LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul, 2008).
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh
membutuhkan perubahan yang tepat untuk melakukan respons terhadap keadaan
fisiologis dan lingkungan (Tamsuri, 2004).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolism
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologi
dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
1.4 Klasifikasi
1. Cairan Intraselular
Merupakan cairan yang terkandung di dalam sel tubuh. Memiliki ion natrium
dan kalium yang berlawanan dengan cairan ekstraselular. Pada orang dewasa kia-
kira 2/3 dari cairan tubuh.
2. Cairan ekstraselular.
Merupakan cairan diluar sel tubuh. Memiliki ion natrium dan klorida serta ion
bikarbonat dalam jumlah besar tetapi sedikit kalium,kalsium, magneium, fosfat,
sulfat dan asam organik.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi :
a) Cairan intersisial adalah cairan yang ada di sekitar sel tubuh dan limfe.
b) Plasma darah adalah bagian cair dari darah dan mencapai seperepat CES.
c) Cairan traselular adalah cairan yang terkandung di dlam rongga khusus dari
tubuh.
d) Meliputi cairan serebrospinal, perkardial dan sinoval.
( Tarwoto dan wartonah, 2006 )
1.8 Patofisiologi
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu: Fase I
plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal. Fase II cairan interstitial
dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel. Fase III cairan dan substansi
yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh
darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu
memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara Difusi. Partikel (ion
atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung menyebar
dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga
konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Osmosis. Bila suatu substansi larut
dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah dibandingkan
konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena
tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila
konsentrasi zat yang terlarut meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.Bila suatu
larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang
volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan
air/zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan
seperti ini disebut dengan osmosis. Filtrasi. Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan
tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar
sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan
permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan
hidrostatik. Transport aktif. Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel
yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah
yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi (ATP)
untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K. Beberapa faktor yang
mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan
sel, yaitu Permeabilitas membran kapiler dan sel, konsenterasi, potensial listrik,
perbedaan tekanan.
Pengaturan Volume Cairan Tubuh. Di dalam tubuh seorang yang sehat volume
cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan
batas yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan
cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi
tubuh maka tubuh akan kehilanagn cairan antara lain melalui proses penguapan
ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses metabolisme. Intake
Cairan : Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-
kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi
selama proses metabolisme. Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme
haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari
kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan
tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan
kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi
secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses
absorbsi oleh tractus gastrointestinal. Output Cairan : Kehilangan cairan tubuh
melalui empat rute (proses) yaitu : Urine : Proses pembentukan urine oleh ginjal dan
ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.
Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-
50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka
produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan
dalam tubuh. IWL (Invisible Water Loss) : IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit,
Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan
tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tapi bila proses respirasi
atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. Keringat : Berkeringat
terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. Feses :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).(simadibrata,2006).
1.9 Penatalaksanaan
a) PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi pemberian cairan intravena
Jenis cairan intravena yang biasa digunakan meliputi :
Larutan nutrient. Larutan ini berisis beberapa jenis karbohidrat (mis:
dekstrosa dan glukosa) dan air. Larutan nutrien yang umum digunakan
adalah 5% dekstrosa dalam air (D5W), 3,3% gloukosa dalam 0,3%
NaCl, dan 5% glukosa dalam 0,45% NaCl. Setiap 1 liter cairan
dekstrosa 5% mengandung 170-200 kalori: mengandung asam amino
(amigen, anunosol, travamin) atau lemak (lipomul dan lyposyn)
Larutan elektrolit. Meliputi larutan saline, baik isotonic, hipotonik,
maupun hipertonik. Jenis larutan elektrolit yang paling banyak
digunakan adalah normal salin (isotonik), yaitu NaCl 0,9%, contoh
larutan elektrolit lainnya RL (Ringer Laktat) dan Butler.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).(davey,2005)
b) PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Kebutuhan Cairan Tubuh Berdasarkan Usia
(Behrman,1996)
1. Rehidrasi oral.
2. Menghitung keseimbangan cairan.
Rumus
balance cairan :
input - (IWL + ouput)
Minum 1300 ml
Pencernaan makanan 1000ml
Oksidasi Metabolik 300ml
Jumlah = 2600
(Behrman,1996)
Output cairan, meliputi :
Bayi Baru Lahir Bayi Anak-Anak Dewasa
Urine 10 – 90 ml/hr Urine 80 – 90 ml/hr Urine 50 ml/hr Urine 1400 – 1500 ml/hr
(Behrman,1996).
1.10 WOC
Tekanan orkastik
Mempengaruhi kondisi
cairan tubuh
Intake
Penu
mpuk
MK
an :
MK : RESIKO MK : KEKURANGAN KELEB
caira
SYOK VOLUME CAIRAN IHAN
n
VOLU
ME
Kinerja ginjal CAIRA
edem
Na
MK :
RESIKO
Kerusakan ginjal INTEG
RITAS
KULIT
Proses infeksi
MK : HIPERTERMI MK : NYERI
1. 11 Asuhan Keprawatan Teori
a) Pengkajian
1. Biodata : identititas pasien (nama pasien, umur, jenis kelamin, suku/bangsa,
agama, pekerjaan, status perkawinan dan alamat) identitas penanngung
jawab nama pasien, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pekerjaan,
status perkawinan dan alamat).
2. Riwayat Penyakit : keluhan utama pasien, riwayat penyakit sekarang
(PQRST), riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
3. Observasi dan pemeriksaan fisik
a. Pengukuran fisik : kehilangan atau bertambah berat badan menunjukkan
danya keseimbangan cairan (±2% ringan, ±5% sedang, ±10% berat)
b. Kesadaran umum : pengukuran TTV, tekanan darah, nadi, RR, dan suhu
c. Pengukuran pemasukan cairan : cairan oral, NGT, cairan parental, obat
IV , infus, dan makanan yang cenderung mengandung air.
d. Pengeluaran cairan : urine, feses, muntah, diare (jumlah, volume, warna)
e. Pemeriksaan fisik :
1. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot
dan sensasi rasa
2. Cardiovascular : distensi vena jugularis, tekanan darah, Hb, dan
bunyi jantung
3. Mata: cekung, air mata kering dan konjungtiva anemis
4. Neurologi : reflek, gannguan motoric dan sensorik
5. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut
b) Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan b/d kekurangan intake cairan
2) Kelebihan volume cairan b/d mekanisme regulasi
3) Hipertermi b/d proses infeksi
4) Resiko syok b/d Kekurangan volume cairan
5) Resiko integritas kulit b/d kelebihan volume cairan
c) Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kekurangan intake cairan
(Doenges, 2001).
Tujuan: Agar tidak terjadi kekurangan volume cairan
Kriteria hasil:
Rasional : Bertujuan untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar serta memantau
karakteristik dari urin klien
Rasional : Bertujuan untuk mengetahui tanda dan gejala kelebihan volume cairan
klien
Rasional : Bertujuan untuk mengetahui lokasi dan derajat edema bila ada
j. Memantau makanan / cairan tertelan dan menghitung asupan kalori harian, yang
sesuai
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. S
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Gendong Rt.01 Rw.06 Purworejo-Sanan wetan
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn R
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Gendong Rt.01 Rw.02 Purworejo-Sanan wetan
Hubungan dengan pasien : Anak pasien
II. RIWAYAT PENYAKIT
1. KELUHAN UTAMA ( ALASAN MRS ) :
a. Saat Masuk Rumah Sakit :
Pasien mengeluh nyeri perut dan cemas dengan kondisinya
b. Saat Pengkajian :
Pasien mengatakan nyeri perut setelah di operasi. Pasien tampak pucat, CRT>3 detik,
mukosa bibir kering, akral dingin, konjungtiva anemis, pasien tampak lemah.
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG → Kronologis dari penyakit yang diderita saat ini
mulai awal hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi (PQRST) : pasien datang ke
RSUD MARDI WALUYO dengan keluarga, dengan keluhan nyeri perut dan cemas
,dengan kondisi, terdapat hasil TTV,TD :130/80,N : 80, SB: 36, dan SKALA NYERI :
8,sehingga diperiksa oleh dokter pasien didiagnosa Ca.Colon sehingga pasien masuk rawat
inap di ruangan dahlia, untuk memperoleh perawatan dan pengobatan.
No Intensitas Diskripsi
Nyeri
1 Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak nyeri
2 Nyeri Pasien mengatakan sedikit nyeri atau ringan
Ringan Pasien nampak gelisah
3 Nyeri Pasien mengatakan nyeri masih bisa ditahan /
Sedang sedang
Pasien nampak gelisah
Pasien mampu sedikit berpartisipasi dlm
keperawatan
4 √ Nyeri Berat Pasien mengatakan nyeri tidak dapat ditahan /
berat
Pasien sangat gelisah
Fungsi mobilitas dan perilaku pasien
berubah
5 Nyeri Sangat Pasien mengataan nyeri tidak tertahankan / sangat
Berat berat
Perubahan ADL yang mencolok
( Ketergantungan ), putus asa
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya √ tidak kapan :…......…
diagnosa :…………......
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya √ tidak
jenis……………………
Riwayat kontrol : .............................
Riwayat penggunaan obat :..............
3. Riwayat alergi : ya √ tidak jenis……………………
4. Riwayat operasi : ya tidak kapan……………………
KULIT
Kulit ikterik √ sianosis kemerahan hiperpigmentasi
Turgor kulit baik √ kurang jelek
Lesi ada √ tidak
Oedema ya √ tidak
Peradangan ya √ tidak
PENGLIHATAN
Bola mata √ simetris tidak
Pergerakan bola mata √ normal tidak
Refleks pupil terhadap cahaya √ normal tidak
Kornea √ bening tidak
Konjungtiva √ anemis tidak
Sclera √ ikterik tidak
Pupil √ isokor anisokor
ketajaman pengelihatan √ normal tidak
PENCIUMAN/PENGHIDUNG
Bentuk √ simetris tidak
Fungsi penciuman √ baik tidak
Peradangan ada √ tidak
Polip ada √ tidak
Perdarahan ya √ tidak
PENDENGARAN/TELINGA
Bentuk daun telinga √ simetris tidak
Letak √ simetris tidak
Peradangan ada √ tidak
Fungsi pendengaran √ baik tidak
Serumen √ ada tidak
Cairan ada √ tidak
Perdarahan ya √ tidak
MULUT
Mulut bersih √ kotor berbau
Bibir √ pucat cyanosis merah
Mukosa bibir lembab √ kering stomatitis
Gigi bersih √ tidak
Gusi berdarah ya √ tidak
Tonsil radang √ tidak
Lidah tremor √ ya tidak
Fungsi pengecapan √ baik tidak
LEHER
Benjolan/massa ada √ tidak
Kekakuan ya √ tidak
Nyeri tekan ya √ tidak
Kedudukan trachea normal √ tidak
Gangguan bicara ada √ tidak
DADA/PERNAFASAN
PARU
Inspeksi
Keluhan : √ sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif Kering Darah
Sekret :…….. Konsistensi :......................
Warna :.......... Bau :..................................
Irama nafas teratur √ tidak teratur
Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bentuk dada √ Simetris Asimetris
Bentuk thorax √ Normal chest Pigeon chest Funnel chest Barrel
chest
Retraksi Intercosta ya √ tidak
Retraksi Suprasternal ya √ tidak
Pernafsn cuping hidung ya √ tidak
Alat bantu napas √ ya tidak
Jenis Nasal Flow 3 lpm
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba ( sama / tidak
sama ), lebih bergetar pada sisi........................
Perkusi
Area paru : ( sonor / hipersonor / dulness )
Auskultasi
Suara nafas :
Area Vesikuler Bersih Halus Kasar
Area Brochial Bersih Halus Kasar
Area Bronkovesikuler Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
Crakles Rochi Wheezing Pleural Friction rub
JANTUNG
Inspeksi
Ictus Cordis ( + / - ), pelebaran................. cm
Palpasi
Pulsasi pada dinding thorax teraba ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
Perkusi
Batas – batas jantung normal adalah :
Batas atas :................................( N = ICS II )
Batas bawah :................................( N = ICS V )
Batas Kiri :................................( N = ICS V Mid clavikula Sinistra )
Batas Kanan :................................( N = ICS IV Mid sternalis Dextra )
Auskultasi
BJ I terdengar ( tunggal/ganda ), (Keras/lemah ), (reguler/irreguler )
BJ II terdengar ( tunggal/ganda ), Keras/lemah ), (reguler/irreguler )
Bunyi jantung tambahan :
BJ III ( + / - ), Gallop Rhythm ( + / - ), Murmur ( + / - )
Keluhan lain terkait dengan jantung :
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 tunggal ya tidak
c. CRT : >3 detik
d. Akral √ hangat panas dingin kering basah
e. JVP normal meningkat menurun
f. Clubbing Finger ya tidak
ABDOMEN
Bentuk √ simetris tidak
Abdomen tegang kembung √ ascites
Nyeri tekan √ ya tidak
Peristaltik usus : 9 x/menit
Oedem ya √ tidak
REPRODUKSI
Radang pada genitalia eksterna ya √ tidak
Lesi ya √ tidak
Siklus menstruasi teratur √ tidak
Pengeluaran cairan ya √ tidak
EKSTREMITAS ATAS/BAWAH
Pembatasan gerak √ ya tidak
Varises ada √ tidak
Tromboplebitis √ ada tidak
Nyeri ya √ tidak
Kemerahan ya √ tidak
Kelemahan tungkai/tidak √ ya tidak
Kekuatan otot 2 2
2 2
- -
Oedem - -
IV. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
b. Pola Eliminasi
No Pemenuh Sebelum Sakit Setelah Sakit
an BAB / BAK
Eliminasi
1 Jumlah / Pagi: 1x Pagi : 1x Pagi: Stoma Pagi : BAK
Waktu bangunm tidur bangun tidur Siang : memakai
Siang : tidak Siang : 2x Malam : Kateter
bab Malam : 2x Siang :
Malam : tidak dan 1x Malam :
bab sebelum tidur
e. Merokok √ ya tidak
f. Alkohol ya √ tidak
V.PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan hukuman √ lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam √ gelisah
tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi √ kooperatif
tidak kooperatif
curiga
d. Gangguan konsep diri ya √ tidak
Masalah Keperawatan :...........................................................................
B. Kimia Darah
Ureum : 28 ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin :1,87 ( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT :14 ( N : 2 – 17 )
SGPT :10 ( N : 3 – 19 )
BUN : 13 ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :..........................( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein :..........................( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa :..........................( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP :..........................( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa aelektrolit
Natrium : 138.27 ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium :3.71 ( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida :122,19 ( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium : 9.11 ( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor :..........................( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
EEG
CT- Scan
MRI
Endoscopy
Lain – lain
................ , ........................
( .............................................)
Nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn S
Dx Medis : Ca colon
A,dkk.jakarta:erlangga.
perkemihan.jakarta:salemba medika.
Simadibrata mk.2006. buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 1 edisi IV. Jakarta.