Dalam menentukan masalah kesehatan, terdapat pendekatan penyebab melalui dua diagnosis.
Yaitu, diagnosa perilaku dan lingkungan. Diagnosis perilaku merupakan analisis sistematis
mengenai hubungan antara masalah, perilaku, dan tujuan yang terdapat di diagnosa
epidemiologi dan diagnosis sosial. Diagnosis lingkungan merupakan analisis yang dilakukan
dari faktor sosial dan fisik lingkungan, tindakan spesifik, yang berkaitan dengan perilaku
yang sebelumnya ditemukan pada diagnosis perilaku. Pada diagnosis ini mengidentifikasi
masalah perilaku yang mempengaruhi masalah kesehatan dan juga mengidentifikasi masalah
lingkungan yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas hidup
seseorang atau masyarakat.
DIAGNOSIS PERILAKU
Tahap 1 : Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku (lingkungan)
Perilaku tidak patuh konsumsi obat Kabupaten Purworejo daerah pesisir adalah
hipertensi teratur daerah penghasil garam yang berpotensi
menghasilkan garam dengan kandungan
natrium klorida (NaCl) sebesar 97,49 persen
Perilaku tidak mau mengkonsumsi obat Kepatuhan minum obat adalah faktor
hipertensi secara teratur terbesar yang mempengaruhi kontrol
tekanan darah. Diperkirakan rata-rata
rentang kepatuhan minum obat
antihipertensi yaitu 50-70% (WHO, 2003).
Setiap tahunnya, ketidakpatuhan
mengakibatkan sekitar 125.000 kematian
dari penyakit kardiovaskular (Office of US
Inpector General, 2009). Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
sebesar 37,1% dari 76,1% angka kejadian
hipertensi di Indonesia disebabkan karena
ketidakpatuhan minum obat. Akibatnya,
tingkat keberhasilan dalam menurunkan
jumlah penderita hipertensi sangatlah
rendah.
Perilaku mengkonsumsi kopi secara Kopi memiliki salah satu zat yang
berlebihan mengandung zat aditif, yaitu yaitu kafein.
Kafein bekerja di dalam tubuh dengan
mengambil alih reseptor adenosin dalam sel
saraf yang akan memacu produksi hormon
adrenalin dan menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Kafein tidak akan
memperlambat aktivitas sel saraf / otak,
sebaliknya menghalangi adenosin untuk
berfungsi. Dampaknya, aktivitas otak
meningkat dan mengakibatkan hormon
adrenalin atau epinefrin terlepas. Hormon
tersebut akan menaikkan detak jantung,
meninggikan tekanan darah.
Perilaku kurangnya aktivitas fisik (olahraga) Aktivitas fisik merupakan segala sesuatu
aktivitas yang menggerakkan fisik atau
tubuh kita. Kurangnya aktivitas fisik dapat
membuat orang yang cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantung harus bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi, makin besar dan
sering otot jantung memompa maka makin
besar tekanan yang dibebankan pada arteri
sehingga tekanan darah akan meningkat.
Aktivitas fisik ringan secara independen
mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Semakin ringan aktivitas fisik semakin
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
Sebaliknya semakin tinggi aktivitas fisik
maka dapat mengurangi hipertensi karena
garam akan keluar dari dalam tubuh
bersama keringat.
Perilaku tidak mau rutin cek tekanan darah Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
merupakan salah satu upaya promotif dan
preventif dengan memeriksakan rutin
tekanan darah ke fasilitas kesehatan minimal
6 bulan sekali dalam setahun terakhir yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
mendeteksi faktor risiko yang menjadi
penyebab utama terjadinya hipertensi,
mendorong dan menggerakkan masyarakat
untuk melakukan modifikasi perilaku
berisiko menjadi perilaku hidup sehat,
mendeteksi masyarakatyang mempunyai
faktor risiko hipertensi serta mengurangi
terjadinya komplikasi, kecacatan dan
kematian akibat hipertensi karena
keterlambatan mendeteksi penyakit pada
tahap dini.
Mudah diubah
Lebih sulit diubah
DIAGNOSIS LINGKUNGAN
Tahap 1
Perilaku tidak patuh konsumsi obat Kabupaten Purworejo bagian pesisir adalah
hipertensi teratur daerah penghasil garam yang berpotensi
menghasilkan garam dengan kandungan
natrium klorida (NaCl) sebesar 97,49 persen
Tahap 2
Penyebab Non-Perilaku yang Tidak Bisa Penyebab Non-Perilaku yang Bisa
Diubah Diubah
Tahap 3
https://journal.stikeskendal.ac.id/
index.php/PSKM/article/view/123/90
http://eprints.umpo.ac.id/2194/
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=0a56d9d7e778fc76JmltdHM9MTY2
NjgyODgwMCZpZ3VpZD0zMzc3ODcyMi
00ZDc3LTYwZTUtM2NjMi05N2FhNGNm
YzYxYTAmaW5zaWQ9NTIwOQ&ptn=3&
hsh=3&fclid=33778722-4d77-60e5-3cc2-
97aa4cfc61a0&psq=faktor+faktor+yang+me
mpengaruhi+hipertensi&u=a1aHR0cDovL2
Rvd25sb2FkLmdhcnVkYS5rZW1kaWtidW
QuZ28uaWQvYXJ0aWNsZS5waHA_YXJ0
aWNsZT0xMjgyNzM0JnZhbD0xNzE0NSZ
0aXRsZT1GQUtUT1ItJTIwRkFLVE9SJTI
wWUFORyUyME1FTVBFTkdBUlVISSUy
MEhJUEVSVEVOU0k&ntb=1
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/
20319642-Spdf-Amad%20Syarifudin.pdf
https://jatengprov.go.id/beritadaerah/
purworejo-kembangkan-produksi-garam-
mengandung-nacl-tinggi/
https://jurnal.poltekeskupang.ac.id/
index.php/jkp/article/download/74/73/289