PENGELOLAAN KASUS
2.1.1 Defenisi
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water) kira-kira 60%
dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini
tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat
sedikit menyimpan cairan, lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga
jumlah volume cairan wanita lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh
terhadap jumlah volume cairan, semakin tua usia semakin sedikit kandungan
airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir jumlah cairan tubuhnya 70-80% dari
1
Universitas Sumatera Utara
BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia pubertas sampai dengan usia 39 tahun
untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria
55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun
untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB (Tarwoto & Wartonah,
2006).
intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40% dari
BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20% dari BB, cairan ini terdiri atas
sinovia, cairan dalam peritonium, cairan dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), fungsi cairan bagi tubuh adalah
sebagai berikut :
d. Transpor hormon
e. Pelumas antar-organ
feses 100 ml, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml (Tarwoto &
Wartonah, 2006).
sebagai berikut :
a. Rasa dahaga
sebagai berikut:
dahaga.
b. Anti-diuretik hormon (ADH)
air.
c. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus
Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negatif
(anion). Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi
(Asmadi, 2008).
a. Natrium
konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya dibantu oleh ADH. ADH
mengatur sejumlah air yang diserap ke dalam ginjal dari tubulus renalis.
kembali oleh darah. Ekskresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal
atau sebagian kecil melalui tinja, keringat, dan air mata. Normalnya sekitar
135-148 mEq/lt.
b. Kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel yang
c. Kalsium
e. Klorida
f. Bikarbonat
Bikarbonat adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
g. Fosfat
Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fosfat
(Asmadi, 2008).
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), mekanisme pergerakan cairan
a. Difusi
b. Osmosis
c. Transpor Aktif
a. Ginjal
170 liter darah untuk disaring setiap hari. Hasil penyaringan ginjal tersebut
ml/kg/jam. Pada orang dewasa produksi urine sekitar 1500 ml/hari. Jumlah
urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron.
b. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang
Hilangnya cairan melalui kulit disebut juga dengan Isensible Water Loss
c. Paru-paru
d. Gastrointestinal
feses) setiap hari sekitar 100-200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan
adalah 10-15 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10% dari IWL pada
a. Hipovolemik
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan
suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa
jumlah air mata. Pada pasien syok tampak pucat, HR cepat dan halus,
b. Hipervolemik
pada saat stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air, fungsi
penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit
plasma darah ditandai dengan adanya rasa kehausan yang berlebihan, rasa
cemas, takut dan bingung, kejang perut, denyut nadi cepat dan lembab,
kurang dari 135 mEq/lt. Dapat terjadi pada pasien yang mendapat obat
diuretik dalam jangka waktu yang lama tanpa terkontrol, diare jangka
panjang.
b. Hipernatremia
tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, rasa haus, turgor kulit
badan naik, kadar natrium dalam plasma lebih dari 148 mEq/lt. Dapat
c. Hipokalemia
darah ditandai dengan denyut nadi lemah, tekanan darah menurun, tidak
nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, otot lemah dan lunak,
d. Hiperkalemia
kecemasan, dan irritable, kadar kalium dalam plasma lebih dari 5,5
mEq/lt.
e. Hipokalsemia
yang ditandai dengan adanya kram otot dan kram perut, kejang, bingung,
kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/lt dan kesemutan pada
jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan
f. Hiperkalsemia
darah, yang ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot, batu
ginjal, mual-mual, koma dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3
g. Hipomagnesia
h. Hipermagnesia
Elektrolit
a. Usia
b. Temperatur Lingkungan
c. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
d. Stres
dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan
produksi urine.
e. Sakit
2.2.1 Pengkajian
Tarwoto & Wartonah (2006), hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
1. Riwayat Keperawatan
elektrolit
cairan
pengobatan.
2. Pengukuran Klinik
a. Berat badan
kelompok, yaitu:
1) ± 2% : ringan
2) ± 5% : sedang
3) ± 10% : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b. Keadaan umum
3. Pemeriksaan Fisik
a. Integumen
rasa.
b. Kardiovaskuler
c. Mata
Pada pemeriksaan mata perlu diperhatikan mata cekung atau tidak, air
d. Neurologi
e. Gastrointestinal
4. Pemeriksaan penunjang
2.2.2 Diagnosis
pasien. Diagnosa yang dapat ditemukan oleh perawat pada klien yang
volume cairan
Interve Rasion
nsi al
1. Ukur dan catat setiap 4 jam: 1. Menentukan kehilangan
b. Warna muntahan,
d. Tanda vital
e. Monitor IV infus
f. Elektrolit,
BUN,
hematokrit,
dan
hemoglobin
dan muntah
4. Berikan dukungan
cairan
5. Lakukan kebersihan
c. Terapi
Intervensi Rasional
cairan
pemberian cairan
pengetahuan kesehatan
2.3.1 Pengkajian
di rumah sakit dr. Pirngadi Medan, pada tanggal 2 Juni 2014 mahasiswa
1. Biodata
kamar II, bad 29 dengan diagnosa medis Chronic Kidney Desease Stage V
(Gagal Ginjal Kronis derajat V). Pasien anak pertama dari tiga orang
Pasien dan keluarga bertempat tinggal di Jl. Panca no.89 C, Medan. Pasien
masuk rumah sakit pada tanggal 20 Mei 2014 dengan nomor rekam medik
kondisinya, sering haus, buang air kecil dengan volume yang sedikit-
sedikit, setiap hari BAK 3-4 kali/hari. Selain itu, pasien juga mengeluhkan
suhu tubuhnya yang panas. Keluhan utama pasien masuk rumah sakit
adalah sesak napas, kaki bengkak, dan merasa lemah. Hal ini dialami
pasien sejak ± 2 minggu ini, sesak semakin lama semakin berat jika
banyak minum. Riwayat mual muntah tidak ada, BAK sedikit ± 1 gelas
aqua per hari. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke rumah sakit
lain dan disebut menderita sakit ginjal, sudah pernah dianjurkan untuk cuci
Dua minggu yang lalu, pada tanggal 20 Mei 2014 pasien datang ke rumah
sakit dengan keluhan sesak napas, bengkak pada kedua kaki, dan lemah,
berobat ke rumah sakit lain dan disebut menderita sakit ginjal, sudah
pernah dianjurkan untuk cuci darah namun pasien menolak karena tidak
percaya dengan hal itu. Klien mengatakan mengalami sesak jika minum air
terlalu banyak. Jika kambuh pasien bisa mengalami sesak napas seharian.
Bila sesak napas yang bisa dilakukan pasien di rumah yaitu tidur di dekat
kipas angin sehingga udara lebih cepat masuk dan sesak berkurang, di
rumah sakit jika sesak kambuh pasien meminta ibunya untuk mengipas
oksigen. Selain itu pasien juga mengalami bengkak pada tangan dan
kakinya dengan derajat edema +1 serta mengalami gangguan dalam BAK,
yaitu BAK 3-4 kali/hari tetapi sekali miksi hanya sedikit yang keluar.
baik dari pola makan, minum, dan olahraga. Mulai dari sekolah dasar
pasien lebih suka minum minuman yang berwarna dan bersoda, jarang
minum air putih hanya 3-4 gelas per hari. Pasien makan 3 kali sehari
batuk dan demam, ibu pasien membeli obat di warung dan menganjurkan
Penyakit ginjal ini mulai dirasakan pasien dalam tiga minggu terakhir ini
6. Pemeriksaan Fisik
kepala dan rambut didapati bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan pada
rambut saat dirawat di rumah sakit. Rambut tumbuh tidak merata, dengan
Pada pemeriksaan wajah, warna kulit sawo matang, struktur wajah lengkap
dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra tidak ada kelainan,
konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor, kornea tidak ada
baik.
Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung dan posisi septum nasi simetris
dan tepat di medial, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan,
tidak ada pernapasan cuping hidung. Bentuk telinga normal dan simetris,
ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih,
Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati, bibir sedikit kering, keadaan
gusi dan gigi sehat, keadaan lidah bersih tidak ada jamur, pita suara baik.
Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis,
baik karena pasien tidak bisa mandi seperti biasa, kulit pasien tampak
kering seperti bersisik. Akral hangat, warna kulit sawo matang, tidak ada
cianosis, turgor kulit tidak elastis, CRT > 2 detik, kelembaban kulit tidak
baik.
kali/menit dan tidak ada tanda kesulitan saat bernapas, napas dangkal,
simetris/normal, saat diperkusi suara redup dan saat auskultasi suara napas
ronchi.
dullnes saat perkusi, bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi
otot tampak simetris, edema pada kedua tangan dan kaki, klien tidak
mengkonsumsi nasi, sayur, lauk, buah, nafsu makan baik, minum 3-4
gelas air putih perhari dan lebih suka minum minuman yang berwarna
dan bersoda.
Selama sakit: pasien makan 3 kali sehari, porsi sedikit, tidak habis 1
b. Perawatan diri
Selama sakit: pasien dilap oleh ibunya 2 kali sehari, menggosok gigi
aktivitas sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain dan tidak ada
Selama sakit: aktivitas klien dibantu oleh keluarga, karena lemah dan
hari.
d. Pola Eliminasi
agak lembek, warna agak cokelat. BAK 3-4 kali perhari, sekali miksi
mengelompokkan data objek dan data subjek. Dari analisa data yang
cairan dan pola nafas tidak efektif. Secara lengkap terdapat pada tabel berikut
ini:
Tabel 1.3 Analisa Data
N Da Etiologi/Patofisiologi Masalah
o. ta Keperawat
an
1 DS : Banyak minum Kelebihan
minuman yang
Kerusakan fungsi
ginjal
berwarna dan
bersoda. Pasien
Kerusakan glomerulus
mengatakan BAK
DO :
Edema
Edema pada
CRT pada
dari 2 detik, BB 80
kg
2 DS: Banyak minum Pola napas
minuman berwarna
Pasien tidak
dan bersoda, jarang
mengatakan efektif
minum air putih (3-4
sesak napas, gelas perhari)
sesak semakin
Nefropati toksik
parah jika
air. DO:
ginjal Kerusakan
TD: 150/90
kali/menit
Filtrasi glomerulus
FN: 135
menurun
kali/menit S: (GFR
40,1oC
menurun)
Perkusi paru:
dangkal
cairan Edema
(dispnea)
rongga alveolus
Difusi O2 dan CO2
paru terganggu
Hiperventilasi
Perubahan pola
nafas
2.3.3 Diagnosa Keperawatan
masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah dikaji. Dari hasil
input cairan lebih besar dari pada output ditandai dengan edema pada
tangan dan kaki, CRT > 2 detik, turgor kulit tidak elastis, oliguria.
mengeluhkan sesak.
lebih besar dari pada output ditandai dengan edema pada tangan dan kaki,
N Perencanaan
o Keperawatan
D
x
D Tujuan:
Intervensi Rasional
menentukan BB ideal,
terhadap terapi
keluarga
Lanjutan
setiap hari
Tabel 1.5 Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa: pola
sesak.
N Perencanaan
o Keperawatan
Dx
.
Dx. Tujuan:
2
Menunjukkan pola pernapasan
Interve Rasion
nsi al
a. Pantau kecepatan, a. Mengetahui
supraklavikular dan
interkosta.
pernapasan
Lanjutan
tambahan.
air
pasien setiap dua jam dan latihan gerakan aktif dan pasif dan dimodifikasi
masalah untuk diagnosa pertama belum teratasi, kaki pasien masih edema,
turgor kulit tidak elastis, pasien jarang merubah posisi secara mandiri padahal
klien mampu melakukannya secara mandiri di atas tempat tidur. Hal tersebut
terjadi karena pasien sering merasa haus, ibu pasien sering mengeluhkan
sikap pasien yang tidak menjalankan nasihat dan pendidikan kesehatan yang
diberikan perawat. Ketika ibu pasien mandi, sholat, dan tidur pasien sering
teguk. Setelah dikaji oleh perawat, pasien melakukan hal tersebut karena
tidak dapat menahan rasa haus yang dialaminya dan tidak percaya kalau
yang diberikan oleh perawat pasien dapat menerima keadaannya dan akan
modifikasi yaitu menjauhkan air minum dari tempat yang mudah dijangkau
semakin hari semakin mendekati batas normal. Namun, kadang kala pasien
pasien mengalami sesak karena minum terlalu banyak ketika tidak dilihat
Oleh karena itu, perawat menjelaskan lebih serius lagi agar pasien