Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yayuk Fathonah ,M.Tr,TGM sebagai
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Kesehatan Gigi yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tersedak ...................................................................................................... 2
2.3 Metode Yang Digunakan Dalam Menyampaikan Informasi Tersedak ......................... 3
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 4
3.2 Saran.............................................................................................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kejadian gawat darurat tidak dapat diprediksikan dan dapat terjadi dimana saja serta
menimbulkan efek yang sangat fatal dan tidak dapat diperbaiki pada tindakan selanjutnya.
Salah satunya pertolongan pertama tersedak (choking) yang merupakan salah satu upaya yang
harus segera dilakukan oleh seseorang apabila menemukan korban yang membutuhkannya.
Seseorang bisa tersedak bila ada benda asing, makanan atau cairan yang menghambat saluran
pernapasan di tenggorokan. Kondisi ini biasa berdampak fatal bila tidak segera ditangani. Oleh
karena itu, penting untuk mengetahui langkah pertolongan pertama untuk orang tersedak.
Dalam beberapa kasus aliran udara bera- benar terhalang, dan dalam kasus lainnya
terdapat beberapa jumlah udara masih dapat lewat ke paru- paru. Oksigen yang tidak cukup ke
tubuh akan menyebabkan kematihan. Tersedak (choking) adalah penyebab kematian nomor 4
terkait cedera yang tidak disengaja di AS pada tahun 2011 (Muhyidin, 2020).
Tersedak (choking) dapat terjadi kapan saja dan dialami siapa saja mulai dari bayi, anak-
anak, hingga orang dewasa. Saat tersedak, orang yang mengalaminya akan terasa sesak dan
sulit bernapas. Jika penanganan tidak segera dilakukan, kondisi ini bias membahayakan
nyawa.
Kasus tersedak (choking) pada bayi atau anak- anak pada umumnya terjadi karena
kebiasaannya yang suka memasukkan beragam benda kedalam mulut. Sementara pada orang
dewasa, tersedak biasanya terjadi akibat makan atau minum terlalu cepat.
Bahaya dari choking bila tidak tahu tanda- tandanya serta tidak dengan segera dilakukan
penganan secara dini dapat menimbulkan kesulitan bernapas, kebiruan dan hilang kesadaran.
Oleh karena itu sangat penting mengetahui tanda-tanda tersedak seperti batuk tanpa suara,
kebiruan, letidakmampuan untuk berbicara atau bernapas (Tim Bantuan Medis BEM IKM
1
FKUI, 2015). Berdasarkan penelitian Utami (2014) didapatkan responden (45,24%) dijumpai
ibu yang memiliki bayi kurang efektif teknik menyusui dan menyendawakan bayinya.
Penanganan tersedak pada bayi biasanya disebabkan karena ASI. Tersedak memang terlihat
sepele, namun jika tidak cepat ditangani akan berakibat fatal. Beberapa macam penanganan
tersedak adalah back blow (tepukan dipunggung), abdominal thrust/ maneuver heimlich
(hentakan
pada perut), chest thrust (hentakan pada dada). Sebagai tenaga kesehatan harus benar- benar
dapat menjelaskan penanganan tersedak (choking), lebih baik mencegah dari pada menangani
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Choking (tersedak) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing secara total
atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen,
bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian Diklat RSCM, 2015). Tersedak
merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan
circulation. Bahaya dari tersedak bila tidak tahu tanda-tanda dari tersedak dan tidak
dengan segera dilakukan penanganan dini dapat menyebabkan kesulitan bernapas,
kebiruan dan hilang kesadaran. Oleh karena itu, mengetahui tanda- tanda tersedak seperti
batuk tanpa suara, kebiruan, ketidakmampuan untuk berbicara atau bernapas (Tim
Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Selain itu, bila ditemukan tanda-tanda
penyumbatan ringan dan korban dapat batuk, jangan menghalangi proses batuk dan usaha
bernapas spontan dari korban
Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
dalam menangani kejadian kegawatdaruratan tersedak akibat benda asing di jalan napas dengan
tepat,maka dilakukan pelatihan pertolongan bantuan hidup dasar pada korban tersedak akibat benda asing
di jalan napas.Pretest dilaksanakan dengan metode klasikal, yaitu menghadirkan peserta dalam suasana
“ruangan pertemuan”. Soal pre-test disesuaikan dengan bahasa masyarakat awam yang mana terdiri atas
15 soal dengan pilihan jawaban tunggal terkait tentang penanganan kegawardaruratan pada sumbatan jalan
napas akibat benda asing: manajemen jalan napas. Hasil dari pre-test ini bermanfaat untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman seseorang sebelum diberikan pelatihan pertolongan bantuan hidup dasar pada
korban tersedak akibat benda asing di jalan napas. Penyuluhan ini disesuaikan dengan kebutuhan
informasi yang akan disampaikan, target dan sasaran, antara lain tim pengusul kegiatan dengan kepakaran
ilmu masing-masing. Materi yang diberikan dalam penyuluhan ini yaitu tentang pentingnya pertolongan
pertama bantuan hidup dasar pada korban tersedak dan langkah-langkah dalam pertolongan pertama
bantuan hidup dasar pada korban tersedak. Materi disajikan dalam bentuk power point dan video edukasi
untuk mempermudah pemahaman peserta penyuluhan. Materi yang diberikan bersumber dari Tim
Yayasan Ambulans 118 Jakarta dan American Heart Association (AHA). Pemberian kuesioner posttes:
Posttes diberikan setelah penyuluhan berakhir. Soal posttes disesuaikan dengan Bahasa masyarakat awam
yang mana terdiri atas 15 soal dengan pilihan jawaban tunggal terkait
Pertolongan pertama bantuan hidup dasar pada korban tersedak. Hasil dari posttes ini bermanfaat untuk
3
mengetahui sejauh mana pemahaman seseorang setelah diberikan pelatihan pertolongan pertama bantuan
hidup dasar pada korban tersedak. Pelatihan: Pelatihan penanganan kegawardaruratan pada sumbatan jalan
napas: choking ini dilakukan oleh Tim dari Prodi D3 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Jember yang telah mengikuti pelatihan Yayasan Ambulans 118 Jakarta. Adapun tahapan yang dilakukan
yaitu:
6.Media penyuluhan juga dianggap efektif dalam menyampaikan pesan kepada pembaca
sehingga lebih mudah dimengerti dan difaham
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode pelatihan penanganan tersedak pada merupakan metode yang efektif
untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus
tersedak, sehingga dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam penanganan kasus
kegawatan sehari hari, yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan penanganan
kegawatatan sebelum dibawa ke rumah sakit
3.1 Saran
5
DAFTR PUSTAKA
6
7