Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“Jurnal Trend dan Issue, Penatalaksanaan dan EBP TINNITUS”

Dosen Pengajar:
1. Ns. Tri Mochartini, M.Kep
2. Ns. Martha Katarina Silalahi, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh:
1. Azzahra Afifah Adam (1032181002)
2. Pramudja Wardana ( 1032181006 )
3. Putri hidayanti
4. Arvella Fatharani (1032181029)
5. Miftahul Jannah ( 1032181037 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jurnal
Trend dan Issue, Penatalaksanaan dan EBP”. Alhamdulillah akhirnya kami sebagai penulis telah
menyelesaikan tugas mata kuliah KMB III dalam waktu yang tepat. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah
ini.
Maka dari itu dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dan bantuan dari berbagai pihak,
maka penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Penulis tentu menyadari bahwa mkalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 10 november 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………I
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi……………………………………………………………………..
2.2 Penatalaksanaan……………………………………………………………
2.3 Trend dan Issue…………………………………………………………….
2.4 EBP…………………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tinnitus merupakan salah satu keluhan yang banyak ditemukan dalam praktik kedokteran
keluarga (Yew, 2014). Tinnitus merupakan persepsi bunyi yang diterima oleh telinga penderita
tanpa adanya rangsangan bunyi dari luar (Mazurek, 2010; Nugroho, 2015; Kim et al., 2015).
Tinnitusberasal dari bahasa latin “tinnere” yang berarti berdenging (Atik, 2011; Bashiruddin et
al., 2012).
Tinnitus dapat bersifat objektif dan subjektif (Langguth et al., 2013; Nugroho, 2015).
Tinnitus subjektif paling banyak ditemukan dalam praktik kehidupan sehari-hari, sedangkan
tinnitus objektif jarang terjadi (Langguth et al., 2013; Yew, 2014).
Angka kejadian tinnitusbervariasi (Nugroho, 2015). Sekitar 30-40% populasi dewasa
pernah mengalami tinnitusdi dalam hidupnya, dan 0,5-2,5% diantara populasi tersebut kualitas
hidupnya terganggu (Franke et al, 2012). Statistik prevalensi dunia melaporkan bahwa sekitar
10-20% populasi pernah mengalami gejala tinnitus(Silvestre et al., 2013). Hampir 61%
populasidewasa muda di laporkan pernah mengalami gejala tinnitus(Crandell et al., 2004).
Sebuah studi di Korea Selatan melaporkan bahwa prevalensi tinnitussebanyak 20,7% pada
usia besar dari 19 tahun. Hasil ini lebih besar dibandingkan dengan Jepang sebanyak 11,9%,
China 14,5%, Inggris 18,4% (Kim et al, 2015). Lebih dari 45 Juta warga Amerika pernah
mengalami tinnitus(American Tinnitus Association, 2016). Divisi Neurotologi bagian THT-KL
RSCM melaporkan bahwa ada sekitar 256 pasien yang datang ke poliklinik dengan keluhan
tinnitusyang disebabkan oleh berbagai macam sebab (Bashiruddin et al., 2012). Divisi
Neurotologi bagian THT-KL RSUP Dr.M.Djamil periode 1 Januari-31 Desember 2016 mencatat
bahwa ada 22 pasien yang datang ke poliklinik dengan keluhan tinnitus yang disebabkan oleh
berbagai penyebab
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai makalah ini sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Tinnitus?
2. Apa saja Penatalaksanaan Tinnitus?
3. Bagaimana Trend dan Issue Tinnitus?
4. Bagaimana EBP dari Tinnitus?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan nya yaitu:
1. Untuk memahami Definisi Tinnitus.
2. Untuk memahami Penatalaksanaan Tinnitus.
3. Untuk memahami Trend dan Issue Tinnitus.
4. Untuk memahami EBP Tinnitus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Tinnitus merupakan persepsi bunyi yang diterima oleh telinga penderita tanpa adanya
rangsangan bunyi dari luar (Mazurek, 2010; Nugroho, 2015; Kim et al., 2015). Tinnitusberasal
dari bahasa latin “tinnere” yang berarti berdenging (Atik, 2011; Bashiruddin et al., 2012).
Tinnitusdapat bersifat objektif dan subjektif (Langguth et al., 2013; Nugroho, 2015).
Tinitus ada 2 macam yang terbagi atas tinitus obyektif dan tinitus subjektif. Tinitus
obyektif terjadi apabila bunyi tersebut dapat juga didengar oleh pemeriksa atau dapat juga
dengan auskultasi di sekitar telinga. Sifatnya adalah vibritorik yang berasal dari vibrasi atau
getaran sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga. Sedangkan tinitus subjektif terjadi
apabila suara hanya terdengar oleh pasien sendiri, dan jenis tinitus ini yang paling sering terjadi.
Sifat dari tinitus subjektif adalah nonvibratorik karena adanya proses iritatif ataupun perubahan
degenaratif pada traktus auditorius yang dimulai dari sel-sel rambut getar koklea sampai pada
pusat saraf dari pendengar.
2.2 Penatalaksanaan
Pengobatan tinitus merupakan masalah yang kompleks dan merupakan fenomena
psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu diketahinya penyebab tinitus agar dapat
diobati sesuai dengan penyebabnya. Kadang-kadang penyebabnya itu sukar diketahui.Pada
umumnya pengobatan gejala tinitus dapat dibagi dalam 4 cara yaitu:
1. Elektrofisiologik yaitu dengan membuat stimulus elektro akustik dengan intensitas suara yang
lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinitus masker.
2. Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa
penyakitnya tidak membahayakan dan dengan mengajarkan relaksasi setiap hari.
3. Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas. Berbagai penelitian
untuk menemukan jenis obat masih terus dilakukan. Adapun jenis obat yang dapat secara
konsisten efektif pada pengobatan jangka panjang belum juga ditemukan. Meski demikian
pemakaian beberapa jenis obat sedikit banyak dapat memberikan perbaikan pada pasien tinitus,
seperti:
a)Vitamin Bdan derivatnya: nicotinamide (vasodilator) yang secara empiris telah
digunakan secara luas untuk kelainan kokhlea (contoh: penyakit Meniere’s)
b)Trimetazidine: obat anti iskemia dengan antioksidan
c)Vitamin A: pada dosis tinggi dilaporkan memperbaiki ambang persepsi dan mencegah
tinnitus. Namun perhatian terhadap toksisitasnya dapat membatasi vitamin A dalam
penggunaan praktis.
d)Lidokain intravena: suatu golongan anestetik local amide dengan aktivitas system
saraf pusat, dilaporkan berguna dalam mengontrol tinnitus.
e)Tocainine: merupakan lidokain oral dengan waktu paruh yang panjang.
f)Trisiklik trimipramine: suatu anti depresan
4. Pembedahan juga berperan dalam penanganan tinnitus jika diaplikasikan untuk mengoreksi
sumber penyebab. Misalnya: stapedektomi untuk kelainan otosklerotik, lainnya adalah koklear
implant. Pertimbangan juga dapat diberikan untuk melakukan terhadap pengikatan saraf ke-8
divisi koklearis, walaupun hasilnya tidak dapat diprediksikan.. dan tentu saja hanya bisa
dilakukan terhadap pasien yang memang fungsi pendengarannya sudah rusak berat alias tuli
berat yang tidak mungkin lagi dikoreksi.
2.3 Trend dan Issue Tinnitus
Kondisi pendengaran kronis dapat melemahkan dan sangat mengurangi kualitas hidup
[ 1 ]. Mereka umumnya terbagi dalam tiga kategori besar, yaitu gangguan pendengaran, tinnitus
dan gangguan vestibular. Kondisi terkait pendengaran lazim dengan sekitar 15% populasi dunia
mengalami gangguan pendengaran [ 10 ]. Selain itu, gangguan pendengaran lebih dari 20 dB
ditemukan sebagai gangguan paling umum kedua, dari tinjauan sistematis yang menyelidiki 310
penyakit [ 11 ]. Setidaknya 10% dari populasi orang dewasa menderita tinitus, seperti yang
terlihat dari penelitian di seluruh dunia, misalnya dari Italia [ 12 ], Korea [ 13 ], Selandia Baru
[ 14 ], Inggris [ 15 , 16 ] dan Amerika Serikat [ 17 , 18 ]. Prevalensi pusing telah dilaporkan 20-
30% di antara orang dewasa [ 9 , 19 ]. Meskipun gangguan pendengaran, tinnitus dan gangguan
vestibular dapat terjadi secara terpisah, mereka sering terjadi bersamaan dan berhubungan
dengan patologi otologis seperti otosklerosis , penyakit Ménière , lesi
sudut serebellopontine (seperti schwannoma vestibular ) dan dehiscence kanal semisirkularis
superior [ 20 ]. Dalam upaya untuk meningkatkan akses ke perawatan dan meningkatkan hasil
rehabilitasi untuk disabilitas yang berhubungan dengan pendengaran, intervensi yang
disampaikan melalui Internet telah dikembangkan [ 39 - 42 ]. Intervensi ini umumnya berfokus
pada penyediaan teknik bantuan mandiri
untuk perubahan perilaku melalui program terstruktur . Dalam bidang audiologi, mereka telah
dikembangkan untuk meningkatkan penggunaan alat bantu dengar dan / atau mengurangi
gangguan pendengaran [ 43 ]; mengurangi tekanan tinnitus melalui teknik
seperti terapi perilaku kognitif [ 44 ]; atau meningkatkan fungsi keseimbangan melalui
rehabilitasi vestibular [ 45 ]. Intervensi internet muncul sebagai sarana untuk menyediakan
perawatan kesehatan yang terjangkau dan dapat diakses untuk mempromosikan manajemen diri dan
keterlibatan ( Andersson , 2018 ). Intervensi berbasis Internet pada dasarnya adalah program preskriptif
mandiri yang dioperasikan melalui situs web. Intervensi mencoba untuk membuat perubahan positif dan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi yang berhubungan dengan kesehatan
melalui penggunaan komponen berbasis web interaktif ( Barak, Klein, & Proudfoot , 2009 ).
Intervensi internet telah dikembangkan dalam bidang perawatan kesehatan audiovestibular . Ini
termasuk program rehabilitasi bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran ( Malmberg ,
Lunner , Kähäri , Jansson , & Andersson , 2015 ), tinnitus ( Andersson & Kaldo , 2004 ), dan rehabilitasi
vestibular ( Geraghty et al., 2017  ). . Oleh karena itu, tinjauan yang diperbarui dengan fokus khusus
pada intervensi berbasis internet audiovestibular yang dievaluasi dengan tingkat bukti yang lebih tinggi
(RCT) diperlukan.

Tinjauan sistematis terkait intervensi lainnya memang ada. Namun, mereka tidak spesifik untuk
intervensi Internet untuk gangguan pendengaran tetapi berfokus pada aplikasi yang lebih luas.
2.4 EBP Tinnitus
Patient/Populasi Intervensi/Prog Comparison/ Outcome Time Jurnal
/ Problem nosis/ Factor Control Frame

Intervensi Setidaknya satu Melaporkan hasil


berbasis pembanding dari ukuran hasil
internet diperlukan, ini yang dilaporkan
sebagai bentuk dapat berupa sendiri terkait
bantuan kontrol tidak dengan kesulitan
mandiri aktif (misalnya utama yang
terstruktur tidak ada ditargetkan
yang bertujuan pengobatan, misalnya
untuk perawatan gangguan
mengurangi standar, kontrol pendengaran,
kesulitan yang daftar tunggu, tinnitus, atau
terkait dengan forum diskusi, kesulitan
gangguan hanya informasi, vestibular
pendengaran, perawatan biasa)
gangguan atau kontrol
vestibular, dan aktif (misalnya
tinnitus varian berbeda
• Intervensi dari intervensi
yang dipandu yang sama, jenis
dan dipandu yang berbeda
sendiri akan dari terapi)
disertakan
• Sebuah
elemen
pencampuran
mungkin
terlibat seperti
memperkenalk
an intervensi
selama
konsultasi
tatap
muka. Namun,
bagian
intervensi
Internet harus
70% atau lebih
besar daripada
bagian tatap
muka
• Tidak ada
batasan
berdasarkan
titik awal
intervensi atau
durasinya
• Harus ada
minimal
setidaknya satu
intervensi
Internet
• Intervensi
internet yang
berjalan
bersamaan
dengan alat
bantu dengar
akan
dimasukkan
karena ini
merupakan
bagian dari per
awatan audiolo
gi standar

Patient/Populasi Intervensi/Prog Comparison/ Outcome Time Jurnal


/ Problem nosis/ factor Control Frame
Semua orang Intervensi Kontrol tidak Melaporkan hasil Pada tahun
dewasa (usia
berbasis aktif dan aktif dari ukuran hasil 2015 - 20
≥18 tahun) dari
sampel klinis Internet yang tanpa batasan yang dilaporkan
dan nonklinis
dipandu dan pada titik awal sendiri yang
(dengan keluhan
akut atau kronis dipandu intervensi atau divalidasi terkait
gangguan sendiri sebagai durasinya dengan kesulitan
pendengaran,
bentuk bantuan Tidak ada utama yang
tinnitus, dan
gangguan mandiri kelompok ditargetkan,
vestibular
terstruktur pembanding misalnya,
Usia populasi
yang bertujuan (kecuali jika ini gangguan
rata-rata adalah
untuk untuk hasil pendengaran,
56 tahun ( SD :
mengurangi jangka panjang tinnitus, atau
11.7), dengan
kesulitan yang di mana kondisi kesulitan
mereka yang
terkait dengan kontrol mungkin vestibular.
melakukan
gangguan tidak lagi Hasil primer
gangguan
pendengaran, tersedia), bukan ukuran
pendengaran
gangguan pembanding yang dilaporkan
dan intervensi
vestibular, dan membandingkan sendiri atau tidak
Internet
tinnitus. peran panduan terkait dengan
vestibular lebih
Perlengkapan menggunakan gangguan
tua daripada
alat bantu intervensi pendengaran,
mereka yang
dengar dapat berbasis Internet tinnitus, atau
melakukan
dimasukkan yang sama di kesulitan
intervensi
sebagai bagian kedua kelompok vestibular
Internet tinnitus.
dari perawatan eksperimen dan
Intervensi
kontrol
vestibular secara
khusus
menargetkan
orang dewasa
yang lebih tua.

Patient/Populasi Intervensi/Progno Comparison/ Outcome Time Jurnal


/ Problem sis/Factor Control Frame
Setidaknya 10% • Intervensi Setidaknya Melaporkan hasil Pada
berbasis internet
dari populasi sebagai bentuk satu dari pengukuran tahun
orang dewasa swadaya pembanding hasil yang 2010 -
terstruktur yang
menderita bertujuan untuk diperlukan, dilaporkan sendiri 2018
mengurangi
tinnitus, seperti kesulitan yang ini dapat terkait dengan
yang terlihat berkaitan dengan berupa kesulitan utama
gangguan
dari penelitian pendengaran, kontrol tidak yang ditargetkan,
gangguan
di seluruh dunia, vestibular, dan aktif misalnya
dari Italia [12], tinnitus (misalnya gangguan
• Intervensi
Korea [13], tidak ada pendengaran,
yang dipandu
Selandia Baru dan dipandu pengobatan, tinnitus, atau
sendiri akan
[14], Inggris perawatan kesulitan
disertakan
[15, 16] dan • Unsur standar, vestibular.
pencampuran
Amerika Serikat mungkin terlibat kontrol Hasil primer
seperti dilaporkan tidak
[17, 18]. daftar terkait dengan
memperkenalkan
Prevalensi intervensi selama tunggu, gangguan
konsultasi tatap pendengaran,
pusing telah forum tinnitus, atau
muka. Namun,
dilaporkan 20- bagian intervensi diskusi, kesulitan
Internet harus vestibular
30% di antara 70% atau lebih hanya Hasil utama,
orang dewasa besar daripada informasi, bukan ukuran
bagian tatap
[9, 19]. muka perawatan yang dilaporkan
Meskipun • Tidak ada biasa) atau sendiri
batasan
gangguan berdasarkan titik kontrol aktif
awal intervensi
pendengaran, atau durasinya (misalnya
tinitus, dan • Minimal varian
harus ada satu
gangguan berbeda dari
Intervensi
vestibular dapat internet intervensi
Intervensi internet
terjadi secara yang sama,
yang berjalan
terpisah, jenis yang
bersamaan dengan
gangguan ini berbeda dari
alat bantu dengar
sering terjadi terapi).
akan disertakan Tidak ada
bersamaan dan
karena ini perbandinga
terkait dengan n (desain
merupakan bagian kelompok
patologi otologis
tunggal)
seperti dari perawatan kecuali ini
untuk hasil
otosklerosis, audiologi standar jangka
penyakit • Intervensi panjang
terutama berbasis setelah
Ménière, lesi peralihan
aplikasi kelompok
sudut • Hanya terjadi atau
program berbasis kondisi
serebellopontine
komputer yang kontrol tidak
(seperti tidak diakses lagi tersedia
melalui Internet Pembanding
schwannoma (mis. Tersedia
vestibular) dan dalam disk / membanding
DVD)
dehiscence kan peran
• Intervensi
kanal menggunakan bimbingan
pendekatan yang
semisirkularis menggunaka
didominasi
superior [20]. campuran n intervensi
30% atau lebih
Selain itu, berbasis
input tatap muka
prevalensi • Forum Internet yang
diskusi online
kondisi yang sama baik
disediakan secara
berhubungan terpisah dan pada
bukan sebagai
dengan bagian dari kelompok
program eksperimen
pendengaran
terstruktur
umumnya Intervensi internet maupun
meningkat yang berjalan kelompok
dengan bersamaan dengan kontrol
bertambahnya perawatan
usia [21-23]. Ini tambahan (tidak
memprihatinkan termasuk alat
karena proporsi bantu dengar)
lansia akan dikecualikan
meningkat [24]. karena efek dari
Cacat tubuh ini intervensi internet
menambah tidak akan
beban kesehatan diisolasi.
dan ekonomi
masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi Purwita Agustini, 2016. Mengenali Gejala Tinitus dan Penatalaksanaannya


ISMVOL. 6NO.1, MEI-AGUSTUS, HAL 34-40
2. http://scholar.unand.ac.id/25355/2/bab%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai