MAKALAH
KEGAWAT DARURATAN
Diajukan untukmemenuhi salah satu tugas mata kuliah kegawat daruratan
Yang diampu oleh :
Asri Tri Pakarti, S.Kep., Ns., M.Kep
Oleh kelompok :
Azwa zubaida
Anisa febriana
Devi febriyanti
Uswatun khasanah
Wahyuni
Yesa febiona
Dafid pranata
Feri nurhidayat
Merta jaya
Suharis yulistriyanto
1
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Wassalamualaikum Wr.Wb
penulis
2
3
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. LATARBELAKANG………………………………………………………
B. TUJUAN……………………………………………………………………
BAB II
TEORI………………………………………………………………………………
A. Pengertian Kegawatdaruratan
B. Prinsip umum penanganan kasus gawat darurat
C. Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
D. Tanda dan gejala kegawat daruratan
E. Penatalaksanaan pada pasien henti jantung
F. Sumbatan jalan napas pada pasien
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………
A. KESIMPULAN……………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………
3
4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kegawatdaruratan adalah mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang
lain/lingkungan; adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi;
adanya penurunan kesadaran; adanya gangguan hemodinamik; dan/atau
memerlukan tindakan segera.Kejadian gawat darurat tentunya tidak bisa kita
prediksi, kapanpun dan dimanapun seseorang dapat mengalami kejadian
kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Keterlambatan dalam
penanganan dapat berakibat kecacatan fisik atau bahkan sampai kematian. Banyak
hal yang dapat menyebabkan kejadian gawat darurat, antara lain kecelakaan,
tindakan anarkis yang membahayakan orang lain, kebakaran, penyakit dan
bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kondisi ini memerlukan penanganan
gawat darurat yang tepat dan segera, sehingga pertolongan pertama pada
korban/pasien dapat dilakukan secara optimal. Kementerian Kesehatan telah
menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 tahun 2016
tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang bertujuan
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat
waktu penanganan (respon time) korban/ pasien gawat darurat serta menurunkan
angka kematian dan kecacatan. SPGDT berpedoman pada respon cepat yang
menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat, tenaga kesehatan, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem
komunikasi. Di Indonesia SPGDT atau yang di negara lain disebut EMS
(Emergency Medical Services) belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga
banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka membutuhkan pelayanan
kesehatan,
4
5
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
a. mengetahui Pengertian Kegawatdaruratan
b. Prinsip umum penanganan kasus gawat darurat
c. Prinsip pencegahan, penentuan dan penanganan syok.
d. Mengetahui Tanda dan gejala kegawat daruratan.
e. Mengetahui Penatalaksanaan pada pasien henti jantung
f. Mengeetahui Sumbatan jalan napas pada pasien
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kegawat daruratan
Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya . Kurang lebih sekitar 160 juta
perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Pada umumnya kehamilan ini
berlangsung dengan aman. Tetapi, sekitar 1554 menderita komplikasi berat,
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.
Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun.
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil
atau dalam waktu 42 hari setelah sesudah berakhirnya kehamilan, tidak
bergantung pada tempat atau usia kehamilan. Indikator yang umum digunakan
dalam kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu
jumlah kematian ibu dalam 1.000.000 kelahiran hidup. Angka ini mencerminka
risiko obstetri yang dihadapi oleh seorang ibu sewaktu ia hamil. Jika ibu tersebut
hamil beberapa kali, risikonya meningkat dan digambarkan sebagai risiko
kematian ibu sepanjang hidupnya, yaitu pribabilitas menjadi hamil dan
probabilitas kematian karena kehamilan sepanjang masa reproduksi.
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala
berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan
tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/ nyawa.
5
6
2. Gentleness
Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah
harus dilakukan dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien
bahwa rasa sakit atau kurang enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan
pemeriksaan atau memerikan pengobatan, tetapo prosedur akan dilakukan
selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan sesedikit
mungkin.
3. Komunikatif
Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat
yang tepat, mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat.
Dalam melakukan pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada
pasien apa yang akan diperikssssa dan apa yang diharapkan. Apabila hasil
pemeriksaan normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya untuk memastikan hal
6
7
4. Hak Pasien
Hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent, hak pasien
untuk menolak pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status medik
pasien.
7
8
6. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai terapi walaupun tidak ada tanda
syok, tetap kirkan tentang syok saat mengevaluasi ibu lebih lanjut karna statusnya
dapat memburuk dengan cepat.
7. Atur posisi ibu berbaring miring kiri dengan meninggikan kakinya.
Longgarkan pakaian yang ketat.
8. Bicara pada ibu dan bantu agar tetap tenang. Tanyakan tentang apa yang
terjadi dan gejala yang dialami.
9. Lakukan pemeriksaan dengan cepat yang meliputi pemeriksaan TTV
dan warna kulit.
8
9
a. Keamanan anda
Nampaknya egoistis, namun kenyataan adalah bahwa keamanan diri sendiri
merupakan prioritas utama. Mengapa ? Karena bagaimana kita akan dapat
melakukan pertolongan jika kondisi kita sendiri berada dalam bahaya. Akan
merupakan hal yang ironis seandainya kita bermaksud menolong tetapi karena
tidak memperhatikan situasi kita sendiri yang terjerumus dalam bahaya.
b. Keamanan lingkungan
Ingat rumus do no further harm karena ini meliputi juga lingkungan sekitar
penderita yang belum terkena cidera. Sebagai contoh adalah saat mendekati mobil
yang sudah mengalami kecelakaan, dan keluar asap. Ingatkan dengan segera para
penonton untuk cepat-cepat menyingkir karena ada bahaya ledakan/api
c. Keamanan penderita
Betapapun ironisnya, tetapi prioritas terakhir adalah penderita sendiri, karena
penderita ini sudah cidera sejak awal. Apapun yang dilakukan pada penderita
ingatlah untuk do no further harm
Curigai atau antisipasi kejadian syok jika terdapat kondisi berikut ini:
Perdarahan pada kehamilan muda
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau pada saat persalinan
Perdarahan pascasalin
Infeksi berat (seperti pada abortus septik, korioamnionitis, metritis)
Kejadian trauma
Gagal jantung
2. Penentuan syok.
Kondisi berikut dapat menyebabkan terjadiya syok :
1. Dehidrasi (syok hipovolemik)
2. Serangan jantung (syok kardiogenik)
3. Gagal jantung (syok kardiogenik)
9
10
3. Penanganan syok
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki perfusi jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan
mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak bergantung pada penyebab syok.
Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan kausal.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan
nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan
ventilasi buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C
= circulation) pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik,
syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan
intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan
fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat,
yang juga bisa merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus
dicari dan ditanggulangi. Penanganannya meliputi:
a. Tatalaksana Umum
· Carilah bantuan tenaga kesehatan lain.
· Pastikan jalan napas bebas dan berikan oksigen.
· Miringkan ibu ke kiri.
· Hangatkan ibu.
· Pasang infus intravena (2 jalur bila mungkin) dengan menggunakan
· jarum terbesar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar yang tersedia).
· Berikan cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) sebanyak 1 liter
· dengan cepat (15-20 menit).
· Pasang kateter urin (kateter Folley) untuk memantau jumlah urin yang
keluar.
· Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam pertama, atau
hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau kondisi ibu dan tanda vital).
10
11
· Cari penyebab syok dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lebih
lengkap secara simultan, kemudian beri tatalaksana yang tepat sesuai penyebab.
11
12
12
13
Sumbatan jalan napas total terjadi pada seseorang yang mengalami tersedak oleh
benda asing sedangkan sumbatan sebagian disebabkan oleh cairan seperti sisa
muntah, darah atau sekret dalam rongga mulut, kondisi pangkal lidah yang jatuh
ke belakang, sumbatan benda padat, odema laring, spasme laring dan odema
faring.
Penyebab obstruksi saluran napas atas cukup bervariasi. Salah satu yang paling
umum adalah infeksi. Infeksi dapat menyebabkan peradangan, mulai dari laring
yang merupakan tempat pita suara berada sampai trakea yang membagi antara
paru kanan dan kiri.
Peradangan ini dapat menyebabkan pembengkakan saluran napas bagian atas dan
menimbulkan sumbatan. Benda asing juga dapat masuk ke dalam trakea dan
mengakibatkan penyumbatan pada jalan napas.
B. Saran
13
14
DAFTAR PUSTAKA
References
AbuAlRub, R, F., Al-Zaru, I, M. (2008). Job Stres, Recognition, Job Performance and
Intention to Stay at Work Among Jordanian Hospital Nurses. Journal of Nursing
Management, 16,227-23in the current document.
References
cKumiko Ii, 2007. Discovery and Assessment of the Nursing Needs (Community
Assessment). Hiroko Minami, Aiko Yamamoto (Editorial Supervision): A Disaster
Nursing Learning Text. Japan Nursing Association Publication Society, hlm.28 . es in
the current document.
References
Nurlienda, 2014. Donasi untuk bayi dan anak saat bencana.t.
References
Seiko Matsushita, 2004. Characteristics of the damages according to disaster cycle, kinds
of disasters, and objectives for care.Yuko Kuroda, Akiko Sakai (Editorial Supervision):
Disaster Nursing Text – to protect human life and security , Medika Publication,
hlm.28.ces in the current document.
14
15
References
Tatsue Yamasaki, 2007. The nursing to people who need much support at disaster.
Yasushi Yamamoto (Editorial Supervision): Health promotion at the time of the disaster.
Soudousya, hlm.28-36.
References
A. Yuko Ushio, 2007. Care for victims of the disaster in revival period.Hiroko Minami,
Aiko Yamamoto (Editorial Supervision): A Disaster Nursing Learning Text. Japan
Nursing Association publication society, hlm.101
15