Anda di halaman 1dari 5

Hipertensi Hubungan

Obesitas OBESITAS menjadi faktor risiko berbagai


penyakit, antara lain hipertensi. Orang
dengan obesitas berisiko 2,21 kali
mengalami hipertensi.
Kegemukan, menyebabkan seseorang
memerlukan tekanan darah yang lebih tinggi
daripada kondisi normal untuk
mempertahankan keseimbangan antara
asupan dan ekskresi natrium di ginjal. "Pada
orang kegemukan, ginjal bekerja lebih keras
dan menyebabkan kenaikan tekanan darah.
obesitas dan hipertensi memiliki hubungan
yang bermakna. Dari penelitian
Jullaman menjelaskan jika penderita
memiliki IMT dengan golongan obesitas
akan memiliki risiko sebesar 1,64 kali untuk
menderita hipertensi dibandingkan dengan
IMT normal (Jullaman, 2008).
Obesitas dapat mengakibatkan terjadinya
hipertensi dari berbagai mekanisme yakni
secara langsung ataupun secara tidak
langsung. Secara langsung obesitas dapat
mengakibatkan meningkatnya cardiac
output. Hal ini dikarenakan makin besarnya
massa tubuh maka makin banyak pula
jumlah darah yang beredar dan ini
menyebabkan
curah jantung meningkat (Sheps,
2005) .Sedangkan secara tidak langsung,
obesitas
terjadi melalui perangsanan aktivitas sistem
sarah simpatis dan Renin Angiotensin
Aldosteron System (RAAS) oleh mediator-
mediator seperti sitokin, hormon dan
adipokin. Hormon aldosteron merupakan
salah satu yang berkaitan erat dengan retensi
air dan natrium yang dapat membuat
volume darah akan meningkat (Nagase,
2009).
Pada umumnya, hubungan hipertensi
dengan obesitas memiliki karakteristik
dengan adanya ekspansi volume plasma dan
meningkatnya curah jantuh (cardiac
output), hiperinsulinemia atau resistensi
insulin, meningkatnya aktivitas sistem saraf
simpatis, retensi natrium dan disregulasi salt
regulating hormone (Lilyasari, 2007).
Dengan meningkatnya insulin dalam darah
ini lah yang mengakibatkan retensi natrium
pada ginjal dan tekanan darah akan naik
(Morrison, 2006).
Seseorang yang mengalami obesitas atau
memiliki berat badan berlebih akan
membutuhkan lebih banyak darah untuk
bekerja menyuplai makanan dan oksigen ke
jaringan tubuh. Hal tersebut akan membuat
volume darah yang beredar melalui
pembuluh darah akan meningkat, kerja
jantung meningkat dan ini yang
menyebabkan tekanan darah juga akan ikut
meningkat (Sheps, 2005)

Metabolisme Kerja Penggunaan Pil Kb Menurut penelitian Ardiani (2019),


Jangka Panjang Kontrasepsi pil KB yang menggandung
campuran hormon estrogen dan progesteron
dapat mempengaruhi kondisi tekanan darah
seseorang.
Menurut penelitian Ardiningsih dkk (2017)
Kontrasepsi pil yang mengandung hormon
estrogen dan progesterone dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan darah. Estrogen akan
mempengaruhi sistem renin angiotensin
yang merupakan system endokrin yang
penting dalam pengontrolan tekanan darah.
Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II. Angiotensin II
bersifat vasokontriksi dan menstimulasi
sekresialdosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl
akan diencerkan kembali dengan cara
meningkatkan volume cairan ekstraseluler
yang pada gilirannya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah.
Lama pemakaian kontrasepsi KB Ulfah (2014) mengemukakan bahwa, biasa
ditemukan peningkatan tekanan darah pada
wanita yang telah menggunakan kontrasepsi
selama 5 tahun. Hipertensi ini disebabkan
oleh peningkatan volume plasma akibat
peningkatan aktivitas renin-angiotensin-
aldosteron yang muncul ketika pil
kontrasepsi oral digunakan.
Menurut Sari (2019), semakin lama
seseorang menggunakan kontrasepsi pil
kombinasi maka akan beresiko terjadi
hipertensi. Hal tersebut disebabkan oleh
penggunaan hormon yang berlangsung
lama, dimana estrogen pada KB oral
kombinasi dapat mengaktivasi sistem rennin
angiotensin sehingga tekanan darah
meningkat.
Kandungan Pil KB Wanita yang menggunakan pil
kombinasi enam kali lebih berisiko
mengalami hipertensi dibandingkan bukan
pengguna pil kombinasi. Substansi pada
kontrasepsi pil kombinasi adalah estrogen
dan progesteron. Estrogen dapat
mengakibatkan peningkatan dari curah
jantung. Progesteron dapat mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah serta
meningkatkan resistensi perifer pembuluh
darah. Peningkatan curah jantung dan
resistensi perifer menyebabkan peningkatan
tekanan darah dapat terjadi.(Aini et al.,
2021)
Estrogen dalam alat kontrasepsi
hormonal dapat menjadi faktor peningkatan
tekanan darah, dikarenakan estrogen
memengaruhi pembuluh darah sehingga
hipertropi arteriol dan vasokontriksi.
Estrogen juga dapat memengaruhi sistem
Renin-Aldosteron- Angiotensin, sehingga
terjadi perubahan keseimbangan cairan dan
elektrolit. Efek dari pengaruh perubahan
pembuluh darah dan keseimbangan cairan
elektrolit dalam darah, dapat menyebabkan
hipertensi (Bhakti, 2020)
Hal tersebut mungkin saja bisa terjadi
karena pemakaian kontrasepsi hormonal
yang sudah lama sehingga proses tersebut
terus menerus terjadi dan mengakibatkan
peningkatan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai