Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KEGAWATDARURATAN”

Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah
Ketrampilan Dasar Klinik Kebidanan (Teori)

Dosen
Linda Rofiasari, SST., M.Keb
Oleh
Laela Monika (221FI11007)
Elsa Nurohimah (221FI11016)
Wina Siti Nur Alfiyah (221FI11025)
Dilla Cinta Salsabila (221FI11009)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyusun tugas kelompok makalah tepat waktu tanpa keterlambatan dan hambatan
apapun.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan yang telah memberikan tugas kepada kami. Penulis juga
berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah tentang
“Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan”.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan yang nantinya pasti akan kami perbaiki. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan
waktu dan kemampuan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan kami selaku
pembuat serta bagi para pembacanya. Terima Kasih.

Bandung, 22 Oktober 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3
a. Latar Belakang .................................................................................................................................. 3
b. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
c. Manfaat ............................................................................................................................................. 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
BAB III ....................................................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ...................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan
Dasar Klinik Kebidanan tentang Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan yang
meliputi pertolongan pertama saat tersedak, pertolongan pertama saat tidak dapat
bernapas, pertolongan pertama saat mengalami perdarahan, pertolongan pertama saat
terkena luka bakar, pertolongan pertama saat terkena racun, pertolongan pertama pada
cedera kepala dan leher, dan pertolongan pertama pada korban tenggelam. Materi ini
akan disusun agar kita tahu apa itu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan,
pentingnya pertolongan pertama dan langkah-langkah pertolongan pertama.

b. Tujuan
Dari latar belakang di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
apa itu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan dan memahami apa saja langkah-
langkah yang harus dilakukan pada korban yang membutuhkan pertolongan pertama.

c. Manfaat
 Menambah wawasan mengenai pertolongan pertama pada kegawatdaruratan
 Memberitahukan langkah-langkah untuk pertolongan pertama

3
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian pertolongan pertama adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara


terhadap korban kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna dari
dokter (Abu Al Fatih, 2014). Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan
atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah pertolongan sementara yang di lakukan
petugas. Pemberian pertolongan pertama harus secara cepat dan tepat menggunkan sarana
dan pasarana yang ada di tempat kejadian bila tindakan pertolongan pertama ini di
lakukan dengan benar dan baik akan mengurangin cacat atau penderitaan bagi korban dan
bahkan dapat menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan pertolongan
pertama ini tidak berjalan baik makan kemungkinan besar memperburuk keadaan dan
bahkan dapat mengakibatkan cacat dan kematian. Tujuan dari pertolongan pertama
adalah menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian, mencegah cacat yang` lebih
berat (mencegah kondisi memburuk), dan menunjang penyembuhaan dengan
mengurangin rasa sakit, takut dan mencegah infeksi.
Kegawatdaruratan terdiri dari dua kata yaitu Gawat dan Darurat. Gawat artinya
mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah perlu mendapatkan penanganan atau
tindakan segera untuk menghilangkan ancaman nyawa korban. Jadi, gawat darurat adalah
keadaan yang mengancam nyawa yang harus dilakukan tindakan segera untuk
menghindari kecacatan bahkan kematian korban (Hutabarat & Putra, 2016). Situasi gawat
darurat tidak hanya terjadi akibat lalu lintas jalan raya yang sangat padat saja, tapi juga
dalam lingkup keluarga dan perumahan pun sering terjadi. Misalnya, seorang yang habis
melakukan olahraga tiba-tiba terserang penyakit jantung, seorang yang makan tiba-tiba
tersedak, seorang yang sedang membersihkan rumput di kebun tiba-tiba digigit ular
berbisa, dan sebagainya. Semua situasi tersebut perlu diatasi segera dalam hitungan menit
bahkan detik, sehingga perlu pengetahuan praktis bagi semua masyarakat tentang
pertolongan pertama pada gawat darurat. Pertolongan pertama pada gawat darurat adalah
serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam
rangka menyelamatkan pasien dari kematian (Sutawijaya, 2009).
Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan ialah tidakan atau upaya pencegahan yang
dilakukan untuk menyelamatkan korban dari kematian, mencegah cacat atah mecegah
kondisi memburuh dan menunjang penyembuhan dengan mengurangi rasa sakit, takut
dan mencegah infeksi.
Pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang akan kami bahas yaitu:
1. Tersedak
2. Tidak dapat bernapas

4
3. Perdarahan
4. Luka Bakar
5. Terkena Racun
6. Cedera Kepala dan Leher
7. Korban Tenggelam

1) Tersedak

Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing (makanan, minuman, atau benda
kecil lainnya) ke dalam saluran nafas sehingga dapat menimbulkan gangguan pada
pernafasan yang dapat menyebabkan kematian. Tersedak merupakan kondisi
tersumbatnya saluran pernafasan oleh benda asing berupa mainan, makanan dan lain-
lain(Brown ,2005).

Menurut National Safety Council tersedak adalah suatu kondisi medis yang dikenal
sebagai hipoksia serebral dan ditandai kurangnya oksigen ke otak dan menyebabkan
kerusakan jaringan dan kematian sel dalam waktu 2 sampai menit(Watson & Zhou,
2017).

Penyebab tersedak menurut choking prevention and first aid for infants and children
(2011), tersedak terjadi Ketika makanan atau benda kecil terperangkap di tenggorokan
dan menghalangi jalan napas. Hal ini dapat menyebabkan oksigen masuk ke paru-paru
dan otak dan dapat menyebabkan kerusakan otak sampai kematian. Banyak anak
meninggal karena tersedak setiap tahun. Sebagian besar anak-anak yang mengalami
kejadian tersedak adalah bayi usia 1 tahun sampai anak usia 5 tahun.

Ada beberpa manuver untuk menangani tersedak, antara lain :

a. Back blow ( tepukan di punggung )

b. Abdominal thrust ( hentakan pada perut ) atau disebut Heimlich Manuver

c. Chest thrust ( hentakan pada dada )

a. back blow

 Posisi korban cenderung condong ke arah depan

 Berikan lima kali pukulan pada area punggung di antara scapula dan anjurkan korban untuk
batuk.

5
b.Heimlich Manuver

 Pada korban sadar

1. Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di belakang korban dan letakkan salah
satu kaki di sela kedua kaki korban.

2. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain menggenggam kepalan tangan
tersebut. Lingkarkan tubuh korban dengan kedua lengan kita.

3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau
ulu hati.

4. Buat Gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk membantu korban
membatukkan benda yang menyumbat saluran napasnya.

5. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat Kembali bernapas atau hingga korban
kehilangan kesadaran.

 Pada korban tidak sadar

1. Anda mengambil posisi berlutut/mengangkangi paha klien

2. Tempatkan lengan kiri anda diatas lengan kanan anda yang menempel di abdomen
tepatnya di bawah prosessus xipoideus dan diatas pusat/umbilicus.

3. Dorong secara cepat (thrust quickly), dengan dorongan pada abdomen ke arah dalam-
atas.

4. Jika diperlukan, ulangi abdominal thrust beberapa kali untuk menghilangkan obstruksi
jalan napas.

5. Kaji jalan napas secara sering untuk memastikan keberhasilan tindakan ini.

6. Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan, Heimlich Manuver
mungkin tidak efektif.

c. Chest Thrust ( pada korban hamil atau obesitas )

Letakkan tangan di bawah ketiak korban

Lingkari dada korban dengan lengan kita

6
Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada korban ( sama seperti tempat
melakukan penekanan dada pada RJP )

Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan hentakan ke dalam dan ke atas.

2. Tidak dapat bernapas


Atau bisa disebut dengan Sesak napas yang merupakan kondisi yang ditandai dengan sulit
bernapas atau sensasi tidak mendapat cukup asupan udara. Sesak napas bisa membuat
penderitanya merasa tidak nyaman dan gelisah. Sesak napas bisa disebabkan oleh berbagai hal,
misalnya berolahraga terlalu berat atau berada di daerah dengan ketinggian tertentu. Namun, jika
sesak napas disebabkan oleh gangguan kesehatan, berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat
menyebabkannya bisa pilek, alergi asma, anemia, obesitas, kehamilan, sinusitis, uberkulosis,
tekanan darah rendah, patah tulang rusuk, keracunan karbon monoksida, atau terlalu banyak
menghirup gas helium, neumonia atau paru-paru basah, atau bronkopneumonia, pneumothorax,
kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), gangguan pada jantung, seperti gagal
jantung, serangan jantung, atau aritmia jantung.
Dari berbagai kondisi yang telah disebutkan di atas, penyebab umum yang kerap memicu kondisi
sesak napas adalah asma. Sesak napas yang disebabkan oleh asma biasanya berlangsung dalam
jangka panjang atau dikenal dengan istilah kronis. Sesak napas juga kerap dialami oleh penderita
sakit maag.

Pertolongan pertama pada pasien sesak nafas :


 Periksa jalan napas, pernapasannya, serta nadi dari orang tersebut. Jika dirasa perlu, cobalah
melakukan CPR.
 Longgarkan pakaian yang digunakan, terutama yang ketat.
 Jika diketahui dirinya mengonsumsi obat resep secara rutin, bantu ia mengonsumsinya.
Salah satu contohnya inhaler asma.
 Terus pantau pernapasan dan denyut nadinya hingga bantuan medis tiba. Jangan tinggalkan
orang tersebut meski terlihat sudah membaik.

3. Perdarahan
Perdarahan adalah rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
(trauma) atau penyakit. Cedera dan penyakit adalah penyebab utama dari pendarahan. Cedera
pada organ tubuh dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, walaupun tidak ada tusukan pada
kulit. Contoh yang baik adalah memar akibat pukulan yang keras.

7
Pertolongan Pertama untuk perdarahan yaitu,
1. Cuci tangan terlebih dahulu
Sebelum menghentikan pendarahan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencuci
tangan. Mencuci tangan dapat mencegah luka mengalami infeksi akibat kontaminasi kuman dari
tangan yang kotor.
2. Lakukan penekanan pada area luka
Setelah mencuci tangan, hal selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah menekan area luka
dengan kain bersih, tisu, atau kasa, untuk menghentikan pendarahan. Namun, hindari menekan
luka tertalu keras.
3. Angkat area luka sedikit ke atas
Jika memungkinkan, angkat area luka yang mengalami perdarahan sedikit ke atas, lebih tinggi
dari dada, untuk memperlambat perdarahan.
4. Bersihkan luka
Setelah menekan luka untuk menghentikan perdarahan, Anda bisa membersihkan area luka
dengan air dan sabun untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel. Hindari penggunaan
bahan antiseptik, seperti hidrogen peroksida, karena dapat menyebabkan iritasi serta
memperparah luka.
5. Tutup luka dengan perban atau kain kasa
Jika luka berada di area yang mudah kotor, seperti tangan, atau mudah terkena gesekan pakaian,
seperti area lutut, tutup luka dengan perban kedap air. Lakukan penggantian perban setiap hari
dan segera ketika kotor atau basah, untuk menjaga luka tetap bersih dan kering.
6. Oleskan salep antibiotik
Oleskan sedikit salep antibiotik jika luka terlihat kotor, untuk mencegah infeksi dan
mempercepat proses penyembuhan luka. Pada beberapa orang, penggunaan salep antibiotik dapat
memicu ruam dan reaksi alergi. Oleh karena itu, selalu lakukan pemeriksaan ke dokter sebelum
menggunakannya.
Jika pendarahan tidak kunjung berhenti meski telah melakukan cara di atas,dan apalagi bila
terdapat tanda infeksi, seperti merah, bengkak, nyeri, dan bernanah, segera periksakan diri ke
dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

4. Luka Bakar
Luka bakar adalah cedera di kulit yang disebabkan oleh panas, baik dari api, paparan bahan kimia,
radiasi sinar matahari, sengatan listrik atau bersentuhan dengan benda dan cairan panas lain,
misalnya air panas atau knalpot Luka bakar perlu segera diobati karena dapat menimbulkan infeksi
8
pada kulit. Hal ini bisa terjadi karena kelalaian atau kecelakaan. Luka bakar biasanya terjadi di
permukaan kulit. Meski demikian, luka bakar yang parah juga dapat menembus lapisan dalam
kulit sehingga merusak jaringan di bawahnya.
Secara umum, gejala luka bakar dibedakan berdasarkan derajat luka bakar. Pada luka bakar
derajat satu, gejala yang umum terjadi adalah kemerahan pada kulit dan nyeri. Sementara itu,
luka bakar derajat tiga bisa menyebabkan kerusakan saraf hingga mati rasa.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan luka bakar, misalnya kontak langsung dengan api, cairan
panas, dan bahan kimia seperti asam kuat atau alkali. Alat yang digunakan pada radioterapi
dalam pengobatan kanker juga bisa menyebabkan luka bakar bila tidak digunakan secara hati-
hati.
Pengobatan luka bakar tergantung pada area yang terkena dan tingkat keparahannya. Luka bakar
ringan yang disebabkan oleh paparan sinar matahari biasanya diobati secara mandiri di rumah.
Sementara itu, luka bakar yang serius memerlukan penanganan oleh dokter di rumah sakit.

Jenis Luka Bakar


 Luka bakar ringan
Luka bakar ringan bisa disebut dengan luka bakar tingkat 1 yang memiliki ciri luas area luka
tidak lebih dari 8 cm. Luka jenis ini hanya meliputi lapisan kulit paling luar dan umumnya tidak
berkembang menjadi kondisi yang serius.
Gejala yang muncul dapat berupa rasa sakit di area yang terdampak, kemerahan, dan bengkak.
Luka bakar derajat pertama yang kerap terjadi, misalnya kulit terbakar sinar matahari atau tidak
sengaja kontak langsung dengan knalpot panas.

 Luka bakar berat


Luka bakar berat atau luka bakar tingkat 3 termasuk luka bakar yang parah, karena merusak
jaringan lebih dalam sampai ke saraf, otot, atau tulang. Luka bakar ini umumnya tidak berwarna
merah lagi, melainkan putih atau bahkan gosong. Selain itu, kulit dapat tidak merasakan nyeri
sama sekali akibat saraf yang terdampak.
Korban kebakaran yang mengalami luka bakar berat rentan mengalami komplikasi
berupa hipovolemia, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan cairan termasuk darah secara
mendadak. Selain itu, hipotermia juga dapat terjadi yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh
secara drastis.

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Ringan

 Letakkan handuk yang sudah dibasahi air dingin pada luka dan diamkan selama 15 menit.
 Hindari mengoleskan sesuatu yang justru menimbulkan iritasi, seperti pasta gigi.
 Jika rasa sakit tidak tertahankan, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri
seperti paracetamol atau ibuprofen
9
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Sedang

 Dinginkan area luka bakar dengan handuk selama kurang lebih 15 menit.
 Bila timbul luka lepuh, hindari memecahkan luka karena berisiko menyebabkan infeksi.
 Periksakan diri ke dokter jika terdapat luka lepuh yang disertai tanda infeksi berupa
bengkak, merah, timbul nanah, dan rasa sakit yang bertambah parah.

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Berat


Penderita luka bakar berat perlu segera dilarikan ke unit gawat darurat (UGD) dan mendapatkan
penanganan langsung oleh dokter. Namun, selama menunggu ambulans atau petugas medis, ada
langkah pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan untuk menolong korban, yaitu:

 Jauhkan korban dari sumber kebakaran atau area yang berdekatan dengan api maupun
asap.
 Pastikan korban dapat bernapas dengan melihat gerakan naik dan turun di bagian dada
atau dekatkan telinga ke hidung korban untuk mendengar embusan napasnya.
 Lepaskan perhiasan, ikat pinggang, atau aksesoris yang digunakan di sekitar area tubuh
yang terbakar.
 Baringkan korban di tempat yang datar dengan kaki terangkat setidaknya setinggi 40 cm.
 Gunakan selimut atau mantel untuk menutupi tubuh korban.
 Hindari mengoleskan obat atau salep pada area yang terbakar tanpa anjuran dari dokter.
Hindari pula menempelkan es yang juga dapat membahayakan jaringan kulit yang
terbakar.
 Hindari memberikan air dingin pada luka bakar yang luas untuk mencegah hipotermia.
Hal ini juga penting dilakukan untuk mencegah menurunnya tekanan darah dan aliran
darah secara drastis.

Pencegahan untuk luka bakar yaitu dengan menghindari penyebabnya. Upaya


yang bisa dilakukan untuk mencegah luka bakar antara lain tidak meninggalkan kompor
dalam keadaan menyala, tidak meletakkan peralatan listrik dekat air, dan menjauhkan
anak dari sumber api atau benda panas seperti air mendidih.

5. Terkena Racun
 Racun Tertelan
Racun yang bisa di telan yaitu contohnya racun pada makanan atau minuman dan racun
pada obat-obatan.
Pertolongan Pertama yang harus dilakukan yaitu :
 Minta penderita untuk meludahkan sisa racun yang masih ada di mulut. Namun,
jangan memaksa penderita untuk memuntahkan racun yang sudah tertelan, karena
justru bisa berbahaya.

10
 Jika penderita muntah secara tidak sengaja, segera bersihkan mulut dan
tenggorokannya. Caranya, balutkan kain bersih ke jari dan tangan Anda, lalu
gunakan jari Anda untuk membersihkan mulut dan tenggorokannya.
 Bila penderita tidak sadarkan diri, cobalah untuk membangunkannya, lalu minta ia
untuk meludahkan sisa racun yang masih terdapat di mulutnya.
 Sambil menunggu pertolongan medis datang, baringkan penderita dengan posisi
miring ke arah kiri dan berikan bantal atau penyangga pada punggungnya. Tarik dan
tekuk tungkai yang berada di atas ke arah depan. Posisi seperti ini disebut posisi
pemulihan (recovery position).
 Jika korban keracunan sadar, minta ia untuk duduk dan pastikan penderita tetap sadar
hingga tim medis datang.
 Jika zat berbahaya tersebut mengenai baju atau kulit penderita, segera bersihkan.
 Apabila korban keracunan tidak bernapas, lakukan prosedur CPR (resusitasi jantung
paru) jika Anda mengetahui caranya.

 Racun yang terisap melalui pernafasan


Racun yang bisa terhisap oleh manusia yaitu gas oksigen, polusi, asap rokok, dan lain-
lain.
Pertolongan pertamanya yaitu :
 Bila ada seseorang menghirup zat beracun, segera minta korban untuk menjauhi
ruangan atau area yang tekontaminasi.
 Pastikan Anda tidak terburu-buru mendekati area tersebut sehingga tidak ikut
menghirup zat beracun, apalagi jika sumber racun berada di tempat tertutup.
 Setelah menjauhi tempat beracun dan korban masih sadarkan diri, bawalah korban
untuk menghirup udara bersih.
 Selama memberikan pertolongan pertama, perhatikan apakah korban menunjukkan
tanda-tanda keracunan serius.
 Usahakan untuk tetap membuat korban tersadar hingga pertolongan medis datang.
Selain itu, lindungi korban dari cedera sebagai pertolongan pertama saat korban
kejang karena m

 Racun yang masuk melalui kulit


Racun yang bisa masuk melalui kulit contoh nya yaitu penggunaan bodylotion
penggunaan krim yang abal-abal, dan lain-lain
Pertolongan pertamanya yaitu :
 Jika kulit terpapar zat beracun, segera lepaskan pakaian yang dikenakan
menggunakan sarung tangan.
 Bersihkan kulit dari racun dengan cara mencucinya menggunakan air dan sabun
selama 15-20 menit.
 Jika kondisi kulit terlihat semakin parah atau mengalami pembengkakan, segera cari
bantuan medis di rumah sakit terdekat.

11
 Keracunan bisa terjadi di mana saja. Maka dari itu, kita perlu mengetahui cara
mengatasinya dengan tepat, agar penderita keracunan dapat segera ditangani sambil
mencari atau menunggu bantuan medis.

6. Cedera kepala dan leher


 Cedera Kepala

Cedera kepala (trauma kepala) adalah masalah pada struktur kepala akibat mengalami
benturan yang berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi otak. Masalah ini dapat
berupa luka ringan, memar di kulit kepala, bengkak, perdarahan, patah tulang
tengkorak, atau gegar otak.
Gejala yang dialami penderita cedera kepala berbeda-beda, tergantung pada tingkat
keparahan kondisi. Berdasarkan tingkat keparahannya, cedera kepala dibagi menjadi dua,
yaitu cedera kepala ringan dan cedera kepala sedang hingga berat.
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan akibat
trauma di banyak negara berkembang. Cedera masih menjadi masalah Kesehatan
masyarakat di banyak negara karena dapat menyebabkan kematian, kecacatan,
mengurangi waktu produktif seseorang karena melibatkan kelompok usia produktif dan
mengakibatkan beban sosial ekonomi yang besar pertahun.
Cedera kepala terjadi ketika ada benturan keras, terutama yang langsung mengenai
kepala. Keparahan cedera akan tergantung dari mekanisme dan kerasnya benturan yang
dialami penderita.
Berikut ini adalah serangkaian aktivitas atau situasi yang dapat meningkatkan risiko
seseorang mengalami cedera kepala:
 Jatuh dari ketinggian atau terpeleset di permukaan yang keras
 Kecelakaan lalu lintas
 Cedera saat berolahraga atau bermain
 Kekerasan dalam rumah tangga
 Penggunaan alat peledak atau senjata yang bising tanpa alat pelindung
 Guncangan tubuh yang berlebihan pada bayi (shaken baby syndrome)

 Cedera Leher
Leher terdiri dari tulang belakang yang memanjang dari tengkorak ke tubuh bagian atas.
Tulang,ligamen,dan otot leher menopang kepala, sehingga memungkinkan orang untuk

12
menggerakkan kepala. Adanya kelainan, peradangan, atau cedera apa pun dapat
menyebabkan sakit leher atau kekakuan.

Sakit leher atau kaku adalah penyakit yang sering dialami oleh banyak orang. Dalam
kebanyakan kasus, kondisi tersebut terjadi akibat postur tubuh yang buruk. Kadang-
kadang, kondisi ini juga disebabkan oleh cedera karena jatuh.

Biasanya, sakit leher bukan kondisi serius dan dapat sembuh dalam beberapa hari.
Namun, dalam beberapa kasus, kondisi tersebut dapat mengindikasikan cedera serius atau
penyakit dan memerlukan perawatan dokter. Selain itu, jika kamu mengalami kondisi
sakit yang berlangsung selama lebih dari seminggu, parah, atau disertai dengan gejala
lain, segera periksakan diri ke dokter.

Penyebab Cedera Leher

Ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan kondisi ini, antara lain:

 Saraf terjepit
Umumnya terjadi pada orang tua saat celah antar tulang mulai kehilangan kandungan air. Sakit
leher yang disebabkan oleh saraf terjepit dikenal dengan spondilosis servikal.

 Leher kaku
Kondisi ketika leher terasa kaku pada satu posisi saat setelah terbangun dari tidur, serta rasa sakit
yang datang ketika mencoba mengubah posisi. Faktor pemicu leher kaku biasanya karena tidur
tanpa penopang leher.

 Cedera pada leher


Bisa terjadi karena kecelakaan mobil atau motor, jatuh dari ketinggian, terpeleset, pukulan
langsung ke arah wajah, dan cedera akibat olahraga. Cedera tersebut menyebabkan terjadinya
whiplash, yaitu cedera leher karena hentakan kepala mendadak ke satu arah.

 Usia
Kondisi degeneratif seperti osteoartritis (penuaan tulang rawan sendi) dan stenosis tulang
belakang (penyempitan ruang di tulang belakang), bisa menyebabkan kondisi ini seiring
bertambahnya usia.

 Ketegangan fisik
Menggunakan otot leher secara berlebihan, melakukan suatu tindakan berulang, atau aktivitas
berat bisa menyebabkan kekakuan dan nyeri leher.

13
Kondisi yang memengaruhi keseimbangan tulang belakang seperti postur tubuh yang buruk,
kelebihan berat badan, atau otot perut yang lemah, semuanya bisa memengaruhi postur tulang
belakang dan berkontribusi pada nyeri leher.

Kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan sakit leher, antara lain:
 Flu, yang dapat membuat seluruh tubuh terasa sakit termasuk pada bagian leher.
 Meningitis, yaitu peradangan pada selaput pelindung yang menyelimuti otak dan sumsum
tulang belakang.
 Penyempitan jalur saraf tulang belakang.
 Kanker dan HIV, yang berdampak pada melemahnya sistem kekebalan tubuh.
 Rheumatoid arthritis, yaitu kondisi saat terjadi peradangan kronis pada persendian.
 Fibromyalgia, yaitu kondisi yang menyebarkan rasa sakit pada otot dan jaringan lunak
tubuh.
Pertolongan Pertama Saat Cedera Kepala dan Leher
1. Cek kesadaran
Cek kesadaran adalah pertolongan pertama saat kepala terbentur yang harus dilakukan.
Cek jalan napas (airway), pernapasan (breathing), dan sirkulasi nadi (circulation) korban.
Jika diperlukan, lakukan resusitasi jantung paru (CPR) dan pertolongan napas buatan.

2. Stabilkan Kepala dan Lehernya


Stabilkan kepala dan leher korban merupakan pertolongan pertama saat kepala terbentur
yang tak kalah pentingnya. Jika pernapasan dan detak jantung korban normal, namun ia
tidak sadarkan diri, perlakukan korban seolah-olah ia mengalami cedera tulang belakang.

3. Hentikan Pendarahan
Jika cedera kepala yang dialami korban menimbulkan perdarahan, langsung tekan titik
pendarahan dengan kain bersih. Apabila terjadi cedera pada kepalanya, lebih berhati-
hatilah.

4. Jangan Tekan Tukang Tengkorak yang Retak


Anda dilarang untuk menekan tengkorak kepala yang terbuka atau hancur. Selain itu,
sangat tidak diperbolehkan menarik bekas kecelakaan (jika ada) dari luka. Langsung
tutupi luka dengan perban kasa steril.

5. Cegah korban agar tidak tersedak


Jika cedera kepala yang dialami korban membuatnya muntah-muntah, miringkan
tubuhnya ke samping untuk mencegah tersedak oleh muntahnya sendiri. Hal ini akan
tetap melindungi tulang belakangnya.

14
6. Kompres es
Jika menemukan adanya area yang bengkak, Anda disarankan untuk langsung
mengoleskan kompres es ke bagian itu. Beberapa hal di bawah ini tidak boleh Anda
lakukan kepada korban cedera kepala.
 Jangan melepas apapun yang menempel di luka korban
 Jangan menggerakkan badan korban kalau tidak diperlukan
 Jangan menggoyangkan tubuh korban jika mereka terlihat linglung
 Jangan melepas helm jika korban mengalami kecelakaan motor
Cedera kepala yang menimbulkan perdarahan atau kerusakan pada otak, harus segera
mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

7. Korban Tenggelam
Tenggelam adalah proses gangguan sistem pernapasan akibat seseorang terendam
dalam air. Orang yang paling berisiko tinggi mengalaminya meliputi balita, anak-anak,
remaja, berjenis kelamin pria, dan orang-orang yang sering melakukan kontak dengan
air. Demikian pula dengan penderita epilepsi . Tenggelam dapat diklasifikasikan kering
atau basah, tergantung apakah kotak suara (laring) menjadi kejang dan air masuk ke paru-
paru. Terlepas dari basah atau kering, tenggelam sama-sama memerlukan perawatan yang
cepat dan tepat.

Tenggelam terkadang tidak menimbulkan gejala dan tanda apapun. Korban biasanya
menghabiskan energinya untuk menjaga kepalanya agar tetap berada di atas air dan
mungkin terlalu lelah untuk berteriak meminta bantuan. Bila air telah terhirup oleh
korban dan menyebabkan spasme pita suara, korban tenggelam dapat mengalami masalah
pernapasan. Seringkali, korban baru ditemukan setelah kehilangan nyawa. Bagi korban
tenggelam yang selamat, mereka mungkin akan cemas, kebingungan, dan mengalami
sesak napas. Penting diingat untuk memprioritaskan fungsi otak dan paru terlebih dahulu
pada semua korban tenggelam.

Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami


tenggelam. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:

 Faktor usia

 Jenis kelamin laki-laki

15
 Sering kontak dengan air

 Bencana banjir

 Menderita penyakit tertentu. Misal, kejang, serangan jantung, henti jantung


mendadak, hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah).

 Faktor resiko lain

Status sosial ekonomi yang rendah, kelompok minoritas, tingkat pendidikan


rendah, serta kurangnya pegawasan pada anak pun akan membuat risiko tenggelam
menjadi lebih tinggi.

Tenggelam merupakan kecelakaan yang mendadak terjadi, diagnosis tenggelam


ditentukan berdasarkan riwayat tenggelam yang dialami oleh pasien.. Pemeriksaan fisik
yang pertama kali dilakukan pada korban tenggelam adalah pemeriksaan tanda vital.
Mulai dari evaluasi saluran napas, fungsi pernapasan, sirkulasi darah, dan pemeriksaan
fungsi neurologis.Pemeriksaan fisik jantung dan paru juga biasanya dilakukan pada tiap
korban tenggelam. Bila korban dicurigai menderita cedeera tulang leher dan tulang
belakang, imobilisasi perlu dilakukan dulu sebelum pemeriksaan. Langkah ini bertujuan
mencegah kerusakan sistem saraf medula spinalis

Penanganan tenggelam yang utama diawali dengan mengenali apakah korban mengalami
masalah serius atau tidak, misalnya,

 Memeriksa tingkat kesadaran dan kelancaran pernapasan korban

 Bila korban tenggelam sulit atau tidak bernapas, segera berikan resusitasi jantung
paru-paru cardiopulmonary resuscitation/CPR).

Namun tindakan ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah terlatih agar
tidak mencederai korban.semua korban tenggelam harus segera mendapatkan bantuan
medis profesional.

 Mintalah bantuan orang lain untuk menghubungi unit gawat darurat sembari Anda
melakukan CPR.

 Jika pasien bernafas tetapi tidak bangun, tempatkan orang tersebut pada posisi
16
 miring untuk mencegah aspirasi jika terjadi muntah.

 Setelah tiba di rumah sakit, pasien akan diberikan penanganan tenggelam sesuai
dengan keparahan gejalanya.

Jika tidak ditangani dengan baik, korban dapat mengalami komplikasi yang meliputi:

1. Cedera pada paru karena masuknya cairan ke dalam paru (acute respiratory distress
syndrome)

2. Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen

3. Pneumonia

4. Hipotermia, yakni suhu tubuh yang terlalu rendah

Pencegahan agar tidak tenggelam :

i. Belajar berenang

ii. Jangan berenang sendirian

iii. Jangan biarkan bayi sendirian di dekat air, baik di bak mandi, kolam renang, maupun
penampungan air lainnya)

iv. Pagari kolam renang dan kunci agar anak tidak bisa ke sana tanpa pengawasan

v. Selalu gunakan jaket pelampung ketika beraktivitas di air, seperti naik perahu, memakai
jet ski, serta berlayar

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertolongan Pertama merupakan upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna untuk mencegah cacat yang
lebih berat atau kondisi yang memburuk, menunjang penyembuhan dengan mengurangi rasa
saki, takut, cemas, dan mencegah infeksi.

Tujuan dari pertolongan pertama adalah menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian,
mencegah cacat yang` lebih berat (mencegah kondisi memburuk), dan menunjang
penyembuhaan dengan mengurangin rasa sakit, takut dan mencegah infeksi.

B. SARAN

Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghindari
penyebabnya. Dengan adanya pertolongan pertama, kita bisa sigap menolong siapapun yang
membutuhkannya dan dapat meminimalisir risiko yang akan terjadi. Maka dari itu, kita perlu
melakukan sosialisasi tentang pertolongan pertama kepada masyarakat, baik itu anak-anak,
remaja, dewasa, maupun orangtua.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.stimart-amni.ac.id/75/3/BAB%20II%20new.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2402/3/BAB%20II.pdf

http://repository.ump.ac.id/9465/3/Dian%20Ayuwandany%20BAB%20II.pdf

https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/67Buku-panduan-
Kegawatdaruratan-untuk-kader.pdf

https://www.docdoc.com/id/info/condition/pendarahan

http://ksr-pmi.ukm.unair.ac.id/2019/07/16/perdarahan-dan-syok-cedera-jaringan-lunak/

https://www.alodokter.com/wajib-tahu-pertolongan-pertama-pada-luka-bakar-untuk-
selamatkan-nyawa

https://www.alodokter.com/luka-bakar

https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-sesak-napas-ini-penting-diketahui-
siapapun

https://www.halodoc.com/artikel/4-cara-pertolongan-pertama-saat-alami-sesak-napas

https://www.alodokter.com/kenali-cara-mengatasi-racun-yang-tertelan

https://www.alodokter.com/cedera-kepala

https://www.halodoc.com/kesehatan/sakit-leher

https://www.sehatq.com/artikel/pebalap-tanah-air-afridza-munandar-meninggal-dunia-
ini-pertolongan-pertama-untuk-cedera-kepala
https;//www sehatq.com/penyakit/tenggelam

19

Anda mungkin juga menyukai