Dosen :
Disusun Oleh:
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan..........................................................3
2.2 Tujuan Pertolongan Pertama Pada Perdarahan............................................................3
2.3 Prinsip pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...........................................................4
2.4 Tahapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.........................................................4
BAB III TINJAUAN MATERI
3.1 Definisi Perdarahan ....................................................................................................7
................................................................................................................................................
3.2 Jenis-jenis Perdarahan.................................................................................................7
3.3 Cara Menghentikan Perdarahan...................................................................................9
3.4 Perawatan Pada Perdarahan.......................................................................................11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................................12
4.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(2018) proporsi kecacatan fisik permanen akibat cedera yaitu 0,5% panca indera tidak
berfungsi, 0,6% kehilangan sebagian anggota tubuh dan 9,2% bekas luka permanen
mengganggu kenyamanan. Pada fraktur tertutup, perdarahan dapat terjadi 1-1,5 liter, dan
juga terjadi kerusakan jaringan lunak yang masif. Jumlah ini adalah hampir 20-30% volume
tubuh. Bila perdarahan tersebut berlanjut, pasien akan jatuh ke dalam keadaan syok
hemorhagik dan keadaan ini termasuk dalam kegawat daruratan.
Sedangkan, jika dalam memberikan pertolongan yang salah pada korban dengan
kasus perdarahan maka dapat memperparah kondisi korban. Dari masalah diatas maka
peneliti ingin memberikan pelatihan penghentian perdarahan pada korban kecelakaan lalu
lintas. Agar pengetahuan dan keterampilan penanganan korban dengan perdarahan dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat. Kemudian setelah diberi pelatihan akan diukur
pengetahuan dan keterampilan penghentian perdarahan.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
1.4 Manfaat
2
2. Sebagai sarana media pembelajaran dan menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3. Prinsip Pertolongan Pertama
Beberapa prinsip dasar dari pertolongan pertama menurut Tilong (2014) diantaranya
adalah:
1. Periksa terebih dahulu apakah di sekitar tempat kejadian ada orang lain yang bisa
membantu atau tidak .
2. Lakukan pertolongan pertama dengan tenang. Atur emosi dan psikis. Sebab, pada
dasarnya, pertolongan pertama harus dilakukan dengan fokus dan tenang, tanpa harus
panik dan terburu-buru.
3. Jika banyak orang, mintalah bantuan untuk bersama-sama memberikan pertolongan
kepada penderita atau korban. Semakin banyak orang, pertolongan pertama yang
diberikan akan semakin baik.
4. Pada penderita sadar, anda harus bisa meyakinkan penderita bahwa anda orang yang akan
memberikan pertolongan padanya. Anda akan melakukan apapun dan juga sanggup
melakukannya karena anda memang seorang penyelamat.
5. Lakukan pertolongan pertama dengan cepat. Cepat bukan hanya dalam arti cekatan
menghampiri penderita namun yang lebih pentig adalah cepat dalam memberikan
tindakan pertolongan.
6. Anda juga diharuskkan untuk bisa mempersiapkan sarana transportasi untuk membawa
korban ke klinik atau rumah sakit terdekat. Anda bisa menyiapkan tandu atau
menghubungi ambulance. Dan jika tidak bisa melakukannya sendiri, mintalah bantuan
pada orang-orang yang ada disekitar Anda.
7. Jangan lupa untuk mengamankan barang-barang milik korban. Selain memanfaatkan
untuk menjaga agar barangbarang tersebut tidak hilang, anda juga akan lebih mudah
untuk segera menghubungi keluarga korban.
4
Sebagai penolong, jangan pernah panik. Segera berikan pertolongan dengan
cekatan dan tenang supaya korban tidak mengalami hal yang lebih buruk dari semestinya.
Jika misalnya kecelakaan yang terjadi bersifat massal, pertolongan harus diutamakan
kepada korban yang kondisinya lebih parah terlebih dahulu. Jika memungkinkan, korban
dengan cedera ringan, ajarkan untuk membantu dalam memberikan pertolongan terhadap
korban yang cedera parah.
2. Pastikan keadaan aman untuk menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-
benar aman bagi penolong, orang-orang sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri.
Periksalah segala sesuatu yang yang dapat mengancam keselamatan. Gunakan pelindung
diri yang ada, seperti sarung tangan dam masker untuk mencegah faktor resiko infeksi
menular. Jangan mengambil resiko untuk menjadi korban berikutnya.
3. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
Jauhkan korban dari sumber kecelakaan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan
ulang yang akan memperparah kondisi korban. Misalnya, saat ada di lokasi longsor,
jauhkan dari tempat yang kira-kira akan terjadi longsor susulan. Dengan menjauhkan
korban dari lokasidapat memberikan pertolongan dengan tenang dan jauh dari kecelakaan
lain yang mungkin terjadi berikutnya.
4. Pastikan kondisi kesadaran korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika kenal atau teriak
agak keras di dekat telinga korban. Jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban
perlahan namun tegas. Berikan rangsangan nyeri misalnya mencubit bagian telinga
korban. Jika korban masih tidak ada respon, segera panggil bantuan medis dan lakukan
tahap selanjutnya, karena masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis
datang.
5. Hentikan pendarahan
Pendarahan yang keluar dari pembuluh darah besar dapat membawa kematian
hanya dalam waktu 3 sampai 5 menit. Untuk itu, jika ada luka dengan intensitas darah
yang sangat deras, segera tutup luka dengan menggunakan sapu tangan atau kain bersih.
Kalau lokasi luka memungkinkan, letakan bagian pendarahan lebih tinggi dari pada
bagian tubuh.
5
6. Perhatikan tanda-tanda shock
Korban ditelentangkan dengan bagian kepala diletakan lebih rendah dari anggota
tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalam keadaan setengah sadar,
telungkupkan dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya. Cara ini juga
dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah dan
air ke dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami Cidera didada dan penderita
mengalami sesak nafas, Tetapi masih sadar letakan pada posisi setengah duduk.
7. Jangan memindahkan korban terburu-buru
Korban tidak boleh dipindahkan dari tempat sebelum dapat di pastikan jenis dan
tingkat cedera Yang dialaminya, kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan
bagi korban untuk dibiarkan di tempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih
dahulu, pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Ketika
mengusung korban, usahakan supaya kepala korban tetap terlindung dan jangan Sampai
saluran pernapasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
8. Segera bawa korban ke Rumah Sakit
Setelah dilakukan pertolongan pertama, mungkin pertolongan medis segera
datang. Jika tidak, segera bawa korban ke sentral pengobatan, puskesmas, atau rumah
sakit. Serahkan keputusan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang kompeten.
6
BAB III
TINJAUAN MATERI
7
Macam – Macam Perdarahan Luar
1. Perdarahan Arteri
2. Perdarahan Vena
3. Perdarahan Kapiler
8
2) Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
3) Terdapat memar
4) Bagian abdomen terasa lunak.
Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit.
Banyak
kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah
korban ini bisa masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong
dapat tertular penyakit. Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan
seperti :
1) Riwayat benturan tumpul yang kuat
2) Memar
3) Batuk darah
4) Buang Air Kecil atau Buang Air Besar berdarah
5) Luka tusuk
6) Patah tulang tertutup
7) Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut.
9
arteri
C. Tourniquet
10
jangan menutup torniquet dengan balutan.
4 Kencangkan toniquet selama 10 menit dan kendorkan selama 30 detik, evaluasi
daerah yang terluka supaya tidak kebiruan karena kekurangan darah.
5 Splint atau bidai Splint udara. Di pasang dan di kembungkan sehingga mampu
menekan daerah yang berdarah Rigit splint, bidai dengan kayu yang sudah
dibungkus dengan kasa sehingga empuk. Bisa di eratkan dengan lilitan balutan
kasa gulung.Traksi splint, hanya bisa di gunakan untuk daerah kaki. Untuk
menstabilkan jika terjadi patah tulang.
11
4) Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
4 Perdarahan dalam atau curiga perdarahan dalam
1) Baringkaan dan istirahatkan penderita
2) Buka jalan napas dan pertahankan
3) Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
4) Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok
5) Jangan beri makan atau minum
6) Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
7) Rujuk ke pelayanan kesehatan (Public Health zone, 2013).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pertolongan pertama adalah memberikan pertolongan dan pengobatan darurat dengan
sementara yang dilakukan secara cepat dan tepat. Tujuan utama bukan untuk memberikan
pengobatan, tapi suatu usaha untuk mencegah dan melindungi korban dari keparahan
yang lebih lanjut akibat kecelakaan (Lutfisari, 2016).
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan pertama yang
harus segera diberikan pada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ketempat rujukan atau Rumah
Sakit. P3K yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum
pertolongan pertama yang lengkap oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya ( Saputra,
2014).
Tujuan Pertolongan Pertama Menurut Tilong (2014) pertolongan pertama dilakukan
berdasarkan tujuan-tujuan berikut:
1) Dasar utama dilakukannya pertolongan pertama adalah untuk menyelamatkan
nyawa korban.
2) Pertolongan pertama juga bertujuan untuk mencegah, lebih tepatnya
meminimalisir terjadinya cacat pada korban seperti pada kasus kecelakaan, luka
gigitan binatang dan lain-lain.
Segera berikan pertolongan dengan cekatan dan tenang supaya korban tidak
12
mengalami hal yang lebih buruk dari semestinya. Jika memungkinkan, korban dengan
cedera ringan, ajarkan untuk membantu dalam memberikan pertolongan terhadap korban
yang cedera parah. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya Jauhkan korban dari
sumber kecelakaan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan
memperparah kondisi korban. Dengan menjauhkan korban dari lokasidapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan jauh dari kecelakaan lain yang mungkin terjadi
berikutnya. Untuk itu, jika ada luka dengan intensitas darah yang sangat deras, segera
tutup luka dengan menggunakan sapu tangan atau kain bersih. Jangan memindahkan
korbanterburu-buru Korban tidak boleh dipindahkan dari tempat sebelum dapat di
pastikan jenis dan tingkat cedera Yang dialaminya, kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban.
4.2 Saran
Bagi Petugas Kesehatan:
diharapkan para petugas kesehatan dapat meningkatkan pemberian pendidikan
kesehatan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan bagi masyarakat umun bukan
hanya pada siswa sekolah atau mahasiswa. Meningat banyaknya kejadian kecelakaan lalu
lintas di Indonesia dan terjadinya peningkatan kondisi buruk atau angka kematian akibat
kecelakaan lalu lintas karena tidak mendapat pertolongan pertama di tempat kejadian.
Bagi Masyarakat:
diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui pentingnya tindakan pertolongan
pertama pada kecelakaan dan timbulnya keinginan untuk mengikuti kegiatan pendidikan
kesehatan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Sehingga pengetahuan
masyarakat tentang pertolongan pertama pada kecelakaan meningkat dan memiliki
motivasi baik dalam menolong korban kecelakaan lalu lintas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Huda, N., Zuhroidah, I., Toha, M., & Sujarwadi, M. (2021). Pelatihan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (P3K) Pada Guru Pembina Dan Anggota Pmr. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 4(2), 323-328.
14