Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

PERTOLONGAN PERTAMA PERDARAHAN PADA


KECELAKAAN

Dosen :

Dwi Setyorini, M.Biomed

Disusun Oleh:

Agnes Eka Alfionita ( 202001005 )


Febry Eka Ardian Prastiwi ( 202001024 )
Ulpiatun Saleha ( 202001059 )
Aliffian Fadli Putra Winantoro ( 202001070 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA PARE KEDIRI

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Promosi Kesehatan Pertolongan Pertama
Perdarahan Pada Kecelakaan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas dosen mata kuliah Promosi Kesehatan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pertolongan Pertama Perdarahan Pada Kecelakaan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Setyorini,


M.Biomed selaku dosen pembimbing mata kuliah Promosi Kesehatan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pare, 15 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan..........................................................3
2.2 Tujuan Pertolongan Pertama Pada Perdarahan............................................................3
2.3 Prinsip pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...........................................................4
2.4 Tahapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.........................................................4
BAB III TINJAUAN MATERI
3.1 Definisi Perdarahan ....................................................................................................7
................................................................................................................................................
3.2 Jenis-jenis Perdarahan.................................................................................................7
3.3 Cara Menghentikan Perdarahan...................................................................................9
3.4 Perawatan Pada Perdarahan.......................................................................................11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................................12
4.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecelakaan merupakan masalah kesehatan yang sangat serius di dunia, masalah


yang sama juga di hadapi di berbagai negara termasuk Indonesia. Kondisi kegawat daruratan
dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Sudah menjadi tanggung jawab petugas kesehatan
untuk menangani masalah tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan kondisi kegawat
daruratan dapat terjadi pada daerah yang sulit dijangkau oleh petugas kesehatan (Sudiharto &
Sartono, 2011). Kondisi kegawatan salah satu diantaranya adalah perdarahan yang dapat
disebabkan karena kecelakaan lalu lintas. Perdarahan adalah rusaknya dinding pembuluh
darah yang disebabkan ruda paksa (trauma) atau penyakit (Darwis, Dkk, 2009). Di negara
berkembang seperti Indonesia kasus kecelakaan lalu lintas merupakan permasalahan yang
serius kematian karena kecelakaan lalu lintas diperkirakan akan meningkat secara dramatis
menyebabkan kematian sekitar 1,9 juta orang per tahun pada tahun 2020, karena pesatnya
pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan dan urbanisasi yang menyebabkan
permintaan yang besar akan transportasi.
Sesuai dengan data yang dikumpulkan oleh Satlantas Polres Jember, selama
tahun 2017 jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 1.066 kejadian. Kasat Lantas Polres
Jember AKP Prianggo Parlidungan Malau mengatakan, “selama tahun 2017 kecelakaan lalu
lintas di kabupaten Jember cukup tinggi hingga mencapai 1.066. Hal ini yang perlu
diperhatikan bagi seluruh pengendara baik roda dua maupun roda empat.” Awal tahun 2018
ini, mulai dari bulan Januari hingga akhir bulan April 2018, sudah terjadi 403 kejadian
kecelakaan lalu lintas. Dengan kondisi seperti ini Jember menduduki posisi kedua yang
mengalami kecelakaan lalu lintas di Provinsi Jawa Timur dan itu semua didominasi oleh
kendaraan roda dua (AKP Prianggo, 2018).
Menurut Riskesdas (2018), proporsi cedera disebabkan kecelakaan lalu lintas
menurut provinsi dan karakteristik, Jawa Timur menduduki urutan ke 20 dengan jumlah
2,2%. Proporsi bagian tubuh yang terkena cedera yaitu 11,9% kepala, 2,6% dada, 6,5%
punggung, 2,2% perut, 32,7% anggota gerak atas dan 67,9% anggota gerak bawah. Dari
cedera tersebut dapat mengakibatkan kecacatan fisik secara permanen, menurut Riskesdas

1
(2018) proporsi kecacatan fisik permanen akibat cedera yaitu 0,5% panca indera tidak
berfungsi, 0,6% kehilangan sebagian anggota tubuh dan 9,2% bekas luka permanen
mengganggu kenyamanan. Pada fraktur tertutup, perdarahan dapat terjadi 1-1,5 liter, dan
juga terjadi kerusakan jaringan lunak yang masif. Jumlah ini adalah hampir 20-30% volume
tubuh. Bila perdarahan tersebut berlanjut, pasien akan jatuh ke dalam keadaan syok
hemorhagik dan keadaan ini termasuk dalam kegawat daruratan.
Sedangkan, jika dalam memberikan pertolongan yang salah pada korban dengan
kasus perdarahan maka dapat memperparah kondisi korban. Dari masalah diatas maka
peneliti ingin memberikan pelatihan penghentian perdarahan pada korban kecelakaan lalu
lintas. Agar pengetahuan dan keterampilan penanganan korban dengan perdarahan dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat. Kemudian setelah diberi pelatihan akan diukur
pengetahuan dan keterampilan penghentian perdarahan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pertolongan pertama pada kasus perdarahan ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum

Mampu memberikan pertolongan pertama pada korban perdarahan akibat kecelakaan


2. Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui teori dalam penanganan perdarahan
• Untuk memberi pelatihan keterampilan penanganan perdarahan akibat kecelakaan
• Untuk memberi pertolongan pada korban kegawatdaruratan

1.4 Manfaat

1. Dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga dapat memenuhi tugas Promosi


Kesehatan yang diberikan

2
2. Sebagai sarana media pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pertolongan Pertama


Pertolongan pertama adalah memberikan pertolongan dan pengobatan darurat dengan
sementara yang dilakukan secara cepat dan tepat. Tujuan utama bukan untuk memberikan
pengobatan, tapi suatu usaha untuk mencegah dan melindungi korban dari keparahan yang
lebih lanjut akibat kecelakaan (Lutfisari, 2016).
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan pertama yang harus
segera diberikan pada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan
cepat dan tepat sebelum korban dibawa ketempat rujukan atau Rumah Sakit. P3K yang
dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan pertama
yang lengkap oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya ( Saputra, 2014).
2.2. Tujuan Pertolongan Pertama

Menurut Tilong (2014) pertolongan pertama dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan berikut:


a. Dasar utama dilakukannya pertolongan pertama adalah untuk menyelamatkan nyawa
korban. Jadi, pertolongan
b. pertama ditunjukan supaya kondisi korban tidak menjadi semakin parah yang bisa
berujung pada kematian.
c. Pertolongan pertama juga bertujuan untuk mencegah, lebih tepatnya meminimalisir
terjadinya cacat pada korban seperti pada kasus kecelakaan, luka gigitan binatang dan
lain-lain.
d. Pertolongan pertama dapat memberikan rasa nyaman pada korban dan penderita. Sebab,
pertolongan pertama yang diberikan akan sangat membantu meringankan penderitaan
korban.
e. Pertolongan pertama juga dimaksudkan untuk membantu proses penyembuhan korban.
Sebab pertolongan pertama yang diberikan hakikatnya, tidak hanya memberikan rasa
nyaman pada korban tapi juga menjadi salah satu media agar penderita bisa sembuh
dengan lebih cepat.

3
2.3. Prinsip Pertolongan Pertama
Beberapa prinsip dasar dari pertolongan pertama menurut Tilong (2014) diantaranya
adalah:
1. Periksa terebih dahulu apakah di sekitar tempat kejadian ada orang lain yang bisa
membantu atau tidak .
2. Lakukan pertolongan pertama dengan tenang. Atur emosi dan psikis. Sebab, pada
dasarnya, pertolongan pertama harus dilakukan dengan fokus dan tenang, tanpa harus
panik dan terburu-buru.
3. Jika banyak orang, mintalah bantuan untuk bersama-sama memberikan pertolongan
kepada penderita atau korban. Semakin banyak orang, pertolongan pertama yang
diberikan akan semakin baik.
4. Pada penderita sadar, anda harus bisa meyakinkan penderita bahwa anda orang yang akan
memberikan pertolongan padanya. Anda akan melakukan apapun dan juga sanggup
melakukannya karena anda memang seorang penyelamat.
5. Lakukan pertolongan pertama dengan cepat. Cepat bukan hanya dalam arti cekatan
menghampiri penderita namun yang lebih pentig adalah cepat dalam memberikan
tindakan pertolongan.
6. Anda juga diharuskkan untuk bisa mempersiapkan sarana transportasi untuk membawa
korban ke klinik atau rumah sakit terdekat. Anda bisa menyiapkan tandu atau
menghubungi ambulance. Dan jika tidak bisa melakukannya sendiri, mintalah bantuan
pada orang-orang yang ada disekitar Anda.
7. Jangan lupa untuk mengamankan barang-barang milik korban. Selain memanfaatkan
untuk menjaga agar barangbarang tersebut tidak hilang, anda juga akan lebih mudah
untuk segera menghubungi keluarga korban.

2.4. Tahapan Pertolongan Pertama


Menurut Tilong (2014) menyebutkan tahapan-tahapan dalam memberi pertolongan
pertama adalah:
1. Jangan panik

4
Sebagai penolong, jangan pernah panik. Segera berikan pertolongan dengan
cekatan dan tenang supaya korban tidak mengalami hal yang lebih buruk dari semestinya.
Jika misalnya kecelakaan yang terjadi bersifat massal, pertolongan harus diutamakan
kepada korban yang kondisinya lebih parah terlebih dahulu. Jika memungkinkan, korban
dengan cedera ringan, ajarkan untuk membantu dalam memberikan pertolongan terhadap
korban yang cedera parah.
2. Pastikan keadaan aman untuk menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-
benar aman bagi penolong, orang-orang sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri.
Periksalah segala sesuatu yang yang dapat mengancam keselamatan. Gunakan pelindung
diri yang ada, seperti sarung tangan dam masker untuk mencegah faktor resiko infeksi
menular. Jangan mengambil resiko untuk menjadi korban berikutnya.
3. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
Jauhkan korban dari sumber kecelakaan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan
ulang yang akan memperparah kondisi korban. Misalnya, saat ada di lokasi longsor,
jauhkan dari tempat yang kira-kira akan terjadi longsor susulan. Dengan menjauhkan
korban dari lokasidapat memberikan pertolongan dengan tenang dan jauh dari kecelakaan
lain yang mungkin terjadi berikutnya.
4. Pastikan kondisi kesadaran korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika kenal atau teriak
agak keras di dekat telinga korban. Jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban
perlahan namun tegas. Berikan rangsangan nyeri misalnya mencubit bagian telinga
korban. Jika korban masih tidak ada respon, segera panggil bantuan medis dan lakukan
tahap selanjutnya, karena masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis
datang.
5. Hentikan pendarahan
Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat membawa kematian
hanya dalam waktu 3 sampai 5 menit. Untuk itu, jika ada luka dengan intensitas darah
yang sangat deras, segera tutup luka dengan menggunakan sapu tangan atau kain bersih.
Kalau lokasi luka memungkinkan, letakan bagian pendarahan lebih tinggi dari pada
bagian tubuh.

5
6. Perhatikan tanda-tanda shock
Korban ditelentangkan dengan bagian kepala diletakan lebih rendah dari anggota
tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar,
telungkupkan dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Cara ini juga
dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah dan
air ke dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami Cidera didada dan penderita
mengalami sesak nafas, Tetapi masih sadar letakan pada posisi setengah duduk.
7. Jangan memindahkan korban terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempat sebelum dapat di pastikan jenis dan
tingkat cedera Yang dialaminya, kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan
bagi korban untuk dibiarkan di tempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih
dahulu, pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Ketika
mengusung korban, usahakan supaya kepala korban tetap terlindung dan jangan Sampai
saluran pernapasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
8. Segera bawa korban ke Rumah Sakit
Setelah dilakukan pertolongan pertama, mungkin pertolongan medis segera
datang. Jika tidak, segera bawa korban ke sentral pengobatan, puskesmas, atau rumah
sakit. Serahkan keputusan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang kompeten.

6
BAB III
TINJAUAN MATERI

3.1 Definisi Perdarahan


Perdarahan adalah rusaknya dinding pembuluh darah yang diakibatkan oleh luka
paksa atau penyakit sehingga darah keluar dari tubuh melalui luka. Seperti luka robek,
luka sayatan, luka tusuk, dan lain-lain.
3.2 Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1 Perdarahan luar (Terbuka)
Perdarahan yang dapat dilihat dengan jelas dengan adanya darah yang keluar dari
luka. Luka ini berada dipermukaan luar kulit atau bagian tubuh. Untuk membantu
memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang
dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah
ke gejala dan tanda syok penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi
dalam jumlah yang cukup banyak. Perawatan untuk perdarahan luar, antara lain:
1) Tekanan langsung
2) Elevasi
3) Titik tekan
4) Imobilisasi

7
 Macam – Macam Perdarahan Luar
1. Perdarahan Arteri
2. Perdarahan Vena
3. Perdarahan Kapiler

2 Perdarahan dalam (tertutup)


Perdarahan ini tidak tampak terlihat dan darah pun tidak keluar banyak dari luka,
ciri-ciri perdarahaan Dalam seperti memar. Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala
kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati
pada perdarahan dalam. Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1) Bentuk darah berwarna merah muda

8
2) Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
3) Terdapat memar
4) Bagian abdomen terasa lunak.
Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit.
Banyak
kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah
korban ini bisa masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong
dapat tertular penyakit. Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan
seperti :
1) Riwayat benturan tumpul yang kuat
2) Memar
3) Batuk darah
4) Buang Air Kecil atau Buang Air Besar berdarah
5) Luka tusuk
6) Patah tulang tertutup
7) Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut.

3.3 Cara menghentikan perdarahan


A. Tekanan langsung
1 Tekan daerah yang terluka dengan tangan (pastikan menggunakan sarung
tangan) dan angkat daerah yang terluka lebih tinggi dari jantung
2 Jangan pernah melepas objek yang tertancam dalam luka
3 Jaga tekanan paling tidak selama 5 menit atau sampai darahnya berhenti
4 Evaluasi ekstremitas yang berdarah kira-kira 6 menit selama melakukan tekanan
langsungJangan meninggikan jika terjadi patah tulang

B. Tekanan dengan dressing


1 Letakkan dan tekan kasa diatas luka korban dan balut dengan kasa dengan erat
untuk mengontrol perdarahan (pastikan untuk selalu palpasi nadi korban)
2 Jangan melepas balutan sanpai dokter mengevaluasi korbanBiasanya perdarahan
bisa berhenti karena tekanan oleh kasa lebih besar disbanding tekanan dalam

9
arteri

C. Tourniquet

Jika perdarahan tidak dapat teratasi menggunakan tekanan langsung dan


dressing, lanjutkan dengan menggunakan tourniquet atau kain yang sudah di lipat
panjang dan digunakan untuk menali. Bahan yang bisa di gunakan seperti : kain yang
sudah dilipat atau dipelintir, ban karet dalam.
1 Jangan menggunakan sabuk, kawat dan sejenisnya.
2 Pasang segera jika terjadi perdarahan .Pasang diatas dengan jarak 5 cm atau
selebar 5 jari tangan diatas luka
3 Tali pertama kemudian gunakan kayu atau tongkat kecil diatas tali pertama
kemudian di tali lagi sebanyak 2 kali atau sekencangnya. Guna dari tongkat
tersebut untuk mengencangkan dan mengendorkan tourniquet tersebut.Jangan
dilepaskan sampai dokter memeriksa, jangan memasang tourniquet pas di sendi,

10
jangan menutup torniquet dengan balutan.
4 Kencangkan toniquet selama 10 menit dan kendorkan selama 30 detik, evaluasi
daerah yang terluka supaya tidak kebiruan karena kekurangan darah.
5 Splint atau bidai Splint udara. Di pasang dan di kembungkan sehingga mampu
menekan daerah yang berdarah Rigit splint, bidai dengan kayu yang sudah
dibungkus dengan kasa sehingga empuk. Bisa di eratkan dengan lilitan balutan
kasa gulung.Traksi splint, hanya bisa di gunakan untuk daerah kaki. Untuk
menstabilkan jika terjadi patah tulang.

3.1 Perawatan pada Perdarahan


1 Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan
1) Pakai Alat Pelindung Diri (APD) agar tidak terkena darah atau cairan tubuh
korban.
2) Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan.
3) Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
4) Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairah
tubuh korban.
2 Pada perdarahan besar
1) Jangan buang waktu mencari penutup luka
2) Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau
dengan bahan lain.
3) Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya
pada alat gerak) bila masih belum berhenti maka lakukanlah penekanaan pada
titik-titik tekan.
4) Pertahankan dan tekan cukup kuat
5) Pasang pembalutan penekanan
3 Pada perdarahan ringan atau terkendali
1) Gunakan tekanan langsung pada penutup luka
2) Tekan sampai perdarahan terkendali
3) Pertahankan penutup luka dan balut

11
4) Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
4 Perdarahan dalam atau curiga perdarahan dalam
1) Baringkaan dan istirahatkan penderita
2) Buka jalan napas dan pertahankan
3) Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
4) Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok
5) Jangan beri makan atau minum
6) Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
7) Rujuk ke pelayanan kesehatan (Public Health zone, 2013).

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertolongan pertama adalah memberikan pertolongan dan pengobatan darurat dengan
sementara yang dilakukan secara cepat dan tepat. Tujuan utama bukan untuk memberikan
pengobatan, tapi suatu usaha untuk mencegah dan melindungi korban dari keparahan
yang lebih lanjut akibat kecelakaan (Lutfisari, 2016).
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan pertama yang
harus segera diberikan pada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ketempat rujukan atau Rumah
Sakit. P3K yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan pertama yang lengkap oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya ( Saputra,
2014).
Tujuan Pertolongan Pertama Menurut Tilong (2014) pertolongan pertama dilakukan
berdasarkan tujuan-tujuan berikut:
1) Dasar utama dilakukannya pertolongan pertama adalah untuk menyelamatkan
nyawa korban.
2) Pertolongan pertama juga bertujuan untuk mencegah, lebih tepatnya
meminimalisir terjadinya cacat pada korban seperti pada kasus kecelakaan, luka
gigitan binatang dan lain-lain.
Segera berikan pertolongan dengan cekatan dan tenang supaya korban tidak

12
mengalami hal yang lebih buruk dari semestinya. Jika memungkinkan, korban dengan
cedera ringan, ajarkan untuk membantu dalam memberikan pertolongan terhadap korban
yang cedera parah. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya Jauhkan korban dari
sumber kecelakaan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan
memperparah kondisi korban. Dengan menjauhkan korban dari lokasidapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan jauh dari kecelakaan lain yang mungkin terjadi
berikutnya. Untuk itu, jika ada luka dengan intensitas darah yang sangat deras, segera
tutup luka dengan menggunakan sapu tangan atau kain bersih. Jangan memindahkan
korbanterburu-buru Korban tidak boleh dipindahkan dari tempat sebelum dapat di
pastikan jenis dan tingkat cedera Yang dialaminya, kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban.
4.2 Saran
Bagi Petugas Kesehatan:
diharapkan para petugas kesehatan dapat meningkatkan pemberian pendidikan
kesehatan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan bagi masyarakat umun bukan
hanya pada siswa sekolah atau mahasiswa. Meningat banyaknya kejadian kecelakaan lalu
lintas di Indonesia dan terjadinya peningkatan kondisi buruk atau angka kematian akibat
kecelakaan lalu lintas karena tidak mendapat pertolongan pertama di tempat kejadian.
Bagi Masyarakat:
diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui pentingnya tindakan pertolongan
pertama pada kecelakaan dan timbulnya keinginan untuk mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Sehingga pengetahuan
masyarakat tentang pertolongan pertama pada kecelakaan meningkat dan memiliki
motivasi baik dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Eldanari, D. (2018). KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN INSPEKSI KESELAMATAN


JALAN DI KOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (STUDI
KASUS: RUAS JALAN TJILIK RIWUT KM 1–KM 10) (Doctoral dissertation,
UAJY).

Huda, N., Zuhroidah, I., Toha, M., & Sujarwadi, M. (2021). Pelatihan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K) Pada Guru Pembina Dan Anggota Pmr. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 4(2), 323-328.

Mainoko, Y. W. (2017). KARAKTERISTIK KECELAKAAN DAN INSPEKSI


KESELAMATAN JALAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, UAJY).

Novitasari, D. R. (2019). PENGARUH PELATIHAN KEGAWATAN PENGHENTIAN


PERDARAHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PADA KSR
PMI SE KABUPATEN JEMBER (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Jember).

14

Anda mungkin juga menyukai