Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH DAN ASKEP PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN

MUSKULOSKELETAL (ARTHRITIS GOUT)

Fasilitator : Ratih Indah Kartikasari S.ST., M.Kes

Kelompok 1
7C Keperawatan

1. Afiatin Mas’ulah 9. Muhammad Muhlis I.

2. Aizatun Nisa 10. Nia Islamita H.


3. Ayu Nita Sari
11. Nurul Faizah
4. Devi Sri Wahyuni 12. Ririn Nur Dwi J.

5. Era Marantika 13. Shelly Dwi C.H


6. Heni Sri Wahyuni 14. Wahyu Prayogi
7. Irfanul Ma’arif 15. Zahrotin Nisa
8. Lailatul Mukarromah

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
penyusunan makalah yang berjudul “Gangguan Muskuluskeletal pada Lansia (Arthritis Gout)”
Penulisan makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Gerontik pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan materi maupun non
materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. H. Budi Utomo., M. Kes,, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan beserta
para Wakil Rektor yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan.
2. Suratmi, S.Kep., Ns., M. Kep, selaku Ketua Program Studi Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lamongan yang telah bersedia
memberi arahan, perhatian, memberikan fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Ratih Indah Kartika S., M.Kes, selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa memberi inspirasi,
motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
membawa manfaat.
Lamongan, 14 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian arthritis gout............................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi.................................................................................................................. 3
2.3 Etiologi...................................................................................................................... 3
2.4 Manifestasi................................................................................................................ 4
2.5 Patofisiologi.............................................................................................................. 4
2.6 Komplikasi................................................................................................................ 5
2.7 Pemeriksaan penunjang............................................................................................. 5
2.8 Penatalaksanaan........................................................................................................ 6
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian................................................................................................................ 8
3.2 Diagnosa.................................................................................................................. 10
3.3 Rencana keperawatan.............................................................................................. 10
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Kasus....................................................................................................................... 15
4.2 Pengkajian............................................................................................................... 16
4.3 Analisa Data............................................................................................................ 30
4.4 Diagnosa.................................................................................................................. 31
4.5 Proses keperawatan................................................................................................. 32
4.6 Catatan perkembangan............................................................................................ 35
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 36
5.2 Saran.................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 37

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan tentang asuhan keperawatan muskuloskeleta makin dibutuhkan mahasiswa
ataupun perawat selaku pemberi pelayan kesehatan. Pergeseran tingkat pendidikan pada
dunia keperawatan di Indonesia menuju era profesionalisasi menjadikan asuhan keperawatan
pada pola asuhan per sistem. Perkembangan asuhan keperawatan sistem muskoskeletal
sendiri sejak lama tidak lepas dari bedah ortopedi, suatu disiplin ilmu dari bagian medis yang
di Indonesia sekarang ini masih belum dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh
keadaan masih adanya peranan yang cukup besar dari ahli urut tulang (khususnya di daerah),
yaitu lebih dari 25% klien berobat ke ahli urut tulang/dukun patah tanpa memnadang derajat
sosial dan pendidikan dan umumnya datang ke rumah sakit setelah timbul penyulit atau
penyakit sudah dalam stadium lanjut.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, salah satu fungsi dari peranan perawat adalah
mensosialisasikan pada masyarakat umum guna mencegah/menghindari hal-hal yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Oleh karena itu, kami menyusun makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Muskuloskeletal: Arthritis Gout“. Dengan harapan
sebagai perawat kita mampu memahami konsep penyakit yang dialami klien dengan
gangguan sistem Muskuloskeletal, khususnya Arthristis Gout sehingga kita pun mampu
memberi asuhan keperawatan yang tepat dan kontrahensif, yang meliputi pengenalan konsep
anatomi fisiologi, dan patofisiologi sistem muskuloskeletal, pengkajian untuk menegakkan
masalah keperawatan, perencanaan dan tindakan keperawatan, sampai mengevaluasi hasil
asuhan keperawatan pada masalah sistem muskuloskeletal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari atritis gout ?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit arthritis gout ?
3. Bagaimana manifestasi klinik pada klien dengan arthritis gout ?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit arthritis gout?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit arthritis gout ?
6. Bagaimana prognosis dari penyakit arthritis gout ?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada arthritis gout?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari atritis gout ?
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit arthritis gout ?
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik pada klien dengan arthritis gout ?
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada penyakit arthritis gout?
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit arthritis gout ?
6. Untuk mengetahui prognosis dari penyakit arthritis gout ?
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada arthritis gout?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal
monosodium urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah
mengalami supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat (Lukman, 2009).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan
penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi
degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia
30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi
tangan dan bagian metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat)adalah suatu penyakit gangguan
metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam
urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2.2 Klasifikasi
Menurut Arif Muttaqin (2008) klasifikasi gout dibagi menjadi dua yaitu:
1. Gout Primer
Gout primer dipengaruhi oleh faktor genetik. Terdapat produksi / sekresi asam urat yang
berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
2. Gout Sekunder
Gout sekunder dapat disebabkan oleh dua hal yaitu Produksi asam urat yang berlebihan
dan sekresi asam urat yang berkurang.
2.3 Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat
dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:
1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
2. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal
yang akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
3. Penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat sepertiaspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
4. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang
dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.

2.4 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala yang khas pada penderita gout adalah (Ika Puspitasari, 2010)
1. Nyeri pada satu atau beberapa sendi dimalam hari, makin lama makin memburuk.
2. Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang, licin dan hangat.
3. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi peningkatan
denyut jantung.
4. Bila benjolan kristal di sendi pecah akan keluar massa seperti kapur.
5. Kadar asam urat dalam darah tinggi.

2.5 Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam
urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi
asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan
kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon inflamasi.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan berakumulasi
atau menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya
kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom
tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat meningkat tapi
tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi
karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.
Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan
tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal
biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang
sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya
berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.
Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan gout.
Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun setelah
serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa kecuali
menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan demam. Tahap
akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang berlangsung sakit
dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane sinovial, tendon dan jaringan halus.Tofi
terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon achiles dan organ
internal seperti ginjal.Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan pengapuran, eksudat
yang terdiri dari kristal asam urat.

2.6 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan
akut.Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 -
10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin.
Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang
dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan
serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu
toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama
pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis
definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi: Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan
menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit
berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di
bawah sinovial sendi.

2.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
a. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan arthritis gout
maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang sering ditemui
di antaranya sakit perut, diare, mual, atau muntah – muntah. Kolkisin bekerja pada
peradangan terhadap Kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral
0,5 – 0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, muntah, atau diare hilang. Kemudia obat
dihentikan, biasanya pada dosis4-6 mg, maksimal 8 mg. Kontraindikasi pemberian oral
jika terdapat inflammatory bowel disease.
b. Semua jenis OAINS dapat diberikan, yang paling sering digunakan adalah indometasin.
Dosis awal indomestasin 25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang
(5-10 hari). Kontarindikasinya jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi
ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS.
c. Alopurinol diberikan dengan dosis awal 100 mg/hari selama 1 minggu. Dosis dinaikkan
bila asam urat serum tetap tinggi. Biasanya diperlukan dosis per hari 200-300 mg.

2. Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi


makanan/diit.
a. Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh untuk meninggikan bagian yang

sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat

tidur dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.

b. Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi,

alkohol serta pengaturan berat badan.

c. Asupan protein perlu dibatasi karena dapat merangsang biosintesis asam urat dalam

tubuh.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL (GOUT ARTHRITIS)

3.1 Pengkajian
1) Identitas
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan terjadi
peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya umumnya
seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di tarik-tarik dan nyeri yang dirasakan terus menerus
atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi, keluhan biasanya dirasakan sejak lama
dan sampai menggangu pergerakan dan pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan
atan Tofi pada sendi atau jaringan sekitar.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout Arthritis
sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya dan umumnya
klien Gout Arthritis disertai dengan Hipertensi.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan sama dengan
klien karena klien gut dipengaruhi oleh faktor genetik. Ada produksi/sekresi asam urat
yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.
6) Riwayat Psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam
lingkungannya. Respon yang didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan rentan
variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi
nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan akan
program pengobatan dan perjalanan penyakit. Adanya perubahan aktivitas fisik akibat
adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang
maladaptif.
7) Riwayat Nutrisi
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang mengandung
tinggi Purin.
8) Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Inspeksi :bila tidak melibatkan sistem pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisan
rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu
pernafasan.
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan
suara ronky atau mengi
b. B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing
karena nyeri suara S1 dan S2 tunggal
c. B3 (Brain)
- Kesadaran biasanya compos mentis
- Kepala dan wajah : ada sianosis
- Mata : sklera biasanya tidak ikterik, komjungtiva anemis pada kasus efusi pleura
hemoragi kronis
- Leher : biasanya JVP dalam batas normal
d. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami kompikasi keginjal berupa
pieloneritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulkan
perubahan fisik pada sistem ini.
e. B5 (Bowel)
Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri
lambung, dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan
antihiperurisemia
f. B6 (bone)
Look : keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien
mencari pertolongan ( pertolongan meskipun mungkin sebelumnya sendi
sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadangn menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan dengan gerakan yang
lain. Deformitas sendi ( pembentukan tonus) terjadi dengan temuan salah satu
sendi pergelangan kaki perlahan membesar
Feel : ada nyeri tekan pada sendi kaki
Move : hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat

3.2 Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis (D.0077).
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian (D.0054).
3) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (D.0074).

3.3 Rencana Keperawatan


No Diagnosa SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri akut Tanda mayor Setelah dilakukan O :
DS : tindakan - Identifikasi lokasi,
Mengeluh nyeri keperawatan karakteristik,
DO : diharapkan pasien durasi, frekuensi,
- Pasien tampak membaik dengan kualitas, intensitas
meringis kriteri hasil : nyeri
- Pasien bersikap - Pasien tidak - Identifikasi skala
protektif mengeluh nyeri nyeri
- Pasien tampak - Pasien tidak - Identifikasi respon
gelisah meringis nyeri non verbal
- Nadi meningkat menanhan nyeri - Identifikasi faktor
- Sikap protektif yang memberberat
Tanda Minor menurun dan memperingan
DS : - - Gelisah nyeri
DO: menurun - Monitor efek
- TD menigkat - Sulit tidur samping
- Pola napas menurun penggunaan
berubah - Pola napas analgesik
- Nafsu makan membaik T:
berubah - TTD normal - Berikan teknik non
- Proses berpikir - Nafsu makan farmakologis untuk
terganggu meningkat mengurangi rasa
nyeri
- Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri
- Fasilitasi istirahat
tidur
- Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri
dan pemilihan
strategi meredakan
nyeri
E:
- Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan monitor
nyeri secara
mandiri
- Anjurkan
menggunakan
anlagesik secara
tepat
- Ajarkan tektik non
farmakologis
2 Gangguan Data Mayor Setelah dilakukan O :
Mobilitas DS : tindakan - Identifikasi
Fisik Mengeluh sulit keperawatan adanya nyeri atau
mengerakkan diharapkan pasien keluhan fisik
ektremitas membaik dengan lainnya
DO : kriteria hasil : - Identifikasi
- Kekuatan otot - Pergerakaan toleransi fisik
menurun ektremitas melalui
- Rentan Gerak meningkat pergerakan
- Kekuatan otot - Monitor kondisi
Data Minor meningkat umum selama
DS : - Nyeri menurun melakkan
- Nyeri saat - Kecemasan mobilisasi
bergerak menurun T:
- Enggan - Kaku sendi - Vasilitasi aktifitas
melakukan menurun mobilisasi dengan
pergerakan - Gerakan alat bantu
- Merasa cemas terbatas - Fasilitassi
saat bergerak menurun melakukan
DO : pergerakan
- Sendi kaku - Libatkan keluarga
- Gerakan tidak untuk membantu
terkoordinasi pasien dalam
- Gerakan terbatas meningkatkan
- Fisik lemah pergerakan
E:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
- Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
3 Gangguan Data Mayor : Selama dilakukan O :
Rasa Ds : tindakan - Identifikasi teknik
Nyaman Pasien mengeluh keperawatan relaksasi yang
tidak nyaman diharapkan pasien pernah efektif
Do : membaik dengan digunakan
Pasien gelisah kriteria hasil - Identifikasi
sebagai berikut : kesediaan
Data Minor - Pasien tidak penggunaan
Ds : mengeluh tidak teknik relaksasi
- Pasien mengeluh nyaman sebelumnya
sulit tidur - Gelisah - Periksa
- Pasien mengeluh menurun ketegangan otot,
kedinginan atau - Kesulitan tidur frekuensi nadi,
kepanasan menurun tekanan darah dan
- Pasien merasa - Kedinginan atau suhu sebelumnya
gatal kepanasan - Monitor respon
- Pasien mengeluh menurun terhadap terapi
mual muntah - Gatal menurun relaksasi
- Mual muntah T :
menurun - Ciptakan
lingkungan tenang
- Gunakan pakaian
longgar
- Gunakan nada
suara lembut
E:
- Jelaskan tujuan
manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia
- Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
- Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yangn dipilih
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN


MUSKULOSKELETAL (ARTHRITIS GOUT)

Kasus

Nama Tn.W, jenis kelamin Laki-laki, tanggal lahir pemalang, 5 februari 1948, agama islam, usia
72 tahun, status perkawinan duda, pendidikan terakhir tamat SD, pekerjaan terakhir buruh
dengan jarak 5 KM menggunakan sepeda motor. Pada saat pengkajian didapatkan data sebagai
berikut: Tn.W mengatakan sudah sekitar 1 tahun hidup di Wisma Upakara Jl. Pemuda no. 4
Pemalang dengan tetangga kamar dan teman-teman yang ada di Wisma Upakara baik. Tn.W
mengatakan kalau dirinya tidak mau cuma berdiam diri, setiap hari T.W melakukan kegiatan
meskipun kadang-kadang Tn.W merasakan kalau kakinya terasa nyeri kurang lebih sudah 1
tahun terahir ini, terasa nyeri saat melakukan kegiatan berat seperti mencuci pakaian dan habis
duduk lama. Rasa nyeri seperti di tusuk-tusuk, skala 5. TD 150/90 mmHg, Nadi 96x/menit, RR
22x/menit, suhu 36ºC, dan asam urat 7,3 mg/dl, berat badan 45 kg, TB 150 cm. Tn. W
mengatakan belum mengetahui tentang kondisinya. Tn.W mengalami perubahan pigmentasi,
perubahan tekstur, perubahan rambut menjadi beruban, perubahan kuku, tidak terdapat kalus.
pusing namun kadang-kadang, pandangan kabur, pendengaran menurun, frekuensi BAK 6-7 x
dalam 24 jam. Persendian mengalami kekakuan jika duduk terlalu lama, masalah dalam berjalan
berdampak dalam ADL namun tidak keseluruhan. Tn.W mengatakan merasa sedih ketika ingat
kedua anak meninggalkannya.Tn.W dapat beraktivitas secara mandiri, makan kontinen,
berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, mandi, sulit tidur saat malam hari, mudah terbangun.
Tn.W dapat menjawab 8 pertanyaan dengan benar dari 10 pertanyaan.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
Jln Raya Plalangan Plosowahyu Lamongan Tlp/Fax. (0322) 323457
Website www.umla.ac.idEmail Info@umla.ac.id

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


I. Pengkajian
A. Data Biografi
Nama : Tn.W
Jeniskelamin : Lki-laki
GolDarah :-
Tempat&TanggalLahir : Pemalang, 5 Februari 1948
Pendidikanterakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Duda
Tinggibadan/Beratbadan : 150 cm/ 45kg
Penampilan :Baik
Alamat : Bisma Upakara Pemalang
Orang yang mudahdihubungi :Pengasuh bisma
Alamat&Telp : Wisma Upakara Pemalang
B. RiwayatKeluarga
Genogram
Ket : = Perempuan Meninggal

= Laki-laki Meninggal

= Perempuan

= Laki-laki

= Klien

= Memiliki penyakit sama

C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah :-
Alamat transportasi : sepeda motor
Pekerjaan sebelumnya : buruh
Berapa jarak darirumah : 5 KM
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: Bantuan pemerintah
D. Riwayat Lingkungan hidup
Type Tempattinggal : beton
Kamar : 5 kamar
Kondisitempattinggal : baik
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 9 orang
Derajat privasi : Berbagi kamar dengan penghuni wisma,
sehingga privasi kurang terjaga
Tetangga terdekat : Sesama wisma
Alamat dan telepon : Jl. Pemuda no. 4 Pemalang
E. Riwayat rekreasi
Hobi/minat : Membuat kerajinan
Keanggotaandalamorganisasi : pengajian
Liburan/perjalanan : tidak pernah
F. SistemPendukung
Perawat/Bidan/Dokter/Fisoterapi : Dokter dan perawat
Jarakdari rumah : Jaraknya 1 Km
Klinik : Jaraknya 4 Km
Pelayanankesehatan di rumah : tidak ada
Makanan :Menghindari makanan tinggi purin
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: -
Lain-lain : Pengasuh wisma
G. Deskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual : pengajian
Yang lainnya : membuat kerajinan
H. Status kesehatan
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : hipertensi
Keluhanutama :
- Provokatif/palliative : Nyeri saat melakukan aktivitas berat
- Quality/quantity : nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
- Region : nyeri dirasakan di kaki
- Severity scale : skala nyeri 5

Obat-obatan

No NamaObat Dosis Ket


1 Allupurinol 100 mg 1× sehari

Status imunisasi : mendapat imunisasi lengkap

Alergi : tidak ada

-Obat-obatan : Allupurinol 100 mg

- Makanan : tidak ada alergi makanan, menghindari


makanan tinggi purin (daging, jeroan, makanan laut)
- Faktor lingkungan : lingkungan bebas dari penyakit

Penyakit yang diderita :hipertensi dan asam urat

I. Aktivitas sehari-hari (ADL)


Indeks Katz, Skor : Skor A ( kemandirian dalam hal makan
kontinen, berpindah ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.

Fungsi kognitif dan intelektual


Short portable mental status questionnaire (SPMSQ): Fungsi intelektual utuh
Mini-Mental state exam (MMSE) : Nilai 25, tidak terjadi kerusakan kognitif

Fungsi social danemosional


Inventaris depresi Beck : tidak ada depresi
APGAR keluarga : skor 8 (tidak ada disfungsi keluarga)

Oksigen cairan & elektrolit : minum sekitar 2,5 liter sehari


Nutrisi : Nafsu makan kontinen
Eliminasi :BAK 6-7 x sehari, BAB 1× sehari
Aktivitas : Persendian mengalami kekakuan jika
duduk terlalu lama, masalah dalam berjalan, berdampak dalam ADL namun tidak
keseluruhan.
Istirahat & tidur : Sulit tidur saat malam hari, mudah
terbangun
Personal Hygiene : mandi dan berpakaian secara mandiri
Seksual : klien tidak meiliki keinginan untuk
menikah lagi.
Rekreasi : tidak pernah
Psikologis :klien merasa sedih saat teringat kedua anak
yang meninggalkannya
- Persepsiklien :klien merasa merepotkan orang lain
- Konsep diri :klien memiliki konsep diri yang baik, saat
sedih klien melakukan kegiatan tidak hanya berdiam diri.
- Emosi : klien mampu mengontrol emosinya
- Adaptasi : klien mampu beradaptasi dengan
lingkungannya
- Mekanisme pertahandiri : klien mampu bertahan walaupun tidak ada
keluarga yang menemani.

J. Tinjauan system
KeadaanUmum : Baik
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS : 456
Tanda-tanda vital :TD 150/90 mmHg, Nadi 96x/menit, RR
22x/menit, suhu 36ºC
1. Kepala : pusing namun kadang-kadang, beruban
2. Mata-telinga-hidung :
a. Penglihatan : penglihatan kabur
b. Pendengaran : pendengaran menurun
c. Hidung, pembau : tidak ada masalah
3. Leher : tidak nyeri, tidak ada benjolan
4. Dada danpunggung : tidak ada benjolan, tidak nyeri
a. Paru-paru : tidak ada suara nafas tambahan, tidak sesak
b. Jantung, TTV : tidak ada suara jantung tambahan
5. Abdomen dan pinggang : tidak ada benjolan dan neyri
a. System pencernaan : tidak mengalami penurunan nafsu makan,
tidak diare, tidak mual muntah.
b. System genetaurinariue :tidak nyeri saat berkemih
6. Ekstrimitas atas dan bawah : ekstrimitas bawah mengalami kekakuan,
nyeri saat melakukan aktivitas berat, nyeri sepertiditusuk-tusuk dengan skala
nyeri 5.
7. Sistem immune : tidak ada
8. Genetalia : tidak ada
9. Reproduksi : tidak ada
10. Persyarafan : tidak ada
11. Pengecapan : tidak ada
K. Kulit : perubahan pigmentasi
L. Data penunjang
1. Laboratorium :asam urat 7,3 mg/dl

2. Radiologi : tidak ada


3. EKG : tidak ada
4. USG : tidak ada
5. CT-Scan : tidak ada
6. Obat-obatan : Allupurinol 100 mg
INDEKS KATZ

(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Sehari-Sehari )

Nama klien : Tn. W Tanggal :11 Desember 2020

Jenis kelamin :L Umur : 72 Tahun TB/BB :150 Cm/45 kg

Agama : Islam Suku :Jawa Gol Darah: -

Tahun pendidikan : 1955 SD

Alamat : Jl. Pemuda no. 4 Pemalang

Skore Kriteria

A Kemandirian dalam hal Makan, kontinen, berpindah kekamar kecil, berpakaian


dan mandi.

B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari fungsi
tersebut

C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan

D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali mandi


berpakaian dan satu fungsi tambahan

E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,kecuali mandi


berpakaian kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari hari, kecuali mandi


berpakaian ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan

G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

Lain-lain Tergantung pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapatdiklasifikasikan C, D,


E, atau F.

Kategori:

Skor A: Kemandirian dalam hal Makan, kontinen, berpindah ke kamar kecil, berpakaian
dan mandi.

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUISIONAIRE(SPMSQ)


( Penilaianini Untuk MengetahuifungsiIntelektualLansia)

Nama klien :Tn.W Tanggal: 11 Desember 2020


Jenis kelamin :L Umur : 72 Tahun TB/BB : 150Cm/45kg
Agama :Islam Suku :Jawa Gol Darah : -
Tahun pendidikan : 1955 SD
Alamat : Jl. Pemuda no.4 Pemalang

Skore No Pertanyaan Jawaban

- 1 Tanggal berapa hari ini? Tidak tahu

+ 2 Hari apa sekarang ini ? Jum’at

+ 3 Apa nama tempa tini ? Pemalang

+ 4 Berapa nomor telepon Anda ? Jl. Pemuda, Pemalang


Diman alamat Anda ?(bila tidak
mempunyai no Tlp)

+ 5 Barapa umur Anda ? 72

+ 6 Kapan Anda lahir ? 1955

+ 7 Siapa bapak presiden Indonesia saat ini ? Bapak Joko Widodo

+ 8 Siapa presiden sebelumnya ? Bapak SBY

+ 9 Siapa nama panggila kecil Anda ? W

+ 10 Berapa 20 dikurangi tiga begitu seterusnya 20-3= 17, 19-3=16, 18-3=15


sampai bilangan terkecil ?

Jumlah Kesalahan Total Benar = 9

Keterangan :

1. Kesalahan 0-2 = Fungsi Intelektual Utuh


2. Kesalahan 3-4 = Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5-7 = Kerisakan Intelektual Sedang
4. Kesalahan 8-10 = Kerusakan intelektual Berat

Dari Pfeiffer E (1975)

MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)


( Menguji Aspek-Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental )

Nilai Pasien Pertanyaan

Maksimu
m

Orientasi

5 4 Menyebutkan dengan benar:


Tahun 2020 Musim Hujan Tanggal (Tidak tahu) Hari Jum’at Bulan
12

5 5 Dimana kita saat ini?


Negara Indonesia Provinsi Jawa Tengah Kota Pemalang Panti/ RS
(Di Panti Bisma Upakara) Lantai (1)

Registrasi

3 3 Sebutkan 3 objek (oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-


masing objek, kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek tersebut
(untuk disebutkan)
Objek Jam tangan Objek Kipas angin Objek Lemari

Perhatian Dan kalkulasi

5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7


sampai 5 tingkatan
Berhenti setelah 5 jawaban bergantian eja”kata”ke belakang

Mengingat

3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada nomor 3 (ASPEK


REGISTRASI), bila benar 1 poin masing-masing objek

Bahasa

9 5 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan nama benda pada
klien (misalnya jam tangan dan pensil) (poin2)
Minta klien untuk mengulang kata berikut “tak ada jika, dan, atau,
tetapi” bila benar berinilai 1 poin (poin1)
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut ini: “ambil kertas
ditangan anda, lipat 2 dan taruh dilantai”

- Ambil kertas (poin1)

- Lipat dua (poin1)

- Taruh lantai (poin1)

Perintahkan klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah


berinilai 1 poin)

- Tutup mata anda (poin1)

Perintahkan klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar

- Tulis satu kalimat (poin1)

- Menyalin gambar (poin1)

Copying: minta klien untuk mengcopy gambar dibawah ini. Nilai poin
jika seluruh 10 sisi ada dan 2 pentagon saling berpotongan
membentuk sebuah gambar 4 sisi

Nilai total 25

Kaji Tingkat Kesadaran Sepanjang Kontinum

Composmentis Apatis Sumnolen Suoprus coma


Keterangan :
Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi terjadi kerusakan kognitif yang
mamerlukan penyelidikan lebih lanjut
INVENTARIS DEPRESI BECK
Tingkat Untuk Mengetahui Depresi Lansia Dari Beck & Deck (1972)

Namaklien :Tn.W Tanggal : 11 Desember 2020


Jenis kelamin :L Umur :72 Tahun TB/BB :150Cm/45kg
Agama : Islam Suku : Jawa Gol Darah : -
Tahun pendidikan : 1955 SD
Alamat : Jl. Pemuda No.4, Pemalang

No Uraian
I. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau / sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
II. Pesimisme
3 Saya merasa bahawa masa depan adalah sia-sia
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
III. III. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan belakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1 Saya merasa gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
IV. IV. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segala
2 Saya tidak lagi mendapat kepuasaan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
V. V. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk / tak berharga sebagai dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
VI. Tidak menyukai diri sendiri
3 Saya benci diri sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
VII. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri sendiri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
VIII. Menarik diri dari social
3 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada
mereka
1 Saya berusaha mengambil keputusan.
0 Saya tidak kehilangan minat pad orang lain
IX. Keragu-raguan
3 Saya tidak bisa membuat keputusan
2 Saya mempunyai banyakkesulitan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
X. Perubahan gambaran diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan perubahan yang permanen dalam penampilan yang
saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
XI. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kirakira baik sebelumnya
XII. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
XIII. M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.

Penilaian
0-4 Depresi tidak ada atau minimal
5-7 Depresi ringan
8-15 Depresi sedang
16+ Depresi berat
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Suatu Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial Lansia

Nama klien :Tn. W Tanggal : 11 Desember 2020


Jenis kelamin :L Umur :72 Tahun TB/BB :150Cm/45kg
Agama :Islam Suku :Jawa Gol Darah : -
Tahun pendidikan : 1955 SD
Alamat : Jl. Pemuda no.4 Pemalang

No Uraian Fungsi Skore

1. Saya puas bahwa saya mau kembali pada keluarga ( teman-teman ) Adaptation 1
saya untuk membantu pada waktu menyusahkan saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (taman- teman ) saya Partnership 1


membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya

3. Saya puas keluarga ( teman-teman) saya menerima dan mendukung Growth 2


keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga ( teman-teman ) saya Affection 2


mengekpresikan efek efek dan berespon terhadap emosi-emosi
saya,seperti marah,sedih atau mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya menyediakan Resolve 2
waktu bersama-sama.

Penilaian : 8
Pertanyaan –pertanyaan yang dijawab ;
Selalu : skore 2 TOTAL
Kadang-kadang : skore 1
Hampirtidakpernah : skore 0

Dari :Smilkstein G : 1982


II. ANALISIS DATA

N DATA (SIGN/SYMPTOM) INTERPRETASI MASALAH


O (ETIOLOGI) (PROBLEM)
1. DS : Panus Nyeri Kronis
Klien mengatakan kaki nya nyeri
karena asam urat semenjak 1 tahun Kartilogo dirusak
yang lalu, nyeri saat melakukan
kegiatan. nekrosis sel
P : nyeri karena asam urat dan
banyak berjalan Erosi sendi dan tulang
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Lutut kiri
S:5 Nyeri
T : Hilang timbul
Nyeri kronis
DO :
- Klien tampak meringis
apabila menekuk lutut
kirinya
- Terlihat adanya kemerahan
dan bengkak disekitar lutut
kirinya

2. DS :
- Klien mengatakan sulit
bergerak aktif karena lutut
terasa nyeri Pembentukan tukak pada Gangguan Mobilitas
- Klien mengatakan apabila sendi Fisik
lama dudu dan berdiri lutut
terasa nyeri Tofus-tofus mengering
- Klien mengatakan merasa
tidak nyaman saat bergerak Kekakuan pada sendi
karena nyeri
DO : Membatasi pergerakan pada
- Kekuatan otot sendi
55
Gangguan mobilitas fisik
45
- Klien terlihat berjalan lambat
- Lutut klien terlihat tremor
setelah kembali dari berjalan
disekitar panti.
3. Gangguan mekanis dan Defisit Pengetahuan
DS : fungsional pada sendi
- Klien mengatakan belum
mengetahui tentang asam urat Gambaran khas nodul
- Klien sering bertanya tentang subkutan
tujuan dilakukannya kompres
hangat Ansietas
DO :
- Klien terlihat bigung saat Defisit Pengetahuan
ditanya tentang asam urat dan
bagaimana pelaksanaanya
- Klien memakan apa saja yang
diberikan oleh pengasuh
panti.

III. PRIORITAS MASALAH


1. Nyeri kronis b.d kondisi musculoskeletal kronis d.d nyeri pada sendi.
2. Gangguan mobiltas fisik b.d kekauan sendi d.d nyeri, ketidaknyamanan.
3. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
IV. PROSES KEPERAWATAN

N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI


O SLKI SIKI
1. Nyeri kronis Setelah Manajemen 1. Mengidentifikasi S:
berhubungan dilakukan Nyeri ( I.08238) lokasi, - pasien
dengan kondisi tindakan O: karakteristik, mengatakan
musculoskeletal keperawatan - identifikasi durasi, nyeri pada
selama 2x24 lokasi, frekuensi,
lutut dan
jam tingkat karakteristik, kualitas,
nyeri menurun durasi, intensitas nyeri. pergelangan
dengan kriteria frekuensi, 2. Mengidentifikasi tangan
hasil kualitas, skala nyeri. biasanya
( L.08066) : intensitas 3. Mengidentifikasi terjadi setiap
1. Keluhan nyeri. faktor yang pagi, rasanya
nyeri - Identifikasi memperberat hilang timbul,
menurun skala nyeri. dan
seperti kaku
2. Meringis - Identifikasi memperingan
menurun faktor yang nyeri sendi, nyeri
3. Sikap memperberat 4. Memberikan dirasa sudah
protektif dan teknik beberapa hari
menurun memperingan nonfarmakologis ini. Nyeri
4. Gelisah nyeri untuk digambarkan
menurun T: mengurangi seperti skala 3,
5. Keslutian - berikan teknik nyeri.
dan nyeri
tidur nonfarmakolog
menurun is untuk 5. Memfasilitasi hilang timbul.
6. Kemampuan mengurangi istirahat tidur. O:Ku lemah
menuntaska nyeri. - pasien tampak
n aktivias - Fasilitasi 6. Menjelaskan meringis
meningkat istirahat tidur. strategi pereda memeganggi
7. Frekuensi E: nyeri daerah yang
nadi - jelaskan 7. Menganjurkan nyeri/ sakit.
membaik penyebab, memonitor nyeri
- Tidak mampu
8. Pola nafas periode, dan secara mandiri
membaik pemicu nyeri, menuntaskan
9. Tekanan - Jelaskan aktivitas
darah strategi pereda - Bersikap
membaik nyeri protektif
- Anjurkan (mis.Posisi
memonitor
menghindari
nyeri secara
mandiri nyeri )
A:Masalah teratasi
sebagian

P:Intervensi
dilanjutkan pada
1,2,3,4,5,6,7

2. Gangguan setelah Dukungan 1. Mengidentifikasi S :


mobiltas fisik dilakukan Mobilisasi adanya nyeri - pasien
berhubungan tindakan (I.05173): atau keluhan mengatakan
dengan keperawatan fisik lainya saat nyeri atau
kekauan sendi selama 2x24 O:
2. Memonitor kaku sendi
jam. mobilitas - Identifikasi
fisik meningkat adanya nyeri, kondisi umum pada lutut dan
dengan kriteria atau keluhan selama pergelangan
hasil ( L.05042) fisik lainnya. melakukan tangan saat
: mobilisasi digerakkan.
1. Pergerakan - Monitor
kondisi umum 3. Memfasilitasi
ektremitas
selama untuk
meningkat O:KU lemah
melakukan melakukan
2. Kekuatan - pasien tampak
mobilisasi. mobiliasi
otot cemas,
meningkat T: 4. Menjelaskan meringis
3. Rentang - fasilitasi tujuan dan
gerak menahan sakit.
melakukan prosedur
(ROM) mobilisasi mobilisasi - Kekuatan otot
meningkat
4. Nyeri E: 5. Menganjurkan (3)
menurun - jelaskan tujuan melakukan
mobilisasi dini - Rentang gerak
5. Kaku sendi dan prosedur
menurun mobilisasi, menurun
6. Kelemahan 6. Menganjurkan
fisik - Anjurkan mobilisasi - Sendi kaku
menurun melakukan sederhana(sepert
mobiliasi dini. i. Duduk, - Gerakan
berjalan sebentar terbatas
(seperti. dan baring
Berjalan ditempat yang
sebentar, empuk, A: Masalah
baring melakukan teratasi sebagian
ditempat yang ROM) P: Intervensi
empuk) dilanjutkan pada
1,2,4,5,6
3. Defisit Setelah Edukasi 1. mengidentifikasi S:
pengetahuan dilakukan kesehatan kesiapan dan - pasien
berhubungan tindakan (I.12383) : kemampuan mengatakan
dengan kurang keperawatan pasien dalam belum
O:
mampu selama 2x24 menerima memahami apa
mengingat jam. Tingkat - Identifikasi informasi
kesiapan dan yang
pengetahuan 2. menyediakan
meningkat kemampuan materi dan disampaikan
dengan kriteria menerima media
hasil ( L.12111) informasi pendidikan
: T: kesehatan O:KU cukup
1. Perilaku - Sediakan 3. memberikan - pasien tampak
sesuai materi dan kesempatan memperhatika
anjuran media untuk bertanya n apa yang
meningkat pendidikan 4. menjelaskan disampaikan
2. Kemampuan kesehatan factor resiko
menjelaskan - Jadwalkan yang dapat - pasien mampu
pengetahuan pendidikan mempengaruhi mendengarkan
tentang kesehatan kesehstan
informasi
suatu topik sesuai 5. mengajarkan
meningkat kesepakatan perilaku hidup - pasien belum
3. Perilau - Berikan bersih dan sehat
memahami apa
sesuai kesempatan
pengetahuan untuk bertanya yang
meningkat E: disampaikan
4. Pertanyaan - Jelaskan factor
tentang resiko yang
masalah dapat A: Masalah belum
yang mempengaruhi teratasi
dihadapi kesehstan P: Intervensi
menurun - Ajarkan dilanjutkan pada
5. Peresepsi perilaku hidup 1,2,4,5,
yang keliru bersih dan
terhadap sehat
masalah
menurun.

V. CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI/TGL/JAM DX PERKEMBANGAN TTD

1 2 3 4 5
1. Senin/14/08.00 Nyeri kronis berhubungan - Nyeri pada lutut
dengan kondisi dan
musculoskeletal pergelangan
tangan
berkurang
menjadi skala 2
- Pasien sudah
mulai mampu
melakukan
aktivitasnya
seperti
biasanya.

Senin /14/08.15 Gangguan mobiltas fisik - Nyeri atau kaku


2. berhubungan dengan sendi menjadi
kekauan sendi skala 2
- Rentan gerak
membaik
- Pergerakan
sudah kembali
seperti biasanya

Senin/14/08.30 Defisit pengetahuan - Pasien sudah


3. berhubungan dengan mulai mampu
kurang mampu mengingat memahami apa
yang sedang
disampaikan
dan mampu
mendengarkan
dengan baik
BAB V
PENUTUP
V.1Kesimpulan
Gout artritis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria
sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa
menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk dalam kelainan metabolik.
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang,
diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam
urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita,
pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.

V.2Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang
rencana keperawatan pada pasien dengan arthritis gout, pendokumentasian harus jelas
dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan arthritis gout maka
tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang
mengalami arthritis gout.
DAFTAR PUSTAKA

1. Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

2.  Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan

Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

3.  Puspitasari, Ika.2010. Jadi Dokter Untuk Diri Sendiri. Bandung:Miazan Utama

4. Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6

.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai