Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN DASAR

KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Dwi Nur Rahmantika Puji S, M.Kep.

DISUSUN OLEH:
Egidia Febiyona (G0A019069)
Semester 2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KONSEP KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

PENGERTIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan.

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH


Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompertemen yang berbeda yaitu cairan
ekstrasel dan cairan intrasel.Ekstrasel terdiri dari cairan interstisial dan cairan
intravaskuler. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada antara sebagian sel
tubuh dan sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. 15 % berat tubuh merupakan
cairan interstisial.Cairan intravaskuler terdiri dari plasma yang menyusun tubuh
sekitar 5% dari berat manusia.Cairan intrasel adalah cairan di dalam membran sel
yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit serta metabolisme.Cairan intrasel membentuk 40% dari berat tubuh.
Fungsi Cairan Tubuh :
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel.
3. Transport hasil sisa metabolisme.
4. Transport hormone.
5. Pelumas antar organ.
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam system kardiiovaskuler.

A. Elektrolit Tubuh
Cairan yang beredar di dalam tubuh baik intrasel maupun ekstrasel
mengandung elektrolit, mineral dan sel.  Elektrolit adalah unsur atau senyawa
yang jika melebur kedalam air atau pelarut lain akan pecah dan mampu
membawa muatan listrik. Elektrolit yang bermuatan positif dinamakan kation
sedangkan yang bermuatan negative dinamakan anion. Elektrolit sangat penting
pada banyak fungsi tubuh termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan
asam basa.
Mineral yang dicerna sebagai senyawa biasanya dengan nama logam, non
logam, radikal atau fosfat. Mineral bekerja sebagai katalis dalam respon saraf,
kontraksi otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Selain
itu mineral juga mengatur keseimbanagn elektrolit dan produksi hormon serta
menguatkan struktur tulang. Contoh dari mineral adalah zat besi dan zink. Sel
merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel darah
merah dan sel darah putih.
B. Pergerakan Cairan dan Elektrolit
Perpindahan cairan tubuh dan elektrolit tergantung pada permiabilitas membran
sel atau  kemampuan membran untuk di tembus cairan dan elektrolit. Cara
perpindahan itu adalah :
1. Difusi merupakan perpindahan materi padat,partikel, seperti gula pada
cairan,berpindah dari konsentasi tinggi ke konsentrasi rendah.
2. Osmosis adalah perpindahan pelarut murni seperti air, melalui membran
semipermiabel dari larutan yang memiliki konsentrasi solut rendah ke
larutan yang memiliki konsentrasi solut tinggi. Hal ini untuk menyamakan
konsentrasi larutan kedua sisi membran. Suatu larutan yang osmolalitasnya
sama dengan plasma darah disebut isotonic
3. Filtrasi merupakan suatu proses perpindahan zat dan substansi yang dapat
larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.
Proses ini aktif di dalam bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan
hidrostatik atau gradient yang menentukan perpindahan air, elektrolit dan
substansi terlarut lain yang berada diantara cairan kapiler dan cairan
interstisial. Tekanan hidrostatk adalah tekanan yang dihaslkan oleh likuid di
dalam ruangan.
4. Transport aktif, berbeda dengan difusi dan osmosis. Transport aktif
memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk
menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel.

C. Pengaturan Cairan Tubuh


1. Asupan Cairan
Asupan cairan diatur melalui mekanisme haus yang berpusat di
hipotalamus otak. Stimulus fisiologi utama terhadap pusat rasa haus adalah
peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah. Apabila cairan
yang hilang terlalu banyak maka Osmoreseptor akan mendeteksi kehilangan
tersebut dan mengaktifkan rasa haus. Faktor lain yang mempengaruhi rasa haus
adalah keringnya membran mukosa faring dan mulut, kehilangan kalium, dan
faktor-faktor psikologi. Air dapat juga diperoleh dari asupan makanan seperti
sayur, buah, daging, serta dari oksidasi bahan makanan. Orang yang hilang
kesadaran dan bayi tidak dapat merasakan haus pada dirinya sehingga mereka
beresiko mengalami dehidrasi.

2. Haluaran Cairan
Cairan terutama di keluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal.
Pada orang dewasa ginjal setiap menit menerima sekitar 125ml plasma untuk
disaring dan memproduksi urin sekitar 60ml(40-80ml). jumlah urin dipengaruhi
oleh hormone antidiuretik dan aldosteron. Kehilangan air tak kasat mata terjadi
secara terus menerus dan tak dapat dirasakan oleh manusia. Kehilangan air
secara kasat mata terjadi melalui keringat yang berlebih dan dapat dirasakan
oleh individu. Jumlah pengeluaran keringat ini secara langsung berhubungan
dengan banyaknya olah raga, suhu lingkungan dan aktivitas metabolik. Paru-
paru juga mengalami kehilangan air yang tidak dapat dirasakan oleh individu.
Kehilangan cairan dapat meningkat sebagai respon terhadap adanya perubahan
frekuensi dan kedalaman pernafasan seperti yang terjadi pada seseorang yang
melakukan olah raga berat atau seseorang yang sedang demam. Selain itu, alat
untuk memberikan oksigen dapat meningkatkan kehilangan air yang tidak
dirasakan dari paru-paru karena oksigen lebih kering dibanding dengan udara
lain. Muntah dan diare akan meningkatkan jumlah pengeluaran cairan dari
saluran pencernaan.

3. Hormon
Hormon utama yang dapat mempengaruhi seimbangan cairan dan
elektrolit adalah ADH dan Aldosteron. Keadaan kurang air akan meningkatkan
osmolalitas darah dan keadaan ini akan direspon oleh kelenjar hipofisis dengan
melepaskan ADH. ADH akan menurunkan produksi air dengan cara
meningkatkan reabsorbsi cairan dalam tubulus ginjal. Aldesteron adalah
mineralokortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Aldesteron mengatur
keseimbangan-keseimbangan natrium dan kalium dengan cara mensekresikan
kalium dalam tubulus ginjal dan mengabsorsi natrium. sehingga air juga akan
direabsorbsi dan dikembalikan kecairan darah. Selain dari dua hormon di atas
juga ada yang dinamakan glukokortikoid yang membantu dalam keseimbangan
cairan dan elektrolit. Kelebihan hormon di dalam sirkulasi akan menyebabkan
tubuh menahan natrium dan air yang dikenal dengn sindrom cushing.

D. Pengaturan Elektrolit
1. Kation
Kation utama yaitu Natrium (Na+), Kalium (K+), Kalsium (Ca2+) dan
Magnesium (Mg2+) yang terdapat didalam cairan intrasel dan ekstrasel. Kerja
ion-ion ini mempengaruhi transmisi neurokimia dan transmisi neuromuscular
yang mempengaruhi fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, alam
perasaan dan perilaku serta fungsi saluran pencernaan.
Natrium merupakan kation yang paling banyak jumlahnya dalam cairan
ektrasel. Ion natrium terlibat dalam mempertahankan keseimbangan air,
mentransmisi impul saraf dan melakukan kontraksi otot. Natrium diatur oleh
asupan garam, aldosteron dan haluaran urin. Sumber utama natrium adalah
garam dapur, daging yang telah diolah, makanan ringan dan makanan kaleng.
Kalium merupakan kation intrasel utama yang mengatur rangsangan
neomuskular dalam kontraksi otot. Sumber kalium utama pada gandum utuh,
daging, polong-polongan, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium diatur oleh
ginjal. Suatu kondisi yang menurunkan haluaran urin akan menurunkan
ekskresi kalium. Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion
kalium dengan ion natrium ditubulus ginjal. Bila natrium dipertahankan,
kalsium akan dieksresi.
Kalsium didalam cairan ektrasel diatur melaluikerja kelenjar parateroid dan
teroid. Hormon parateroid mengontrol keseimbangan kalsium tulang, absorbsi
kalsium digastro intestinal dan ekskresi kalsium diginjal.
Magnesium diekskresi melalui mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium
sering dihubungkan dengan penyakit yang serius dan menghasilkan gejala-
gejala yang mencerminkan adanya perubahan fungsi neuromuscular dan
kardiofaskular.
2. Anion
Anion utama adalah klorida (Cl-), Bikarbonat (Hco3-) dan fosfat (PO3-).
Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi
serta reabsorbsi renal.                                                                         
Pengaturan bikarbonat
Apabila tubuh memerlukan lebih banyak basa, ginjal akan mereabsorbsi
bikarbonat dalam jumlah yang lebih besar dan bikarbonat tersebut akan
dikembalikan ke dalam cairan ektrasel.
Pengaturan fosfat
Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal. Kalsium
dan fosfat berbanding terbalik secara proporsional. Jika salah satunya naik
maka yang lain turun.
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Gangguan cairan berupa:
a. Ketidakseimbangan isotonic
b. Sindrom ruang ketiga
c. Ketidakseimbangan osmolar
d. Ketidakseimbangan elektrolit berupa ketidakseimbangan natrium, kalium,
kalsium, magnesium dan klorida.                                                      

E. Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan asam-basa tercapai jika kecepatan total tubuh yang
memproduksi asam atau basa sama dengan kecepatan tubuh mengekskresikan
asam atau basa tersebut.Keseimbangan ini menghasilkan stabilny konsentrasi ion
hidrogen di dalam cairan tubuh (dinyatakan dalam pH).pH merupakan skala untuk
mengukur keasaman atau alkanitas (bersifat basa) suatu cairan.
Jenis-jenis regulator asam –basa di dalam tubuh merupakan sistem bufer
kimia ,biologis dan fisiologis.Bufer adalah suatu substansi atau kelompok
substansi yang dapat mengabsorpsi atau melepaskan ion-ion hidrogen untuk
memperbaiki adanya ketidakseimbangan asam-basa

Bufer Kimiawi :
1) Sistem bufer asam karbonat- bikarbonat
2) Sistem bufer protein plasma (albumin,fibinogen, dan protrombin)

Bufer Biologis :
1) Terjadi saat ion hidrogen di absobsi atau di lepaskan oleh sel untuk
mengompensasi
2) ketidak-seimbangan asam basa
3) Bufer Fisiologis :
4) Melibatkan respon kompensasi di dalam paru-paru atau ginjal

F. Gangguan Keseimbangan Cairan,Elektrolit dan, Asam-Basa


Gangguan volume meliputi kekurangan dan kelebihan volume cairan
osmolar dan isotonic. Klien yang berusia sangat muda,lansia atau klien yang
menderita penyakit kronis dan akut yang parah,beresiko mengalami
ketidakseimbangan cairan,elektrolit,dan asam-basa

G. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
a. Kaji riwayat kesehatan dan keperawatan untuk identifikasi penyebab
gengguan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Kaji menefestasi klinik melalui
Cairan hipoternis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya larutan dextrose 5% dalam NaCl normal,
Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5% dalam NaCl 0,4%

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan
kseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme
pernafasan, abnormalitas nilai daran nyeri
b. Penurunan kordiak output berhububgan dengan dysritmia kardio, ketidak
seimbangangan elektrolit
c. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis,
polyuria
d. Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih berhubungan dengan
anuria, penuria Kardiak output, gangguan proses keseimbangan,
penumpukan cairan di ekstraseluler
e. Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan
volume cairan
f. Gangguan intregitas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edama
g. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema

3. Intrervesi Keperawatan
Intervesi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit adalah :
a. Atur intake cairan dan elektrolit
b. Berikan terapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter
dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi
dari tindakan
c. Kolaborasi pemberian obat – obatan seperti : deuretik, kayexalate
d. Provide care seperti : perawat kulit, safe environment

4. Evaluasi/Kriteria hasil
a. Intake dan output dalam batas keseimbangan
b. Elektrolit serum dalam batas normal
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan Hipovolemia (Kekurangan Volume Cairan)

PENGKAJIAN
Data Subjektif
a. Kaji batasan karakteristik.
1) Asupan cairan (jumlah dan jenis)
2) Kulit (kering dan turgor)
3) Penurunan berat badan (jumlah dan lamanya)
4) Keluaran urine (berkurang dan meningkat)

b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan


1) Diabetes mellitus (diagnosa dan riwayat keluarga/diabetes insipidus)
2) Penyakit jantung
3) Penyakit ginjal
4) Gangguan atau bedah gastrointestinal
5) Penggunaan alcohol
6) Pengobatan : laksati/enema, diuretic dan efek samping yang mengiritasi
saluran pencernaan (antibiotika dan kemoterapi)
7) Alergi (makanan dan susu)
8) Panas tinggi/kelembaban
9) Olahraga yang terlalu banyak mengeluarkan keringat
10) Depresi
11) Nyeri

Data Objektif
a. Kaji batasan karakteristik
1) Berat badan sekarang dan sebelum sakit
2) Asupan (1-2 hari terakhir)
3) Haluaran (1-2 hari terakhir)
4) Tanda-tanda dehidrasi
a) Kulit : mukosa bibir kering, lidah berkerut atau kering, turgor kulit
kurang elastis, warna kulit pucat atau memerah, kelembaban kering
atau diforesis, fontanel bayi cekung dan bola mata cekung.
b) Saluaran urine : jumlah bervariasi sangat banyak atau sedikit, warna
kuning tua atau kuning jernih dan berat jenis naik atau turun.

b. Kaji faktor-faktor yang berhubungan


1) Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare,
drainaseintestinal.
2) Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap
demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik.
3) Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresisosmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik
(DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras).
4) Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial :
peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites.
5) Hemorragik
6) Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.

1. Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan adalah kondisi ketika individu, yang tidak menjalani
puasa, mengalami atau resiko mengalami resiko dehidrasi vascular, interstisial,
atau intravascular.
Batasan Karakteristik
a. Mayor
1) Ketidakcukupan asupan cairan per oral
2) Balance negative antara asupan dan haluaran
3) Penurunan berat badan
4) Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun)
b. Minor
1) Meningkatan natrium serum
2) Menurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih
3) Urine pekat atau sering berkemih
4) Penurunan turgor kulit
5) Haus, mual/anoreksia
Faktor yang berhubungan
a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat
diabetesinsipidus.
b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan
cairan melalui evaporasi akibat luka bakar.
c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam,
drainaseabnormal, dari luka, diare.
d. Berhubungan dengan penggunaan laksati,diuretic atau alcohol yang
berlebihan.
e. Berhubungan dengan mual, muntah.
f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau
keletihan.
g. Berhubungan dengan masalah diet.
h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi
tinggi.
i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri
akibat nyeri mulut.

Tujuan
Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil
Individu akan :
a. Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml 3hari (kecuali bila ada
kontra indikasi).
b. Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stres
atau panas.
c. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.
d. Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.

2. Intervensi
a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai, beri minuman kesukaan dalam batas
diet.
b. Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian (misal 1000 ml
selama pagi, 800 ml sore, dan 200 ml malam hari).
c. Kaji pengertian individu tentang alasan-alasan untuk mempertahankan hidrasi
yang adekuat dan metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan.
d. Untuk anak-anak, tawarkan :
1) Bentuk-bentuk cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es
berbentuk kerucut)
2) Wadah yang tidak biasa (cangkir berwarna, sedotan)
3) Sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba giliran
anak)
e. Suruh individu mempertahankan laporan yang tertulis dari masukan cairan dan
haluaran urine, jika perlu.
f. Pantau masukan, pastikan sedikitnya 1500 ml per oral setiap 24 jam
g. Pantau haluaran, pastikan sedikitnya 1000-1500 ml setiap 24 jam
h. Pantau berat jenis urine
i. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, kehilangan berat
badan 2%-4% menunjukan dehidrasi ringan, 5%-9% dehidrasi sedang.
j. Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan dapat
menambah kehilangan cairan.
k. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan
muntah, diare, demam, selang drein.
l. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, urine dan serumosmolalitas,
kreatinin, hematokrit, dan hemoglobin.
m. Untuk drainase luka :
1) Mertahankan catatan yang cermat tentang jumlah dan jenis drainase.
2) Timbang balutan, jika perlu, untuk memperkirakan kehilangan cairan.
3) Balut luka untuk meminimalkan kehilangan cairan.

3. Evaluasi
Evaluasi pada kekurangan volume cairan yaitu mengacu pada kriteria hasil yaitu :
a. Klien minum -+ 2000 ml/hari.
b. Klien mengerti tentang pentingnya meningkatkan masukan cairan
selamastress.
c. Berat jenis urine normal.
d. Tidak terjadi tanda-tanda dehirasi (mukosa bibir lembab, turgor
kulitelastis).

Daftar Pustaka :
1. Doenges. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
2. Martin. T. (1998). Standar Keperawatan Pasien : Pasien Standar Care.
Jakarta : EGC
3. Potter & perry. 2006, Fundamental keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai