Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEGAWAT DARURATAN BENCANA

BANTUAN HIDUP DASAR


(Tindakan Mengeluarkan Benda Asing, Pemasangan Neck Coller,
Tindakan Menghentikan Perdarahan)

Di susun oleh kelompok 11:

1. Fetri Shintiya : P07220118019


2. Irma Suryani : P07220118044
3. Iqbal Said Fajar L. : P07220118016
4. M. Hadi Winata : P07220118021
5. Nurul Hasanah Hafit : P07220118054
6. Rabiatul Adawiyah : P07220118025

KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
tugas mata Kegawat Daruratan Bencana yang berjudul “Bantuan Hidup Dasar
(Tindakan Mengeluarkan Benda Asing, Pemasangan Neck Coller, Tindakan
Menghentikan Perdarahan)” tepat waktu. Makalah ini tidak akan selesai tepat
waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat


kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Sehingga tugas yang sederhana ini dapat menjadi
bahan bacaan yang bermanfaat demi peningkatan mutu pendidikan. Dan tak
lupa kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada
kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan semua pihak yang membacanya.

Samarinda, 06 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ..........................................................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................................................

BAB II Tinjau Pustaka ............................................................................................................

A. Sumbatan Jalan Nafas ...........................................................................................................


B. Pemasangan Neck Collar ......................................................................................................
C. Perdarahan .................................................................................................................................

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan
jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi
darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007). Tujuan bnatuan
hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ
vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi
buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan
kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009). Tindakan bantuan
hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama pada pasien
dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi di luar
rumah sakit (Alkatiri, 2007). Cedera merupakan salah satu penyebab
kematian. Pada tahun 1990 3,2 juta kematian dan 312 juta orang
mengalami cedera di seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian akan
mencapai 3,8 juta dan pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma
akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau kedua untuk
semua kelompok umur (IKABI, 2004). Dari hasil penelitian
Chandrasekaran dkk pada tahun 2010 di india menunjukkkan bahwa
31% kalangan medis, mahasiswa keperawatan, mahasiswa
kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran tidak mengetahui
singkatan BLS yang merupakan Basic life support, 51% gagal
malakukan usaha penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan
hidup dasar, dan 74% tidak mengetahui lokasi yang tepat untuk
kompresi dada pada tindakan bantuan hidup dasar (Chandrasekaran,
2010). Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di
dunia (IKABI,2004) dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar
pada pasien trauma (Alkatiri, 2007) maka setiap orang seharusnya
terlatih dalam pemberian pertolongan pertama atau bantuan hidup
dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana cara menangani sumbatan jalan nafas akibat benda
asing?
2. bagaimana cara penatalaksanaan pemasangan neck collar?
3. Bagaimana cara menghentikan perdarahan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara menangani sumbatan jalan nafas akibat benda
asing.
2. Mengetahui cara pemasangan neck collar.
3. Mengetahui cara menghentikan perdarahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sumbatan Jalan Nafas


Sumbatan jalan napas oleh benda asing sering disebut tersedak
(choking). Hal yang tidak sering terjadi tetapi berpotensi mengancam
nyawa. Penyebab yang paling sering dijumpai pada orang dewasa adalah
sumbatan oleh makanan seperti daging, bakso, atau telur.
1. Pengertian
Penting untuk membedakan kegawatan ini dengan pingsan, ,sroke,
serangan jantung, kejang, kelebihan dosis obat, atau kondisi lain
yang menyebabkan kegagalan napas mendadak tetapi memerlukan
penanganan berbeda. Orang yang terlatih seringkali aapat mengenali
tanda choking. Itenda asing dapat mengakibatkan sumbatan jalan
napas:
a. Ringan (partial)
Bisa bicara atau rneojawab pertanyaan anda. atau hanya
batuk. Mungkin ada bunyi °mengik diantara batuk atau saat
korban bernapas
b. Berat (total).
Sumbatan yang berat (total): Tidak bisa bicara Tidak bisa
bernapasldiam berusaha untuk batuk atau tidak sadar.
Tanda umum sumbatan jalan napas/choking : terjadi saat sedang
makan, korban mungkin memegangi leher, terlihat sangat panik.

2. Penanganan Sumbatan Jalan Nafas


Manuver yang digunakan untuk obstruksi benda asing meliputi
manuver Heimlich (penekanan pada sub diafragma perut), chest
thrust, dan finger sweep. Sebagai metode tunggal, back blows tidak
lagi disarankan untuk mengatasi obstruksi pada orang dewasa. Pada
individu yang sadar, manuver Heimlich adalah manuver yang
direkomendasikan pada kebanyakan orang dewasa untuk
menghilangkan sumbatan jalan nafas dari benda padat. Hal ini tidak
berguna untuk cairan. Pada individu yang tidak sadar yang dicurigai
mengalami aspirasi benda asing, langkah pertama yang
direkomendasikan adalah finger sweep. Jika tidak, pada korban yang
tidak sadar urutan yang disarankan adalah manuver Heimlich hingga
lima kali, mulut terbuka dan lakukan finger sweep, lalu coba
ventilasi. Urutan ini dapat diulang sesuai kebutuhan sampai korban
pulih atau bantuan tambahan tiba.

a. Manuver Heimlich

Dijelaskan oleh Dr. Heimlich pada tahun 1975. Manuver ini


menciptakan batuk buatan melalui peningkatan diafragma dan
mendesak udara dari paru-paru. Ini dapat diulang beberapa kali.
Setiap dorongan individu harus dilakukan dengan korban
berdiri, duduk, atau berbaring, atau bisa dikelola sendiri. Untuk
korban berdiri atau duduk, penolong berdiri di belakang korban
dan meletakkan sisi jempol dari kepalan tangan ke garis tengah
perut korban tepat di atas pusar dan jauh di bawah prosesus
xiphoid. Sambil memegang kepalan tangan dengan tangan yang
lain, penolong menekan kepalan tangan ke perut korban dengan
dorongan cepat ke atas. Hal ini diulang sampai sumbatan keluar
atau korban menjadi tidak sadarkan diri. Untuk korban yang
tidak sadar, individu ditempatkan telentang di permukaan yang
keras dengan penolong duduk mengangkang paha korban. Tumit
tangan diposisikan di garis tengah tepat di atas umbilikus
korban, dan tangan kedua ditempatkan tepat di atas yang
pertama. Penolong kemudian memberikan dorongan ke atas
yang cepat. Untuk dorongan yang diberikan sendiri, individu
tersebut dapat menggunakan kepalan tangannya sendiri untuk
mengirim dorongan atau bersandar pada objek yang kokoh.
Potensi komplikasi manuver Heimlich meliputi cedera atau
ruptur viscera abdomen atau toraks atau regurgitasi isi perut

b. Chest Thrust

Manuver ini digunakan terutama jika seseorang mengalami


obesitas atau pada tahap akhir kehamilan dan penolong tidak
dapat menjangkau sekitar perut korban untuk melakukan
dorongan perut. Untuk melakukan dorong dada dengan korban
berdiri atau duduk, penolong berdiri di belakang korban dan
meletakkan sisi ibu jari dari kepalan tangan terhadap sternum
korban, menjauhi batas kosta dan prosesus xiphoid. Sambil
memegang kepalan tangan dengan tangan satunya, penolong
menekan kepalan tangan ke dada korban dengan dorongan cepat
ke belakang. Hal ini diulang sampai sumbatan keluar atau
korban menjadi ttidak sadarkan diri. Untuk korban yang tidak
sadar, individu tersebut ditempatkan telentang di permukaan
yang tegas dengan penolong berlutut di dekat sisi korban.
Tangan diletakkan di posisi yang sama seperti untuk kompresi
dada, yaitu pada sternu bawah dan melakukan dorong dengan
cepat.

B. Pemasangan Neck Collar


1. Pengertian
Pemasangan neck collar adalah memasang alat neck collar untuk
immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal). Salah satu
jenis collar yang banyak digunakan adalah SOMI Brace (Sternal
Occipital Mandibular Immobilizer). Namun ada juga yang
menggunakan Xcollar Extrication Collar yang dirancang untuk
mobilisasi (pemindahan pasien dari tempat kejadian kecelakaan ke
ruang medis). Namun pada prinsipnya cara kerja dan prosedur
pemasangannya hampir sama.

2. Tujuan
a. Mencegah pergerakan tulang servik yang patah (proses
imobilisasi serta mengurangi kompresi pada radiks saraf)
b. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal
cord
c. Mengurangi rasa sakit
d. Mengurangi pergerakan leher selama proses pemulihan
3. Indikasi
a. Digunakan pada pasien yang mengalami trauma leher, fraktur
tulang servikal.
b. C collar di pasangkan untuk pasien 1 kali pemasangan.
Penggunaan ulang C Collar tidak sesuai dengan standar
kesehatan dan protap.

4. SOP Neck Collar


C. Perdarahan
1. Pengertian
Perdarahan adalah hilangnya darah dari pembuluh darah.
I'erdarahan dapat berupa perdarahan luar yang terlihat, atau
pcrdarahan dalam (di dalam tubuh) yang tidak terlihat oleh mata.
Perdarahan yang hebat atau perdarahan yang tidak tertangani (i;rpat
mengakibatkan hilangnya kesadaran dan kematian, oleh k;rrena itu
penolong pertama harus mampu menghentikan prdarahan yang
hebat. I rrka terbuka dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak
dan hrrman mudah masuk ke dalam tubuh.

2. Jenis Perdarahan
Perdarahan digolongkan berdasarkan jenis pembuluh darah
a. Perdarahan arteri

darah arteri banyak mengandung oksigen, berwarna merah


nitida dan memiliki tekanan sesuai dengan pompaan jantung,
(darah akan memancar dari luka seirama dengan denyut
jantung. Perdarahan arteri dapat memancar hingga beberapa
meter dan dengan cepat dapat mengosongkan sistem pnnbuluh
darah.
b. Perdarahan vena

Darah vena mengandung sedikit oksigen, berwarna merah gelap,


mempunyai tekanan yang lebih kecil dari tekanan arteri, tetapi
karena vena bisa mengembang cukup besar, maka dia juga bisa
menampung darah yang banyak, jadi rusaknya vena yang parah
dapat mengakibatkan perdarahan yang sangat hebat juga.

c. Perdarahan kapiler

Perdarahan kapiler ditandai dengan merembesnya darah dari


luka. Walaupun perdarahan kapiler ini mudah terjadi, namun
tingkat kehilangan darah secara umum dapat diabaikan. Trauma
tumpul dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah kapiler
dibawah kulit, yang mengakibatkan perdarahan pada jaringan
(memar) Walaupun perdarahan luar nampak jelas atau
perdarahan dalam tidak nampak, penolong pertama harus bisa
mengenali tandatanda lain yang menunjukkan adanya
perdarahan yang hebat.

3. Perdarahan Luar
Tujuan Penanganan:
 Menghentikan perdarahan
 Mencegah syok
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mencari pertolongan medis secepatnya

Perdarahan luar yang hebat biasanya terjadi akibat luka sayat


yang dalam atau robeknya kulit. Kebanyakan perdarahan hebat
bersumber dari arteri walaupun perdarahan vena (yang banyak
terdapat pada tungkai bawah) juga dapat menyebabkan
perdarahan hebat. Penolong pertama harus dapat
memperkirakan jumlah darah yang sudah hilang dari luka.
Jumlah darah dari setiap orang bervariasi tergantung clan berat
badan seseorang ( 7 % dari berat badan). Orang dewasa masih
bisa mentolerir kehilangan beberapa mililiter darah, tetapi bagi
bayi, kehilangan 300 ml darah dapat mengakibatkan kematian.

a. Penanganan Perdarahan Luar


Perdarahan luar yang hebat dapat mengakibatkan kematian
segera Tindakan pertolongan yang cepat harus segera dilakukan.
 Lindungi diri kita - Pakai sarung tangan, jika tersedia
 Baringkan pasien bila perdarahan hebat
 Buka clan robek pakaian yang menutupi luka agar
penolong dapat melihat dengan jelas apakah ada benda
yang tertancap atau tidak.
 Berikan tekanan langsung pada luka dengan
menggunakan kain steril atau perban
 Angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari jantung bila
memungkinkan
 Balut luka dengan balut tekan. Balutan dapat
menghentikan perdarahan, tetapi aliran darah ke bagian
tubuh lain tetap lancar
 Jika perdarahan belum berhenti juga, tambahkan perban
lagi
 Periksa denyut nadi di bagian distal (ujung) anggota
gerak yang dibalut untuk memastikan aliran darah tidak
terhambat.
 Periksa kembali apakah perdarahan sudah berhenti dan
balutan tidak terlalu kencang.
 Istirahatkan clan tenangkan korban untuk mengurangi
panik.
 JANGAN memberikan makan atau minum
 JANGAN memberikan obat clan alkohol Mengikat secara
total pembuluh darah arteri (torniket) dapat mencegah
terjadinya perdarahan yang dapat mengancam nyawa,
i0api dapatjuga mengakibatkan kerusakan pada anggota
gerak y;ing diikat. GUNAKAN TORNIKET sebagai pilihan
terakhir tintuk menghentikan perdarahan apabila cara
lain gagal. Mitialnya pada kasus terpotongnya tungkai
akibat terkena balingkiling, mesin pemotong atau
serangan ikan hiu.
b. Mencegah Syok
Salah satu komplikasi perdarahan luar yang hebat adalah syok. i
hiluk mencegah terjadinya syok, langkah berikut dapat
dilakukan
 Baringkan korban (terlentang), clan tinggikan tungkai
bawah korban, pastikan tidak ada patah tulang di tungkai
bawah
 Longgarkan pakaian pada leher, dada, clan pinggang
 Panggil ambulans, lindungi korban dari kedinginan
 Periksa dan catat pernapasan, nadi pada tangan, dan
tingkat kesadaran korban setiap 10 menit
 Catat jenis dan jumlah serta sumber perdarahan dari
tubuh. .lika memungkinkan, kirim sampel darah bersama
dengan ko~rban ke rumah sakit
 Jika korban hilang kesadarannya, baringkan korban
dengan mngkai ditinggikan, jaga jalan napas tetap
terbuka clan pertahankan suhu tubuh korban tetap
hangat
 Jika harus meninggalkan korban untuk mencari
pertolongan, herikan posisi miring
c. Meminimalkan Resiko Infeksi
Jika luka tidak besar clan tidak terjadi perdarahan luar yang
hebat, anda selanjutnya harus mempertimbangkan bagaimana
cara mencegah infeksi
 Pastikan keselamatan anda
 Sebisa mungkin, cuci tangan anda dengan sabun clan air
hangat clan gunakan alat petindung diri yang sesuai
 Hindari menyentuh daerah luka langsung dengan jari
anda (gunakan sarung tangan sekali pakai)
 Cuci luka dengan cairan antiseptik clan tutup dengan kasa
steril, bila tersedia
 Jangan berbicara, batuk atau buang napas pada luka atau
balutan
 Cari bantuan medis

4. Perdarahan Dalam
Perdarahan dalam biasanya terjadi setelah tubuh mengalami cedera,
misalnya: patah tulang atau luka tusuk. Perdarahan dalam dapat juga
terjadi secara spontan, misalnya perdarahan dari lambung. Hal ini
bisa menjadi sangat serius, walaupun darah tersebut tidak keluar
dari tubuh, tetapi darah tersebut telah keluar dari sistem sirkulasi
sehingga syok mungkin terjadi. Lagi pula berkumpulnya darah dapat
mengakibatkan tekanan pada organ dalam seperti paru-paru clan
otak.
a. Kapan harus curiga adanya perdarahan dalam
Kita harus mencurigai adanya perdarahan dalam, jika terdapat
tanda-tanda syok tanpa adanya gejala kehilangan darah setelah
terjadi kecelakaan. Pada daerah yang cedera, biasanya ada
memar atau perubahan warna. Mungkin ada darah yang keluar
melalui lubang tubuh (hidung, telinga, clan lain-lain) yang
berupa darah segar atau darah yang bercampur dengan cairan
tubuh lainnya.
b. Tanda dan Gejala
Akan terdapat tanda-tanda:
 Pucat
 Dingin clan kulit lembab
 Denyut nadi cepat dan lemah
 Rasa sakit
 Haus
 Bingung, gelisah, kemungkinan menjadi pingsan dan tidak
sadar
 Informasi dari korban mengenai riwayat kecelakaan,
riwayat cedera dan penggunaan obat sebelumnya
 Setelah mengalami cedera hebat, akan tampak memar
 Perdarahan dari lubang tubuh tertentu.
c. Penanganan Perdahan Dalam
Tujuan:
 Segera membawa korban ke rumah sakit
 Mencegah terjadinya syok
Tindakan:

 Lindungi diri anda


 Bila mungkin cuci tangan dengan sabun dan air hangat
sorU gunakan alat pelindung diri (sarung tangan)
 Bantu korban untuk berbaring, naikkan dan sangga
lungkai bawah lebih tinggi dari jantung. Pastikan tidak
ada paiah tulang di tungkai bawah
 Longgarkan pakaian yang ada di leher, dada dan panggul
 Segera panggil petugas medis. Cegah agar korban tidak
kedinginan.
 Periksa dan catat pernapasan, denyut nadi pada
pergelangan tangan, dan tingkat kesadaran setiap 5-10
menit.
 Catat jenis perdarahan, jumlah darah yang keluar. Jika
perlu kirimkan contoh darah beserta korban ke rumah
sakit.
 Jika pasien tidak sadar, letakkan korban dalam posisi
stabil dan nyaman.
5. SOP Tindakan Menghentikan Perdarahan
D.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan
napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah
tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007). Tujuan bnatuan hidup
dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital
seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan
sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan kekuatan
sendiri secara normal (Latief, 2009). Sumbatan jalan napas oleh benda
asing sering disebut tersedak (choking). Hal yang tidak sering terjadi
tetapi berpotensi mengancam nyawa. Penyebab yang paling sering
dijumpai pada orang dewasa adalah sumbatan oleh makanan seperti
daging, bakso, atau telur. Pemasangan neck collar adalah memasang alat
neck collar untuk immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal).
Salah satu jenis collar yang banyak digunakan adalah SOMI Brace
(Sternal Occipital Mandibular Immobilizer). Perdarahan adalah
hilangnya darah dari pembuluh darah. I'erdarahan dapat berupa
perdarahan luar yang terlihat, atau pcrdarahan dalam (di dalam tubuh)
yang tidak terlihat oleh mata. Perdarahan yang hebat atau perdarahan
yang tidak tertangani (i;rpat mengakibatkan hilangnya kesadaran dan
kematian, oleh k;rrena itu penolong pertama harus mampu
menghentikan prdarahan yang hebat.
DAFTAR PUSTAKA

Conner, David. (2011). “Bantuan Hidup Dasar”. https://id.scribd.com/doc/


70756547/1-BANTUAN-HIDUP-DASAR. Diakses pada pukul 19.35

Susmanto, Edi. (2017). “Prosedur Pemasangan Cervical Collar/Collar Neck”.


https://id.scribd.com/document/339255312/PEMASANGAN-neck-
collar-docx. Diakses pada pukul 19.35

Anda mungkin juga menyukai