DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2020
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulisan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Osteoporosis" dapat
diselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini disusun oleh
kelompok dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari individual kelompok maupun
dari luar, namun penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan. Tim kelompok juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami
menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
COVER HALAMAN.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan dari persendian diatrodial yang dicirikan oleh
fragmentasi dan terbelah-belahnya kertilago persendian. Lesi permukaan itu disusul oleh
proses pemusnahan kartilago secara progresif. Melalui sela-sela yang timbul akibat proses
degenerasi fibrilar pada kartilago, cairan synovial dipenetrasikan ke dalam tulang dibawah
lapisan kartilago, yang akan menghasilkan kista-kista. Kartilago yang sudah hancur
mengakibatkan sela persendian menjadi sempit. Bereaksi terhadap lesi kartilago dengan
pembentukan tulang baru (osteofit)yang menonjol ke tepi persendian (Reeves, dkk, 2001).
Tanda dan gejala yang dijumpai pada kondisi osteoarthritis berupa antara lain nyeri, kaku
sendi, krepitasi, sparme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), dan penurunan
kekuatan otot. Osteoarthritis juga dapat menimbulkan gangguanfungsional seperti kesulitan
berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi jongkok, naik turun tangga, dan juga
menyebabkan participation restriction terganggu (Kuntono, 2005). Dari keluhan yang di
timbulkan kasus tersebut dapat di tangani oleh fisioterapi.Fisioterapi memiliki peran penting
dalam proses penyembuhan serta perbaikan gerak dan fungsi, antara lain membantu
mengatasi permasalahan kapasitas fisik pada pasien, mengembalikan kemampuan fungsional
pasien serta memberi motivasi dan edukasi pada pasien untuk menunjang keberhasilan terapi
pasien. Tekhnologi yang dapat diaplikasikan kepada pasien antara lain, pemanasan dengan
infra red, terapi latihan dan edukasi kepada pasien untuk melakukan latihan. Aplikasi panas
pada sendi yang mengalami osteoarthritis dapat mengurang nyeri dan relaksasi otot sehingga
modalitas yang di pakai adalah Infra red karna gelombang eliktromagnetik yang di hasilkan
adalah penetrasi yang dalam sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan metabolisme,
dilatasi pembulu darah, mengurangi nyeri dan spasme (Sujatno, dkk, 2002).
Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki risiko terkena
penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga
dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis
datang lebih lambat. Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam
kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan
15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015.
Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan kesadaran akan
ancaman osteoporosis berdasarkan studi di Indonesia: Prevalensi osteoporosis untuk umur
kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di
atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis
4
pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. (Yayasan Osteoporosis
Internasional) Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun. (Yayasan
Osteoporosis Internasional) Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia
terserang osteoporosis atau keretakan tulang. (Yayasan Osteoporosis Internasional) Dua dari
lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. (Depkes, 2006).
Berdasar data Depkes, jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan
merupakan negara dengan penderita osteoporosis terbesar ke 2 setelah negara Cina.
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai makalah ini sebagai
berikut :
1.3. TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan
salah satu penyebab nyeri, disabilitas, dan kerugian ekonomi dalam populasi
(Donald,et al., 2010). Kata “osteoartritis” sendiri berasal dari Yunani dimana
“osteo” yang berarti tulang, “arthro” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti
inflamasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada osteoartritis tidak begitu
mencolok seperti yang ada pada remathoid dan autoimun arthritis (Arya,et al.,
2013). OA juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi
degeneratif atau Osteoartrosis, yang merupakan suatu kelompok abnormalitas
mekanik yang melibatkan degradasi/ kerusakan dari sendi, termasuk kartilago
artikular dan tulang subkondral ( Di Cesare,et al., 2009).
6
jaringan tulang, yang dapat mengakibatkan kerapuhan tulang. (Sharon L. Lewis,
2007).
Osteoporosis primer
Tipe 1, adalah tipe yang timbul pada wanita pasca-menopause disebkan oleh
penurunan hormone esterogen, terjadi selama 15 20 tahun setelah masa
menopause atau sekitar 51 75 tahun (Putri, 2009), karena pada usia ini tulang
trabekular menjadi sangat rapuh.
Tipe 2, terjadi pada oaring lanjut usia, baik pria maupun wanita, biasanya
terjadi sekitar usia diatas 70 tahun, penyebabnya terjadinya senile osteoporosis
(kekurangan kalsium dan kurangnya sel perangsang pembentukan vitamin D),
serta terjadinya tulang pecah dekat sendi lutut dan paha dekat sendi panggul.
Osteoporosis sekunder
Osteoporosis idiopatik
Wanita pra-menopause
7
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA