2. Klasifikasi
a. Cairan
Menurut Tamsuri (2008), cairan tubuh didistribusikan dalam dua
kompartemen yang berbeda, yaitu :
1) Kompartemen cairan intraseluler (CIS)
Jumlah cairan intraseluler 2/3 dari jumlah total cairan tubuh (67%)
dan terdapat dalam sekitar 75 triliun sel tubuh. Besarnya
konsentrasi dan jumlah zat terlarut dalam masing-masing sel
berubah-ubah, bergabung pada jenis sel yang ada.Cairan
intraseluler mengisi 40% dari berat tubuh.
2) Kompartemen cairan ekstraseluler (CES)
Seluruh cairan diluar sel disebut sebagai cairan ekstraseluler.
Cairan ini mengisi 20% dari berat tubuh atau memenuhi 1/3 dari
jumlah total cairan tubuh. Cairan ekstraseluler dikelompokkan
menjadi plasma dan cairan intersisial.Plasma mengisi ¼ dari
volume cairan ekstraseluler, sedangkan sisanya diisi cairan
intersisial.
b. Elektrolit
Menurut Kozier, et al (2011), klasifikasi elektrolit adalah sebagai
berikut :
1) Natrium
Natrium merupakan kation yang terbanyak di cairan ekstrasel dan
merupakan kontributor utama terhadap osmolaritas serum. Natrium
berfungsi untuk mengendalikan dan mengatur keseimbangan air.
2) Kalium
Kalium merupakan kation untuk di dalam cairan intrasel, hanya
sedikit ditemukan berada di dalam plasma dan cairan
interstitial.Kalium sangat penting dalam mempertahankan
keseimbangan cairan di CIS.
3) Kalsium
Sebagian besar kalsium di dalam tubuh berada dalam sistem
rangka, relative sedikit berada di dalam cairan ekstrasel. Kalium
sangat penting dalam pengaturan kontraksi dan relaksasi otot,
fungsi neuromuskuler dan fungsi jantung.
4) Magnesium
Magnesium terutama ditemukan di dalam tulang rangka dan cairan
intrasel. Magnesium penting untuk metabolisme intrasel, yang
terutama terlibat dalam produksi dan penggunaan ATP.
5) Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam CES.Fungsi klorida
bersama dengan natrium adalah untuk mengatur osmolaritas serum
dan volume darah.
6) Fosfat PO 4
Fosfat merupakan merupakan anion utama dalam cairan
intrasel.Fosfat juga ditemukan dalam CES dan terlibat dalam
banyak kerja kimia sel, fosfat esensial untuk fungsi otot, saraf dan
sel arah merah.Fosfat juga terlibat dalam metabolisme protein,
lemak, dan karbohidrat.
7) Bikarbonat HCO3
Bikarbonat terdapat dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fungsi
utamanya adalah mengatur keseimbangan asam basa sebagai
komponen esensial dari system buffer asam karbonat-bikarbonat.
3. Intervensi
a. Kekurangan volume cairan
1) Tujuan (NOC)
a) Fluid balance
b) Hydration
c) Nutrisional status : food
d) Fluid intake
2) Kriteria hasil
a) Memperthanakan urine output sesuai dengan usia dan BB,
urine normal
b) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak aaaada rasa haus yang
berlebihan
3) Intervensi (NIC)
Fluid management
a) Pertahankan cairan intake dan output yang akurat
b) Monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah normal)
c) Monitor vital sign
d) Monitor masukan makanan/cairaan dan hitung intake kalori
harian
e) Dorong masukan oral
Hipovolemia management
a) Monitor status cairan termasuk intakee output
b) Monitor tingkat Hb dan hematokrit
c) Monitor tanda-tanda vital
d) Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
e) Monitor berat badan
f) Dorong pasien untuk menambah intake oral
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Tujuan (NOC)
a) Nutrional status
b) Fluid intake
c) Nutrional status : food
d) Nutrional status : nutrien
e) Intake
f) Weight control
2) Kriteria hasil
a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
d) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
e) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
3) Intervensi (NIC)
Nutrition management
a) Kaji adanya alergi makanan
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
c) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
d) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
e) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition monitoring
a) Monitor adanya penurunan berat badan
b) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
c) Monitor kekeringan rambut kusam dan mudah patah
d) Monitor mual dan muntah
e) Monitor kalori dan intake nutrisi
c. Resiko syok
1) Tujuan (NOC)
a) Syok prevention
b) Syok management
2) Kriteria hasil
a) Nadi dalam batas normal
b) Irama jantung dalam batas normal
c) Frekuensi nafas dalam batas normal
d) Natrium serum, kalium serum, klorida serum, klorida serum,
kalsium serum, magnesium serum, dan ph darah serum dalam
batas normal
3) Intervensi (NIC)
Syok prevention
a) Monitor warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan
ritme, nadi perifer dan kapiler refil
b) Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaaringan
c) Monitor suhu dan pernapasan
d) Pantau nilai labboratorium : Hb, Ht, AGD dan elektrolit
e) Monitor tanda awal syok
f) Tempatkan pasien pada posisi supinasi, kaki elefasi untuk
peningkatan prelowat dengan tepat
g) Lihat dan pelihara kepatenan jalan napas
h) Berikan cairan IV dan oral yang tepat
i) Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala
datangnya syok
j) Ajakan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi
gejala syok
Syok management
a) Monitor fungsi neurologis
b) Monitor status cairan input dan output
c) Monitor EKG
d) Monitor nilai laboratorium
(Sumber, NANDA 2015)
4. Implementasi
Melakukan tindakan intervensi sesuai kebutuhan pasien
5. Evaluasi
Menurut Ali, Zaidin (2010) evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan
dan elektrolit secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam
mempertahankan keseimangan cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan
oleh adanya keseimangan antara jumlah asupan dan pengeluaran, nilai
elektrolit dan batas normal, berat adan sesuai dengan tinggi badan atau
tidak ada penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema, dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. (2010). Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara, et al. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi VII.
Alih bahasa Esty Wahyuningsih, et al. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. ( 2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan 2015. Jakarta : EGC
Tamsuri, Anas. (2008). Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi ke 3. Jakarta : Salemba Medika