Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
kemurahan rahmat, kasih sayang dan cinta-Nya pada saat ini saya dapat menyelesaikan
penulisan tugas singkat untuk memenuhi Tugas Makalah tentang Sistem Reproduksi
Wanita.

Penulisan tugas ini dibuat dengan mengacu kepada beberapa sumber dan tentunya
atas bantuan beberapa pihak sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ns. Khoiriyah,
S.KepMSc. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang telah
memberikan banyak konstribusi dalam penulisan tugas ini.

Mungkin dalam penulisan makalah singkat ini, terdapat beberapa kesalahan


penulisan kata ataupun kesalahan dalam sistematika penulisan yang tidak kami sadari.
Maka dari itu, kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk penulisan tugas yang selanjutnya. Akhir kata, semoga
penulisan makalah singkat ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semoga
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan nilai yang akan diberikan.

Semarang, 27 November 2019

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ reproduksi eksternal dan organ
reproduksi internal. Organ reproduksi luar wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris
(mons pubis), labium mayora, labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita
meliputi ovarium, tuba falopii, uterus dan vagina.
Sejak pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun
organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause)
yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang keluar
melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi juga merupakan
pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan lembut endometrium yang
telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman embrio) akan terlepas.
Kemudian endometrium akan terbentuk kembali; dipersiapkan untuk menerima
kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian seterusnya terulang kembali secara periodik
dan dikenal dengan siklus menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena
menstruasi merupakan peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas
dan darah yang mengalir dalam tubuh.
Seorang wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya.
Dengan mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita
tak perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi sistem reproduksi wanita ?
2. Apa saja hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita ?
3. Bagaimana proses terjadinya oogenesis ?
4. Bagaimana siklus menstruasi terjadi ?
5. Bagaimana cara mengetahui seseorang sedang berada dalam masa pubertas ?

2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan dan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas seminar semester 1
2. Mengetahui tentang struktur organ reproduksi wanita.
3. Mengetahui tentang apa yang dimaksud siklus menstruasi

D. Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada
makalah ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika
penyampaian sebagai berikut :

3
BAB II
KONSEP TEORI

1. Dasar Teori
Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus
urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat ditentukan,
tetapi sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke
dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme
penyebab infeksi.Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan
dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan
infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
(evelyn pearce, 2002).

Cara oragan reproduksi sangat menakjubkan. Sel benih testis pada orang laki-laki,
maupun sel benih ovarium pada perempuan tampak pada awal kehidupan janin.
Kejadian, bagaimana sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah
ditentukan, yaitu ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah. (evelyn
pearce, 2002).

4
Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ
genitalia interna.

Organ genatalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan
organ genetalia interna untuk ovulasi,tempat pembuahan sel telur,translasi
blastokis,implantasi, dan tumbuh kembang janin. Endometrium adalah lapisan epitel
yang melapisi rongga rahim.

Permukaannya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan


kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam stroma selular.
Kelenjar dan stroma mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara pengelupasan
dan pertumbuhan baru setiap sekitar 28hari. Dalam terjadi kehamilan harus ada
spermatozoa, ovum,pembuahan ovum(kontasepsi), dan nidasi (implantasi) hasil
konsepsi.

Setiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput (kepala) yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor dan bagian yang
silindrik (leher) yang menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran
spermatozoa dapat bergerak cepat. (Sarwono Prawirohardjo, 2012).

5
Masa reproduksi adalah masa pada perempuan umur 15-45 tahun. Selama masa
reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas, termasuk ovulasi dan pembentukan
korpus luteum.

Proses ini terjadi akibat interaksi hipotalamus-hipofisis-gonad dimana melibatkan


filokel dan korpus luteum, hormone steroid, gonadotropin hipofisis dan faktor autokrin
ataupun parakrin bersatu menimbulkan ovulasi. Proses fertilisasi dan kesiapan
ovarium untuk menyediakan hormon, memerlukan pengaturan endokrin, autokrin,
parakrin/intrakrin , neuron dan system immun. ( Buku Ilmu Kandungan Edisi Ketiga
Sarwono Prawirohardjo , tahun 2011).

A. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Organ-organ eksternal,berfungsi kopulasi/senggama. Terdiri dari: Mons Pubis,
Labia Mayora, Labia Minora, Clitoris, Prepuce of Clitoris, Urethral Opening,
Vestibulum, Glans of Clitoris, Vagina Entrance, Hymen, Perineum, Anus.

6
2. Organ-organ internal berfungsi untuk : ovulasi,fertilisasi ovum,transportasi
blastocyst,implantasi,pertumbuhan fetus,dan kelahiran. Terdiri dari: Vagina,
Cervix, Uterus, Endometrium, Ovarium, Tuba Falopi. (Buku Perawatan Ibu
Bersalin, tahun 2008).

Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ
reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ
reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan
saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan
vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora
dan sepasang labium minora.

7
 ORGAN REPRODUKSI INTERNAL

1. Ovarium

Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung


bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang
berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon kelamin perempuan
yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium terbungkus oleh kapsul pelindung yang
kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki
400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya.
Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum
selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama
mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya
hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus
menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.

Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen.


Setelah folikel pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus
luteum yang mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang
disekresikan korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel
telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan
mengalami pematangan pada siklus berikutnya.

8
2. Tuba Falopi ( saluran telur )
Jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut
infundibulum berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium.
Epithelium bagian dalam saluran ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum
untuk bergerak menuju uterus.

3. Uterus
Berbentuk seperti buah alpukat, sebesar telur ayam yang berongga,
dindingnya terdiri dari otot polos. Uterus berukuran panjang 7 – 7,5 cm, lebar 5,25
cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. secara fisiologis uterus dalam keadaan
anteversiofleksi (serviks kedepan dan memebentuk sudut dengan v4g1n4, demikian
juga korpus uteri kedepan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus
terdiri dari:
a. Endometrium, terdiri dari epitel kubik, kelenjar – kelenjar dan jaringan
dengan banyak pembuluh darah. Endomeptrium melapisi seluruh cavum
uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid wanita.
b. Miometrium yang terdiri dari otot polos
c. Perimetrium.Lapisan otot polos sebelah dalam berbentuk sirkuler, bagian
tengah berbentuk obliq dan bagian luar berbentuk longitudinal, seluruh
lapisan ini sangat penting dalam persalinan karena setelah plasenta lahir
bagian ini berkontraksi untuk menjepit pembuluh darah

4. Vagina
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak
diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm
dan dinding belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler
dan disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut
kolumna rugarum.
Dinding vaagina terdiri dari 3 lapisan yaitu : lapisan mukosa yang
merupakan kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks
membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks

9
anterior dan posterior. Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut
portio.
Suplai darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria
vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna.
Fungsi penting vagina adalah sebagai berikut:
a. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
b. Alat untuk bersenggama
c. Jalan lahir pada waktu bersalin

 ORGAN REPRODUKSI EKSTERNAL

Hymen

1. Mons pubis
Mons Pubis atau Mons Veneris merupakan bagian terluar organ genitalia
yang terletak di bagian depan dan juga melingkupi tulang kemaluan (Simfisis
pubis). Bentuk mons pubis sedikit menonjol ke depan, tampak seperti segitiga
terbaik, juga akan ditumbuhi rambut kemaluan ketika pubertas. Sedangkan

10
jaringan penyusun bagian ini adalah lebih banyak diisi oleh jaringan lemak
dengan sedikit jaringan ikat.

2. Labium mayora
Labia Mayor dikenal juga dengan bibir besar kemaluan. Yakni struktur
berupa lipatan seperti sepasang bibir yang adalah kelanjutan dari mons pubis.
Berdasarkan letaknya, permukaan labia mayor terdapat pada sebelah dalam yang
menghadap ke arah labia minor.

3. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium
mayora, banyak mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu
di bagian atas membentuk clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu
tempat dimana terdapat lubang uretra di bagian atas dan lubang vagina di bagian
bawah.

4. Klitoris
Klitoris merupakan struktur yang homolog dengan organ penis pada
reproduksi jantan, akan tetapi karena adanya pengaruh genetik maka
pertumbuhannya menjadi tidak sempurna serta mengalami rudimeter
(mengecil). Organ ini berada di dalam labia minor dan di sebelah atas dari lubang
vagina.

5. Hymen
Hymen / selaput dara merupakan membran tipis yang menutup lubang
vagina. Organ hymen mempunyai lubang kecil sebagai jalan keluar darah atau
cairan lain ketika menstruasi. Utuh tidaknya selaput dara seringkali dipakai sebagai
indikasi virginitas seseorang. Hal ini dikarenakan strukturnya yang tipis juga mudah
robek. Pada seorang wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan seksual
biasanya lapisan hymen akan robek dan juga berdarah. Sedangkan pada perempuan
yang telah berkali-kali hamil dan telah melahirkan, maka hanya akan dijumpai
caruncula hymenalis, yakni sisa-sisa hymen.

11
6. Urethtral Opening
Adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar
tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau
ekskresi dan sistem seksual.

7. Anus
Anus merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan pada manusia dan
hewan. Anus yang juga sering disebut dengan dubur adalah perpanjangan dari
rektum yang terletak di luar tubuh. Terbuka atau tertutupnya anus diatur oleh otot
sfingter.

B. Hormon-Hormon Yang Mempengaruhi Reproduksi Wanita


 Progesteron
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi.
saat wanita mengalami ovulasi, hormon progesteron akan membantu
mempersiapkan lapisan bagian dalam rahim atau endometrium untuk menerima
sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Meski berperan penting, namun
terkadang hormon ini memicu rasa tidak nyaman. Misalnya, dua minggu sebelum
menstruasi, hormon ini mungkin akan menyebabkan perut terasa kembung, nyeri
pada payudara dan munculnya jerawat serta perubahan emosional.

 Estrogen
Hormon estrogen diproduksi oleh ovarium, kemudian dalam jumlah lebih
sedikit juga diproduksi oleh korteks adrenal dan plasenta pada ibu hamil. Fungsi
hormon estrogen ada banyak, yaitu untuk membantu perkembangan dan
perubahan tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan secara seksual,
memastikan jalannya ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan, keluarnya air susu
ibu setelah persalinan serta berpengaruh dalam menentukan suasana hati dan juga
proses penuaan. Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai
gangguan, seperti menstruasi yang tidak rutin, vagina yang kering, suasana hati
yang tidak menentu, serta osteoporosis pada wanita lanjut usia.

12
 Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak
sebanyak pada pria, namun tetap membawa manfaat kesehatan bagi wanita.
Dengan hormon ini, gairah seks wanita akan tetap terjaga dengan baik, tulang
tetap sehat, mengendalikan nyeri, dan menjaga kemampuan kognitif. Kadar
testosteron dalam tubuh tiap wanita berbeda, dalam kisaran 15-70 ng/dL.
 Luteinizing Hormone (LH)
LH pada wanita bertugas membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan
ovulasi. Karenanya, hormon ini juga memiliki peranan dalam masa pubertas.
Hormon ini diproduksi di kelenjar hipofisis (pituitary) di otak. Umumnya, kadar
hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan setelah menopause.

 Follicle Stimulating Hormone (FSH)


Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga di produksi di
kelenjar hipofisis dan berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini
membantu mengendalikan siklus menstruasi, dan produksi sel telur pada ovarium.
Kadar hormon FSH yang rendah dapat menandakan seorang wanita tidak
mengalami ovulasi, hipofisis tidak memproduksi hormon dengan cukup, atau
dapat juga menandakan kehamilan. Sebaliknya, hormon FSH yang tinggi dapat
menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor di kelenjar
hipofisis, atau mengalami sindrom Turner.

13
C. Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di


dalam ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium
bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom).
Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya
berusia sekitar 5 bulan. Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah
berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus
dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan
ovum.

Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung


sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami
fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas.
Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami
degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya tinggal
sekitar 200.000 buah.

14
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer
untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama
menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan
polosit primer (berukuran kecil).

Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit
sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi
fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit
sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder
(berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder.
Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang
menjadi ovum

Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada


dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang
menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer
kemudian berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder,
folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de
Graaf (folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder
folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami
degenersi membentuk korpus albikan

15
D. Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya


dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh
darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika
tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix
dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi
yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.

Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari.


Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus
ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-
ovulasi.

16
1) Fase menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen
dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan
luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Pada fase ini dinding rahim
akan mengalami peluruhan dan keluar melalui vagina dalam bentuk darah dengan
kadar kekentalan yang berbeda-beda. Terkadang terdapat juga gumpalan-gumpalan
darah dalam proses tersebut. Fase ini berlangsung selama 3 sampai dengan 4 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter.

2) Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi


Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan
memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan
merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.
Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk
mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan
suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

17
3) Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi
pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian
hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4) Fase pasca ovulasi atau fase sekresi


Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun
panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14
hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah
melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus
luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon
estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel.

Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan


menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan
endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau
kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi
korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar
progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
menstruasi demikian seterusnya.

● Hanya sebagian kecil wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur


Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus menstruasi seseorang
adalah teratur. Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari hasil penyelidikan
terhadap 4 ribu wanita ternyata hanya 3% yang memiliki siklus menstruasi yang
teratur, bahkan ini merupakan suatu kekecualian yang jarang terjadi. Pada
umumnya wanita mengalami siklus menstrasi yang kurang teratur; dari siklus yang
satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka waktu yang normal
berkisar antara 20 hari hingga 36 hari, atau rata-rata 28 hari. Namun hanya sekitar

18
30% wanita yang mempunyai siklus dengan kisaran satu atau dua hari dari statistik
rata-rata 28 hari.

Siklus menstruasi yang tidak teratur pada remaja putri adalah suatu hal yang
normal. Karena sedang berkembang menuju arah kedewasaan. Secara berangsur-
angsur siklus akan menjadi teratur menjelang usia 20 tahun. Sedangkan pada wanita
menjelang menophause, menstruasi berubah menjadi lebih tidak teratur untuk
kemudian berhenti sama sekali. Bagi remaja putri sebaiknya membiasakan diri
membuat catatan tanggal berapa hari pertama menstruasi bulan ini, tanggal berapa
hari pertama menstruasi bulan berikutnya, demikian seterusnya. Kemudian hitung
berapa hari siklus menstruasi tiap bulannya. Catat pula jenis cairan vagina yang
keluar dan perubahan tubuh yang terjadi di sepanjang siklus tersebut. Catatan
tersebut dapat membantu mempelajari kebiasaan yang terjadi dalam tubuh kita
sendiri. Dan data siklus menstruasi tersebut suatu saat akan mempunyai nilai yang
sangat berarti.

● Cairan yang keluar dari vagina


Semua wanita mengalami pengeluaran cairan dari vagina selain darah haid.
Cairan tersebut membantu membasahi, membersihkan dan melindungi vagina dari
bacteri-bacteri tertentu. Pengeluaran cairan ini bersifat normal; jumlahnya relatif
sedikit tetapi dapat membuat noda pada celana dalam. Jenis cairan yang keluar ada
yang jernih, ada yang keruh kental berwarna kekuning-kuningan. Cairan yang
jernih, mulur seperti putih telur disekresikan oleh kelenjar yang terdapat pada
cervix selama 3-5 hari menjelang ovulasi karena pengaruh hormon estrogen.

Di saat lain vagina juga mengeluarkan cairan pekat, keruh berwarna


kekuningan serta mempunyai bau yang khas. Dinding vagina mempunyai sifat yang
sama seperti kulit lainnya yaitu sel-selnya selalu membelah, sel-sel yang telah tua
dan mati akan terlepas. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan
keruh kental/pekat berwarna kekuning-kuningan karena mengandung sel-sel mati,
bacteri dan lendir. Di dalam vagina terdapat beberapa jenis bacteri, pada pada orang

19
sehat; 95% diantaranya merupakan bacteri menguntungkan dan 5% diantaranya
merupakan bacteri patogen.

Bacteri menguntungkan tersebut terutama dari genus Lactobacillus


yaitu Lactobacillus doderlein dan Lactobacillus acidophylus yang menghasilkan
asam laktat dan membantu mempertahankan lingkungan asam dalam vagina,
beberapa jenis lainnya menghasilkan hidrogenperoksida dan antibiotik. Suasana
asam dalam vagina ini merupakan pertahanan alami terhadap kemungkinan infeksi.
campuran zat yang dihasilkan bacteri dan sekresi dinding vagina mengasilkan
aroma khas vagina.

Bila cairan yang keluar dari vagina mempunyai sifat; berwarna lain (putih
seperti susu, kuning kehijauan, merah coklat), berbau busuk, jumlahnya relatif
banyak, disertai keluhan gatal, panas, nyeri dsb. Hal ini merupakan tanda; mungkin
ada suatu gangguan pada organ reproduksi. Untuk itu sebaiknya segera periksakan
ke dokter.

● Sindrom pramenstruasi
Jika suatu saat tiba-tiba seorang wanita merasakan cincin yang biasa dipakai
menjadi lebih sesak, merasa sedih yang tak beralasan, mudah tersinggung dan
gampang marah, nafsu makan berlebihan, mengidam jenis makanan tertentu,
mungkin wanita tersebut sedang mengalami sindrom pramenstruasi.

Sindrom pramenstruasi adalah perubahan-perubahan fisik dan psikis yang


terjadi di antara hari ke empat belas hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan akan
hilang segera setelah datang menstruasi.

Perubahan fisik tersebut antara lain: kenaikan berat badan, terjadi


pembesaran bagian tubuh terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki) karena
tubuh menahan cairan, pegal dan nyeri otot terutama daerah pinggang, payudara
membesar dan nyeri tekan, timbul jerawat, air seni berkurang, pusing, mual, nafsu
makan meningkat.

20
Perubahan psikis meliputi: kontrol emosi rendah, cepat marah, reaksi emosi
yang tidak logis, daya ingat dan konsentrasi rendah, lesu, depresi, rasa kurang
percaya diri dan perasaan tidak berharga.

Derajat keseriusan gejala sindrom pramenstruasi yang dialami wanita satu


dengan yang lain tidak sama. Pada umumnya wanita; perubahan fisik sindrom
pramenstruasi tidak menjadi masalah yang berarti dan dapat menjalani aktifitas
hidupnya dengan normal. Namun pada beberapa wanita; perubahan psikis sindrom
pramenstruasi dapat menjadi masalah yang serius. Dengan mengidentifikasi
perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sebagai sindrom pramenstruasi, wanita
dapat mengantisipasi dengan lebih berusaha mengontrol dan mengendalikan
emosinya sehingga hubungan harmonis dalam keluarga dan lingkungan sosialnya
tetap terjaga.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ; Organ-


organ eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora,
labia minora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum.
Organ-organ interna berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi
blastocyst,implantasi,pertumbuhan fetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus , servik
uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga uterus. Cara oragan reproduksi sangat
menakjubkan. Sel benih testis pada orang laki-laki, maupun sel benih ovarium
pada perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian, bagaimana
sel reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan, yaitu
ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


pengetahuan serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena
penulis masih dalam tahap pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan
saran dari Ibu Greace untuk dapat membimbing dan membantu pembelajaran
lebih lanjut.

22
Daftar Pustaka

Ayu Febri Wulandari. (2011). Biologi Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika


Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. (2003). Biologi, Jilid I. edisi
ke-5, terj. Rahayu Lestari. Jakarta: Erlangga.
Glencoe. (2008). Biology. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc
Evelyn C, Pearce. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Hanum Marimbi. (2010). Biologi Reproduksi. Yogyakarta : Nusa Medika
Hagewen, K. J. (2002). The Biodemography of Human Reproduction and Fertility.
Social Biology, 49(3), 249-251.
Kushnick, G. (2012). Reproduction and adaptation: Topics in human reproductive
ecology. Human Biology, 84(1), 91-92.

23

Anda mungkin juga menyukai