Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :
Erat Sumarni

C.0105.20.117
(Kelompok 1)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
KOTA CIMAHI
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKROLIT

A. Definisi
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan
tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Sedangkan Elektrolit
adalah substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml
dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk
urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.

B. Fungsi Cairan
1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolism
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler

C. Etiologi
1. Hipervolemia
a. Gangguan mekanisme regulasi
b. Kelebihan asupan cairan
c. Kelebihan asupan natrium
d. Gangguan aliran balik vena
e. Efek agen farmakologis
2. Hipovolemia
a. Kehilangan cairan aktif
b. Kegagalan mekanisme regulasi
c. Peningkatan permeabilitas kapiler
d. Kekurangan intake cairan
e. Evaporasi

D. Tanda Gejala
1. Gejala dan tanda mayor hipervolemia
a. Subjektif
1) Ortopnea
2) Dispnea
3) Paroxismal nocturnal dyspnea (PND)
b. Objektif
1) Edema anasarka dan/atau edema parifer
2) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3) Jugular venous pressure ( JVP ) dan/atau central venous pressure (
CVP ) meningkat

4) Refleks hepatojugular positif

2. Gejala dan tanda minor hipevolemia


a. Subjektif : -
b. Objektif
1) Distensi vena jugularis
2) Terdengar suara nafas tambahan
3) Hepatomegali
4) Kadar Hb/Ht turun
5) Oliguria
6) Intake lebih banyak dari output ( balans cairan positif )
7) Kongesti paru
3. Gejala dan tanda mayor hipovolemia
a. Subjektif: -
b. Objektif
1) Frekuensi nadi meningkat
2) Nadi teraba lemah
3) Tekanan darah menurun
4) Tekanan nadi menyempit
5) Turgor kulit menurun
6) Membran mukosa kering
7) Volume urine menurun
8) Hematokrit meningkat
4. Gejala dan tanda minor hipovolemia
a. Subjektif
1) Merasa lemah
2) Mengeluh haus
b. Objektif
1) Pengisian vena menurun
2) Status mental berubah
3) Suhu tubuh meningkat
4) Konsentrasi urin meningkat
5) Berat badan turun tiba-tiba

E. Klasifikasi Cairan
1. Cairan intraseluler
a. Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel
b. 67%dari total air tubuh manusia terdapat di dalam intrasel
c. Mengandung banyak ion kalium,magnesium fosfat
2. Cairan ekstraseluler
1) Merupakan cairan yang terdapat di luar sel
2) 30% dari total air tubuh manusia terdapat di luar sel
3) Di bagi dalam dua bagian : cairan instravaskuler plasma darah dan
cairan intertisial
4) Mengandung banyak ion natrium,klorida dan bikarbonat serta
terdapat berbagai nutrient.

F. Kondisi Klinis Terkait


1. Hipervolemia
a. Penyakit ginjal; gagal ginjal akut/kronis, sindrom nefrotik
b. Hipoalbuminemia
c. Gagal jantung kongestif
d. Klainan hormon
e. Penyakit hati
f. Penyakit vena perifer
g. Imobilitas
2. Hipovolemia
a. Penyakit Addison
b. Trauma/perdarahan
c. Luka bakar
d. AIDS
e. Penyakit crohn
f. Muntah
g. Diare
h. Kolitis ulseratif
i. Hipoalbuminemia

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolism yang
diperlukan dan berat badan.
2. Temperatur
Lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang
dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
3. Diet
Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini menimbulkan pergerakan carian dari interstitial ke
intraseluler.
4. Stres
Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi darah
dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan
air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan
produksi urine.
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung,
gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.

H. Kebutuhan Cairan Menurut Usia dan Berat Badan


No Umur BB (Kg) Cairan (ml/24jam)
1 3 hari 3,0 250 ─ 300
2 1 tahun 9,5 1150 ─ 3000
3 2 tahun 11,8 1350 ─ 1500
4 6 tahun 20 1800 ─ 2000
5 10 tahun 28,7 2000 ─ 2500
6 14 tahun 45 2200 ─ 2700
7 16 tahun (adult) 54 2200 ─ 2700

I. Cara Pengeluaran Cairan


Pengeluaran cairan terjadi melalui beberapa organ, yaitu:
1. Ginjal
a. Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari.
b. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam
c. Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
d. Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.
2. Kulit
a. Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
menerima rangsang aktivitas kelenjar keringat
b. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat dan demam.
c. Disebut Insimsible Water Loss (IWL) sekitar 15 – 20 ml/24 jam.
3. Paru – paru
a. Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari
b. Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman nafas akibat pergerakan atau demam.
4. Gastrointestinal
a. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap
hari sekitar 100 – 200 ml.
b. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam,
dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.

J. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium
(potassium), kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
1. Natrium (sodium)
a. Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel
(CES)
b. Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan
kontraksi otot.
c. Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (potassium)
a. Merupakan kation utama dalam CIS yang berfungsi sebagai
excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
b. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+.
Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium
a. Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi.
b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c. Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal.
d. Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
4. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting
untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai
normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
6. Bikarbonat
a. HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
CES dan CIS.
b. Bikarbonat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
1. Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
2. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism
karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
3. Pengaturan oleh hormone parathyroid.

K. Patofisiologi
1. Hipovolemik
Kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme
kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan
vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal
akut.
Gejala yang menyertai antara lain seperti pusing, lemah, letih,
anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan
oliguri, penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan akut, mata cekung pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak-anak adanya penurunana jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi
pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan CIT ke plasma.
Yang disertai beberapa gejala seperti sesak nafas, peningkatan dan
penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit
lembab, distensi vena leher dan irama gallop.
L. Pathway

M. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


1. Pengkajian Umum
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama,
suku bangsa, Pendidikan, pekerjaan, diagnose medis, sumber biaya.
b. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, alamat,
status, agama, suku bangsa, Pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan
pasien.
2. Pengkajian Fokus
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Alasan masuk rumah sakit
2) Keluhan utama
Yang bisa muncul pada pasien dengan gangguan kebutuhan cairan
dan elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus
hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia, distensi abdomen, perasaan
rektal penuh, feces keras dan berbentuk keletihan umum, sakit
kepala,
Tidak dapat makan, nyeri saat defekasi,mual, muntah,
konstipasi, inkontenesia defekasi, diare.

b. Riwayat kesehatan dahulu


Ditanyakan:
1) Pengobatan saat ini dan masa lalu
2) Alergi terhadap obat dan makanan
3) Tempat tinggal/lingkungan
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan:
1) Apakah anda anggota keluarga pasien yang menderita penyakit
sama dengan pasien.
2) Adakah riwayat penyakit keturunan keluarga
d. Riwayat keperawatan
1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral)
2) Tanda umum masalah elektrolit
3) Tanda kekurangan dan kelebihan cairan
4) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan
dan elektrolit
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu
minus status cairan
6) Status perkembangan seperti usia atau status sosial
7) Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan
e. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya
masalah keseimbangan cairan, dan pengukuran berat badan
dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
a) ± 2% : Ringan
b) ± 5% : Sedang
c) ± 10% : Berat
2) Keadaan Umum
Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi,
pernafasan, dan tingkat kesadaran.
3) Pengukuran pemasukan cairan
a) Cairan oral : NGT dan oral
b) Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV
c) Makanan yang cenderung mengandung air
d) Irigasi kateter atau NGT
4) Pengukuran pengeluaran cairan
a) Urine : volume, kejernihan/kepekatan
b) Feses: jumlah dan konsentrasi
c) Muntah
d) Tube drainase
e) IWL
5) Ukur keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar ±
200cc.
f. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
1) Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan
otot, tetani, dan sensasi rasa.
2) Kardiovaskuler: detensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin, dan bunyi jantung.
3) Mata: cekung, air mata kering
4) Neurologi: reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran.
5) Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah, dan bising usus.
g. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap: pemeriksaan ini meliputi jumlah sel
darah, hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Ht).
a) Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok
b) Ht turun: adanya pendarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik
c) Hb naik: adanya hemokonsentrasi
d) Hb turun: adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik
2) Pemeriksaan elektrolit serum: pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui kadar natrium, kalium, klorida, ion bikarbonat.
3) pH dan berat jenis urin: berat jenis menunjukkan kemampuan
ginjal untuk mengatur konsentrasi urine, normalnya pH urine
adalah 4,5- 8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
4) Analisa gas darah: biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO,
HCO, PCO, dan saturasi O2. Saturasi O2 adalah perbandingan
oksigen dalam darah dengan jumlah oksigen yang dapat dibawa
oleh darah, normalnya di arteri (95%-98%) dan vena (60%-85%).
a) PCO2 normal: 35-40 mmHg
b) PO2 normal: 80-100 Hg
c) HCO3 normal: 25-29 mEq/l
3. Penatalaksanaan Klinis
a. Penatalaksanaan medis
1) Terapi cairan IV
2) Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap
3) Terapi obat-obatan
4) Transfusi darah (jika diperlukan)
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Menghitung tetesan infus
Jumlah tetes/menit = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetes waktu
(jam) x 60 menit
2) Rehidrasi oral
3) Menghitung keseimbangan cairan
IWL = (15 x BB):24 jam = cc/jam
4. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Faktor fisiologis, Hypovolemia
- Merasa lemah faktor perkembangan,
- Mengeluh haus faktor perilaku,
Do : faktor lingkungan
- Frekuensi nadi ↑ ↓
- Nadi teraba lemah Gg pemenuhan cairan
- TD ↓ dan elektrolit
- Tekanan nadi ↓
menyempit Hypovolemia
- Turgor kulit ↓
- Membrane mukosa
kering
- Volume urine ↓
- Hematocrit ↑
- Pengisian vena ↓
- Status mental berubah
- Suhu tubuh ↑
- Konsentrasi urine ↑
- BB ↓ tiba-tiba
2 Ds: Faktor fisiologis, Hipervolemia
- Orthopnea faktor perkembangan,
- Dispnea faktor perilaku,
- PND faktor lingkungan
Do: ↓
- Oliguria Gg pemenuhan cairan
- BB ↑ dalam waktu dan elektrolit
singkat ↓
- JVP/CVP Hipervolemia
- Hipertermi
- Distres pernapasan
- Edema anasarka/
perifer

5. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual/resiko hipovolemia
Definisi: Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan
pada ekstraseluler dan vaskuler.

Kemungkinan berhubungan dengan:


1) Kehilangan cairan secara berlebihan
2) Berkeringat secara berlebihan
3) Menurunnya intake oral
4) Penggunaan deuretik
5) Pendarahan
Kemungkinan data yang ditemukan:
1) Hipotensi
2) Takhikardia
3) Pucat
4) Kelemahan
5) Konsentrasi urin pekat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Penyakit Addison
2) Koma
3) Ketoasidosis pada diabetik
4) Pendarahan gastrointestinal
5) Muntah, diare
6) Intake cairan tidak adekuat
7) AIDS
8) Pendarahan
9) Ulcer kolon
b. Hypervolemia
Definisi: Kondisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema,
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Retensi garam dan air
2) Efek dari pengobatan
3) Malnutrisi
Kemungkinan data yang ditemukan:
1) Orthopnea
2) Oliguria
3) Edema
4) Distensi vena jugularis
5) Hipertermi
6) Distres pernapasan
7) Anasarka
8) Edema paru
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Obesitas
2) Hipothiroidism
3) Pengobatan dengan kortikosteroid
4) Imobilisasi yang lama
5) Cushings syndrome
6) Gagal ginjal
7) Sirosis hepatis
8) Kanker
9) Tosemia
3. Intervensi Keperawatan

No Dx Kep (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional


1 Hypovolemia Setelah dilakukan ndaka
n keperawa tan selam a …. x jam Manajemen hypovolemia Manajemen hypovolemia
24
ti status cairan n eksp
etasi: Me mbaik Observasi: Observasi:
denga ↓ Cukup ↓ Sedang ↑ - Periksa tanda dan gejala - Menenetukan kehilangan
Cukup ↑
hipovolemik dan kebutuhan cairan
Kekuatan nadi 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5 - Monitor intake dan Terapeutik:
Output urine 1 2 3 4 5 output cairan - Meningkatkan sirkulasi
Pengisian vena 1 2 3 4 5
Terapeutik: Edukasi:
↑ Cukup ↑ Sedang Cukup ↓ ↓ - Hitung kebutuhan cairan - Meningkatkan informasi
Ortopnea 1 2 3 4 5 - Beri posisi trendelenbug klien dan keluarga
Dispnea 1 2 3 4 5
- Beri asupan cairan Kolaborasi:
PND 1 2 3 4 5
Edema anasarca 1 2 3 4 5 Edukasi: - Meningkatkan kerja
Edema perifer 1 2 3 4 5 - Anjurkan perbanyak sama dalam pelayanan
Berat badan 1 2 3 4 5
asupan cairan oral
Distensi juglaris 1 2 3 4 5
Suara nafas 1 2 3 4 5 Kolaborasi:
tambahan - Berikan cairan IV isoton
Kongesti paru 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Keluhan haus 1 2 3 4 5 - Berikan cairan IV
Konsentrasi urine 1 2 3 4 5 hipotonis

Buruk Cuku Sedan Cuku Baik - Berikan cairan IV koloid


p p - Berikan cairan IV
Frek nadi 1 buruk g3 Baik 5 produk darah
TD 1 2 3 4 5
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Membran 1 2 3 4 5
mukosa 2 4
JVP 1 3 5
Hb 1 2 3 4 5
Ht 1 2 3 4 5
CVP 1 2 3 4 5
Refluks hepar 1 2 3 4 5
Hepatomegaly 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Status mental 1 2 3 4 5
Status tubuh 1 2 3 4 5
2 4
2 Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 Manajemen hypervolemia Manajemen hypervolemia
jam keseimbangan cairan dengan ekspetasi: Meningkat Observasi: Observasi:
↓ Cukup ↓ Sedang Cukup ↑ ↑
Asupan cairan 1 2 3 4 5 - Periksa tanda dan gejala - Dasar pengkajian kardio
Keluaran cairan 1 2 3 4 5 hipervolemia dan respons terhadap
Kelembapan 1 2 3 4 5
- Identifikasi penyebab penyakit
membaran
Asupan makanan hipervolemia Terapeutik:
- Monitoring status - Mengurangi edema dan
↑ Cukup ↑ Sedang Cukup ↓ ↓
Edema 1 2 3 4 5 hemodinamik, intake dan meningkatkan sirkulasi
Dehidrasi 1 2 3 4 5 output cairan Edukasi:
Asites 1 2 3 4 5 - monitor efek samping - Pasien dan keluarga
Konfusi 1 2 3 4 5
dieuretic menjadi tahu dan
Terapeutik: kooperatif
Buruk Cuku Sedang Cukup aik
p - Batasi asupan cairan Kolaborasi:
TD 1 buruk 3 B Baik 5 - Tinggikan posisi kepala - Meningkatkan kerja
Nadi radial 1 2 3 4 5
setinggi 300 sama dalam disiplin ilmu
Tekanan 1 2 3 4 5
arteri 1 2 3 4 5 Edukasi:
Membran 2 4 - Anjurkan melapor
mukosa 1 3 5 haluaran urine
Mata cekung 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5 Kolaborasi:
Berat badan 1 2 3 4 5 - Pemberian diuretic
2 4
N. Daftar Pustaka
1. Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta: EGC.
2. Alimul, Hidayat A.A. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi
2- Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
3. PPNI. 2016.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1
cetakan III. Jakarta: DPP PNI
4. PPNI. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1
cetakan II. Jakarta: DPP PNI
5. PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1
cetakan II. Jakarta: DPP PNI

Anda mungkin juga menyukai