Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH
KEGAWAT DARURATAN
Diajukan untukmemenuhi salah satu tugas mata kuliah kegawat daruratan
Yang diampu oleh :
Asri Tri Pakarti, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh kelompok :
Azwa zubaida
Anisa febriana
Devi febriyanti
Uswatun khasanah
Wahyuni
Yesa febiona
Dafid pranata
Feri nurhidayat
Merta jaya
Suharis yulistriyanto

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul KEGAWAT DARURATAN ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum
sempurna. Untuk itu kami meminta kritik maupun saran bagi
para pembaca agar perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr.Wb

metro , 5 agustus 2021

penulis

2
3

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………

A. LATARBELAKANG………………………………………………………

B. TUJUAN……………………………………………………………………

BAB II
TEORI………………………………………………………………………………

A. Pengertian Kegawatdaruratan
B. Prinsip umum penanganan kasus gawat darurat
C. Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
D. Tanda dan gejala kegawat daruratan
E. Penatalaksanaan pada pasien henti jantung
F. Sumbatan jalan napas pada pasien

BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………

A. KESIMPULAN……………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………

DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………

3
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
kegawatdaruratan adalah mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang
lain/lingkungan; adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi;
adanya penurunan kesadaran; adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
memerlukan tindakan segera.Kejadian gawat darurat tentunya tidak bisa kita
prediksi, kapanpun dan dimanapun seseorang dapat mengalami kejadian
kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Keterlambatan dalam
penanganan dapat berakibat kecacatan fisik atau bahkan sampai kematian. Banyak
hal yang dapat menyebabkan kejadian gawat darurat, antara lain kecelakaan,
tindakan anarkis yang membahayakan orang lain, kebakaran, penyakit dan
bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kondisi ini memerlukan penanganan
gawat darurat yang tepat dan segera, sehingga pertolongan pertama pada
korban/pasien dapat dilakukan secara optimal. Kementerian Kesehatan telah
menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 tahun 2016
tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang bertujuan
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat
waktu penanganan (respon time) korban/ pasien gawat darurat serta menurunkan
angka kematian dan kecacatan. SPGDT berpedoman pada respon cepat yang
menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat, tenaga kesehatan, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem
komunikasi. Di Indonesia SPGDT atau yang di negara lain disebut EMS
(Emergency Medical Services) belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga
banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka membutuhkan pelayanan
kesehatan,

4
5

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
a. mengetahui Pengertian Kegawatdaruratan
b. Prinsip umum penanganan kasus gawat darurat
c. Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
d. Mengetahui Tanda dan gejala kegawat daruratan.
e. Mengetahui Penatalaksanaan pada pasien henti jantung
f. Mengeetahui Sumbatan jalan napas pada pasien

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kegawat daruratan
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya . Kurang lebih sekitar 160 juta
perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Pada umumnya kehamilan ini
berlangsung dengan aman. Tetapi, sekitar 1554 menderita komplikasi berat,
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.
Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun.
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil
atau dalam waktu 42 hari setelah sesudah berakhirnya kehamilan, tidak
bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan
dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu
jumlah kematian ibu dalam 1.000.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminka
risiko obstetri yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut
hamil beberapa kali, risikonya meningkat dan digambarkan sebagai risiko
kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu pribabilitas menjadi hamil dan
probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi.
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/ nyawa.

5
6

Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang


terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan
kelahiran.Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang
mengancam keselamatan ibu dan bayinya
secara medik, setiap orang memilki potensi untuk mengalami kondisi kegawat
darutatan; baik karena penyakit, kecelakaan, kecelakaan kerja, keracunan,
diserang binatang buas, atau penyebab lainnya. Kondisi gawat darurat adalah
keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan
nyawa dan pencegahan dari resiko kecacatan.

B. Prinsip umum penanganan gawat darurat

Dalam menangani kasus kegawatdaruratan, penentuan permasalahan utama


(diagnosa) dan tindakan pertolongannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan
tenang tidak panik, walaupun suasana keluarga pasien ataupun pengantarnya
mungkin dalam kepanikan.Semuanya dilakukan dengan cepat, cermat, dan
terarah.Walaupun prosedur pemeriksaan dan pertolongan dilakukan dengan cepat,
prinsip komunikasi dan hubungan antara dokter-pasien dalam menerima dan
menangani pasien harus tetap diperhatikan.
1.      Menghormati hak pasien 
Setiap pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat, tanpa memandang status
sosial dan ekonominya.Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa
dalam situasi dan kondisi gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan
keprihatinan adalah wajar bagi setiap manusia dan kelurga yang mengalaminya.

2.      Gentleness
Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah
harus dilakukan dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien
bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan
pemeriksaan atau memerikan pengobatan, tetapo prosedur akan dilakukan
selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit
mungkin.

3.      Komunikatif
Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat
yang tepat, mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat.
Dalam melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada
pasien apa yang akan diperikssssa dan apa yang diharapkan. Apabila hasil
pemeriksaan normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal

6
7

itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien


sangatlah penting.

4.      Hak Pasien
Hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent,  hak pasien
untuk menolak pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status medik
pasien.

5.      Dukungan Keluarga (Family Support)


Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas
kesehatan harus mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien, peka akan masalah
kelurga yang berkaitan dengan keterbatasan keuangan, keterbatasan transportasi,
dan sebagainya.
Dalam kondisi tertentu, prinsip-prinsip tersebut dapat dinomorduakan, misalnya
apa bila pasien dalam keadaan syok, dan petugas kesehatan kebetulan hanya
sendirian, maka tidak mungkin untuk meminta informed consent kepada keluarga
pasien. Prosedur untuk menyelamatkan jiwa pasien harus dilakukan walaupun
keluarga pasien belum diberi informasi.

Penanganan dasar dan awal kegawatdaruratan


Dalam menatalaksanakan kegawatdaruratan hal yang harus dilakukan :
1.               Tetap tenang, berpikir secara logis dan fokuskan pada kebutuhan ibu
2.               Jangan meninggalkan ibu sendirian.
3.             Laksanakan tanggung jawab hindari kebingungan dengan menunjuk
orang lain untuk bertanggung jawab.
4.             Berteriak minta bantuan. Minta satu orang untuk mencari bantuan dan
satu orang lainnya untuk mendapatkan peralatan dan kesediaan barang
kegawatdaruratan (misal:tabung oksigen, dan alat kegawatdaruratan lainnya).
5.             Jika ibu tidak sadar. Kaji jalan napas, pernapasan dan sirkulasinya.

7
8

6.             Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada tanda
syok, tetap kirkan tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih lanjut karna statusnya
dapat memburuk dengan cepat.
7.             Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya.
Longgarkan pakaian yang ketat.
8.             Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang
terjadi dan gejala yang dialami.
9.             Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV
dan warna kulit.

C. Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok


Syok adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif.Kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan
metabolik selular.Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk
mengantisipasi kemungkinan syok.Seseorang dengan cidera harus dikaji segera
untuk menentukan adanya syok. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik,
kardiogenik, neurogenik, atau septik syok).(Bruner & Suddarth,2002).
Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah yang
melalui tubuh.Ada kegagalan sistem peredaran darah untuk mempertahankan
aliran darah yang memadai sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke organ
vital terhambat.Kondisi ini juga mengganggu ginjal sehingga membatasi
pembuangan llimbah dari tubuh.
Syok menunjukkan perfusi jaringan yang tidak adekuat. Hasil akhirnya berupa
lemahnya aliran darah yang merupakan petunjuk yang umum, walaupun ada
bermacam-macam penyebab. Syok dihasilkan oleh disfungsi empat sistem yang
terpisah namun saling berkaitan yaitu ; jantung, volume darah, resistensi arteriol
(beban akhir), dan kapasitas vena. Jika salah satu faktor ini kacau dan faktor lain
tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Awalnya tekanan
darah arteri mungkin normal sebagai kompensasi peningkatan isi sekuncup dan
curah jantung. Jika syok berlanjut, curah jantung menurun dan vasokontriksi
perifer meningkat.
1.      Pencegahan syok.
Pencegahan syok dilakukan agar kondisi pasien tidak menjadi dalam keadaan
yang lebih parah lagi.  Sebelum melakukan pertolongan harus diingat bahwa tidak
jarang anda memasuki keadaan yang berbahaya. Selain resiko dari infeksi anda
juga dapat menjadi korban jika tidak memperhatikan kondisi sekitar pada saat
melakukan pertolongan. Ingatlah prioritas keamanan pada saat memasuki daerah
tugas :

8
9

a.       Keamanan anda
Nampaknya egoistis, namun kenyataan adalah bahwa keamanan diri sendiri
merupakan prioritas utama. Mengapa ? Karena bagaimana kita akan dapat
melakukan pertolongan jika kondisi kita sendiri berada dalam bahaya. Akan
merupakan hal yang ironis seandainya kita bermaksud menolong tetapi karena
tidak memperhatikan situasi kita sendiri yang terjerumus dalam bahaya.
b.      Keamanan lingkungan
Ingat rumus do no further harm karena ini meliputi juga lingkungan sekitar
penderita yang belum terkena cidera. Sebagai contoh adalah saat mendekati mobil
yang sudah mengalami kecelakaan, dan keluar asap. Ingatkan dengan segera para
penonton untuk cepat-cepat menyingkir karena ada bahaya ledakan/api
c.       Keamanan penderita
Betapapun ironisnya, tetapi prioritas terakhir adalah penderita sendiri, karena
penderita ini sudah cidera sejak awal. Apapun yang dilakukan pada penderita
ingatlah untuk do no further harm
Curigai atau antisipasi kejadian syok jika terdapat kondisi berikut ini:
  Perdarahan pada kehamilan muda
  Perdarahan pada kehamilan lanjut atau pada saat persalinan
  Perdarahan pascasalin
  Infeksi berat (seperti pada abortus septik, korioamnionitis, metritis)
  Kejadian trauma
  Gagal jantung

2. Penentuan syok.
Kondisi berikut dapat menyebabkan terjadiya syok :
1. Dehidrasi (syok hipovolemik)
2. Serangan jantung (syok kardiogenik)
3. Gagal jantung (syok kardiogenik)

9
10

4. Trauma atau cedera berat


5. Infeksi (syok septik)
6. Reaksi alergi (syok anafilaktik)
7. Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
8. Sindroma syok toksik.

3. Penanganan syok
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan
mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok.
Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan
nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan
ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C
= circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik,
syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan
intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan
fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat,
yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus
dicari dan ditanggulangi. Penanganannya meliputi:
a. Tatalaksana Umum
· Carilah bantuan tenaga kesehatan lain.
· Pastikan jalan napas bebas dan berikan oksigen.
· Miringkan ibu ke kiri.
· Hangatkan ibu.
· Pasang infus intravena (2 jalur bila mungkin) dengan menggunakan
· jarum terbesar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar yang tersedia).
· Berikan cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) sebanyak 1 liter
· dengan cepat (15-20 menit).
· Pasang kateter urin (kateter Folley) untuk memantau jumlah urin yang
keluar.
· Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam pertama, atau
hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau kondisi ibu dan tanda vital).

10
11

· Cari penyebab syok dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih
lengkap secara simultan, kemudian beri tatalaksana yang tepat sesuai penyebab.

D.Tanda dan gejala kegawat daruratan


Jika terdapat keadaan kondisi seperti berikut maka dapat mengindikasikan adanya
kegawat daruratan :
1. Gelisah, bingung, penurunan kesadaran
2. Nadi >100 kali/menit, lemah
3. Tekanan darah sistolik <90 mmHg
4. Pucat
5. Kulit dingin dan lembab
6. Pernapasan >30 kali/menit
7. Pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air
kemih. Jumlah urin <30 ml/jam
8. Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
9. Nyeri dada
10. Linglung
11. Pusing
12. Pingsan

G. Penatalaksanaan pada pasien Henti Jantung


Henti jantung adalah penghentian tiba-tiba aktivitas pompa jantung efektif yang
mengakibatkan penghentian sirkulasi. Dengan berhentinya sirkulasi akan
menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Kematian biologis dimana
kerusakan otak tidak dapat diperbaiki lagi hanya terjadi kurang lebih 4 menit
setelah tanda-tanda kematian klinis. Kematian klinis ditandai dengan hilangnya
nadi karotis dan femoralis, terhentinya denyut jantung dan atau pernafasan serta
terjadinya penurunan/hilangnya kesadaran.
Penatalaksanaan pada pasien henti jantung dan nafas adalah dengan Resusitasi
Jantung Paru (Cardio pulmonary Resuscitation/CPR). Resusitasi Jantung Paru
adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas dan atau henti jantung ke fungsi optimal untuk mencegah kematian
biologis. PENTING UNTUK DIINGAT : SISTEMATIKA RJP :C – A – B.
Terdapat perubahan sistematika dari A-B-C (Airway-Breathing-

11
12

Chestcompressions) menjadi C-A-B (Chestcompressions-Airway-Breathing),


kecuali pada neonatus. Alasan perubahan adalah pada sistematika A – B – C,
seringkalichestcompression tertunda karena proses Airway. Dengan mengganti
langkah C – A – B maka kompresi dada akan dilakukan Bantuan Hidup Dasar .
Tahapan melakukan tindakan penyelamatan melalui RJP disingkat menjadi C-A-B
yang merupakan singkatan dari compression, airways, dan breathing.
Compression atau kompresi adalah tahap menekan dada, selanjutnya airways
adalah membuka jalur pernapasan, dan breathing adalah memberi bantuan napas.
Kompresi
Tindakan ini dilakukan apabila tidak ditemukan denyut nadi atau detak jantung
pada orang yang tidak sadarkan diri. Melakukan pertolongan pertama dengan
teknik RJP dimulai dengan melakukan kompresi dada. Cukup dengan meletakkan
salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban kemudian tangan yang
lainnya ditaruh di atas tangan yang pertama. Kemudian eratkan jari-jari kedua
tangan dan lakukan penekanan dada sedalam 5-6 cm, kemudian lepaskan. Ulangi
pemberian tekanan di dada sebanyak 100-120 kali tekanan tiap menit hingga
pertolongan medis datang atau hingga korban menunjukkan respons.
Membuka jalur napas
Tindakan RJP yang kedua adalah upaya membuka jalur pernapasan korban. Hal
ini biasanya dilakukan setelah menekan dada korban. Caranya dengan
mendongakkan kepala korban, lalu kedua tangan diletakkan di dahinya. Setelah
itu, angkat dagu orang tersebut dengan lembut untuk membuka dan mengamankan
saluran pernapasannya.
Memberi bantuan napas
Tahap selanjutnya dari RJP adalah memberikan napas bantuan dari mulut ke
mulut. Hal ini bisa dilakukan dengan menjepit hidung korban, lalu posisikan
mulut kita tepat di mulut korban. Tiupkan napas kita ke dalam mulutnya dan
periksa apakah dada korban sudah mengembang dan mengempis seperti orang
bernapas pada umumnya. Pada setiap 30 kali kompresi dada, iringi dengan dua
kali bantuan napas. Teknik pernapasan dari mulut ke mulut sebaiknya hanya
dilakukan oleh mereka yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

H. Sumbatan Jalan Nafas pada Pasien

TANDA SUMBATAN TOTAL JALAN NAFAS:


a. Klien tidak dapat bicara
b. Tidak dapat bernafas
c. Tidak dapat batuk
d. Dapat terjadi Sianosis

12
13

e. Klien sering memegang lehernya diantara ibu jari dan jari


lainnya
f. Dapat terjadi penurunan kesadaran

Sumbatan jalan napas total terjadi pada seseorang yang mengalami tersedak oleh
benda asing sedangkan sumbatan sebagian disebabkan oleh cairan seperti sisa
muntah, darah atau sekret dalam rongga mulut, kondisi pangkal lidah yang jatuh
ke belakang, sumbatan benda padat, odema laring, spasme laring dan odema
faring.
Penyebab obstruksi saluran napas atas cukup bervariasi. Salah satu yang paling
umum adalah infeksi. Infeksi dapat menyebabkan peradangan, mulai dari laring
yang merupakan tempat pita suara berada sampai trakea yang membagi antara
paru kanan dan kiri.
Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan saluran napas bagian atas dan
menimbulkan sumbatan. Benda asing juga dapat masuk ke dalam trakea dan
mengakibatkan penyumbatan pada jalan napas.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah suatu situasi
yang mendesak yang membahayakan kesehatan, kehidupan, atau lingkungan.
Pertolongan diberikan karena keadaan yang mengancam kehidupan. Bantuan hidup
dasar merupakan suatau tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan sakit
yang mengancam nyawa atau cidera sampai pelayanan kesehatan penuh pasien
tersebut dirumah sakit. Pemberian BHD bertujuan untuk menyediakan sirkulasi darah
yang adekuat serta pernapasan melalui jalan napas (AHA 2010). Mati klinis: henti
nafas, sirkulasi terganggu, henti jantung, otak tidak berfungsi untuk sementara
(reversibel). Resusitasi jantung paru (RJP) tidak dilakukan bila: kematian wajar,
stadium terminal penyakit seperti kanker yang menyebar ke otak setelah ½-1 jam RJP
gagal dipastikan fungsi otak berjalan. Mati biologis: kematian tetap karena otak
kerkurangan oksigen. Mati biologis merupakan proses nekrotisasi semua jaringan
yang mulai dari neuron otak yang nekrosis setelah satu jam tanpa sirkulasi oleh
jantung, paru, hati, dan lain lain. Mati klinis 4-6 menit, kemudian mati biologis.

B. Saran

13
14

Pasien gawat darurat merupakan pasien yang memerlukan pertolongan segera


dengan tepat dan cepat untuk mencegah terjadinya kematian atau kematian.
Kegawatdaruratan harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera oleh setiap
orang yang pertama menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis,
dokter), baik didalam maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi
setiap saat dan menimpa siapa saja.

DAFTAR PUSTAKA

References
AbuAlRub, R, F., Al-Zaru, I, M. (2008). Job Stres, Recognition, Job Performance and
Intention to Stay at Work Among Jordanian Hospital Nurses. Journal of Nursing
Management, 16,227-23in the current document.

References
cKumiko Ii, 2007. Discovery and Assessment of the Nursing Needs (Community
Assessment). Hiroko Minami, Aiko Yamamoto (Editorial Supervision): A Disaster
Nursing Learning Text. Japan Nursing Association Publication Society, hlm.28 . es in
the current document.

References
Nurlienda, 2014. Donasi untuk bayi dan anak saat bencana.t.

References
Seiko Matsushita, 2004. Characteristics of the damages according to disaster cycle, kinds
of disasters, and objectives for care.Yuko Kuroda, Akiko Sakai (Editorial Supervision):
Disaster Nursing Text – to protect human life and security , Medika Publication,
hlm.28.ces in the current document.

14
15

References
Tatsue Yamasaki, 2007. The nursing to people who need much support at disaster.
Yasushi Yamamoto (Editorial Supervision): Health promotion at the time of the disaster.
Soudousya, hlm.28-36.

References
A. Yuko Ushio, 2007. Care for victims of the disaster in revival period.Hiroko Minami,
Aiko Yamamoto (Editorial Supervision): A Disaster Nursing Learning Text. Japan
Nursing Association publication society, hlm.101

15

Anda mungkin juga menyukai