Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS DENGAN KASUS PREKLAMSI

Oleh :
DIMAS BIMAYAKTI
40220007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020

1
A. Definisi

Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,

bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak

menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,

sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau

lebih (Rustam Muctar, 1998).

Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul

selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu (Helen Varney, 2007).

Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yaitu hipertensi, edema dan

proteinuria yang timbul pada wanita hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20

minggu, pada ibu bersalin dan nifas.

B. Etiologi

Etiologi penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Carpenito (1997:1042)

menerangkan bahwa, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya preeklamsia

sebagai berikut :

1. Usia ibu hamil kurang dari 21 tahun.

2. Usia ibu hamil lebih dari 35 tahun.

3. Mempunyai riwayat penyakit pembuluh ginjal.

4. Diabetes melitus.

5. Penyakit pembuluh darah.

6. Kehamilan kembar.

7. Mola hidatidosa.

8. Penyakit hipertensi kronik.

2
9. Riwayat keluarga dengan hiperetensi sebagai pengaruh kehamilan.

1. Faktor predisposisi

Penyebab pre eklamsia belum diketahui secara pasti, penyakit ini masih disebut

Disease of theory (Sudhaberata, 2001). Namun demikian, perhatian harus

ditunjukan terutama pada penderita yang mempunyai faktor predisposisi terhadap

pre eklamsia. Menurut Wiknjosastro (2008) fraktor predisposisi/risiko tersebut

antara lain:

1) Usia/umur: primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan semua ibu

dengan usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan.

2) Paritas: primigravida memiliki insideni hipertensi hampir dua kali lipat

3) Faktor keturunan (genetic): bukti adanya pewarisan secara genetik paling

mungkin disebabkan oleh turunan resesif.

4) Status sosial ekonomi: pre eklamsia dan eklamsia lebih umum ditemui pada

kelompok sosial ekonomi rendah.

5) Komplikasi obstetrik: kehamilan kembar, kehamilan mola atau hidrops

fetalis.

6) Riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya: Hipertensi, Diabetes Melitus,

penyakit ginjal, System Lupus Erytematosus (SLE), sindrom antifosfolipid

antibody.

C. Patofisiologi

Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitifitas vaskuler

terhadap angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan

vaskuler, akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter

pembuluh darah ke semua organ, fungsi fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati

dan otak menurun sampai 40-60 %. Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi


3
pada plasenta dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas

uterus dan sensitivitas terhadap oksitosin meningkat.

Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR dan menimbulkan perubahan

glomerolus, protein keluar melalui urin, asam urat menurun, garam dan air di

tahan, tekanan osmotik plasma menurun, cairan keluar dari intravaskuler,

menyebabkan hemokonsentrasi. Peningkatan viskositas darah dan edema jaringan

berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia berat terjadi penurunan

volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan cepat.

Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema hepar

dan hemoragik sub-kapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri

epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi tetapi

merupakan komplikasi yang hebat dari PIH, enzim enzim hati seperti SGOT dan

SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke retina

menimbulkan symptom visual seperti skotoma (blind spot) dan pandangan kabur.

Patologi yang sama menimbulkan edema cerebral dan hemoragik serta

peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus

pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Pulmonari edema

dihubungkan dengan edema umum yang berat, komplikasi ini biasanya

disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri.

D. Manifestasi Klinis

Menurut Trijatmo (2005), gejala subjektif pada preeklamsia yaitu :

1. Sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia.

2. Penglihatan kabur.

3. Nyeri di daerah epigastrium.

4. Mual atau muntah-muntah.

4
5. Tekanan darah akan meningkat lebih tinggi.

6. Edema dan proteinuria bertambah meningkat.

Selain gejala subjektif preeklamsia di atas, tanda dan gejala preeklamsia

ringan diantaranya:

1. Kenaikan tekanan darah sistolik 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;

diastolik 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.

2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni).

3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan.

Sedangkan tanda dan gejala pada preeklamsia berat diantaranya :

1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg.

2. Tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.

3. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning).

4. Trombosit < 100.000/mm3.

5. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml/24 jam).

6. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g/L).

7. Nyeri ulu hati.

8. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat.

9. Perdarahan di retina (bagian mata).

10.Edema (penimbunan cairan) pada paru.

11.Koma.

E. Pemeriksaan penunjang

a. Uji diagnostik dasar.

a. Pengukuran tekanan darah.

b. Analisi protein dalam urine.

c. Pemeriksaan edema.

5
d. Pengukuran tinggi fundus uteri.

e. Pemeriksaan funduskopik.

b. Uji laboratorium.

1. Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit

pada sediaan darah tepi).

2. Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat

aminotranferase).

3. Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).

c. Uji untuk meramalkan hipertensi.

1. Roll-over test.

2. Pemberian infus angiotensin II.

6
F. WOC

G. Penatalaksanaan 7
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada

pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

1. Hipertensi ringan

Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk

menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring.

Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk

meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan

iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju

ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika

terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa

berkurang dan mata makin kabur.

2. Hipertensi Berat

Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu

sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti

kejang), antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan

pemberian antasida.

3. Hipertensi kronis

Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,

pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal

(foto thorax, EKG, fungsi paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan oleh

Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo (2013), beberapa

penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

1. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring.

2. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.

8
3. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang

mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah

lemak.

4. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4 kali

selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk

melakukan

5. pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu

harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester

ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.

6. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.

7. Pembatasan aktivitas fisik.

8. Tatalaksana hipertensi pada kehamilan dilakukan dengan terapi farmakologi bila

terdapat tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan darah diastoliknya

melebihi 100-105 mmHg. Tujuan terapi farmakologi adalah untuk menurunkan

tekanan darah sistolik menjadi di bawah 160 mmHg dan diastolik di bawah 100

mmHg. Akan tetapi bila sudah ada kerusakan organ akibat hipertensi sebelumnya,

maka terapi farmakologi dimulai bila tekanan darahnya melebihi 139/89 mmHg

dengan target penurunan tekanan darah agar bawah 140/90 mmHg.

Pedoman yang berbasis bukti (evidence-based) dari American Association of Clinical

Endocrinologists menyarankan penggunaan metildopa atau nifedipin long acting

sebagai obat antihipertensi pada kehamilan. Walaupun aman, namun metildopa

memiliki khasiat antihipertensi yang sedang dengan onset kerja yang lama. Labetalol

memiliki onset kerja lebih cepat daripada metildopa, serta direkomendasikan sebagai

terapi lini pertama. Selain labetalol, golongan obat antihipertensi lainnya dari

kelompok beta blocker seperti metoprolol dan nadolol juga dapat digunakan untuk
9
tatalaksana hipertensi pada kehamilan yang disertai dengan penyakit jantung.

Magnesium sulfat dapat ditambahkan ke dalam regimen terapi pada wanita hamil

dengan preeklamsia bila terdapat risiko tinggi terjadinya bangkitan.

Obat antihipertensi yang harus dihindari pada kehamilan adalah obat antihipertensi

golongan ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril). Hal ini disebabkan karena

terdapatnya risiko kerusakan atau kematian janin bila digunakan pada trimester kedua

atau ketiga. Selain itu, penggunaan ACE inhibitor pada trimester pertama akan

meningkatkan risiko malformasi sistem saraf pusat dan kardiovaskuler pada janin.

Golongan obat antihipertensi angiotensin receptor blocker (ARB), seperti valsartan,

irbesartan, candesartan, dan losartan juga tidak disarankan untuk digunakan pada

kehamilan karena mekanisme kerjanya hampir sama dengan ACE inhibitor.

Sementara itu obat antihipertensi golongan diuretika seperti HCT tidak menyebabkan

malformasi janin akan tetapi dapat menghalangi ekspansi volume fisiologis normal

sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan pada kehamilan.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

10
A. Pengkajian

a. Sirkulasi

Peningkatan tekanan darah menetap melebihi nilai dasar setelah 20minggu

kehamilan. Riwayat hipertensi kronis, nadi mungkin menurun, dapat

mengalami memar spontan, perdarahan lama, atau epistaksis

(trombositopenia).

b. Eliminasi

Fungsi ginjal mungkin menurun (kurang dari 400ml/24jam) atau tidak ada.

c. Makanan/cairan

Mual, muntah. Penambahan berat badan 2+1b [0,9072kg] atau lebih dalam

1minggu, 6 1b [2,72kg] atau lebih/bulan (tergantung pada lamnya gestasi).

Malnutrisi (kelebihan atau kurang berat badan 20% atau lebih besar),

masukan protein/kalori kurang. Edema mungkin ada, dari ringan sampai

berat/umum dan dapat meliputi wajah, ekstrimitas dan sistim organ.

Diabetes melitus.

d. Neurosensori

Pusing, sakit kepala frontal. Diplopia, penglihatan kabur. Hiperefleksia.

Kacau mental-tonik, kemudian fase tonik-klonik, diikuti dengan periode

kehilangan kesadaran. Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukkan edema

atau spasme vaskuler.

e. Nyeri/ketidaknyamanan

Nyeri epigastrik (region kuadran atas kanan [KkaA]).

f. Penapasan

Pernapasan mungkin kurang dari 14x/menit. Krekels mungkin ada.

11
g. Keamanan

h. Ketidaksesuaian Rh mungkin ada.

i. Seksualitas

Primmigravida, gestassi multipel, hidramnion, mola hidratidosa, hidrops

fetalis (Antigen-antibodi Rh). Gerakan bayi mungkin berkurang. Tanda-

tanda abrupsi plasenta mungkin ada..

j. Penyuluhan/pembelajaran

Remaja (di bawah usia 15 tahun) dan primigravida lansia (usia 35 tahun

atau lebih) berisiko tinggi. Riwayat keluarga hipertensi karena kehamilan

(HKK).

B. Pemeriksaan Diagnostik

b. Tes presor supine (tes rollever) : dapat digunakan untuk memeriksa klien-klien

berisiko terhadap HKK, antara gestasi minggu ke 28-32, meskipun keakuratan

diragukan; peningkatan 20-30 mmHg pada tekanan sistolik atau 15-20mmHg

pada tekanan diastol menandakan tes positif.

c. Tekanan arteri rerata (MAP) : 90 mmHg pada trimester ke 2 mmenandakan

HKK.

d. Hematokrit (Ht) : Meningkat pada perpindahan cairan, atau penurunan pada

sindrom HELLP (hemolisis, peningkatana enzim hepar, hitung trombosit

rendah).

e. Hemoglobin (Hb) : Rendah bila terjadi hemolisis (sindrom HELLP).

f. Smear perifer : Distensi sel – sel darah atau skistosit pada sindrom HELLP

atau hemolisis intravaskuler.

12
g. Hitung trombosit serum : Kurang dari 100.000/mm 3 pada koagulasi

intravaskuler diseminata (KID) atau pada sindrom HELLP, seperti perekatan

trombosit pada kolagen yang dilepaskan dari pembuluh darah yang rusak.

h. Kadar kreatinin serum : Meningkat

i. AST (SGOT), laktat dehidrogenase (LDH), dan kadar bilirubin serum

(terutama yang tidak langsung) : Meningkat pada sindrom HELLP dengan

masalah hepar.

j. Kadar asam urat : Setinggi 7 mg/100mL, bila masalah ginjal berat.

k. Masa protrombin (PT), masa tromboplastin parsial (PTT), masa pembekuan

: Memanjang, penurunan fibrinogen, produk spilt fibrin (FSP) dan produk

degradasi fibrin (FDP) positif bila terjadi koagulopati.

l. Berat jenis urin : Meningkat menunjukkan perpindahan cairan/dehidrasi

vaskuler

m. Proteinuria : Dengan menggunakan dipstik pengukuran 1+ ke 2+ (sedang),

3+ ke 4+ (berat), atau lebih dari 5 gr/ l dalam 24 jam.

n. Kadar estriol urin/plasma : Menurun menandakan penurunan fungsi

plasenta. (Estriol tidak bermanfaat sebagai prediktor dari profil biofisik

[BPP] karena kesenjangan waktu antara masalah janin dan hasil tes).

o. Kadar laktogen plasenta manusia : Kurang dari 4 mEq/ml menunjukkan

fungsi plasenta abnormal (tidak sering dilakukan pada skrining HKK).

p. Ultrasonografi : Pada gestasi minggu ke 20 sampai ke 26 dan diulang 6–10

minggu kemudian, menentukan usia gestasi dan mendeteksi retardasi

pertumbuhan intrauterus (IUGR).

13
q. Tes cairan amniotik (rasio lesitin terhadap sfingomielin [L/S],

fosfatidilgliserol [pg], kadar fosfatidilklolin tersaturasi) : menggambarkan

maturitas paru janin.

r. BPP (biophysical profile), termasuk volume cairan amniotik, ”fetal tone”,

pergerakan pernapasan janin (FBM), pergerakan janin dan denyut jantung

janin reaktif/tes nonstres : menentukan kesejahteraan/risiko janin.

s. Tes stres kontraksi (CST) : Mengkaji respon janin terhadap stres kontraksi

uterus.

C. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a) Kekurangan volume cairan (kegagalan regulasi) berhubungan dengan kehilangan

protein plasma, penurunan tekanan osmotik koloid plasma menyertai perpindahan

cairan dari kompartemen vaskuler.

b) Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemia/penurunan aliran balik

vena, peningkatan tahanan vaskuler sistemik.

D. Rencana asuhan keperawatan (kriteria hasil, intervensi dan rasional)

a) Kekurangan volume cairan (kegagalan regulasi) berhubungan dengan kehilangan

protein plasma, penurunan tekanan osmotik koloid plasma menyertai perpindahan

cairan dari kompartemen vaskuler.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan

volume cairan dapat terpenuhi.

Kriteria hasil :

14
1) Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan

akan pemantauan yang ketat dari berat badan, TD, protein urine, dan

edema.

2) Berpartisipasi dalam regimen teraupetik dan

pemantauan sesuai indikasi.

3) Menunjukkan hematokrit dalam batas normal dan

edema fisiologis tanpa adanya tanda piting.

Intervensi :

1.) Timbang berat badan klien secara rutin. Anjurkan

klien untuk memantau berat badan di rumah antara waktu kunjungan.

Rasional : Penambahan BB bermakna dan tiba-tiba (misal : lebih dari

1,5 kg/bln dalam trimester ke-2 atau lebih dari 0,5kg/minggu pada

trimester ke tiga) menunjukkan retensi cairan. Gerakan cairan dari

vaskuler ke ruang interstisial mengakibatkan edema.

2.) Bedakan edema kehamilan yang patologis dan fisiologis, pantau lokasi

dan derajat pitting.

Rasional : adanya edema pitting pada wajah, tangan, kaki, area skral

atau dinding abdomen, atau edema yang tidak hilang setelah 12 jam

tirah baring.

3.) Perhatikan perubahan pada kadar Ht/Hb

Rasional : mengidentifikasi derajat hemokonsentrasi yang disebabkan

oleh perpindahan cairan. Bila Ht kurang dari 3x kadar Hb terjadi

hemokonsentrasi.

4.) Kaji ulang masukan diet dari protein dan kalori.

Berikan informasi sesuai kebutuhan.

15
Rasional : Insiden hipovolemia dan hipoperfusi pranatal dapt diturunkan

dengan nutrisi yang adekuat, ketidakadekuatan protein/kalori meningkatkan

resiko pembentukan edema.

5.) Pantau masukan dan haluaran. Perhatikan warna urin, dan ukur berat jenis

sesuai indikasi.

Rasional : Haluaran urin adalah indikator sensitif dari sirkulasi volume

darah. Oliguria menandakan hipovolemi berat dan ada masalh pada ginjal.

b) Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemia/penurunan aliran balik

vena, peningkatan tahanan vaskuler sistemik.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keerawatan selama 1x24 jam diharapkan curah

jantung klien kembali normal.

Kriteria hasil :

1.) Melaporkan tidak adanya atau menurunnya kejadian dipsnea.

2.) Mengubah tingkat aktifitas sesuai kondisi.

3.) Tetap normotensif selama sisa kehamilan.

Intervensi :

1.) Pantau TD dan nadi

Rasional : Tidak menunjukkan respon kardiovaskuler normal pada

kehamilan (hipertrofi ventrikel kiri, peningkatan volume plasma, relaksasi

vaskuler dengan penurunan tahanan perifer).

2.) Lakukan tirah baring pada klien dengan posisi miring kiri.

Rasional : Meningkatkan aliran balik vena, curah jantung, dan perfusi

ginjal/plasenta.

3.) Berikan obat antihipertensi.

16
Rasional : Obat antihipertensi bekerja secara langsung pada arteriol untuk

meningkatkan relaksasi otot polos kardiovaskuler dan membantu

meningkatkan suplai darah ke serebrum, ginjal, uterus, dan plasenta.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anik & Yulianingsih 2009, Asuhan kegawatdaruratan dalam Kebidanan, Trans Info Media,
Jakarta.

Doengoes, Marilynn E 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, edk 2, EGC, Jakarta.

Saifuddin, Abdul B 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Jakarta.

Mochtar, Rustam 2012, Sinopsi Obstetri, EGC, Jakarta.

http://one.indoskripsi.com/node/9081,dilihat pada 16 April 2010

Prawirohardjo, Sarwono 2009, Ilmu Kebidanan Cetakan ke 2, edk 4, Bina Pustaka, Jakarta.

18
FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL
KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Mahasiswa : Dimas bimayakti NIM:.

Tempat Praktik : RS iik Tgl : 20/11/2020

A. IDENTITAS KLIEN

1. Nama : Ny. D

2. Umur : 25 tahun

3. Alamat : Kediri

4. Agama : Islam

5. Suku bangsa : Jawa

6. Status perkawinan : Kawin

7. Pekerjaan : Swasta

8. Pendidikan : SMA

B. DATA UMUM KESEHATAN

1. Tinggi badan/ berat badan : 165/80

2. Berat badan sebelum hamil : 50

3. Masalah kesehatan khusus : tidak ada

4. Obat-obatan : tidak ada

5. Alergi (obat/makanan/bahan tertentu) : Ya/Tidak, misal: ...................................

6. Diet khusus : tidak ada

7. Menggunakan : (gigi tiruan/kacamata/lensa kontak/alat bantu dengar)

8. Lain- lain : ............................................................................

9. Frekuensi BAK (masalah) : tidak ada

10. Frekuensi BAB (masalah) : tidak ada

11. Kebiasaan waktu tidur : 7-8 jam


19
C. DATA UMUM KEBIDANAN

1. Kehamilan sekarang direncanakan : Ya/Tidak

2. Status obstetri : G: 1 P: 0 A: 0 Usia Kehamilan: 36 minggu


3. HPHT : +7+9, +7-3+1................... Taksiran partus: ..........................

4. Jumlah anak yang ada:

No Jenis kelamin Cara lahir BB lahir Keadaan Umur

1 Laki- laki Normal 2,4 sehat 7 th


2

5. Mengikuti kelas prenatal : Ya/ Tidak

6. Jumlah kunjungan pada kehamilan ini : ....................................................

7. Masalah kehamilan yg lalu : tidak ada

8. Masalah kehamilan sekarang : ....................................................

9. Rencana KB : Ya/Tidak,

10. Makanan bayi sebelumnya :ASI/PASI/lainnya : .....................

11. Pelajaran yang diinginkan saat ini : relaksasi, pernapasan/ manfaat ASI/cara
memberikan minum botol/senam nifas/metode KB/perawatan
perineum/perawatan payudara.

12. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu: suami/teman/orangtua,


lainnya: ................................................................................................................

13. Masalah dalam persalinan yang lalu : .................................................................

D. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG

1. Mulai persalinan (kontraksi/pengeluaran per vaginam) : ....................................

2. Keadaan kontraksi (frekuensi dalam 10 menit, lamanya, kekuatan) ...................

3. Frekuensi dan kualitas denyut jantung janin : ....................................X/menit

4. Pemeriksaan fisik

a. Kenaikan BB selama kehamilan : 28 kg


20
b. Tanda vital :TD: 130/80 mmHg Nadi: 90 X/menit
o
S: 36 C RR : 22 X/menit
c. Kepala/leher : normal
d. Jantung : normal
e. Paru- paru : normal
f. Payudara : normal
g. Abdomen (secara umum dan pemeriksaan obstetric) : ...........................

5. Pemeriksaan dalam pertama : jam 11.00 oleh: perawat

6. Ketuban (utuh/pecah), jika sudah pecah : ketuban utuh

7. Pemeriksaan penunjang : .....................................................................................

E. KALA III

1. Tanda dan gejala : .......................................................................................

2. Plasenta lahir jam : ........................................................................................

3. Cara plasenta lahir : ........................................................................................

4. Karakteristik plasenta : ........................................................................................

5. Perdarahan : ............................ml, karakteristik.................................

6. Keadaan psikososial : .......................................................................................

7. Kebutuhan khusus klien : ................................................ ....................................

8. Tindakan : ........................................................................................

9. Pengobatan : ........................................................................................

F. KALA IV
1. Mulai jam : 12

2. Tanda vital : TD : 130/80 mmHg Nadi: 90 X/menit

o
S : 36 C RR : 22 X/menit

3. Keadaan uterus : baik

4. Perdarahan : .............................. ml, karakteristik: .........................

5. Bonding ibu dan bayi : ......................................................................................

6. Tindakan : ......................................................................................
21
CATATAN PERSALINAN

1. Tanggal : 20-11-2020
2. Nama bidan : Ny. B

3. Tempat persalinan : ...................................................................................................


( ) rumah ibu ( ) puskesmas ( ) polindes
( ) RS ( ) Klinik swasta ( ) lainnya
4. Alamat tempat persalinan : Kediri

5. Catatan :( ) Rujuk, kala I/ II/ III/ IV

6. Alasan merujuk : ...................................................................................................


7. Tempat rujukan : Rs iik

8. Pendamping pada saat merujuk :

( ) bidan ( ) teman ( ) suami ( ) dukun

( )keluarga ( ) tidak ada

KALA I :

9. Partograf melewati garis waspada : Ya/ Tidak

10. Masalah lain, sebutkan : ............................................................................................

11. Penatalaksanaan masalah tsb : ...................................................................................

12. Hasilnya : ....................................................................................................

KALA II:

13. Episiotomy :( ) Ya, indikasi ...................................................................

14. Pendamping pada saat persalinan :


( ) suami ( ) keluarga ( ) teman ( ) dukun ( ) tidak ada

15. Gawat janin :


( ) Ya, tindakan yang dilakukan : a. ............................ b. ..........................
( ) Tidak
( ) Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II, hasil ..................................

16. Distosia bahu :


( ) Ya, tindakan yang dilakukan:
a. ........................................................................................................................
b. ........................................................................................................................
c. ........................................................................................................................
( ) Tidak
22
17. Masalah lain, sebutkan ..............................................................................................

18. Penatalaksanaan masalah tersebut :


19. Hasilnya : ....................................................................................................

KALA III:

20. Lama kala III : ........................................ menit

21. Pemberian oksitosin 10 uim?

( ) Ya, waktu : .............................. menit sesudah persalinan (sesudah anak lahir)


( ) Tidak, alasan .....................................................................................................
22. Pemberian ulang oksitosin (2x) ?

( ) Ya, alasan ..........................................................................................................


( ) Tidak
23. Penegangan tali pusat terkendali? (
) Ya
( ) Tidak, alasan .....................................................................................................

24. Massase fundus uteri?

( ) Ya ( ) Tidak, alasan .................................................................

25. Plasenta lahir lengkap (intact), jika lengkap, tindakan yang dilakukan:
a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
26. Plasenta tidak lahir >30 menit :
Ya/Tidak: ( ) Ya, tindakan:
a. ..............................................................................................................................
b. ..............................................................................................................................
c. ..............................................................................................................................
27. Laserasi :( ) Ya, dimana .............................................. ( ) Tidak

28. Jika laserasi perineum, derajat : 1/ 2/ 3/ 4

Tindakan :( ) penjahitan, dengan/ tanpa anestesi


( ) tidak dijahit, alasan .......................................................
29. Atoni uteri :( ) Ya, tindakan:
( ) Tidak

30. Jumlah perdarahan : ....................................... ml


23
31. Masalah lain, sebutkan ..............................................................................................

32. Penatalaksanaan masalah tsb .....................................................................................

33. Hasilnya : ................................................................................................................

BAYI BARU LAHIR:

34. Berat badan : ........................... gram panjang: ..................... cm

35. Lingkar kepala : ........................... cm lingkar dada: ............. cm, dll.......

36. Jenis kelamin : L/P

37. Penilaian bayi baru lahir : Baik/ ada penyulit

38. Bayi lahir:

( ) Normal, tindakan:

( ) mengeringkan

( ) menghangatkan

( ) rangsang takstil

( ) bungkus bayi dan tempatkan disisi ibu

( ) tindakan pencegahan infeksi mata

( ) Asphyxia/ pucat/ biru/ lemas, tindakan:

( ) mengeringkan ( ) bebaskan jalan lahir

( ) rangsang takstil ( ) menghangatkan

( ) lain- lain, sebutkan: ..............................................................................


( ) bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu
( ) cacat bawaan, sebutkan .....................................................................................
( ) hipotermi, tindakan:

a. ........................................................................................................................
b. ........................................................................................................................
c. ........................................................................................................................

39. Pemberian ASI :

( ) waktu : setengah jam setelah bayi lahir


24
( ) Tidak, alasan .....................................................................................................

40. Masalah lain, sebutkan ..............................................................................................

Hasilnya : ................................................................................................................

KALA IV:

Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kont Kdg Darah


ke uterus kemih yg
keluar

1.

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


DS Factor presdiposisi Hypervolemia
 Pasien mengatakan
kaki bengkak
Kehamilan pertama
 Pasien mengatakan
berat badanya naik
DO Blocking antibody
 Kaki pasien Nampak
bengkak
Preklampsia
 Terdapat varises pada
kaki pasien
 Pasien Nampak pucat Spasme pembuluh darah
 TD 130/80mmHg
N: 90X/Menit
Penurunan suplai darah ke
plasenta

Penurunan perfusi
uteroplasenter

25
Maldaptasi uterus

Iskemi

Penurunan renin uterus

Endotheliosis pada
glomelurus

Permeabilitas kapiler
terhadap protein

Proteinuria

Kadar albumin dalam darah

Tekanan onkotik plasma

Perpindahan cairan
intravaskuler

Edema
DS Factor presdiposisi Penurunan curah jantung
 Pasien mengatakan
kakinya terdapat
varises dan bengkak Kehamilan pertama
 Pasien mengatakan
berat badan naik 28 Blocking antibody
kg
DO
 Terdapat oedem Preklampsia
 Nadi teraba lemah
 Pasien tampak pucat Spasme pembuluh darah
 Pasien tampak gelisah
 TD 130/80mmHg
N: 90X/Menit Penurunan suplai darah ke
plasenta
S:36,5
RR 22
26
Penurunan perfusi
uteroplasenter

Maldaptasi uterus

Iskemi

Pelepasan tromboplastin

Aktivitas agresi trombosit

Koagulasi intravascular

Perfusi darah sistemik

Tekanan perifer untuk


memenuhi suplai darah

hipertensi

INTERVENSI

DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
Hypervolemia Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam di  Periksa tanda dan
kelebihan asupan cairan harapkan dengan kriteria hasil: gejala hypervolemia
a. Haluaran urine  Identifikasi
penyebab
meningkat dengan
hypervolemia
skor 5
 Monitor status
b. Edema menurun hemodinamik,
dengan skor 5 tekanan darah
Terapeutik

 Timbang berat bada


setiap hari pada
waktu yang sama
27
 Tinggikan kepala
tempat tidur 30-40
derajat

Edukasi

 Anjurkan melapor
jika BB bertambah
> 1 kg dalam sehari

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian diuritik
 Kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretic

Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan Observasi


berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam di 1) Monitor tekanan darah
harapkan dengan kriteria hasil: 2) Monitor saturasi
oksigen
a. Kekuatan nadi perifer
3) Monitor keluhan nyeri
meningkat dengan skor 5 dada
b. Palpitasi menurun dengan 4) Monitor EKG
skor 5 5) Monitor aritmia
c. Takikardia menurun dengan (kelainan irama dan
skor 5 frekuensi)
Terapeutik
1) Posisikan pasien semi –
fowler atau fowler
dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
Edukasi
1) Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2) Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
2) Rujuk ke program
rehabilitasi jantung

28
IMPLEMENTASI

N Hari/ JAM IMPLEMENTASI EVALIUASI (SOAP)


O Tanggal
DX
1 Jumat 20- 12.00  Memperiksa tanda dan gejala hypervolemia S:
11-2020  Mengidentifikasi penyebab hypervolemia  Pasien mengatakan kaki bengkak
 Memonitor tanda peningkatan tekanan  Pasien mengatakan berat badanya naik
onkotik plasma O:
 Menimbang berat bada setiap hari pada
 Kaki pasien Nampak bengkak
waktu yang sama
 Meninggikan kepala tempat tidur 30-40  Terdapat varises pada kaki pasien
derajat  Pasien Nampak pucat
 Mengajurkan melapor jika BB bertambah >  TD 130/80mmHg
1 kg dalam sehari  N: 90X/Menit
A:
Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
2 Jumat 20- 12.00  Memonitor EKG S:
11-2020  Memonitor tekanan darah  Pasien mengatakan kakinya terdapat varises
 Memonitor saturasi oksigen dan bengkak
 memfasilitasi pasien untuk rehbilitasi  Pasien mengatakan berat badan naik 28 kg
jantung O:
 memposisikan pasien semi – fowler atau
 Terdapat oedem
fowler dengan kaki ke bawah atau posisi
nyaman  Nadi teraba lemah
 memberikan terapi relaksasi untuk  Pasien tampak pucat
29
mengurangi stress, jika perlu  Pasien tampak gelisah
 Menganjurkan beraktivitas fisik sesuai  TD 130/80mmHg
toleransi N: 90X/Menit
 Menganjurkan beraktivitas fisik secara
S:36,5
bertahap
RR 22
 mengkolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu A:
 merujuk ke program rehabilitasi jantung Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan semua intervensi

30
31

Anda mungkin juga menyukai