Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menentukan masalah kesehatan, terdapat pendekatan penyebab melalui dua diagnosis.
Yaitu, diagnosa perilaku dan lingkungan. Diagnosis perilaku merupakan analisis sistematis
mengenai hubungan antara masalah, perilaku, dan tujuan yang terdapat di diagnosa
epidemiologi dan diagnosis sosial. Diagnosis lingkungan merupakan analisis yang dilakukan
dari faktor sosial dan fisik lingkungan, tindakan spesifik, yang berkaitan dengan perilaku
yang sebelumnya ditemukan pada diagnosis perilaku. Pada diagnosis ini mengidentifikasi
masalah perilaku yang mempengaruhi masalah kesehatan dan juga mengidentifikasi masalah
lingkungan yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas hidup
seseorang atau masyarakat.

DIAGNOSIS PERILAKU
Tahap 1 : Memisahkan faktor perilaku dan non perilaku (lingkungan)

Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku

Perilaku mengkonsumsi makanan asin Kabupaten Purworejo rata-rata memiliki


makanan khas/kuliner makanan yang manis

Perilaku kebiasaan merokok Kabupaten Purworejo memiliki iklim yang


dingin yaitu sekitar 23°C - 31°C.

Perilaku tidak patuh konsumsi obat Kabupaten Purworejo daerah pesisir adalah
hipertensi teratur daerah penghasil garam yang berpotensi
menghasilkan garam dengan kandungan
natrium klorida (NaCl) sebesar 97,49 persen

Perilaku mengkonsumsi kopi secara


berlebihan

Perilaku kurangnya aktivitas fisik (olahraga)

Perilaku makan makanan berlemak

Perilaku tidak mau rutin cek tekanan darah


Tahap 2 : Mengembangkan penyebab perilaku (dikelompokkan menjadi primer,
sekunder, tersier)

Primer Sekunder Tersier

- Mengurangi makanan- - Rutin cek tekanan darah - Pengawas Menelan


makanan asin Obat (PMO) hipertensi
- Mengurangi jumlah rokok belum mencukupi
yang dikonsumsi
- Mengurangi minum kopi
secara berlebihan
- Berolahraga secara teratur
minimal 4x dalam
seminggu
- Mengurangi konsumsi
makanan yang
mengandung lemak jenuh
menjadi lemak tak jenuh

Tahap 3 : Melihat importance (penting tidaknya) perilaku

Perilaku Hubungan dengan masalah kesehatan

Perilaku mengkonsumsi makanan asin


Makanan asin memiliki kandungan natrium
(sodium) yang apabila dikonsumsi dalam
jumlah berlebih dapat memicu terjadinya
darah tinggi (hipertensi). Asupan natrium
dalam tubuh berpengaruh pada peningkatan
volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan
darah. Hal tersebut terjadi karena jumlah
asupan garam yang berlebih membuat ginjal
yang memiliki fungsi untuk mengolah
garam akan bekerja juga untuk menahan
cairan yang lebih banyak daripada
seharusnya. Cairan yang banyak tertahan
tersebut dibawa oleh pembuluh darah dan
menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan darah di dinding pembuluh darah.

Perilaku kebiasaan merokok Rokok adalah lintingan atau gulungan


tembakau yang digulung / dibungkus dengan
kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar
kelingking dengan panjang 8-10 cm,
biasanya dihisap seseorang setelah dibakar
ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan
kimia berbahaya. Hanya dengan membakar
dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan
kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh
dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga
termasuk zat adiktif karena dapat
menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi orang
yang menghisapnya. Dengan kata lain,
rokok termasuk golongan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat
Adiktif).

Perilaku tidak mau mengkonsumsi obat Kepatuhan minum obat adalah faktor
hipertensi secara teratur terbesar yang mempengaruhi kontrol
tekanan darah. Diperkirakan rata-rata
rentang kepatuhan minum obat
antihipertensi yaitu 50-70% (WHO, 2003).
Setiap tahunnya, ketidakpatuhan
mengakibatkan sekitar 125.000 kematian
dari penyakit kardiovaskular (Office of US
Inpector General, 2009). Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
sebesar 37,1% dari 76,1% angka kejadian
hipertensi di Indonesia disebabkan karena
ketidakpatuhan minum obat. Akibatnya,
tingkat keberhasilan dalam menurunkan
jumlah penderita hipertensi sangatlah
rendah.

Perilaku mengkonsumsi kopi secara Kopi memiliki salah satu zat yang
berlebihan mengandung zat aditif, yaitu yaitu kafein.
Kafein bekerja di dalam tubuh dengan
mengambil alih reseptor adenosin dalam sel
saraf yang akan memacu produksi hormon
adrenalin dan menyebabkan peningkatan
tekanan darah. Kafein tidak akan
memperlambat aktivitas sel saraf / otak,
sebaliknya menghalangi adenosin untuk
berfungsi. Dampaknya, aktivitas otak
meningkat dan mengakibatkan hormon
adrenalin atau epinefrin terlepas. Hormon
tersebut akan menaikkan detak jantung,
meninggikan tekanan darah.

Perilaku kurangnya aktivitas fisik (olahraga) Aktivitas fisik merupakan segala sesuatu
aktivitas yang menggerakkan fisik atau
tubuh kita. Kurangnya aktivitas fisik dapat
membuat orang yang cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi
sehingga otot jantung harus bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi, makin besar dan
sering otot jantung memompa maka makin
besar tekanan yang dibebankan pada arteri
sehingga tekanan darah akan meningkat.
Aktivitas fisik ringan secara independen
mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Semakin ringan aktivitas fisik semakin
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
Sebaliknya semakin tinggi aktivitas fisik
maka dapat mengurangi hipertensi karena
garam akan keluar dari dalam tubuh
bersama keringat.

Perilaku makan makanan berlemak tinggi Mengkonsumsi lemak dapat meningkatkan


kadar kolesterol LDL dalam darah yang
kemudian menimbun dalam tubuh.
Timbunan lemak akibat kolesterol tersebut
lama-kelamaan akan terbentuk plaque.
Terbentuknya plaque tersebut akan
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
sehingga aliran darah ke seluruh tubuh
terganggu dan meningkatkan tekanan darah.
Tekanan darah yang meningkat dapat
menyebabkan hipertensi.

Perilaku tidak mau rutin cek tekanan darah Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
merupakan salah satu upaya promotif dan
preventif dengan memeriksakan rutin
tekanan darah ke fasilitas kesehatan minimal
6 bulan sekali dalam setahun terakhir yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
mendeteksi faktor risiko yang menjadi
penyebab utama terjadinya hipertensi,
mendorong dan menggerakkan masyarakat
untuk melakukan modifikasi perilaku
berisiko menjadi perilaku hidup sehat,
mendeteksi masyarakatyang mempunyai
faktor risiko hipertensi serta mengurangi
terjadinya komplikasi, kecacatan dan
kematian akibat hipertensi karena
keterlambatan mendeteksi penyakit pada
tahap dini.

Lebih penting Kurang penting

Tahap 4 : Melihat changeability (mudah tidaknya berubah) perilaku

Mudah diubah Lebih sulit diubah

Tahap 5 : Melihat target perilaku menggunakan matriks diagnosis perilaku

Lebih penting Kurang penting

Mudah diubah
Lebih sulit diubah

Tahap 6 : Membuat objective goal

DIAGNOSIS LINGKUNGAN

Tahap 1

Faktor Perilaku Faktor Non Perilaku

Perilaku mengkonsumsi makanan asin Kabupaten Purworejo rata-rata memiliki


makanan khas/kuliner makanan yang manis

Perilaku kebiasaan merokok Kabupaten Purworejo memiliki iklim yang


dingin yaitu sekitar 23°C - 31°C.

Perilaku tidak patuh konsumsi obat Kabupaten Purworejo bagian pesisir adalah
hipertensi teratur daerah penghasil garam yang berpotensi
menghasilkan garam dengan kandungan
natrium klorida (NaCl) sebesar 97,49 persen

Perilaku mengkonsumsi kopi secara


berlebihan

Perilaku kurangnya aktivitas fisik (olahraga)

Perilaku makan makanan berlemak

Perilaku tidak mau rutin cek tekanan darah

Tahap 2
Penyebab Non-Perilaku yang Tidak Bisa Penyebab Non-Perilaku yang Bisa
Diubah Diubah

Kabupaten Purworejo memiliki iklim yang Kabupaten Purworejo rata-rata memiliki


dingin yaitu sekitar 23°C - 31°C. makanan khas/kuliner makanan yang manis

Kabupaten Purworejo bagian pesisir adalah


daerah penghasil garam yang berpotensi
menghasilkan garam dengan kandungan
natrium klorida (NaCl) sebesar 97,49 persen

Tahap 3

Perilaku Hubungan dengan masalah kesehatan

Kabupaten Purworejo rata-rata memiliki Di Kabupaten Purworejo memiliki rata-rata


makanan khas/kuliner makanan yang manis makanan khas yang cenderung manis,
makanan manis juga dapat menyebabkan
timbulnya hipertensi yang disebabkan
banyaknya gula khususnya fruktosa dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah
pada saatnya bisa menghambat produksi
oksida nitrat, peningkatan gula yang tinggi
juga dapat menyebabkan naiknya berat
badan maka akan dapat berakibat hipertensi
karena obesitas termasuk dalam akibat
munculnya hipertensi. mengkonsumsi gula
yang tinggi dan berkepanjangan dapat
terjadinya resistensi insulin karena berkaitan
dengan tekanan darah tinggi yang dapat
berakibat peningkatan resiko penyakit
jantung dan darah tinggi.

Iklim di kab purworejo


Cuaca dan udara yang dingin ternyata dapat
menyebabkan tekanan darah menjadi naik
(hipertensi). Hal ini dikarenakan udara yang
dingin dapat menyebabkan pembuluh darah
menyempit secara sementara, akibatnya
tekanan darah menjadi tinggi karena akan
lebih banyak tekanan yang diperlukan untuk
memaksa darah melewati pembuluh darah
lewat arteri yang menyempit akibat cuaca
dingin tersebut. Iklim di Kabupaten
Purworejo yang dingin dapat memicu
terjadinya hipertensi, namun hipertensi yang
diakibatkan karena cuaca dingin ini jarang
terjadi, dan mungkin terjadi pada lansia
yang berumur diatas 65 tahun.

Kabupaten Purworejo penghasil garam Kabupaten Purworejo sebagai penghasil


garam dapat berakibat negatif jika
masyarakat di Kabupaten Purworejo
mengkonsumsi terlalu banyak garam, karena
dapat meningkatkan jumlah natrium di
dalam sel dan mengganggu keseimbangan
cairan. Masuknya cairan ke dalam sel akan
mengecilkan diameter pembuluh darah arteri
sehingga jantung harus memompa darah
lebih kuat yang berakibat meningkatnya
tekanan darah/hipertensi.

Lebih penting Kurang penting


Drop data/penjelasan :

https://journal.stikeskendal.ac.id/
index.php/PSKM/article/view/123/90

http://eprints.umpo.ac.id/2194/

https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=0a56d9d7e778fc76JmltdHM9MTY2
NjgyODgwMCZpZ3VpZD0zMzc3ODcyMi
00ZDc3LTYwZTUtM2NjMi05N2FhNGNm
YzYxYTAmaW5zaWQ9NTIwOQ&ptn=3&
hsh=3&fclid=33778722-4d77-60e5-3cc2-
97aa4cfc61a0&psq=faktor+faktor+yang+me
mpengaruhi+hipertensi&u=a1aHR0cDovL2
Rvd25sb2FkLmdhcnVkYS5rZW1kaWtidW
QuZ28uaWQvYXJ0aWNsZS5waHA_YXJ0
aWNsZT0xMjgyNzM0JnZhbD0xNzE0NSZ
0aXRsZT1GQUtUT1ItJTIwRkFLVE9SJTI
wWUFORyUyME1FTVBFTkdBUlVISSUy
MEhJUEVSVEVOU0k&ntb=1

https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/
20319642-Spdf-Amad%20Syarifudin.pdf

https://jatengprov.go.id/beritadaerah/
purworejo-kembangkan-produksi-garam-
mengandung-nacl-tinggi/

https://jurnal.poltekeskupang.ac.id/
index.php/jkp/article/download/74/73/289

Kabupaten Purworejo berpotensi


Sepanjang tahun, suhu di Kabupaten
menghasilkan garam dengan kandungan
Purworejo biasanya bervariasi dari 23°C
natrium klorida (NaCl) sebesar 97,49
hingga 31°C dan jarang di bawah 21°C atau
persen. Pasalnya, garam di pesisir pantai
di atas 33°C. Jumlah curah hujan di tahun
selatan (pansela) Jawa tersebut dibuat
2021 paling rendah di bulan Mei yaitu
dengan tunnel system. Lebih lanjut, sampai
sebanyak 195 mm dan paling tinggi di bulan
pertengahan tahun 2021, produksi garam
Januari yaitu 15.502 mm. Bulan November
terus meningkat dari 2,2 ton pada Januari,
juga memiliki curah hujan yang cukup
menjadi 3,1 ton pada Mei. Bupati
tinggi. Tercatat curah hujan di bulan tersebut
Purworejo, RH Agus Bastian,
sebesar 13.714 mm. Oleh karena itu
menyampaikan, Kabupaten Purworejo
Kabupaten Purworejo memiliki iklim yang
memiliki garis pantai sepanjang 22
dingin.
kilometer. Potensi alam tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan garam
sebagai lapangan usaha baru.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai