Oleh:
OCTAVIA ABRIANI
SNR: 19214063
PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK
SEKOLAH TINGGI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2021
Berdasarakan RISKESDAS Provinsi Kalimantan Barat
2018, prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis
LATAR BELAKANG dokter paling tinggi pada Kabupaten Kapuas Hulu
(11,74%) dan paling rendah adalah Kabupaten
MASALAH Sintang (4,57%) sedangkan kab Sanggau
prevalensinya adalah 8,63%. Prevalensi hipertensi
Penyakit hipertensi termasuk berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat
masalah kesehatan yang besar dan pada penduduk umur ≥ 18 tahun 2018 di Provinsi
serius karena penyakit ini sering tidak Kalimatan Barat paling tinggi adalah Kabupaten
terdeteksi meskipun sudah bertahun- Kapuas Hulu (12,18%) dan paling rendah Kabupaten
tahun. Ketika gejala timbul, hipertensi Sintang (4,84%) sedangkan Kabupaten Sanggau
sudah menjadi penyakit yang harus prevalensinya (9,90%) (Riset Kesehatan Dasar
mendapatkan terapi seumur hidup (Riskesdas), 2018)
serta biaya pengobatan yang cukup
mahal dan butuh waktu yang lama. Upaya yang telah dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian
Hipertensi diantaranya adalah meningkatkan promosi kesehatan
melalui KIE dalam pengendalian Hipertensi dengan perilaku CERDIK
Menurut American Heart Association
(Cek Kesehatan Secara Rutin, Enyahkan Asap Rokok, Rajin Aktivitas
(AHA), penduduk Amerika yang
Secara Rutin, Diet Seimbang, Istrahat Cukup dan Kelola Stress);
berusia di atas 20 tahun menderita
meningkatkan pencegahan dan pengendalian Hipertensi berbasis
hipertensi telah mencapai angka
masyarakat dengan Self Awareness melalui pengukuran tekanan
hingga 74,5 juta jiwa, tetapi hampir
darah secara rutin; penguatan pelayanan kesehatan khususnya
sekitar 90-95% kasus tidak diketahui
Hipertensi (Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes RI), 2019). Selain
penyebabnya (Ferry, 2017)
mencegah resiko yang dapat menimbulkan hipertensi serta deteksi
awal, minum obat anti hipertensi menjadi salah satu cara untuk
menekan prevalensi hipertensi. Kepatuhan terhadap pengobatan
merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien untuk
mendapatkan hasil terapi yang diharapkan.
Berdasarkan hasil laporan bulanan
Dari 10 responden yang dilakukan
tentang penyakit yang
wawancara ketika melakukan
mendapatkan pelayanan kesehatan pemeriksaan kesehatan dengan riwayat
di Puskesmas Harapan Makmur hipertensi empat responden menjawab
pada bulan Oktober 2020, rutin meminum obat dan enam
hipertensi merupakan penyakit responden mengatakan tidak rutin
yang menempati peringkat ke-2 minum obat dikarena beberapa alasan
paling banyak diderita. seperti tempat tinggal jauh dari fasilitas
kesehatan, jalan menuju Puskesmas
jelek, merasa tidak ada efek dari
penyakit serta minum obat tradisional.
Berdasarkan fenomena dan hasil
wawancara diatas, membuat penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan minum obat pada
pasien hipertensi dalam mengendalikan
tekanan darah di Wilayah kerja
Puskesmas Harapan Makmur,
Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau
2021
• Rumusan Masalah
• Tujuan Penelitian
Faktor apa sajakah yang dapat -Tujuan Umum
mempengaruhi tingkat
kepatuhan minum obat pada -Tujuan Khusus
pasien hipertensi dalam
mengendalikan tekanan darah
di Wilayah kerja Puskesmas
Harapan Makmur, Kecamatan
Meliau Kabupaten Sanggau
2021.
• Kerangka Teori
Kerangka teori penelitan merupakan kumpulan
prinsip-prinsip yang disusun secara sistematis dan
memiliki batasan yang berusaha untuk menjelaskan
fenomena yang ada. Kerangka teori yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema
berikut ini
Hipotesis Penelitian