Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POST OPERASI DENGAN

INTERVENSI PERAWATAN LUKA DI RUNGAN DAHLIA RSUD DORIS


SYLVANUS PALANGKA RAYA

Karya Tulis Ilmiah Akhir Profesi Ners

Di susun oleh :
ALYAALVEGA, S.Kep
NPM. 2114901110106

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2021-2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan Luka post operasi adalah perawatan yang dilakukan untuk
meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri dengan cara
merawat luka infeksi serta memperbaiki asupan makanan tinggi protein dan
vitamin dan membantu menghindari terjadinya infeksi (Riyadi & Harmoko,
2016).
Luka operasi merupakan luka yang disebabkan karena prosedur
pembedahan pada bagian tubuh. Luka operasi sangat mudah terinfeksi
apabila tidak mendapatkan perawatan dengan baik. Sampai abad ke-20,
perawatan luka dilakukan menurut kemampuan yang didasarkan pada
kepentingan dan filosofi individu tanpa bantuan penelitian. Herbal, katun,
serbuk kayu dan bahan-bahan lain telah digunakan untuk menutupi dan
mengobati luka. Setelah teori kuman dari pasteur diakhir abad ke-19, perawatan
luka terdiri atas menutup dan melindungi area kerusakan kulit untuk
menghasilkan lingkungan luka yang kering. Namun demikian, antara tahun
1958 dan1975, revolusi terjadi yang mengembangkan konsep penyembuhan
luka basah (Schaffer,2016).
Resiko infeksi merupakan proses yang terjadi ketika mikroorganisme dari
kulit, bagian tubuh lain atau lingkungan masuk ke dalam insisi yang ditandai
dengan adanya pus, inflamasi, bengkak, nyeri, dan rasa panas. Hubungan resiko
infeksi dengan laparatomi yaitu ketika sayatan pada operasi laparatomi
menimbulkan luka yang berukuran besar dan dalam, sehingga membutuhkan
waktu yang lama untuk penyembuhan dan perawatan berkelanjutan. Sehingga
luka pada dinding abdominal beresiko untuk terjadinya infeksi, terutama infeksi
luka operasi paska pembedahan (Riyadi & Harmoko, 2016).
Operasi atau pembedahan baik elektif maupun kedaruratan merupakan
peristiwa kompleks yang menegangkan individu dengan masalah perawatan
kesehatan yang memerlukan intervensi pembedahan biasanya menjalani prosedur
pembedahan yang ikenal dengan istilah keperawatan peri operatif. Kata
”perioperatif” merupakan suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
pembedahan yaitu fase pra operatif, intraoperatif, dan pasca operatif (Brunner &
Suddart, 2020).
Kejadian infeksi akibat perawatan luka yang tidak benar dibeberapa negara
Eropa dan Amerika sebanyak 1%, Di Asia, Amerika latin dan Sub- Sahara Afrika
yang meliputi banyak rumah sakit dan 14 negara berkembang sebanyak 40%.
Dari data WHO pada tahun 2017 hasil survei prevalensi di Pasifik Barat
menemukan dari 20.950 pasien post operasi di RS di Pasifik Barat, terdapat 8,7%
pasien post operasi menderita infeksi pada bagian luka operasi. Manajemen
perawatan luka yang tidak aseptik merupakan penyebab terjadinya infeksi
luka post operasi(Sumarno, 2019).
Di Indonesia, kejadian infeksi pada luka operasi merupakan masalah yang
harus ditangani lebih serius. Hal tersebut sering menimbulkan ketidak puasan
pasien karena ketidak nyamanan yang berhubungan dengan bertambahnya
waktu dan biaya selama perawatan di Rumah Sakit. Setelahv dilakukan
penelitian di 11 Rumah Sakit di Indonesia terdapat 9,8% pasien rawat inap yang
mendapatkan infeksi berlanjut setelah operasi. Untuk propisi Kalimantan tengah
yang menjadi tempat rujukan di daerah terdapat kurang lebih 108 pasien
post operasi yang mengalami infeksi dari 968 pasien post operasi 2016
khusus di ruang bedah mencapai 14,44% (Dinas Kesehatan propinsi Kalimantan
tengah, 2016-2021).
Menurut Septiari (2019) mengatakan luka operasi dikatakan terinfeksi apabila
luka tersebut mengeluarkan nanah atau pus dan kemungkinan terinfeksi apabila
luka tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi. Potter dan Perry (2016) yang
menyatakan bahwa infeksi luka paska operasi merupakan salah satu masalah
utama dalam praktek pembedahan dan infeksi menghambat proses
penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas
bertambah besar yang menyebabkan lama hari perawatan. Lama perawatan yang
memanjang disebabkan karena beberapa faktor, yaitu faktor ekstrinsik dan faktor
intrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat,
teknik operasi, obat-obatan, dan perawatan luka sedangkan faktor intrinsik
terdiri dari usia, gangguan sirkulasi, nyeri, dan penyakit penyerta serta faktor
lainnya adalah mobilisasi (Majid, Judha, dan Istianah, 2017). Penelitian Dias
Minovanti (2018) didapatkan hasil bahwa mayoritas infeksi luka operasi yang
terjadi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain petugas kesehatan (perawat).
Untuk mencegah luka operasi agar tidak terinfeksi perlu dilakukan tindakan
perawatan luka yang benar. Tindakan perawatan luka operasi yang benar
harus menggunakan teknik aseptik yang cermat selama merawat luka atau
mengganti balutan luka. Sebelum dilakukan penutupan luka sebaiknya ditekan
lebih dahulu bagian pinggir luka untuk mengetahui ada tidaknya pus atau
infeksi luka. Jika ada keraguan tentang sterilitas instrumen yang akan digunakan,
maka dianggap tidak steril (Brunner & Suddarth,2016). Untuk mempercepat
penyembuhan, luka bekas operasi sebaiknya dijaga agar tidak terkena
air. Untuk itu penderita disarankan tidak mandi, cukup membasuh tubuhnya
saja. Perawatan luka dilakukan oleh perawat di rumah sakit. Biasanya perban
baru dibuka setelah beberapa hari, saat dokter mengangkat benang jahitan.
Tetapi jika perban basah, berdarah, atau kulit di sekitar luka memerah dan
nyeri, segeralah berkonsultasi dengan dokter (Cendikia, 2019).
Berdasarkan hal - hal tersebut diatas maka, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai analisis asuhan keperawatan pasien post operasi dengan
intervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus palangka raya.

Catatan:
Buat urutan paragraph pada latar belakang dengan acuan MSKS:

a. Masalah penelitian berupa kasus atau peristiwa/kejadian yang ada dan


teori atau referensi yang mendukung.

b. Skala masalah/Justifikasi berupa besarnya kasus/ masalah dan pengaruh


yang timbul terhadap kesehatan, waktu terjadi pada saat ini (apakah
semakin meningkat), tempat kejadian, karakteristik masyarakat yang
terkena. Justifikasi adalah pembenaran dan bukti secara autentik tentang
keberadaan masalah yang telah diuraikan. Dalam paragraph ini
diungkapkan kesenjangan: antara harapan dan kenyataan, antara teori
dan praktik, antara visi dengan realitas. Selain kesenjangan perlu
diungkap besar / skala masalah, artinya seberapa besar masalah
keperawatan itu dapat diangkat menjadi masalah penelitian, yang dapat
dibuktikan dengan data kualitatif maupun kuantitatif. Data dapat diperoleh
dari paragraph yang terbaru, hasil penelitian yang masih relevan dan
survey awal (bukti empiris).

c. Kronologis berupa penyebab kasus/masalah keperawatan dan dampak


dari kasus/masalah tersebut yang masih dirasakan. Kronologis berisi
tentang bagaimana urutan kejadian suatu kasus/masalah itu sampai
timbulnya akibat jika masalah keperawatan tersebut tidak ditangani
(dampak). Hal ini diuraikan sesuai dengan teori yang didapat dari paragraf
tentang masing-masing paragraf serta akibat jika masalah tersebut tidak
diselesaikan.

d. Solusi berupa konsep pemecahan kasus/masalah yang sudah dan akan


digunakan.
1.2. Tujuan Penelitian
1.2.1. Tujuan Umum
Menggambarkan hasil laporan kegiatan praktik analisis asuhan keperawatan
pasien post operasi dengan intervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud
doris sylvanus palangka raya
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Menggambarkan hasil analisis asuhan keperawatan pasien post operasi
dengan intervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus
palangka raya.
1.2.2.2. Mampu membuat analisa data dan merumuskan diagnosis keperawatan
yang muncul pada pasien post operasi dengan intervensi perawatan luka di
rungan dahlia rsud doris sylvanus palangka raya
1.2.2.3. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada pasien post operasi
dengan inervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus
palangka raya
1.2.2.4. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien post operasi
dengan intervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus
palangka raya
1.2.2.5. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien post operasi
dengan intervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus
palangka raya

1.3. Manfaat Penelitian


1.3.1. Manfaat Aplikatif
1.3.1.1. Dapat melakukan pemberian perawatan luka pada pasien pre operasi.
1.3.1.2. Dapat membantu mengurangi gejala infeksi pada pasien pre operasi dengan
intervensi perawatan luka.
1.3.1.3. Dapat memberikan asuhan keperawatan pasien post operasi dengan
intervensi perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus palangka raya
1.3.2. Manfaat Keilmuan
1.3.2.1. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman
khususnya dalam mengenai pasien post operasi dengan intervensi perawatan
luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus palangka raya.
1.3.2.2. Sebagai suatu referensi untuk bahan penelitian dan pengembangan ilmu
dalam analisis asuhan keperawatan pasien post operasi dengan intervensi
perawatan luka di rungan dahlia rsud doris sylvanus palangka raya.
1.3.3. Manfaat Untuk Instansi
1.3.3.1. Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan yang bermutu dan menghasilkan pelayanan yang memuaskan
pada pasien sehingga meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
1.3.3.2. Meningkatkan kemampuan klinis perawat dalam memberikan pelayanan
asuhan keperawatan pasien post operasi dengan intervensi perawatan luka.

Anda mungkin juga menyukai