Anda di halaman 1dari 14

Healthcare Nursing Journal - vol. 4 no.

1 (2022) Hal 231-235

LITERATURE REVIEW ASUHAN KEPERAWATAN PENERAPAN TERAPI JUS BELIMBING MANIS PADA LANSIA
HIPERTENSI

Rina Sholihach1, Nina Pamela Sari2, Asep Muksin3

123
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Article Information ABSTRACT

Received: Agustus 2021 Hipertensi atau dikenal dengan tekanan darah


Revised: November 2021 tinggi merupakan penyakit yang umum dan pada
Available online: Januari 2022 kondisi serius dapat menyebabkan berbagai
macam masalah kesehatan. Salah satu
Keywords pengobatan alternatif nonfarmakologis penurun
Hipertensi, Jus Belimbing Manis, Lanjut tekanan darah untuk penderita hipertensi yaitu
usia dengan penerapan terapi jus belimbing manis.
Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini untuk
mengetahui pengaruh jus belimbing manis
Correspondence terhadap tekanan darah pada lansia yang
Phone : (+62) 811-2112-784 menderita hipertensi Desain penelitian ini
E-mail: ninapamelasari@gmail.com menggunakan metode studi literature review.
Teknik pengumpulan data menggunakan data
sekunder. Hasil telaah artikel jurnal menunjukan
bahwa terdapat pengaruh pemberian jus
belimbing manis terhadap perubahan tekanan
darah pada lansia yang mengalami hipertensi.
Sedangkan dalam penerapan asuhan
keperawatan dengan melalui pendekatan proses
keperawatan didapatkan data fokus Ny.I
mengeluh sakit kepala, sering mengkonsumsi
makanan tinggi garam, dan jarang berolahraga.
Diagnosa yang ditegakkan yaitu resiko perfusi
serebral tidak efektif berhubungan dengan
hipertensi. Tahap implementasi sesuai dengan
rencana tindakan yang disusun yaitu diberikan jus
belimbing manis sebanyak 200 ml , satu kali
dalam sehari selama 7 hari. Evaluasi yang
didapatkan setelah diberikan jus belimbing manis
tekanan darah menurun. Oleh karena itu
disarankan kepada perawat untuk menerapkan
alternatif non farmakologi jus belimbing manis
dalam membantu menurunkan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi
23
1
PENDAHULUAN alam salah satunya tanaman. Belimbing
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, merupakan salah satu alternatif dalam
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, pengobatan hipertensi secara non farmakologi,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi mengingat tanaman belimbing sering dijumpai di
tua merupakan proses alamiah yang berarti lingkungan sekitar kita sehingga masyarakat bisa
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu memanfaatkan buah belimbing untuk dijadikan jus
anak, dewasa dan tua ( Kholifah, 2016). Hipertensi dalam mengontrol tekanan darah pada lansia
merupakan keadaan dimana seseorang mengalami hipertensi (Nisa, 2013).
peningkatan tekanan darah diatas normal yang Salah satu tanaman yang banyak tumbuh
tunjukan oleh angka systolic dan angka diastolic dipekarangan dan dimanfaatkan sehari-hari oleh
pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat masyarakat Indonesia adalah belimbing. Tanaman
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air jenis ini dapat tumbuh di mana-mana dan mudah
raksa (Sphygmanometer) ataupun alat digital dikembang biakan melalui metode cangkok. Al-
lainnya (Irwan, 2016). Faktor yang dapat Qur’an banyak menyebut mengenai potensi
mempengaruhi hipertensi ada dua yaitu, faktor tumbuh-tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh
yang dapat dikendalikan seperti obesitas, gaya manusia. Di antara ayat-ayat yang menjelaskan,
hidup, stress dan faktor yang tidak dapat di kenali salah satunya adalah QS.Al Asy-Syu’ara /26: 7
seperti usia, riwayat keluarga, jenis kelamin Dari ayat tersebut,dapat dipahami bahwa Allah
(Junaedi, 2013). Hipertensi juga salah satu penyakit senantiasa mengisyaratkan kepada manusia untuk
yang sering dijumpai pada golongan lanjut usia mengembangkan dan memperluas ilmu
yang disebabkan karena kemunduran fungsi kerja pengetahuan khususnya ilmu yang membahas
pembuluh darah serta merupakan salah satu tentang obat-obatan yang berasal dari alam, baik
penyakit degenerative yang mempunyai tingkat dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun mineral.
morbiditas dan mortalitas tinggi. Hipertensi pada Ketiga hal tersebut telah dijelaskan didalam Al-
lanjut usia bila tidak segera diobati dapat Qur’an mengandung suatu zat/obat yang dapat
menyebabkan gagal jantung, stroke dan gagal digunakan untuk menyembuhkan manusia dari
ginjal (Arlita, 2014). penyakit (Syamsuarni, 2016).
Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2018) menyebutkan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
jumlah penderita hipertensi terus meningkat asuhan keperawatan gerontik dengan penerapan
seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah terapi jus belimbing terhadap tekanan darah lansia
pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% dengan hipertensi berdasarkan hasil studi
warga dunia terkena hipertensi. WHO literature review.
menyebutkan negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi sebesar 40% METODE
sedangkan negara maju hanya 35%, kawasan Afrika Desain penelitian yang digunakan yaitu literature
memegang posisi puncak penderita hipertensi, review karena penulis ingin mengetahui gambaran
yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% asuhan keperawatan gerontik dengan pemberian
dan Asia Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini terapi jus belimbing terhadap lansia dengan
telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Terapi nonfarmakologis selalu menjadi pilihan yang Subjek studi literature yang digunakan adalah tiga
dilakukan penderita hipertensi karena biaya yang jurnal dan satu asuhan keperawatan dengan
dikeluarkan untuk terapi farmakologis relatif lebih pemberian jus belimbing manis untuk menurunkan
mahal. Langkah awal pengobatan hipertensi tekanan darah pada pasien lansia dengan
nonfarmakologis adalah dengan menjalani hipertensi.
polahidup sehat, salah satunya dengan terapi Jenis data yang dilakukan dalam studi literature ini
komplementer yang menggunakan bahan-bahan menggunakan jenis data sekunder. Data yang
alami yang ada disekitar kita, seperti relaksasi otot diperoleh bukan dari pengamatan langsung tetapi
progresif, meditasi, aromaterapi, terapi herbal, dari hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian
dan terapi nutrisi (Nissa, 2013). Banyak pengobatan terlebih dahulu dengan menggunakan teks book
alternative yang menggunakan unsur-unsur dari

232
satu asuhan keperawatan pada penderita hipertensi. Diagnosa resiko perfusi serebral tidak
hipertensi. efektif ditegakkan karena terkait kondisi tekanan
darah Ny.I yaitu 160/90MmHg. Hal tersebut tidak
HASIL PENELITIAN sesuai dengan teori pada pathway namun, pada
Pada hasil studi literature dalam asuhan komplikasi yang di timbulkan dari peyakit
keperawatan gerontik dengan penerapan terapi hipertensi menurut (Trianto,2014) bahwa
jus belimbing manis terhadap tekanan darah lansia komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik.
dengan hipertensi ini menelaah 4 referensi yang Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
terdiri 3 artikel penelitian dan 1 artikel asuhan arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
keperawatan. Menurut Noor, 2018 Pengaruh Jus hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke
Belimbing Manis (Averrhoa Carambola Linn) daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Di
Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia didapatkan dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
hasil adanya pengaruh pemberian jus belimbing (SDKI) tahun 2017, tidak terdapat tanda mayor dan
manis pada tekanan darah. Hal ini sejalan juga minor untuk masalah keperawatan resiko perfusi
dengan hasil penelitian Iip, 2018 dan Putri, 2018. serebral tidak efektif berhubungan dengan
Menurut Devia, A., 2018 dalam asuhan hipertensi. Namun didalam asuhan keperawatan
keperawatannya juga menyebutkan bahwa Devia, A (2014) pada kasus Ny.I didapatkan data
pemberian jus belimbing selama 7 hari dapat fokus klien mengeluh sakit kepala, sering
menurunkan tekanan darah. mengonsumsi makanan tinggi garam, dan jarang
berolah-raga.
PEMBAHASAN Dalam perencanaan menurut asuhan keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses Devia, A (2014) terhadap kasus Ny.I dengan
keperawatan yang bertujuan untuk masalah keperawatan resiko perfusi serebral tidak
mengumpulkan informasi atau data tentang efektif berhubungan dengan hipertensi, yaitu
pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali memberikan terapi non farmakologi jus belimbing
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan manis 1x dalam sehari selama 7 hari dengan
pasien, baik fisik, mental, social dan lingkungan harapan risiko perfusi serebral tidak terjadi, dan
(Dermawan, 2012). dengan kriteria hasil : sakit kepala berkurang atau
Menurut (Aspiani, 2016) salah satu penyebab dari hilang, tekanan darah sistol dan diastol membaik
penyakit hipertensi yaitu berdasarkan kebiasaan atau dalam rentang normal (110/80-140/80).
hidup seperti konsumsi garam yang tinggi (lebih Sedangkan menurut SIKI (Standar Intervensi
dari 30g), kegemukan, jarang berolahraga, stress, Keperawatan Indonesia) tahun 2018,
merokok, minum alkohol, dan mengonsumsi obat- menggunakan intervensi pendukung yaitu
obatan. Serta gejala yang ditimbulkan umumnya memberikan edukasi program pengobatan dengan
sakit kepala, pegal, nyeri ditengkuk, kelelahan, mengidentifikasi pengetahuan dan penggunaan
gelisah, telinga berdengung, hidung berdarah, dan pengobatan tradisional yang direkomendasikan.
mudah marah. Berdasarkan pengkajian pada kasus Terdapat persamaan intervensi antara kasus Ny.I
Ny.I dalam asuhan keperawatan Devia (2014) dengan SIKI (2018) yaitu menerapkan penanganan
dalam data subjektif didapatkan : klien nyeri secara tradisional atau non farmakologi.
kepala, sering mengkonsumsi makanan tinggi Pada tahapan implementasi, penelitian yang
garam dan jarang berolahraga. Dalam data objektif dilakukan oleh Lestari pada tahun 2012,
didapatkan TTV yaitu TD: 160/90mmHg , Nadi : menerapkan jus belimbing sebanyak 200 ml
95x/menit , Respirasi : 22x/menit , Suhu : 36,3 C. sebanyak 1 kali sehari yang diberikan selama 7 hari.
Dari hasil pengkajian yang diperoleh, terdapat Hasil penelitian tersebut Pemberian jus belimbing
persamaan gejala yang umum terjadi pada berpengaruh secara bermakna terhadap
penderita hipertensi yaitu nyeri kepala, sering penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan
mengkonsumsi makanan tinggi garam dan jarang darah diastolik setelah dikontrol dengan asupan
berolahraga. Diagnosa keperawatan yang lemak dan serat. Cara membuat jus belimbing
ditegakkan oleh penulis yaitu resiko perfusi manis 200 ml yaitu disiapkan alat- alat dan bahan,
serebral tidak efektif berhubungan dengan cuci buah belimbing hingga bersih, potong

233
belimbing beberapa bagian dan buang bagian atas satunya dengan terapi jus belimbing manis untuk
belimbing dan isinya, timbang belimbing yang menurunkan tekanan darah. Implementasi untuk
telah dipotong sebanyak 150 gram, masukkan menurunkan tekanan darah berdasarkan telaah
belimbing yang telah dipotong kedalam blender, jurnal dan asuhan keperawatan terapi non
masukkan madu 10 gram dan air 50 ml, tunggu farmakologi jus belimbing manis berpengaruh
beberapa menit, masukkan belimbing yang telah terhadap penurunan tekanan darah, dengan
diblender yang telah tersedia, jus belimbing siap langkah-langkah berdasarkan SOP dengan cara
diminum. siapkan alat-alat dan bahan, cuci buah belimbing
Hasil penelitian dari tiga jurnal dan satu asuhan hingga bersih, potong belimbing beberapa bagian
keperawatan yang sudah ditelaah bahwa dan buang bagian atas belimbing dan isinya,
didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap timbang belimbing yang telah dipotong sebanyak
penurunan tekanan darah tinggi pada lansia. Dari 150 gram, masukkan belimbing yang telah
hasil evaluasi asuhan keperawatan Ajeng Devia dipotong kedalam blender, masukkan madu 10
(2014) pada kasus Ny.I sebelum diberikan jus gram dan air 50 ml, tunggu beberapa menit,
belimbing manis tekanan darah klien 160/90mmHg. masukkan belimbing yang telah diblender yang
Sesudah diberikan jus belimbing manis mengalami telah tersedia, jus belimbing siap diminum. Hasil
penurunan menjadi 145/80mmHg. Kemudian hasil evaluasi penelitian dari tiga jurnal dan satu asuhan
penelitian dari ketiga jurnal rata-rata diperoleh keperawatan yang telah ditelaah bahwa terapi jus
p=0,000 (sistolik), p=0,000 (diastolik) yang berarti belimbing manis didapatkan pengaruh yang
terdapat pengaruh pemberian jus belimbing manis signifikan terhadap penurunan tekanan darah
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia tinggi pada lansia. Saran Bagi Responden bahwa
yang mengalami hipertensi. Serta menurut Artalesi Terapi pengobatan non farmakologi jus belimbing
(2012) didapatkan sebagian besar responden pada manis efektif dalam membantu menurunkan
penelitian ini menyatakan bahwa mereka tekanan darah. Selain mudah dilakukan, buah
mendapat ketenangan setelah mendapat terapi jus belimbing manis juga mudah didapatkan dan
buah belimbing manis dan ada yang menyatakan harganya terjangkau. Saran bagi Perawat dalam
tubuh lebih terasa segar serta sakit kepala dan melakukan asuhan keperawatan gerontik
ketegangan otot pada tengkuk yang mereka alami hendaknya menggunakan pendekatan proses
berkurang bahkan hilang, hal ini menunjukkan keperawatan secara komprehensif dengan
bahwa kandungan jus buah belimbing manis yang melibatkan peran serta klien sehingga dapat
dikonsumsi dapat mengurangi risiko terkena tercapai sesuai dengan tujuan. Saran bagi Penulis
hipertensi dengan membantu mengurangi Selanjutnya Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat
ketegangan otot dan emosional responden. menambah referensi dalam melakukan asuhan
keperawatan lansia dengan hipertensi selanjutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang didapatkan oleh penulis DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan hasil telaah jurnal, teori dan juga Aspiani, R.. (2016). Asuhan Keperawatan Klien
asuhan keperawatan pada lansia hipertensi Gangguan Kardiovaskuler: Aplikasi NIC & NOC.
dengan pemberian jus belimbing manis adalah Jakarta: EGC.
pada tahap pengkajian bahwa lansia dengan Artalesi, Erwin. 2011. efektifitas terapi jus buah
hipertensi yang paling dominan yaitu tekanan belimbing manis (averrhoe carambola linn)
darah diatas normal, dan yang umum terjadi yaitu terhadap penurunan tekanan darah pada
klien merasa pusing atau sakit kepala, pegal, kaku pasien dengan hipertensi.
serta tidak nyaman pada tengkuk. Diagnosa Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan.
keperawatan yang ditegakkan yaitu resiko perfusi Yogyakarta : Gosyen Publishing Dwipayanti, P.
serebral tidak efektif berhubungan dengan 2011. Efektivitas Buah Belimbing Terhadap
hipertensi. Intervensi yang disusun disesuaikan Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
dengan diagnosa yang di tegakkan, dengan Hipertensi.
menggunakan intervensi pendukung yaitu edukasi GN Fitri, L Lismayanti, NP Sari – Media Informasi,
program pengobatan secara tradisional salah 2017. SEFT Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia

234
Hipertensi. http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.ph p/BMI/article/view/82
Iip, (2014).“Efektifan Jus Belimbing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan
Tawangmas Baru Kecamatan Semarang Barat”.Jurnal ilmu keperawatan dan kebidanan.
Kemenkes RI. 2014. Laporan nasional. Jakarta: departemen kesehatan RI.
Kholifah, SN. (2016). Keperawatan Gerontik. http://bppsdmk.kemkes.go.id/ pusdiksdmk
/wp content/uploads/2017/08/Keperawatan- Gerontik-Kom prehensif.pdf. diunduh pada tanggal 18
Desember 2018.
Mulyanti, Yuli (2017). Dokumentasi Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
167. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Nisa, Intan. (2013). Khasiat sakti tanaman obat untuk darah tinggi. Jakarta: Dunia Sehat.
Oktaviani, Noni. (2013). 150 terapi jus dan sejuta khasiatnya. Yogyakarta: In Azna Books.
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta :Nuha Medika.

235
Pudjiastuti, Ratna (2011). Penyakit Pemicu Stroke.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskesdas. 2018. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Pusat Data Informasi.Pdf
Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.

236
TUGAS KELOMPOK

KRITISI ARTIKEL LITERATURE REVIEW

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Tugas Mata Kuliah Evidence Based Practice (EBP)

Dosen Pengampu : Ifa Nofalia, S.Kep.,Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

Erna Yuliarsih (183210012)

Nama Kelompok :

1. Erna Yuliarsih 18.321.0012


2. Ervina Nova A 18.321.0013
3. Melinda Oktopriana 18.321.0028
4. Ubaidillah 18.321.0042

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2022

237
KRITISI ARTIKEL

 Judul
Literature Review Asuhan Keperawatan Penerapan Terapi Jus Belimbing Manis Pada
Lansia Hipertensi
 Penulis
Rina Sholihach
 Tanggal Telaah
5 Juli 2022

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai


dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa dan tua ( Kholifah,
2016). Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang tunjukan oleh angka
systolic dan angka diastolic pada pemeriksaan tensi darah menggunakan
alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(Sphygmanometer) ataupun alat digital lainnya (Irwan, 2016). Faktor
yang dapat mempengaruhi hipertensi ada dua yaitu, faktor yang dapat
Ringkasan artikel
dikendalikan seperti obesitas, gaya hidup, stress dan faktor yang tidak
dapat di kenali seperti usia, riwayat keluarga, jenis kelamin (Junaedi,
2013). Hipertensi juga salah satu penyakit yang sering dijumpai pada
golongan lanjut usia yang disebabkan karena kemunduran fungsi kerja
pembuluh darah serta merupakan salah satu penyakit degenerative yang
mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi. Hipertensi pada
lanjut usia bila tidak segera diobati dapat menyebabkan gagal jantung,
stroke dan gagal ginjal (Arlita, 2014).

238
Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui pengaruh jus
belimbing manis terhadap tekanan darah pada lansia yang menderita
Tujuan
hipertensi Desain penelitian ini menggunakan metode studi literature
review.
Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2018) menyebutkan jumlah penderita
hipertensi terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
bertambah pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia
terkena hipertensi. WHO menyebutkan negara ekonomi berkembang
memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju
P (Problem)
hanya 35%, kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita
hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia
Tenggara 36%. Kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta
orang setiap tahunnya.

Terapi nonfarmakologis selalu menjadi pilihan yang dilakukan penderita


hipertensi karena biaya yang dikeluarkan untuk terapi farmakologis
relatif lebih mahal. Langkah awal pengobatan hipertensi
nonfarmakologis adalah dengan menjalani pola hidup sehat, salah
satunya dengan terapi komplementer yang menggunakan bahan-bahan
alami yang ada disekitar kita, seperti relaksasi otot progresif, meditasi,
aromaterapi, terapi herbal, dan terapi nutrisi (Nissa, 2013). Banyak
I (Intervention) pengobatan alternative yang menggunakan unsur-unsur dari

alam salah satunya tanaman. Belimbing merupakan salah satu alternatif


dalam pengobatan hipertensi secara non farmakologi, mengingat
tanaman belimbing sering dijumpai di lingkungan sekitar kita sehingga
masyarakat bisa memanfaatkan buah belimbing untuk dijadikan jus
dalam mengontrol tekanan darah pada lansia hipertensi (Nisa, 2013).

C (Comparation) Menurut (Aspiani, 2016) salah satu penyebab dari penyakit hipertensi
yaitu berdasarkan kebiasaan hidup seperti konsumsi garam yang tinggi

239
(lebih dari 30g), kegemukan, jarang berolahraga, stress, merokok, minum
alkohol, dan mengonsumsi obat- obatan. Serta gejala yang ditimbulkan
umumnya sakit kepala, pegal, nyeri ditengkuk, kelelahan, gelisah, telinga
berdengung, hidung berdarah, dan mudah marah. Berdasarkan pengkajian
pada kasus Ny.I dalam asuhan keperawatan Devia (2014) dalam data
subjektif didapatkan : klien nyeri kepala, sering mengkonsumsi makanan
tinggi garam dan jarang berolahraga. Dalam data objektif didapatkan
TTV yaitu TD: 160/90mmHg , Nadi : 95x/menit , Respirasi : 22x/menit ,
Suhu : 36,3 C. Dari hasil pengkajian yang diperoleh, terdapat persamaan
gejala yang umum terjadi pada penderita hipertensi yaitu nyeri kepala,
sering mengkonsumsi makanan tinggi garam dan jarang berolahraga.
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan oleh penulis yaitu resiko perfusi
serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi. Diagnosa resiko
perfusi serebral tidak efektif ditegakkan karena terkait kondisi tekanan
darah Ny.I yaitu 160/90MmHg. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
pada pathway namun, pada komplikasi yang di timbulkan dari peyakit
hipertensi menurut (Trianto,2014) bahwa komplikasi berupa stroke dan
serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila
arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Di
dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,
tidak terdapat tanda mayor dan minor untuk masalah keperawatan resiko
perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi. Namun
didalam asuhan keperawatan Devia, A (2014) pada kasus Ny.I didapatkan
data fokus klien mengeluh sakit kepala, sering mengonsumsi makanan
tinggi garam, dan jarang berolah-raga.
Dalam perencanaan menurut asuhan keperawatan Devia, A (2014)
terhadap kasus Ny.I dengan masalah keperawatan resiko perfusi
serebral tidak efektif berhubungan dengan hipertensi, yaitu memberikan
terapi non farmakologi jus belimbing manis 1x dalam sehari selama 7
hari dengan harapan risiko perfusi serebral tidak terjadi, dan dengan

240
kriteria hasil : sakit kepala berkurang atau hilang, tekanan darah sistol
dan diastol membaik atau dalam rentang normal (110/80-140/80).
Sedangkan menurut SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
tahun 2018, menggunakan intervensi pendukung yaitu memberikan
edukasi program pengobatan dengan mengidentifikasi pengetahuan dan
penggunaan pengobatan tradisional yang direkomendasikan. Terdapat
persamaan intervensi antara kasus Ny.I dengan SIKI (2018) yaitu
menerapkan penanganan secara tradisional atau non farmakologi.
Pada tahapan implementasi, penelitian yang dilakukan oleh Lestari
pada tahun 2012, menerapkan jus belimbing sebanyak 200 ml sebanyak
1 kali sehari yang diberikan selama 7 hari. Hasil penelitian tersebut
Pemberian jus belimbing berpengaruh secara bermakna terhadap
penurunan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik setelah
dikontrol dengan asupan lemak dan serat. Cara membuat jus belimbing
manis 200 ml yaitu disiapkan alat- alat dan bahan, cuci buah belimbing
hingga bersih, potong belimbing beberapa bagian dan buang bagian
atas belimbing dan isinya, timbang belimbing yang telah dipotong
sebanyak 150 gram, masukkan belimbing yang telah dipotong kedalam
blender, masukkan madu 10 gram dan air 50 ml, tunggu beberapa
menit, masukkan belimbing yang telah diblender yang telah tersedia,
jus belimbing siap diminum.
Hasil penelitian dari tiga jurnal dan satu asuhan keperawatan yang
sudah ditelaah bahwa didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan tekanan darah tinggi pada lansia. Dari hasil evaluasi asuhan
keperawatan Ajeng Devia (2014) pada kasus Ny.I sebelum diberikan
jus belimbing manis tekanan darah klien 160/90mmHg. Sesudah
diberikan jus belimbing manis mengalami penurunan menjadi
145/80mmHg. Kemudian hasil penelitian dari ketiga jurnal rata-rata
diperoleh p=0,000 (sistolik), p=0,000 (diastolik) yang berarti terdapat
pengaruh pemberian jus belimbing manis terhadap perubahan tekanan
darah pada lansia yang mengalami hipertensi. Serta menurut Artalesi

241
(2012) didapatkan sebagian besar responden pada penelitian ini
menyatakan bahwa mereka mendapat ketenangan setelah mendapat
terapi jus buah belimbing manis dan ada yang menyatakan tubuh lebih
terasa segar serta sakit kepala dan ketegangan otot pada tengkuk yang
mereka alami berkurang bahkan hilang, hal ini menunjukkan bahwa
kandungan jus buah belimbing manis yang dikonsumsi dapat
mengurangi risiko terkena hipertensi dengan membantu mengurangi
ketegangan otot dan emosional responden.

Pada hasil studi literature dalam asuhan keperawatan gerontik dengan


penerapan terapi jus belimbing manis terhadap tekanan darah lansia
dengan hipertensi ini menelaah 4 referensi yang terdiri 3 artikel penelitian
dan 1 artikel asuhan keperawatan. Menurut Noor, 2018 Pengaruh Jus
Belimbing Manis (Averrhoa Carambola Linn) Terhadap Tekanan Darah
O (Outcome) Pada Lansia didapatkan hasil adanya pengaruh pemberian jus belimbing
manis pada tekanan darah. Hal ini sejalan juga dengan hasil penelitian
Iip, 2018 dan Putri, 2018. Menurut Devia, A., 2018 dalam asuhan
keperawatannya juga menyebutkan bahwa pemberian jus belimbing
selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah.

Validitas : Valid

Importancy : Penting. Terapi non farmakologis selalu menjadi pilihan yang dilakukan penderita
hipertensi karena biaya yang dikeluarkan untuk terapi farmakologis relatif lebih mahal. Langkah
awal pengobatan hipertensi nonfarmakologis adalah dengan menjalani pola hidup sehat, salah
satunya dengan terapi komplementer yang menggunakan bahan-bahan alami yang ada disekitar
kita, seperti relaksasi otot progresif, meditasi, aromaterapi, terapi herbal, dan terapi nutrisi
(Nissa, 2013). Banyak pengobatan alternative yang menggunakan unsur-unsur dari alam salah
satunya tanaman. Belimbing merupakan salah satu alternatif dalam pengobatan hipertensi
secara non farmakologi, mengingat tanaman belimbing sering dijumpai di lingkungan sekitar

242
kita sehingga masyarakat bisa memanfaatkan buah belimbing untuk dijadikan jus dalam
mengontrol tekanan darah pada lansia hipertensi
Applicability : Hal ini dapat diaplikasikan kepada masyarakat. Terapi pengobatan non
farmakologi jus belimbing manis efektif dalam membantu menurunkan tekanan darah. Selain
mudah dilakukan, buah belimbing manis juga mudah didapatkan dan harganya terjangkau.

243

Anda mungkin juga menyukai