LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun Oleh :
Erat Sumarni
C.0105.20.117
(Kelompok 1)
A. Definisi
Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air.
Air tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna
perbandingan osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan
tubuh terdiri dari cairan eksternal dan cairan internal. Sedangkan Elektrolit
adalah substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800 – 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml
dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk
urine 1.200-1.500 ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.
B. Fungsi Cairan
1. Mempertahnkan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.
2. Transport nutrient ke sel
3. Transport hasil sisa metabolism
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler
C. Etiologi
1. Hipervolemia
a. Gangguan mekanisme regulasi
b. Kelebihan asupan cairan
c. Kelebihan asupan natrium
d. Gangguan aliran balik vena
e. Efek agen farmakologis
2. Hipovolemia
a. Kehilangan cairan aktif
b. Kegagalan mekanisme regulasi
c. Peningkatan permeabilitas kapiler
d. Kekurangan intake cairan
e. Evaporasi
D. Tanda Gejala
1. Gejala dan tanda mayor hipervolemia
a. Subjektif
1) Ortopnea
2) Dispnea
3) Paroxismal nocturnal dyspnea (PND)
b. Objektif
1) Edema anasarka dan/atau edema parifer
2) Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3) Jugular venous pressure ( JVP ) dan/atau central venous pressure (
CVP ) meningkat
E. Klasifikasi Cairan
1. Cairan intraseluler
a. Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel
b. 67%dari total air tubuh manusia terdapat di dalam intrasel
c. Mengandung banyak ion kalium,magnesium fosfat
2. Cairan ekstraseluler
1) Merupakan cairan yang terdapat di luar sel
2) 30% dari total air tubuh manusia terdapat di luar sel
3) Di bagi dalam dua bagian : cairan instravaskuler plasma darah dan
cairan intertisial
4) Mengandung banyak ion natrium,klorida dan bikarbonat serta
terdapat berbagai nutrient.
J. Pengaturan Elektrolit
Macam-macam elektrolit diantaranya yaitu natrium (sodium), kalium
(potassium), kalsium, magnesium, chlorida, bikarbonat, dan fosfat:
1. Natrium (sodium)
a. Merupakan kation paling banyak yang terdapat pada Cairan Ekstrasel
(CES)
b. Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran implus saraf dan
kontraksi otot.
c. Sodium diatur oleh intake garam aldosteron, dan pengeluaran urine.
Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (potassium)
a. Merupakan kation utama dalam CIS yang berfungsi sebagai
excitability neuromuskuler dan kontraksi otot.
b. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseibangan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion H+.
Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium
a. Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, konduksi jantung,
pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi.
b. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid.
c. Hormon paratiroid mengarbsopsi kalsium melalui gastrointestinal,
sekresi melalui ginjal.
d. Hormon thirocaltitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang.
4. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting
untuk aktivitas enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Nilai
normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Chlorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya sekitar 95-105 mEqlt.
6. Bikarbonat
a. HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan
CES dan CIS.
b. Bikarbonat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
1. Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES
2. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism
karbohidrat, dan pengaturan asam basa.
3. Pengaturan oleh hormone parathyroid.
K. Patofisiologi
1. Hipovolemik
Kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler (CES), dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme
kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan
vaskuler), rassa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal
akut.
Gejala yang menyertai antara lain seperti pusing, lemah, letih,
anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan
oliguri, penurunan tekanan darah, HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan akut, mata cekung pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak-anak adanya penurunana jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi
pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan CIT ke plasma.
Yang disertai beberapa gejala seperti sesak nafas, peningkatan dan
penurunan tekanan darah, nadi kuat, asites, edema, adanya ronchi, kulit
lembab, distensi vena leher dan irama gallop.
L. Pathway
5. Diagnosa Keperawatan
a. Aktual/resiko hipovolemia
Definisi: Kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan
pada ekstraseluler dan vaskuler.