“LUKA BEDAH”
Dosen Pembimbing :
Kharisma Pratama, MNS. WOCN
Disusun Oleh
Kelompok 3 :
1. ARDIANUS. A
2. V.FEBY
3. ROY. S
4. M. ILHAM
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam
ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.
tugas dalam mata kuliah Keperawatan Luka Dasar dengan judul “Luka Bedah’’
Selain itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Makalah.........................................................................................3
D. Manfaat Makalah.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................4
A. Definisi Luka Bedah..................................................................................4
B. Klasifikasi Luka.........................................................................................4
C. Proses Penyembuhan Luka........................................................................7
D. Perawatan Luka..........................................................................................9
E. Tindakan Perawatan Luka Bedah............................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera
atau pembedahan (Agustina, 2009). Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi
menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja
misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja
contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja (trauma)
juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup
jika tidak ada robekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan
keliatan seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat
tusukan), dan hautration (luka akibat alat perawatan luka) (Hidayat, 2006).
Luka operasi adalah luka akut yang dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan
untuk terapi atau rekonstruksi (Murtutik & Marjiyanto, 2013). Penatalaksanaan
perawatan luka post operasi pada saat ini masih belum optimal, hal ini
ditunjukkan dengan belum patuhnya perawat dalam melakukan prosedur
perawatan luka post operasi dengan benar seperti melakukan perawatan luka
operasi dengan 1 set medikasi digunakan untuk pasien secara bersama-sama
(banyak pasien), perawat tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan medikasi, perawat tidak memperhatikan tehnik steril
seperti tidak memakai sarung tangan steril saat medikasi (Rosaliya, Suryani &
Shobirun, 2011).
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal.
Artinya, tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi
dan memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses
penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang dapat
membantu untuk mendukung proses penyembuhan luka. Seperti melindungi
1
2
area yang luka terbebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan untuk
membantu meningkatkan penyembuhan jaringan (Maryunani, 2013).
Lama penyembuhan luka berdasarkan fase penyembuhan luka adalah fase
inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4), fase proliferasi
(berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada minggu ke-3 setelah
perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun (Perry & Potter, 2006).
Jika lama hari rawatan pasien post laparatomi memanjang, maka akan timbul
berbagai komplikasi yang paling serius adalah infeksi dan dehiscence luka.
Infeksi luka bedah merupakan bentuk infeksi nosokomial yang besar, dan
paling diperhatikan karena dapat meningkatkan angka kematian. Dari beberapa
laporan menunjukkan angka kematian setinggi 44% (Abbot, 2007).
Wong (1995) dalam Mahyunani (2013) menyebutkan beberapa faktor yang
menghambat penyembuhan luka, yaitu : defesiensi nutrisi, gangguan sirkulasi,
stress, radiasi. Menurut Suriadi (2007), faktor umum yang dapat mengganggu
penyembuhan luka adalah usia, perfusi oksigen, malnutrisi, meningkatnya
bakteri mikroba, jaringan luka yang tua karena tertekan, stres psikologis, efek
samping dari terapi, dan kebiasaan merokok. Terkait dengan faktor-faktor
penyembuhan luka menurut Suriadi (2007) pada pasien menderita luka untuk
mempercepat penyembuhan luka adalah masukan nutrisi yang adekuat.
(Morison, 2004).
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang dan
dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat
akan lebih pendek. Dalam perawatan luka, frekuensi perawatan luka perlu
diperhatikan untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup luka harus
diganti lebih awal jika basah, karena kasa basah meningkatkan kemungkinan
kontaminasi bakteri pada luka operasi (Sjamsuhidajat dan Jong, 2011).
Perawatan luka sesuai dengan prosedur dan dengan teknik aseptik dapat
mencegah infeksi luka operasi (ILO) (Musta’an, Supartono & Suwarni, 2011).
Infeksi luka operasi merupakan salah satu indikator mutu dari suatu rumah
sakit. Infeksi luka operasi atau infeksi tempat pembedahan (ITP) adalah Infeksi
yang terjadi dalam waktu 30 hari post operasi atau dalam kurun satu tahun
3
apabila terdapat implant. Sumber bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien,
dokter, tim kesehatan, lingkungan dan termasuk juga instrumentasi (Setyarini,
Barus & Dwitari, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok tertarik untuk melakukan
penyusunan makalah tentang luka bedah seperti eperawatan pada luka bedah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah apakah implementasi keperawatan dalam melakukan prosedur
perawatan luka bedah dapat mencegah infeksi?
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan umum
Mengetahui implementasi perawatan luka bedah di rumah sakit dapat
mencegah infeksi
2. Tujuan khusus
a) Mengetahui kesesuaian tahap kerja perawat dalam melakukan perawatan
luka post operasi berdasarkan karakteristik perawat.
b) Mengetahui kesesuain alat dan bahan yang digunakan dalam perawatan
luka berdasarkan karakteristik perawat.
D. Manfaat Makalah
Diharapkan manfaat dari pembahasan ini adalah dapat menambah
pengetahuan pembaca tentang perawatan yang benar danefisien pad luka
bedah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Luka Bedah
Luka yang sering terjadi diarea kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka
bedah sectio caesarea, luka bedah abdomen karena kasus ginekologi, atau luka
akibat komplikasi proses persalinan (Maryunani, 2014). Luka merupakan suatu
keadaan yang mengakibatkan terputusnya kontinuitas jaringan. Penyebabnya
bisa karena trauma, operasi, ischemia, dan tekanan (Ekaputra, 2013).
Luka Bedah yaitu luka akut yang dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan
untuk terapi atau rekonstruksi (Murtutik & Marjiyanto, 2013).
B. Klasifikasi Luka
1. Berdasarkan Sifat Kejadian
a) Luka disengaja (intentional traumatic)
Contoh : luka radiasi, luka bedah
b) Luka tidak disengaja (unintentional traumatic)
Contoh : Luka terbuka (abrasi / gesekan, puncture / tusukan, hautration /
akibat alat yang digunakan dalam perawatan luka), luka tertutup.
2. Berdasarkan Penyebab
a) Luka mekanik
1) Vulnus scissum (luka sayat / luka insisi / incised
wounds) à karakteristik : pinggiran luka rapi
2) Vulnus contusum (luka memar / contusion wound) à karakterisitik :
cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda tumpul
3) Vulnus laceratum (luka robek) à karakteristik : terdapat robekan
jaringan yang menyebabkan jaringan rusak
4) Vulnus puncture (luka tusuk / puncture wound) à karakteristik : luka
luar tampak kecil namun bagian dalam besar
4
5
c) Indikasi
Pada balutan yang sudah kotor
d) kontra Indikasi
1) Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab
sehingga mikroorganisme dapat hidup
2) Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan-
gesekan pembalut.
e) Persiapan Alat
1) Alat-alat steril
Pinset anatomis 1 buah
Pinset sirugis 1 buah
Gunting bedah/jaringan 1 buah
Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
Kassa desinfektan dalam kom tertutup
Sarung tangan 1 pasang
Korentang/forcep
2) Alat-alat tidak steril
Gunting verban 1 buah
Plester
Pengalas
Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
Nierbeken 2 buah
Kapas alkohol
Aceton/bensin
Sabun cair anti septik
NaCl 9 %
Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
Sarung tangan 1 pasang
Masker
Air hangat (bila dibutuhkan)
12
17
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2009. Perawatan Luka Operasi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.