Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK 1
“ KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK “

Disusun Oleh :
Eka lia lestari 1032181032

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Helena Golang, M.kep., Sp. Kep.An
Ns. Zakiyah Mujahidah, S.kep., M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS M.H THAMRIN
JAKARTA T.A 2020-2021

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………… 3
BAB I
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….. 4
BAB II
2.1.1 Devinisi cairan …………………………………………………………………… 5
2.1.2 Volume cairan ……………………………………………………………………. 5
2.1.3 Distribusi cairan ………………………………………………………………….. 6
2.1.4 Fungsi cairan …………………………………………………………………....... 6
2.1.5 Keseimbangan cairan …………………………………………………………….. 6
2.1.6 Pengaturan keseimbangan cairan ……………………………………………...…. 7
2.1.7 Pengaturan keseimbangan Elektrolit …………………………………………...… 8
2.1.8 Mekanisme pergerakan cairan elektrolit …………………………………………. 8
2.2. kebutuhan cairan keseharian normal pada anak…………………………………… 9
BAB III
Kesimpulan……………………………………………………………………………. 12
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 13

2
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN PADA
ANAK” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ns. Helena Golang,
M.kep., Sp. Kep.An pada mata kuliah keperawatan anak Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Helena Golang M.kep., Sp. Kep An,
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 24 April 2020

Eka Lia Lestari

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan
orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam
tubuh.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologihomeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air ( pelarut) an zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV)
dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetahui bagaimanaVolume cairan tubuh, Distribusi cairan tubuh, Fungsi
cairan tubuh Keseimbangan cairan, Pengaturan keseimbangan cairan, Pengaturan
keseimbangan
1.3 Tujuan
Mengetahui Volume cairan tubuh, Distribusi cairan tubuh, Fungsi cairan tubuh
Keseimbangan cairan, Pengaturan keseimbangan cairan, Pengaturan

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Defenisi

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap stressor fisiologi dan lingkungan.
Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi
dalam bentuk kelebihan dan kekurangan (Tarwoto & Wartonah, 2006). Kebutuhan cairan
merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar
dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan
bagian padat dari tubuh. Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung
oksigen, nutrien, dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan
ion (Hidayat, 2006).

2.1.2 Volume Cairan Tubuh

Total jumlah volume cairan tubuh (total body water) kira-kira 60% dari berat badan pria
dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan lemak badan
dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, lemak pada wanita lebih banyak dari
pria sehingga jumlah volume cairan wanita lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh
terhadap jumlah volume cairan, semakin tua usia semakin sedikit kandungan airnya. Sebagai
contoh, bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia
pubertas sampai dengan usia 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-
60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun
untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB (Tarwoto & Wartonah, 2006).

5
2.1.3 Distribusi Cairan Tubuh

Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen yaitu pada intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler
20% dari BB, cairan ini terdiri atas plasma (cairan intravaskuler) 5%, cairan interstisial (cairan di
sekitar tubuh seperti limfe) 10-15%, dan transeluler (misalnya, cairan serebrospinalis, sinovia,
cairan dalam peritonium, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1- 3% (Tarwoto & Wartonah,
2006).

2.1.4 Fungsi Cairan

Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), fungsi cairan bagi tubuh adalah sebagai berikut :

a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh


b. Transpor nutrien ke sel
c. Transpor hasil sisa metabolism
d. Transpor hormone
e. Pelumas antar-organ
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler.

2.1.5 Keseimbangan Cairan

Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake (masukan) cairan dan output


(pengeluaran) cairan. Pemasukan cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan
cairan setiap hari antara 1.800-2.500 ml/hari. Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman dan
1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine
1.200-1500 ml/hari, feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto
& Wartonah, 2006).

6
2.1.6 Pengaturan Keseimbangan Cairan

Menurut Hidayat (2006), pengaturan keseimbangan cairan dapat dilakukan


melalui mekanisme tubuh. Mekanisme tubuh tersebut adalah sebagai berikut :

A. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga yang dialami setiap individu adalah sebagai
berikut:
1. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang pada
akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang
bertanggung jawab terhadap sensasi haus.
2. Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan
osmotik dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat
mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
B. Anti-diuretik hormon (ADH)
ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis
dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah
peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini
meningkatkan reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian
dapat menghemat air.
C. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningkatkan absorpsi natrium. Pelepasan aldosteron
dirangsang oleh perubahan konsentrasi kalium , natrium serum, dan sistem
angiotensin renin serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.

7
2.1.7 Pengaturan Keseimbangan Elektrolit

Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada


yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negatif (anion). Elektrolit sangat penting
pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuskular dan keseimbangan asam basa.
Pada fungsi neuromuskular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan
transmisi impuls saraf (Asmadi, 2008).

Menurut Hidayat (2012), elektrolit tubuh dibagi menjadi:

a. Natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi sebagai
pengaturan osmolaritas serta volume cairan tubuh. Pengaturan konsentrasi
ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron dihasilkan oleh
korteks suprarenal dan berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan
konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya dibantu oleh ADH. ADH
mengatur sejumlah air yang diserap ke dalam ginjal dari tubulus renalis.
Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap
kembali oleh darah. Ekskresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal
atau sebagian kecil melalui tinja, keringat, dan air mata. Normalnya
sekitar 135-148 mEq/lt.
b. Kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel yang
berfungsi sebagai exitability neuromukuler dan kontraksi otot.
Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion
natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron juga
berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan
ekstrasel). Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
c. Kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi,
penghantar impuls kontraksi otot, koagulasi darah (pembekuan darah) dan
membantu beberapa enzim pankreas. Kalsium diekresi melalui urine,

8
keringat. Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur langsung oleh hormon
paratiroid pada reabsorbsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun,
kelenjar paratiroid akan merangsang pembentukan hormon paratiroid yang
langsung meningkatkan jumlah kalsium darah.
d. Magnesium
Magnesium merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel.
Keseimbangan magnesium diatur oleh kelenjar parathyroid, dan
magnesium diabsorbsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh
dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Jika magnesium dalam plasma
darah kadarnya menurun, maka ginjal akan mengeluarkan kalium lebih
banyak, dapat terjadi pada pasien alkoholisme kronis, muntah-muntah,
diare, gangguan ginjal. Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt
e. Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Fungsi klorida
biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan
tekanan osmotik dalam darah. Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
f. Bikarbonat
Bikarbonat adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan ekstrasel dan intrasel. Bikarbonat diatur oleh ginjal

2.1.8 Mekanisme Pergerakan Cairan dan Elektrolit

Cairan dan elektrolit dalam tubuh selalu bergerak di antara ketiga tempat cairan
tersebut, yaitu intraseluler, interstitial, dan intravaskuler (Asmadi, 2008).

Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), mekanisme pergerakan cairan tubuh


melalui tiga proses, yaitu:

a. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan partikel cairan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didifusikan menembus membran sel. Kecepatan difusi
dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur.

9
b. Osmosis
Osmosis merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transpor Aktif Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantun

2.2 Kebutuhan Cairan Pada Anak

2.2.1 Kebutuhan Cairan Normal Harian Anak-anak

Air sangat penting untuk sebagian besar reaksi kimia dalam sel tubuh. Air juga memungkinkan
darah membawa nutrisi ke seluruh tubuh. Tubuh manusia kehilangan air setiap hari melalui
pernapasan, keringat dan buang air, sehingga sangat penting untuk menggantinya.

Di daerah suhu dingin secara otomatis tubuh akan banyak mengeluarkan panas sehingga akan
menyebabkan pemakaian energi dan cairan yang berlebih sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi. Selain itu udara yang dingin membuat rasa haus ingin minum pun menjadi berkurang
sehingga tubuh bisa  saja kekurangan asupan cairan.

Fungsi cairan dalam tubuh :


1.    Zat pembangun
2.    Pelarut
3.    Pengangkut nutrisi dan zat yang dibuang
4.    Pengatur suhu tubuh
5.    Pelumas
6.    Penahan guncangan

Hidrasi diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam tubuh dan merupakan syarat penting untuk
menjamin fungsi metabolisme sel tubuh. Sementara dehidrasi berarti kurangnya cairan di dalam
tubuh karena jumlah yang keluar lebih besar dari jumlah yang masuk.

Kebutuhan air minum memang beragam. Hal ini tergantung usia, jenis kelamin, dan aktivitas.
Jumlah kebutuhan tubuh akan air adalah 1 mililiter per kilo kalori kebutuhan energi tubuh.

10
Misal : Pada remaja dan dewasa yang kebutuhan energinya 1800 – 3000 kkal maka kebutuhan
cairan berkisar 1.8 – 3 liter sehari. Umumnya 1/3-nya dipenuhi dari makanan, maka konsumsi air
yang diminum langsung sekitar 2 liter sehari.

Kebutuhan cairan anak2 tergantung berat badan, sampai 10 kg kira perlu 100 ml/kg berat badan.
Tapi tolong diingat cairan tidak hanya berasal dari minum saja, makananpun ada kandungan
airnya. Begitu juga buah dan sayuran, jadi kalau sekitar 3/4 kebutuhan cairan terpenuhi, yakni
sekitar 60-80 ml/kg terpenuhi oleh cairan dan sisanya dari bahan makanan lain maka itu cukup.

Jus buah merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Selain dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan, jus buah juga banyak mengandung antioksidan yang
sangat penting untuk kesehatan.

Cara lain untuk mengukur kebutuhan cairan tubuh adalah


A.    Untuk dewasa –> 50 cc per kg berat badan
B.    Untuk anak-anak -> 100 cc utk 10 kg berat badan pertama
       50 cc utk 10 kg berat badan kedua
       20 cc utk berat badan selanjutnya
       Contoh: anak umur 8 th dengan berat = 23 kg, kebutuhannya
       (100 x 10) + ( 50 x 10) + (3 x 20) = 1.560 cc

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap stressor fisiologi dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri
sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan dan kekurangan (Tarwoto & Wartonah,
2006). Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat
badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Elektrolit terdapat
pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien, dan sisa
metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion (Hidayat,
2006).

12
DAFTAR PUSTAKA

Nari, J. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GASTROENTERITIS AKUT


DALAM UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANGAN
ANAK RSUD dr. M. HAULUSSY. GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS), 4(3), 159-164.

Utami, R. S., & Wulandari, D. (2015). Studi Kasus: Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
Gastroenteritis Dehidrasi Sedang (Case Study: Nursing Care In Children With Gastroenteritis
Moderate Dehydration). IJMS-Indonesian Journal on Medical Science, 2(1).

Sefrina, A., Nurhaeni, N., & Hayati, H. (2014). Aplikasi Theory of Unpleasant Symptoms (ToUS)
pada Anak yang Mengalami Mual Akibat Kemoterapi di Ruang Rawat Non Infeksi RSCM
Jakarta. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 2, No. 2).

13

Anda mungkin juga menyukai