Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN

KEPERAWATN
DENGAN PASIEN
MANINGITIS
KELOMPOK 9
Nama Anggota Kelompok
1. Andin Novelita Putri (202001007)

2. Asnin Firafatul Khotimah (202001010)

3. Eka Apriliani Dewi (202001019)

4. Grafindi Sepfyanola (202001025)

5. Mirza Taufan Sesarianata (202001035)

6. Aliffian Fadli Putra Winantoro (202001070)

7. Yovira Dyantika (201801104)


Maningitis?
Meningitis tuberkulosis adalah peradangan selaput
otak atau meningen yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Meningitis tuberkulosis
merupakan hasil dari penyebaran hematogen dan
limfogen bakteri Mycobacterium tuberculosis dari
infeksi primer pada paru. Meningitis sendiri dibagi
menjadi dua menurut pemeriksaan Cerebrospinal
Fluid (CSF) atau disebut juga Liquor Cerebrospinalis
(LCS), yaitu: meningitis purulenta dengan penyebab
bakteri selain bakteri Mycobacterium tuberculosis,
dan meningitis serosa dengan penyebab bakteri
tuberkulosis ataupun virus (Sharomah,2019)
Klasifikasi
Sepsis/ Meningitis
Asepsis Purulenta Tuberkulosa
Meningitis asepsis Meningitis sepsis Meningitis tuberkulosa
mengacu pada salah merupakan meningitis terjadi akibat
satu meningitis yang di sebabkan oleh komplikasi penyebaran
virus.Meningitis ini organisme bakteri. tuberkulosis primer,
biasanya di sebabkan Penyebab meningitis biasanya dari paru.
berbagai jenis penyakit bakteri akut yaitu
yang di sebabkan virus Neisseria meningitidis
seperti gondongan, (meningitis
herpes simpleks dan meningokokus),
herpes zooster.
etiologi
Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat
disebabkan oleh berbagai macam organisme:
Haemophilus influenza, Neisseria meningitis
(Meningococus), Diplococus pneumonia,
Streptococcus group A, Pseudomonas,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella,
Proteus.

Nurarif dan Kusuma (2016)

• Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah


Dipiococus pneumonia dan Neiseria meningitidis, stafilokokus,
dan gram negative.

• Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza,


Neiseria meningitidis dan diplococcus pneumonia.
Manifestasi Klinis

Tarwoto (2013) Widago, dkk, 2013

• Demam, merupakan gejala awal • Sakit kepala


• Nyeri kepala • Mual muntah
• Mual dan muntah • Demam
• Kejang umum • Sakit dan nyeri secara umum
• Pada keadaan lebih lanjut dapat • Perubahan tingkat kesadaran
mengakibatkan penurunan
kesadaran sampai dengan koma.
patologi
penatalaksanaan

Medis Keperawatan
0
Pemberian cairan secara intravena
1 untuk menghindari kekurangan
cairan/elektrolit akibat muntah-
muntah atau diare.

02 Masalah yang perlu diperhatikan


pada pasien dengan meningitis
adalah gangguan kesadaran, resiko
terjadi komplikasi, gangguan rasa
aman dan nyaman serta kurangnya
pengetahuan orang tua mengenai
penyakit.
Methods
2. Kultur urim, untuk
1. Kultur darah, untuk
menetapkan organisme
menetapkan organisme
penyebab
penyebab

3. MRI, CT-scan/
angiorafi

4. Elektrolit serum,
meningkat jika anak
dehidrasi: Na+ naik dan K + 5 . Fungsi lumbal dan kultur
turun CSS: jumlah leukosit (CBC)
meningkat, kadar glukosa
darah mrenurun, protein
meningkat, glukosa serum
meningkat
Pencegahan menengitis

Pemberian vaksinasi yang akibat komplikasi dari


dapat mencegah terjadinya pneumonia, di berikan pada
meningitis adalah vaksin usia 2, 3 dan 4 bulan. Selain
DPT(difteri, pertusis dan itu vaksin BCG (Bacillus
tetanus) Hib (Haemofilus Calmette-Guerin) diberikan
Influenza Tipe b) untuk untuk mencegah penyakit
mencegah meningitis yang TBC, pemberian dilakukan
di sebabkan oleh H. pada usia 1 bulan
Influenzae, N. Meningitidis (Pusdiknakes, 2015).
dan penyebab meningitis
komplikasi
1. Hidrosefalus

2. Infark serebral

3. Syndrome waterhouse Friederichsen : hipotensi,


perdarahan kulit dan kelenjar adrenal

4. Defisit saraf kranial

5. Ensefalitis

6. Abses otak
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Tn. N, usia 40 tahun, datang di RS. Karya Husada Pare. Pasien tersebut datang dengan keluhan
demam,sakit kepala , kaku leher dan demam tinggi sejak satu minggu yang lalu..Istri klien juga
mengatakan suaminya juga sering mengeluh sulit tidur ketika hendak tidur. Hal ini membuat klien terlihat
lemah dan juga lemas. Dari hasil pemeriksaan fisik ekstremitas teraba dingin dan didapatkan TD: 110/80
mmHg, S: 38,5 derajat celcius, N:62 x/mnt, RR: 23x/mnt. Pada hasil CT scan menunjukan terdapat edema
kepala pada bagian pariental, hasil pemeriksaan darah lengkap yaitu : Hb : 12,1 g/dl, Leukosit :
13.680/mm, Trombosit : 284.000/mm, Glukosa sewaktu : 96 mg/dl, Ureum darah : 26 mg/dl, Kreatin
darah : 0,5 mg/dl, Natrium : 127 mmol/L, Kalium : 3,5 mmol/L, Klorida serum : 97 mmol/L, pH : 7,47
mmHg, pCO2 : 31 mmHg, p02 : 199 mmHg, Na+ : 128 mmol/L, K+ : 3,0 mmol/L, Ca+ : 0,55 mmol/L.
Pengkajian

1. Identitas Pasien
Nama Tn.N
2. Riwayat Kesehatan Pasien
Jenis kelamin Laki-laki Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri di bagian kepala, kaku pada leher dan
Umur 40 tahun merasa badannya panas.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Agama Islam Pasien mengatakan bahwa sudah merasakan pusing sejak 12 hari yang lalu
dan nyeri di kepala, dan juga merasakan kaku pada leher. sudah mengalami
Pendidikan S1 demam 1 minggu yang lalu, istri klien sudah memberikan obat untuk
menurunkan demam akan tetapi tidak kunjung turun juga.
Alamat Blimbing,kediri Istri klien juga mengatakan bahwa ada benjolan
yang muncul di bagian leher dan ukurannya lumayan besar karna bisa terlihat
Nomor register 140423 oleh mata tanpa di raba, benjolan ini muncul 1 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
MRS 04-10-2022 Pasien mengatakan pernah sakit akan tetapi hanaya sakit pada umumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan bahwa di anggota keluarganya tidak ada yang
Tanggal pengkajian 05-10-2022
mengalami penyakit seperti yang di deritanya
Dx Medis Meningitis
Pemeriksaan Fisik
No
1. Keadaan Umum

2. Kesadaran Apatis

GCS 3,5,6
3. Tanda-Tanda Vital TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/mnt
RR : 23 x/mnt
S : 38 derajat Celcius

4. Kenyamanan/Nyeri P : nyeri sejak ia mengalami meningitis dan nyeri


bertambah jika ia terlalu menggerakkan kepalanya

Q : Kualitasi nyeri klien tajam seperti ditusuk tusuk

R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis

S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)

T : Nyeri muncul secara tiba tiba dengan durasi +- 30


detik
Analisa Data

No Data Etiologi Patofisiologi


1. Ds : px mengatakan bahwa Hipertermi Memicu respon meningen
badannya terasa panas
  Akumulasi monosit,
Do : mikrofag sel T helper dan fibroblast
k/u : lemah
Ttv : Pelepasan sitokin
Td : 110/80 mmHg
N : 62 x/mnt Merangsang syaraf fagus
RR : 28 x/mnt
S : 38,5 C Sinyala Mencapai syaraf pusat

Pembentukan prostagladin otak

Merangsang hipotalamus
meningkatkan
titik patokan suhu

Menggigil,meningkatkan suhu
Hipertermia
 
Lanjutan....
2. Ds : Nyeri akut Infeksi bakteri statphylococus aureus
1.px mengatakan mengeluh  
nyeri menyebar ke otak melalui darah
   
Do : Peningkatan Tekanan
k/u : lemah
Ttv : Intrakranial
Td : 110/80 mmHg
N : 80 x/mnt Merangsang nosissaptor
RR : 23 x/mnt (respon nyeri)
S : 38 C
Skala Nyeri Dihantarkan ke medula spinalis
P :Tn. N nyeri muncul sejak ia
mengalami meningitis dan Otak menerima rangsangan nyeri
nyeri bertambah jika ia terlalu
menggerakkan kepalanya Nyeri akut
Q : nyeri tajam seperti ditusuk
tusuk
R : Nyeri di area kepala bagian
frontalis
S:Skala nyeri 8 (antara 1-10)
T : Nyeri muncul secara tiba
tiba dengan durasi +- 30 detik
Lanjutan....

3. Ds : pasien mengatakan sulit tidur dan Gangguan rasa Infeksi bakteri


mual muntah nyaman
Edema
Do : pasien tampak gelisah
Iritasi nervus
cranialis

Fotofobia

Gangguan rasa
nyaman
Diagnosa Keperawatan

Hipertermi berhubungan dengan


peningkatan laju metabolisme

Nyeri akut berhubungan dengan


gens cidera biologis

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan


Ganguan pola tidur dan mual
Intervensi
Keperawatan
DIAGNOSA SLKI SIKI

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri :

dengan agens cidera biologis tindakan keperawatan selama Observasi :


1. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
3x24 jam level nyeri klien
durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
menurun dengan kriteria hasil :
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyaman
1. Pasien dapat mengontrol Terapeutik :
nyerinya 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
2. Pasien mampu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
menerapkan teknik Edukasi :

relaksasi secara mandiri 4. Ajarkan tentang teknik non farmakolosi untuk mereduksi nyeri
seperti menggunakan teknik napas dlam atau guided imaginary
3. Non verbal klien tidak
5. Lakukan kompres dingin di bagian yang mengalami nyeri
menunjukkan adanya
Kolaborasi :
nyeri 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat analfetik
4. Skala nyeri klien (ibuprofen)
berkurang dari 8 ke 5 7. Evaluasi kefektifan kontrol nyeri
Lanjutan....

Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia :


berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi :
peningkatan laju selama 3x24 jam 1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit klien
metabolisme diharapkan Hipertermi pada Terapeutik :
pasiendari level 1 (tidak 1) Kompres hangat pasien pada lipat paha dan aksila
pernah) ke level 3 (kadang 2) Tingkatkan sirkulasi udara menggunakan kipas angina
kadang) dengan kritesia Edukasi :
hasil : 1. Anjurkan klien untuk tirah baring (istirahat total)
1. Suhu tubuh dalam 2. Anjurkan klen untuk minum banyak air
rentang normal (36,5- Kolaborasi :
37,5 C) 3. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena (infus)
2. Nadi RR dalam 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antipiretik
rentang normal (paracetamol)
3. Warna kulit tidak
kemerahan
4. Kulit tidak terasa
hangat
Lajutan...

Gangguan rasa Setelah dilakukan Observasi


nyaman b.d px tindakan keperawtaan 1x
1. identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri
mengeluh sulit tidur 24 jam dengan kriteria
dan mual muntah hasil menurun 2. identifikasi pengetahuan dan keyakinan

1. Keluhan tidak teraupetik


nyaman menurun
3. kontrol lingkungan
(5)
4. fasilitasi istorahat dan tidur
2. Mual berkurang (5)
edukasi
3. Pola tidur
membaik (5) 5. jelaskan penyebab periode dan pemicu

4. Keluhan sulit tidur 6. jelaskan startegi meredakan


menurun (5)
kolaborasi
 
7. kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Implementasi dan Evaluasi
dx tgl implementasi Evaluasi
1. 12 Agustus jam 12.00 S : px mengatakan badan
Ds:pasien mnengatakan bahwa terasa hangat
badanya terasa panas
O : suhu tubuh menurun 38
ke 37,8
Do:
Ttv : A : masalah teratasi
Td : 110/80 mmHg sebagaian
N : 62 x/mnt P : intervensi dilanjutkan
RR : 28 x/mnt
S : 38,5 C
 Kompres hangat pasien pada lipat paha
dan aksila

 Anjurkan klien untuk tirah baring (istirahat


total)

 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit


intravena (infus)
lanjutan
2 12 Agustus 2022 Ds: Tn. N mengatakan nyerinya muncul sejak ia mengalami meningitis S : px mengatakan nyeri kepala
dan nyeri bertambah jika ia terlalu menggerakkan kepalanya berkurang
10.00 Do :pasien tampak meringis
  O : p : px mengatakan nyeri berkurang
 Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, Q : nyeri bertusuk berkurang
durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
R : nyeri kepala berkurang
P :Tn. N mengatakan nyerinya muncuk sejak ia mengalami meningitis
dan nyeri bertambah jika ia terlalu menggerakkan kepalanya S : skala nyeri 6
Q : Kualitasi nyeri klien tajam seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis T : munculnya nyeri berkurang
S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)
T : Nyeri muncul secara tiba tiba dengan durasi +- 30 detik A : maslaah teratasi sebgaian
 
P : [intervensi dilanjutkan
 Mengajarkan teknik non farmakologi untuk meredakan nyeri

3 12 agustus 2022 Ds : pasien mengatakan sulit tidur dan mual muntah S : px mengatakan keluhan tidur
berkurang dan mual berkurang
Jam 12.00  
Do : pasien tampak gelisah O : px tampak lebih tenang

  A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan
kesimpulan Meningitis tuberkulosis adalah peradangan selaput otak atau meningen
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meningitis
tuberkulosis merupakan hasil dari penyebaran hematogen dan limfogen
bakteri Mycobacterium tuberculosis dari infeksi primer pada paru. tuberkulosis
ataupun virus.
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang
disebut meningen.Peradangan pada meningen khususnya pada bagian
araknoid dan plamater (leptomeningens) disebut meningitis.Peradang pada
bagian duramater disebut pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan karena
bakteri, virus, jamur atau karena toksin. Namun demikian sebagian besar
meningitis disebabkan bakteri.Meningitis adalah peradangan pada meningen
yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla spinalis.
Tanda dan gejala klinis meningitis hampir selalu sama pada setiap
tipenya, sehingga diperlukan pengetahuan dan tindakan lebih untuk
menentukan tipe meningitis. Hal ini berkaitan dengan penanganan selanjutnya
yang disesuaikan dengan etiologinya. Untuk meningitis tuberkulosis
dibutuhkan terapi yang lebih spesifik dikarenakan penyebabnya bukan bakteri
yang begitu saja dapat diatasi dengan antibiotik spektrum luas

Anda mungkin juga menyukai