping itu, konsumsi garam dalam jumlah yang tinggi dapat mengecilkan
diameter arteri, sehingga jantung harus memompa lebih keras untuk mendorong
volume darah yang meningkat melalui ruang yang semakin sempit dan akibatnya
adalah hipertensi.
Dalam penelitian Purwati (2021) didapatkan asupan lemak, dan asupan
natrium berhubungan bermakna dengan terjadinya hipertensi. Penelitian ini juga
menjelaskan bahwa asupan natrium harian yang dianjurkan adalah setinggi 2400
mg yang dapat dicapai dengan menggunakan garam dapur 200 mg sedangkan 400
mg lagi diserap dalam bahan makanan yang digunakan. Kurangnya
mengkomsumsi makanan yang mengandung kalium meningkatkan natrium dan
meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Sehingga jika tubuh kita menerima
kenaikan asupan garam, jumlah darah meningkat dan akan meningkatkan beban
kerja pada jantung. Arteriosclerosis, kerusakan pada ginjal, masalah pembuluh
darah, seragan jantung, dan stroke adalah beberapa kondisi dari resiko hipertensi.
Asupan natrium berlebih meningkatkan volume darah ekstraseluler dan
mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian Adriaanz (2017), konsumsi makanan tinggi
natrium dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah. Dilihat dari hasil penelitian
30 responden dengan konsumsi makanan asin lebih mengalami hipertensi dan
hanya ada 1 responden yang tidak hipertensi.
Faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah yaitu pengobatan yang
teratur dan pengkontrolan tekanan darah secara teratur. Hasil penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian WHO bahwa konsumsi garam berlebih memiliki efek
langsung terhadap tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akibat
mengkonsumsi terlalu banyak garam atau natrium secara terus-menerus dapat
berakibat fatal untuk arteri.

D. Tingkat Pengetahuan Pasien dari Perilaku Konsumsi Makanan Asin


Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Tingkat
pendidikan yang rendah memungkinkan seseorang mengalami hipertensi
dikarenakan mempunyai pengetahuan yang kurang sehingga dapat menimbulkan
pola hidup yang tidak sehat karena tidak mengetahui mengenai bahaya dan juga
cara pencegahan dari hipertensi.
Dibuktikan penelitian dari Palimbong (2018) pengetahuan pasien diet biasa
paling banyak pada kategori cukup. Pengetahuan pasien yang cukup dapat dilihat
dari jawaban pasien yang mengetahui deskripsi hipertensi, penyebab dan gejala
hipertensi, serta makanan yang dianjurkan bagi penderita hipertensi. Pasien
dengan diet biasa lebih banyak berusia 45-50 tahun sehingga masih mengingat
materi konseling atau penyuluhan yang pernah didapat. Hasil ini berdasarkan
jawaban pasien pada kuisioner pengetahuan.
Penelitian ini membuktikan bahwa pengetahuan pasien yang mengetahui
bahan makanan boleh dan tidak boleh di konsumsi, pasien lebih banyak
mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan penyakit hipertensi juga dari hasil
promosi Kesehatan yang dilakukan dapat menerapkan dalam kehidupannya
sehari-hari.
Dalam penelitian yang dilakukan Nasredine (2017) menunjukan Temuan
penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memiliki
pengetahuan yang terbatas tentang topik utama makanan yang berkontribusi
terhadap garam dalam makanan, dengan hanya seperempat dari populasi
penelitian yang mengidentifikasi makanan olahan sebagai penyumbang utama
asupan garam. Ini sangat kontras dengan data stemming dari survei konsumsi
makanan perwakilan nasional di Lebanon, dimana diproses makanan ditemukan
berkontribusi 67% dari rata-rata asupan garam harian. Temuan ini menyarankan
bahwa, seperti yang dilaporkan oleh studi konsumen sebelumnya yang dilakukan
di bagian lain dunia, konsumen Lebanon tidak menyadari bahwa beberapa sumber
utama garam makanan dalam makanan 'tersembunyi' dalam makanan sehari-hari.
Ini mungkin menjelaskan mengapa kurang dari setengah dari peserta
penelitian menyatakan bahwa mereka khawatir tentang jumlah garam dalam
makanan mereka. Menariknya, proporsi peserta melaporkan khawatir tentang
garam makanan (44,7%) lebih rendah dari proporsi yang melaporkan menjadi
khawatir tentang jumlah lemak jenuh (64,4%), perasa buatan (60,5%), kalori
(60,1%), pewarna buatan (57,4%) dan gula (55,5%) dalam makanan. Temuan ini
menunjukkan bahwa garam termasuk dalam daftar prioritas kesehatan di antara
konsumen Lebanon.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa, sementara hampir dua pertiga dari
peserta penelitian melaporkan secara teratur memeriksa label kandungan
makanan, hanya sepertiga yang melaporkan secara khusus memeriksa kandungan
garam. Lagi yang mengkhawatirkan, lebih dari setengah populasi penelitian
melaporkan bahwa kandungan garam pada label tidak mempengaruhi keputusan
mereka untuk membeli produk.
Studi ini menyoroti kesenjangan spesifik dalam pengetahuan, sikap, dan
praktik perilaku terkait penegtahuan intake garam. di sampel orang dewasa Timur
Tengah, dengan demikian menekankan perlunya pendidikan khusus dan
kampanye kesadaran tentang intake garam, kontributor makanannya dan
hubungannya dengan kesehatan.
Dilakukan hal yang sama dalam penelitian tersebut yaitu melakukan promosi
Kesehatan kepada masyarakat di Lebanon yang dilakukan selama 3 minggu, lalu
hasil dari penelitian tersebut masyarakat yang telah mendapatkan pengetahuan
tentang intake garam dapat menerapkan dalam kesehariannya, juga hasil tekanan
darah pada Sebagian masyarakat telah menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhini, D. (2018). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Asin Dengan


Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Labuhan Labo Kota Padangsidimpuan
Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia (Indonesian Health Scientific
Journal), 3(2), 29-37.
Adriaansz, P. N., Rottie, J., & Lolong, J. (2017). Hubungan Konsumsi Makanan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmasranomuut Kota
Manado. Jurnal Keperawatan, 4(1).
Jufri, S. M., Tahiruddin, T., & Indriastuti, D. (2021). Hubungan Perilaku Konsumsi
Makanan dengan Kejadian Hipertensi di RSUD Kota Kendari. Jurnal Ilmiah
Karya Kesehatan, 1(02), 25-30.
Nasreddine, L., Akl, C., Al-Shaar, L., Almedawar, M. M., & Isma'eel, H. (2017).
Consumer knowledge, attitudes and salt-related behavior in the Middle-East: the
case of Lebanon. Nutrients, 6(11), 5079-5102.
Kiha, R. R., Palimbong, S., & Kurniasari, M. D. (2018). Keefektifan Diet Rendah
Garam I pada Makanan Biasa dan Lunak terhadap Lama Kesembuhan Pasien
Hipertensi. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 3(1).
HIDAYAT, R., AGNESIA, Y., & SAFITRI, Y. (2021). Faktor Risiko Hipertensi
Pada Masyarakat Di Desa Pulau Jambu Uptd Blud Kecamatan Kuok Kabupaten
Kampar. Jurnal Ners, 5(1), 8-19.
Ekaningrum, A. Y. (2021). HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM, LEMAK,
GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL, DAN GAYA HIDUP DENGAN
HIPERTENSI PADA DEWASA DI DKI JAKARTA. Journal of Nutrition
College, 10(2), 82-92.
Morika, H. D., & Yurnike, M. W. (2021). Hubungan Terapi Farmakologi Dan
Konsumsi Garam Dalam Pencapaian Target Tekanan Darah Pada Lansia
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika, 7(2).
Purwati, N., Wibowo, T. H., & Khasanah, S. (2021, November). Study Pola Makan
Pasien Hipertensi Literature Review. In Seminar Nasional Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (pp. 862-868).
Aristi, D. L. A., Rasni, H., Susumaningrum, L. A., Susanto, T., & Siswoyo, S. (2020).
Hubungan Konsumsi Makanan Tinggi Natrium dengan Kejadian Hipertensi pada
Buruh Tani di Wilayah Kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, 23(1), 53-60

Anda mungkin juga menyukai