Anda di halaman 1dari 13

PELATIHAN KADER KESEHATAN MENGENAI PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA AKUT

DAN CEDERA PADA KADER KESEHATAN DI DESA PUJORAHAYU, KECAMATAN NEGRI


KATON, KABUPATEN PESAWARAN

Di Susun Oleh :

Ns. Dewi Damayanti,M.Kep., Sp.Kep.MB. WOC(ET)N

Anggota:

Meisy Arsita Saputri Wayan Devi Setiawati

Mely Ayu Antika Ni Putu Dila Puspita Dewi

Muhammad Firdaus Nurhaliza

Mutiara Avon Lozanda Okta Kurnia Sari

Nesti Anggiya Pera Julistri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCA BHAKTI

BANDAR LAMPUNG

TA. 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan : Pelatihan kader kesehatan mengenai Pertolongan


Pertama Pada Luka Akut Dan Cedera Pujarahayu Kecamatan Negri Katon,
Kabupaten Pesawaran

2. Bidang : Keperawatan Medikal Bedah


3. Ketua Pelaksana : Ns. Dewi Damayanti,M.Kep., Sp.Kep.MB. WOC(ET)N

4. Lokasi Kegiatan : Balai Desa Pujorahayu, Kecamatan Gedoang Tataan,


Kabupaten Pesawaran

Bandar Lampung, 2 November 2021

Mengetahui,
Ketua Stikes Panca Bhakti Ketua Pelaksana,
Bandar Lampung

Ns. Anton Surya P, M.Kep., Ns. Dewi Damayanti,M.Kep., Sp.Kep.M


Sp.Kep.J NRP. 010200528
NRP. 010200012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepda tuhan yang maha esa yang telah membarikan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyususnan proposal kegiatan
dengan tema Pelatihan Kader Kesehatan Mengenai Pertolongan Pertama Pada
Luka Akut Dan Cedera Pada Kader Kesehatan di Desa Pujarahayu, Kecamatan
Negeri katon, Kabupaten Pesawaran

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Hj. Risneni, S.SiT, M.Kes selaku ketua Yayasan STIKes Panca Bhakti bandar lampung
2. Ns. Anton Surya Prastiya, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku ketua STIKes Panca Bhakti
bandar lampung
3. Ns. Fitri Nurya Santy,M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku ketua program studi DIII
STIKes Panca Bhakti bandar lampung
4. Seluruh pihak yang telah membantu dalam kegiatan pengabdian masyarakat

Demikian proposal kegiatan dengan tema “ Pelatihan kader kesehatan mengenai


Pertolongan Pertama Pada Luka Akut Dan Cedera Pada Kader Kesehatan di
desa Pujarahayu Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran ”. Harapan
kami semoga kegiatan yang akan dilakukan ini dapat bermanfaat.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Tujuan Kegiatan ............................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................
1.3 Sistematika Penulisan ....................................................................................

BAB 2. RENCANA KEGIATAN ...........................................................................


2.1 Jenis Kegiatan ...............................................................................................
2.2 Sasaran .........................................................................................................
2.3 Waktu dan Tempat ........................................................................................
2.4 Jadwal Kegiatan ............................................................................................
2.5 RAB ...............................................................................................................

3. PENUTUP.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka merupakan suatu keadaan dimana terdapat jaringan tubuh yang
mengalami cedera atau kerusakan. Kerusakan tersebut bisa diakibatkan oleh
benda tajam, zat kimia, gigitan hewan, sengatan listrik, dan lain sebagainya.
Secara umum luka dapat dibedakan menjadi dua yaitu luka yang tidak
disengaja dan luka yang disengaja (Lostapa, 2016). Luka yang tidak disengaja
biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami kecelakaan, sedangkan luka
yang disengaja biasanya terjadi pda seorang yang melakukan tindakan operasi
untuk tujutn tertentu . Menurut Meikahani (2015).

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera


atau pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan
atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan
yang rusak atau hilang ( Widhiastuti, 2008). Berdasarkan sifat kejadian, luka
dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka
disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak
disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja
(trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Disebut
luka tertutup jika tidak ada robekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi
robekan dan keliatan seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka puncture
(luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat alat perawatan luka)
(Hidayat, 2006).

Berdasarkan pembagian luka operasi, tindakan bedah laparatomi


merupakan jenis luka operasi bersih terkontaminasi, yaitu jenis operasi yang
membutuhkan proses penyembuhan yang lebih lama (Hidayat, 2006). Proses
penyembuhan luka adalah salah satu hal terpenting dalam pelaksanaan pasien
pasca pembedahan yakni meyatukan kedua tepi luka berdekatan dan saling
berhadapan, jaringan yang dihasilkan sangat sedikit biasanya dalam waktu 10
sampai 14 hari, repitalisasi secara normal sudah sempurna dan biasanya hanya
menyisahkan jaringan paruh tipis yang `dengan cepat memudar dengan warna
merah muda menjadi putih (Morison, 2004).

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal.


Artinya, tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi
dan memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran darah ke daerah yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses
penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang dapat
membantu untuk mendukung proses penyembuhan luka. Seperti
melindungi area yang luka terbebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan
untuk membantu meningkatkan penyembuhan jaringan (Maryunani, 2013)

Lama penyembuhan luka berdasarkan fase penyembuhan luka adalah fase


inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4), fase proliferasi
(berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada minggu ke-3 setelah
perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun (Perry & Potter, 2006).
Jika lama hari rawatan pasien post laparatomi memanjang, maka akan timbul
berbagai komplikasi yang paling serius adalah infeksi dan dehiscence luka.
Infeksi luka bedah merupakan bentuk infeksi nosokomial yang besar, dan
paling diperhatikan karena dapat meningkatkan angka kematian. Dari
beberapa laporan menunjukkan angka kematian setinggi 44% (Abbot, 2007).

Lama penyembuhan luka laparatomi dipengaruhi oleh beberapa faktor,


seperti nutrisi, sirkulasi, oksigenasi, obesitas, iskemia, benda asing, penyakit
kronis, kebiasaan merokok, dan obat-obatan (Sjamsuhidayat, 2005). Menurut
Portland Hospital, lama hari rawat pasca laparatomi berkisar antara 4-7 hari.
Lubin (2010) juga menjelaskan bahwa lama rawat pasca laparatomi
diharapkan 5 sampai 7 hari.

Selain itu, lama penyembuhan luka yang menyebabkan hari rawatan


memanjang juga sangat membebani pasien, keluarga, dan pasien lainnya
(kontaminasi silang dan akibat kontaminasi silang), staf rumah sakit
(peningkatan perawatan dan kebutuhan hospitalisasi), serta masyarakat secara
keseluruhan (peningkatan hospitalisasi, biaya asuransi dan dapat kehilangan
pekerjaan) (Brunner & Suddarth, 2002).

Morizon (2004) juga menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi


penyembuhan luka yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
terdiri dari faktor yang merugikan pada tempat luka ( kurangnya suplai darah
dan pengaruh hipoksia, berlebihan, benda asing, hematoma, dan trauma
berulang), faktor-faktor patofisiologi umum (status nutrisi, gangguan
kardiovaskuler, anemia, penurunan daya tahan terhadap infeksi, gangguan
metabolik dan endokrin), dan faktor usia. Sementara itu faktor ekstrinsik
terdiri dari penatalaksanaan luka (perawatan luka) yang tidak tepat
(pengkajian luka yang tidak akurat, penggunaan agens topikal dan produk
balutan luka primer yang tidak sesuai, teknik penggantian balutan yang
ceroboh (cuci tangan, pemakaian sarung tangan, penggunaan masker, teknik
ganti balutan, dan peralatan steril), sikap negatif staf terhadap pengobatan
dan penyembuhan), efek merugikan dari terapi lain (kemoterapikanker, dosis
steroid tinggi yang berkepanjangan, dan terapi radiasi), serta faktor lain yang
mempengaruhi penyembuhan luka yaitu mobilisasi, pekerjaan atau aktivitas
dan keadaan sosial yang buruk.

Wong (1995) dalam Mahyunani (2013) menyebutkan beberapa faktor


yang menghambat penyembuhan luka, yaitu : defesiensi nutrisi,
gangguan sirkulasi, stress, radiasi. Menurut Suriadi (2007), faktor umum
yang dapat

mengganggu penyembuhan luka adalah usia, perfusi oksigen, malnutrisi,


meningkatnya bakteri mikroba, jaringan luka yang tua karena tertekan, stres
psikologis, efek samping dari terapi, dan kebiasaan merokok. Terkait dengan
faktor-faktor penyembuhan luka menurut Suriadi (2007) pada pasien
menderita luka untuk mempercepat penyembuhan luka adalah masukan nutrisi
yang adekuat. (Morison, 2004).

Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang dan dapat
mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat akan
lebih pendek. Dalam perawatan luka, frekuensi perawatan luka perlu
diperhatikan untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup luka harus
diganti lebih awal jika basah, karena kasa basah meningkatkan kemungkinan
kontaminasi bakteri pada luka operasi (Sjamsuhidajat dan Jong, 2011).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap penyembuhan luka adalah kadar


hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pertama pengikat oksigen dalam
tubuh yang merupakan parameter untuk menetapkan prevalensi anemia. Nilai
normal yang paling sering dinyatakan adalah 14-18gr% untuk pria dan 12-
16gr% untuk wanita (Marks, 2000).

Selain itu, mobilisasi dini juga merupakan faktor penting karena dapat
mencegah komplikasi pasca operasi dan mempercepat penyembuhan luka
operasi sehingga perawatan lebih singkat (Brunner & Suddarth, 2002).
Carpenito (2000) juga menjelaskan bahwa mobilisasi merupakan faktor utama
dalam mempercepat pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi pasca
bedah, mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari lama rawat dan
mengurangi resiko karena tirah baring lama seperti terjadinya dekubitus,
kekakuan atau penegangan otot-otot diseluruh tubuh, gangguan sirkulasi
darah, gangguan pernafasan, dan gangguan peristaltik maupun berkemih.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah kegiatan pengmas diharapkan kader Kesehatan desa pujo


rahayau mampu melakukan tatalaksanan peawatan luka akut dan
cedera di masyarakat Kegiatan “ Pelatihan kader kesehatan mengenai
pertolongan pertama pada luka akut dan cedera di desa Pujarahayu
Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran ” diharapkan mampu
mengetahui cara pertolongan pertama pada luka akut dan cedera

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu menyebutkan definisi luka akut
2. Mampu menyebutkan klasifikasi luka akut
3. Mampu melakukan perawatan luka akut
4. Mampu mendemostrasikan luka akut

Dasar Kegiatan

1. Aplikasi Tri darma perguruan tinggi


2. Aplikasi pemenuhan tugas pada keperawatan jiwa komunitas

1) Dosen STIkes Panca Bhakti


Melaksanakan salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian masyarakat oleh dosen-dosen STIKes Panca Bhakti,
dan sebagai bentuk pengabdian dalam berkontribusi meningkatkan
pertolongan pertama pada luka akut dan cedera.

2) Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang
didapat untuk kepentingan masyarakat secara langsung. Kegiatan
pengabdian masyarakat adalah sarana pendidikan dan pelatihan
non formal bagi mahasiswa dengan terjun langsung ke masyarakat.

BAB 2
RENCANA KEGIATAN
2.1 Jenis Kegiatan
Metode yang digunakan adalah dalam bentuk penyuluhan kesehatan &
demonstrasi secara luring yang dilakukan secara langsung dibalai desa
Pujorahayu dan latihan secara mandiri mengenai pertolongan pertama pada
luka akut dan cedera

Sasaran
Kader Kesehatan yang berada di desa Pujorahayu jumlah 150 orang

2.2 Rencana Kegiatan


Kegiatan pendidian kesehatan dan latihan:
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 November 2021
Pukul : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Balai Desa Pujorahayu, Kecamatan Negri Katon,
Kabupaten Pesawaran

2.3 Jadwal Kegiatan


Jadwal pada kegiatan Seminar “ Pelatihan kader kesehatan mengenai
pertolongan pertama pada luka akut dan cedera pada kader kesehatan di desa
Pujarahayu Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran”
(terlampir )

No Jam Kegitan PJ

1 09.00 s/d 9.30 Pembukaan acara Nesti anggiya


2 10.00 s/d 10.30 Sambut-sambutan dari pihak yang
berwewenang
3 10.00s s/d 11.30 Isi pokok acara yang menjadi
tema acara

4. 12.00 s/d selesai Penutupan

2.4 Kepanitiaan
Susunan Kepanitiaan pada kegiatan “Pelatihan kader kesehatan mengenai
pertolongan pertama pada luka akut dan cedera di desa Pujarahayu Kecamatan
Negri Katon, Kabupaten Pesawaran ”. (terlampir )

2.5 RAB
Rancangan Anggaran Biaya pada kegiatan “Pelatihan kader kesehatan
mengenai pertolongan pertama pada luka akut dan cedera di desa Pujarahayu
Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran.(terlampir )

BAB 3
PENUTUP
Pelaksanaan Kegiatan berupa seminar dan Pelatihan kader tentang pertolongan
pertama pada luka akut dan cedera. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan tentang cara penangana pertama pada luka dan cedera yang telah di
sampaikan.

Demikian Proposal rencana kegiatan “Pelatihan kader kesehatan mengenai


pertolongan pertama pada luka akut dan cedera pada kader keseahatan di desa
Pujarahayu Kecamatan Negri Katon, Kabupaten Pesawaran “ yang kami ajukan,
diharapkan proposal kegiatan ini dapat memberikan informasi dan gambaran yang
jelas mengenai kegiatan yang akan di laksanakan. Atas perhatiannya dan
kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

LAMPIRAN
Susunan Kepanitiaan
PJ : Nesti Anggiya
Ketua : M. Firdaus
Sekertaris : Mely Ayu Antika
Bendahara : Meisy Arsita Saputri
Seksi Acara : Wayan Devi Setiawati
Seksi Perlengakapan : Mutiara Avon Lozanda ,Okta Kurnia Sari
Seksi Dokumentasi : Nurhaliza
Seksi Komsumsi : Pera Julistri, Ni Putu Dila Puspita Dewi

RAB

No Kegiatan Unit Jumlah Total


1 Proposal 1 50.000,00 50.000,00
2 Bener 1 100.000,00 100.000,00
3 Buku 5 5.000,00 25.000,00
4 Snack 300 5.000,00 1.500,00
TOTAL 1.675.000,00

Anda mungkin juga menyukai