Anda di halaman 1dari 18

MENINGITIS

KEPERAWATAN ANAK
KONSEP TEORITIS
• A. Definisi
• Menurut kamus bahasa Indonesia meningitis merupakan
suatu radang selaput otak dansaraf tulang belakang. Menurut Wikipedia
dijelaskan bahwa meningitis adalah peradangan selaput pelindung yang
menutupi otak dan sumsum tulang belakang, disebut sebagai meninges .
Harsono (2003) mengatakan bahwa meningitis adalah suatu infeksi atau
peradangan dari meningens dan jaringan saraf dalam tulang punggung
disebabkan oleh bakteri, Virus, riketsia atau protozoa, yang terjadi secara
akut dan kronis.
• Pengertian lain meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri,
atau organ-organ jamur (Brunner & Suddath. 2002. hal. 2175)
ETIOLOGI
• Bakteri : Haemophilus influenza ( tipe B ), streptococcus
pneumoniae, neisseria meningitis, β hemolytic streptococus,
staphilococcus aureu, e.coli.
• Faktor predisposisi : jenis kelamin : laki-laki lebih sering
dibandingkan wanita.
• Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada
minggu terakhir kehamilan.
• Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
imunosupresi.
• Anak dengan kelainan sistem saraf pusat,pembedahan atau
injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.
TANDA DAN GEJALA
• 1. Neonatus
• Suhu dibawah normal
• Demam
• Pucat
• Letargi
• Iritabilitas
• Kurang makan dan minum
• Kejang
• Tonus buruk
• Fontanel menonjol
• Opistotonus
TANDA DAN GEJALA
• 2. Bayi dan Anak Kecil
• Letargi
• Iritabilitas
• Pucat
• Anoreksia atau kurang makan
• Mual dan muntah
• Makin sering menangis
• Minta digendong
• Peningkatan tekanan intrakranial
• Peningkatan lingkar kepala
• Fontanel menonjol
• Kejang
TANDA DAN GEJALA
3. Anak lebih besar
– Sakit kepala
– Demam
– Muntah
– Iritabilitas
– Fotofobia
– Kaku kuduk dan tulang belakang
– Tanda kernig positif
– Tanda brudzinski positif
– Opistotonus
– Petekia ( meningitis H. Influenzae dan meningitis meningokokus)
– Septikemia
– Syok
– Oagulasi intravaskular diseminata ( KID )
– Konfusi
– Kejang
Patofisiologi
• Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis yang dapt menyebabkan
ostruksi dan selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra kranial. Efek patologi
dari peradangan tersebut adalah hiperemi pada meningen. Edema dan eksudasi yang kesemuanya
menyebabkan peningkatan intra kranial.
• Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barrier. Masuknya dapat melalui
trauma penetrasi,prosedur pembedahan atau pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf
pusat. Ottorhea atau rhinorrhea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan
meningitis,dimana terjadi hubungan antara CSF dan dunia luar.
• Masuknya mikroorganisme ke susunan saraf pusat melalui ruang sub-arachnoid dan menimbulkan
respon peradangan pada via,arachnoid CSF dan ventrikel.
• Dari reaksi radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel,edema dan skar
jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan hidrosefalus
• Meningitis bakteri: netrofil,monosit,limfosit dan yang lainnya merupakan sel respon radang.
Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang dibentuk diruang subarachnoid. Penumpukan
pada CSF akan bertambah dan mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan medula spinalis. Terjadi
vasodilatasi yang cepat dari pembuhunan darah dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding
pembuluh darah dan jaringan otak dapat menjadi infarfct.
• Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales,mump,herpes simplek dan herpes
zoster. Pembentukan eksudat pada umumnya tidak terjadi dan tidak ada mikroorganisme pada
kultur CSF.
Komplikasi
• Hidrosefalus obstruktif
• Meningococcal septicemia ( mengingocemia)
• Sindrom water friderichsen ( septik syok, DIC, perdarahan adrenal
bilateral)
• SIADH ( syndrome inappropriate antidiuretic hormone)
• Efusi subdural
• Kejang
• Edema dan herniasi serebral
• Cerebral Palsy
• Gangguan mental
• Gangguan belajar
• Attention deficit disorder
Penatalaksanaan medis
• Meningitis dianggap sebagai darurat medis yang
perlu dikenali dan diobati secara dini untuk
mencegah kerusakan neurologik. Anak ditempatkan
dalam ruang isolasi pernapasan sedikitnmya selama
24 jam setelah mendapatkan antibiotik IV yang
sensitif terhadap organisme penyebab. Terapi hidrasi
intravena diberikan selain untuk hidrasi juga untuk
mengidentifikasi dan menatalaksankan komplikasi
dari proses penyakit. Komplikasi yang paling umum
terjadi adalah efusi subdural,sindrom KID dan syok.
ASUHAN KEPERAWATAN a) Identifikasi penanggung jawab
TEORITIS 1) Nama klien
1. Pengkajian 2) Umur
a. Biodata (Pengumpulan Data) 3) Diagnosa medis
a) Identifikasi klien 4) Tanggal masuk klien
1) Nama klien 5) Alamat
2) Umur 6) Agama
3) Diagnosa medis 7) Pekerjaan
4) Tanggal masuk klien 8) Status perkawainan
5) Alamat 9) Status pendidikan
6) Agama
7) Pekerjaan
8) Status perkawainan
9) Status pendidikan
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluha utama : pasien mengeluh mual,muntah,demam
,kejang dan letargi
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah dialami pasien yang
memungkinkan adanya hubungan atau menjadi predisposisi
keluhan sekarang dan adanya pengaruh immunologis pada
masa sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya di dapatkan data
adanya infeksi yang dialami ib u pada akhir kehamilan.
Pemeriksaan Fisik

a) Aktivitas / istirahat
• Gejala : Perasaan tidak enak (malaise ), keterbatasan yang
ditimbulkan kondisinya.
• Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter,
kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak.
b) Sirkulasi
• Gejala : Adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis, beberapa
penyakit jantung conginetal ( abses otak ).
• Tanda : Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat
(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh dari pusat
vasomotor ); takikardi, distritmia ( pada fase akut ) seperti distrimia sinus
(pada meningitis ).
• c) Eliminasi
• Tanda : Adanya inkotinensia dan retensi.
• d) Makanan dan Cairan
• Gejala : Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada
periode akut).
• Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane
mukosa kering.
• e) Hygiene
• Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan
perawatan diri ( pada periode akut).
• f) Neurosensori
• Gejala : Sakit kepala ( mungkin merupan gejala pertama dan
biasanya berat ), Pareslisia, terasa kaku pada semua
persarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada
saraf cranial)
• g) Nyeri / Kenyamanan
• Gejala : Sakit kepala ( berdenyut dengan hebat, frontal )
mungkin akan diperburuk oleh ketegangan leher/
punggung kaku,nyeri pada gerakan ocular, tenggorokan
nyeri.
• Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi/ gelisah
menangis/ mengeluh.
• h) Pernapasan
• Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru
• Tanda : Peningkatan kerja pernapasan (tahap awal ),
perubahan mental ( letargi sampai koma ) dan gelisah.
• i) Keamanan
• Gejala : Adanya riwayat infeksi saluran napas atas atau
infeksi lain, meliputi mastoiditis telinga tengah sinus,
abses gigi, abdomen atau kulit, fungsi lumbal,
pembedahan, fraktur pada tengkorak / cedera kepala
2. Analisa data
No Data Masalah Etiologi
1. Ds :ibumengatakan anaknya tidak Perubahan ferfusi peningkatan proses
sadar, merintih dan gelisah jaringan inflamasi

Do : TTV :
RR : 34
T : 37,8
Nadi 34
TD : 140/90
Tingkat kesadaran sopor
klien tampak gelisah
GCS : 8, E2, M4, V2
2. DS : Kerusakan mobilitas kerusakan
ibu mengatakan bahwa anaknya fisik neuromuskuler ,
dalam aktifitas (mandi, makan) penurunan
dibantu oleh ibunya kekuatan/ketahanan
otot
DO :
Kekuatan otot lemah
rentang gerak :
ekstremitas kaki ektensi
ekstremitas tangan fleksi

3 DS : Ibu/keluarga klien mengatakan nyeri adanya proses infeksi


bahwa anaknya selalu merintih nyeri di
kepala
DO :
Klien gelisah
Klien tampak meringis
TTV : TD : 140/90 mmHg, RR : 34
x/mnt, Temp : 37,8 o C, Pols : 140
x/mnt
Skala nyeri 5
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
(NANDA)

• perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan


peningkatan proses inflamasi
• nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi
• kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler , penurunan
kekuatan/ketahanan otot
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai