Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang di gunakan untuk menilai status
kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari
rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi
adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri
serta mencari kelainan pada bayi.

Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk diketahui,yaitu untuk
mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat
mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan
kondisi didalam rahim.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan fisik dengan baik dan benar

2. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan asuhan pada bayi dan mengetahui cara pemeriksaan
fisik pada bayi baru lahir

3. Untuk mengetahui kondisi fisik bayi normal atau tidak


Bab ll

Pembahasan

A. Pengertian

Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan
menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih formal, alat-alat untuk perkusi,
palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan dan menyaring pengkajian sistem tubuh.
Seperti pada riwayat kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnosa
keperawatan dan mengevaluasi keefektifan intervensi terapeutik (Wong, 2003).

Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang di gunakan untuk menilai status
kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari
rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi
adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri
serta mencari kelainan pada bayi.

Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk diketahui,yaitu untuk
mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat
mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan
kondisi didalam rahim.

B. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal

Definisi (Menurut Sarwono, 2005 ”Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal”) Asuhan segera pada
bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah
kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :

1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu.

b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bahwa kepala
telah terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.

 Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.


 Bila suhu bayi < 36,5°C, segera hangatkan bayi tersebut.
2. Kontak dini dengan bayi

a. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :

 Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.


 Ikatan batin dan pemberian ASI.

b. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukkan refleks rooting)
jangan paksa bayi untuk menyusu.

Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran (Menurut Stright, 2004 ”Keperawatan Ibu-
Bayi Baru Lahir”)

1. Perubahan metabolisme karbohidrat dalam waktu 2 jam setelah lahir kadar gula darah tali pusat
akan menurun, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil
dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 Mg/100 museum
Lampung. Bila ada gangguan metabolisme akan lemah. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
neonatus maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia. 2. Perubahan suhu tubuh Ketika
bayi baru lahir, bayi berasa pada suhu lingkungan yang > rendah dari suhu di dalam rahim. Apabila bayi
dibiarkan dalam suhu kamar maka akan kehilangan panas mil konveksi. Evaporasi sebanyak 200
kal/kg/BB/menit. Sedangkan produksi yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/100 nya, keadaan ini
menyebabkan penurunan suhu bayi sebanyak 20C dalam waktu 15 menit. Akibat suhu yang rendah
metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 pun meningkat.

2. Perubahan pernafasan

Selama dalam rahim ibu janin mendapat O2 dari pertukaran gas mill plasenta. Setelah bayi lahir
pertukaran gas melalui paru-paru bayi. Rangsangan gas melalui paru-paru untuk gerakan pernafasan
pertama.

a. Tekanan mekanik dari toraks pada saat melewati janin lahir.

b. Menurun kadar pH O2 dan meningkat kadar pH CO2 merangsang kemoreseptor karohd.

c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang, permukaan gerakan pinafasa.

d. Pernafasan pertama pada BBL normal dalam waktu 30 detik setelah persalinan. Dimana tekanan
rongga dada bayi pada melalui jalan lahir mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari jumlah
cairan tersebut. Sehingga cairan yang hilang tersebut diganti dengan udara. Paru-paru mengembang
menyebabkan rongga dada troboli pada bentuk semula, jumlah cairan paru-paru pada bayi normal 80
museum Lampung – 100 museum Lampung.

3. Perubahan struktur

Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan O2 meningkat tekanan CO2 menurun. Hal ini
mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru-paru sebagian sehingga aliran darah ke
pembuluh darah tersebut meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke
paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dan menciutnya arteri dan vena umbilikasis kemudian tali
pusat dipotong sehingga aliran darah dari plasenta melalui vena cava inverior dan foramen oval atrium
kiri terhenti sirkulasi darah bayi sekarang berubah menjadi seperti semula.

4. Perubahaan lain

Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi

Tanda-tanda bayi baru lahir normal :

a. Berat badan : 2500 – 4000 gr

b. Panjang badan : 48 – 52 cn

c. Lingkar kepala : 33 – 5 cm

d. Lingkar dada : 30 – 38 cm

e. Bunyi jantung : 120 – 160 x/menit

f. Pernafasan dada : 40 – 60x/menit

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa.

h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.

i. Kuku telah agak panjang dan lepas.

j. Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis telah turun.

k. Refleks hisab dan menelan telah terbentuk dengan baik.

l. Refleks moro bila dikagetkan akan kelihatan seperti memeluk.

m. Gerak refleks sudah baik bila tangan diletakkan benda bayi akan menggenggam.

n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.

C. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir ( Menurut Buku Asuhan Persalinan Normal Revisi 2007)

1. Pencegahan infeksi

Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir :

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi.

b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Pastikan semua peralatan telah desinfektan tingkat tinggi / steril. Jika menggunakan bola karena
penghisap, pakai yang bersih dan baru.

d. Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih.

2. Penilaian Awal

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat, penilaian secara APGAR
ditentukan setelah 1 menit dan 5 menit. Dikarenakan ketika lahir ke dunia, tepatnya setelah tali yang
menghubungkan sikecil dan ibu terputus, maka bayi akan bertahan sendiri. Makanya, organ-organ
penting pendukung kehidupan harus mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna. Nah, untuk
melihat apakah organ tersebut sudah siap bertugas atau tidak, akan dilakukan pemeriksaan, yakni tes
Apgar. Apa itu?

a) Tes Apgar, tes paling pertama

Tes Apgar adalah serangkaian pemeriksaan untuk menilai kemampuan bayi baru lahir beradaptasi
terhadap kehidupan di luar rahim bundanya.

Ada 5 hal pokok yang diperiksa, yaitu

1. Appearance : Penampilan, yang dilihat dari warna kulit


2. Pulse : Frekuensi denyut jantung.
3. Grimace : Usaha bernapas yang dilihat dari kuat lemahnya tangisan.
4. Activity : Aktif atau tidaknya tonus otot.
5. Reflex : Reaksi spontan atas rangsang yang datang.

Nah, serangkaian pemeriksaan tadi masing-masing akan diberi nilai. Bila reaksi si kecil bagus, maka
nilainya 2. Reaksi kurang baik bernilai 1, sedangkan reaksi buruk bernilai 0. Kesemua nilai tadi akan
dijumlahkan, sehingga didapatlah hasil sebagai berikut:

1. Nilai 10 : Bayi memberi reaksi sangat baik pada semua pemeriksaan.


2. Nilai 7-10 : Si kecil dianggap memiliki kemampuan adaptasi yang baik.
3. Nilai di bawah 7 : Fungsi jantung dan paru-paru bayi tidak baik, sehingga perlu

pertolongan.

4. Nilai 0 : Bayi meninggal saat lahir.

Salah satu tes Apgar memang pemeriksaan terhadap gerak refleks. Lalu apa istimewanya gerak refleks
ini? Meski terlihat ringkih, setiap bayi baru lahir dibekali kemampuan khusus oleh Allah. Yaitu, gerak
refleks, gerak yang dilakukan tanpa disadari si kecil. Gerak ini secara otomatis akan dilakukan oleh bayi
begitu ada rangsang dari luar.

b) Pencegahan Kehilangan Panas


Bayi baru lahir dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat
kedinginan jika kehilangan panas jika tidak segera dicegah.

Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir

1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi terjadi karena menguapkan
air ketuban yang tidak cepat dikeringkan, atau terjadi setelah bayi dimandikan.
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontrak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin.
3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapak dengan udara di sekitar yang
lebih dingin.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.

Cara mencegah kehilangan panas

1. Keringkan bayi secara seksama.


2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
3. Tutup bagian kepala bayi.
4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
6. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

c) Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir sulit

1. Pernafasan > 60x/menit.


2. Terlalu panas Kehangatan >38oC atau terlalu dingin <36oC)
3. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama). Biru/pucat, memar
4. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,berdarah.
6. Infeksi suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan nanah,bau busuk, pernafasan sulit.
7. Tinja /kemih
Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat mudahàh. Aktivitas tersinggung lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

D. Pengkajian Asuhan Bayi Baru Lahir

Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian
bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara
lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan

1. Pengkajian fisik BBL

a. Penilaian awal

Nilai kondisi bayi :


 Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ?
 Apakah bayi bergerak dg aktif/lemas?
 Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru?

Apgar score

 Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan,
frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
 Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)

Tanda 0 1 2

Appearance (Warna Blue (Seluruh tubuh Body pink, limbs blue All pink (Seluruh tubuh
Kulit) biru ayau pucat) (Tubuh kemerahan, kemerahan)
ekstrmitas biru)

Pulse (Denyut Jantung) Absent (Tidak ada) <100 >100

Grimace (Refleks) None (Tidak bereaksi) Grimace (Gerakan Cry (Reaksi melawan,
sedikit) menangis)

Activity (Tonus Otot) Limp (Lumpuh) Some flexion of limbs Active movement limbs
(Ekstremitas fleksi well flexed ( Gerakan
sedikit) aktif, ekstermitas fleksi
dengan baik)

Respiratory None (Tidak ada) Slow, irreguler (Lambat, Good strong cry
tidak teratur) (Menagis kuat)
(Usaha bernafas)

Penilaian APGAR :

 Beradaptasi baik. : nilai APGAR 7 - 10

 Asfiksia ringan/ sedang & membutuhkan tindakan resusitasi : nilai APGAR 4 - 6


membutuhkan tindakan resusitasi

 Asfiksia berat & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilas : nilai APGAR 0 - 3

Dilakukan pada :

1 menit kelahiran : yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan

 Menit ke-5
 Menit ke-10
Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian
menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan
dengan kondisi neurologis.

Preosedur penilaian APGAR

1. Pastikan pencahayaan baik


2. Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan. Jumlahkan
hasilnya
3. Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
4. Ulangi pada menit kelima
5. Ulangi pada menit kesepuluh
6. Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai

b. Pemeriksaan cairan amnion

Tentukan jumlah cairan amnion :

> 200 ml --> Polihidramnion

< 500 ml --> oligohidramnion

c. Pemeriksaan plasenta

Inspeksi struktur plasenta terhadap tanda perkapuran, nekrosis, beratnya dan jumlah korion.

d. Pemeriksaan tali pusat

Inspeksi jumlah pembuluh darah arteri dan vena (2 arteri 1 vena), apakah ada kelainan pada tali pusat
seperti tali simpul pada tali pusat.

Prosedur /hal –hal yang harus di perhatikan atau di nilai dalam Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan
normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi
tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa
yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat
ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir

1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan


2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
3. Pastikan pencahayaan baik
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang
pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

Persiapan Alat

1. Alat antropometri meliputi timbangan bayi dan pengukur panjang badan.


2. termometer
3. Penlight
4. stetoskop bayi / anak
5. Sphygmomanometer bayi/ anak
6. selimut bayi
7. Arloji detik
8. Handscoen

Prosedur Kerja

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu
(maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susunalat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata

e. Pemeriksaan anthopometri

1) Penimbangan berat badan


Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
2) Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
3) Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
4) Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui
kedua puting susu)
5) Catat hasil pemeriksaan pada KMS atau catatan pasien

f. Pemeriksaan tanda - tanda vital

 Suhu : Kulit terasa hangat saat disentuh


 Frekuensi denyut jantung
 RR

g. Pemeriksaan fisik mulai dari kepala sampai kaki.

1. Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak
lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas
atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini
diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21

 Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma,


perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak

 Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan


sebagainya

Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini. dikarenakan posisi bayi di
intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin.
Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

Mata

Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

a. Periksa jumlah, posisi atau letak mata

b. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

c. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea

d. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek
retina

e. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

f. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia
dan menyebabkan kebutaan
g. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

Kaji reflek kornea : dekatkan suatu objek ke kornea, maka mata akan berkedip

Kaji reflek cahaya : jika diberi cahaya, pupil akan berkontriksi

* Telinga

a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya

b. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang

c. Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas

d. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

e. Kaji reflek startle : Jika didengarkan bunyi keras dengan kerincingan bayi, lengan abduksi secara
tiba-tiba

* Mulut

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya
palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

b. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)

c. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak

d. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl
atau gigi

e. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

f. Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)

· Kaji rooting reflek : sentuh pipi sepanjang sisi mulut, bayi akan merespon dengan cara kepala akan
mengikuti arah stimulasi

· Kaji sucking reflek : Sentuh bibir bayi, bayi akan berespon dengan cara menghisap kuat

· Kaji gag reflek : Stimulasi pada posterior faring dengan tube maka bayi akan muntah

· Kaji extrusion reflek : Sentuh lidah dengan jari maka bayi akan mendorong lidah keluar
* Leher

a. Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher

b. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis

c. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran


kelenjar tyroid dan vena jugularis

d. Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21

Kaji tonic neck reflek : Arahkan kepala bayi menengok ke arah salah satu sisi sedangkan tangan dan sisi
kaki lainnya fleksi

· Kaji reflek rithing reflek : Saat bayi miring ke salah satu sisi, sisi yang lain ikut miring ke sisi tersebut

Dada

a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan

b. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris

c. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

· Pengembangan paru : simetris atau tidak

· Kaji suara nafas : vesikuler

· Kaji pergerakan dinding dada : Simetris/tidak dengan cara letakkan kedua telapak tangan mendatar
pada bagian dada dengan meletakkan kedua ibu jari berada pada garis tengah sepanjang pinggir iga
bagian bawah paru.

· Perkusi paru : setiap sisi dada diperkusi dengan urutan yang sesuai untuk membandingkan bunyinya

· Sirkulasi : CRT normal < 3 detik dengan cara menekan telapak tangan atau telapak kaki

Abdomen

a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.
Kaji adanya pembengkakan

b. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika


c. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya

d. Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten

· Observasi dinding dan bentuk abdomen : tampak cekung (skapoid), lesi atau bekas luka

· Auskultasi : ada atau tidak peristaltik usus (normal jika suara seperti berkumur)

· Perkusi : apakah terdapat asites, perkusi dimulai dari area epigastrium menuju area abdomen bawah,
suara normal yang terdengar adalah timfani

· Kaji turgor kulit bayi dengan cara mencubit abdomen bayi

Tulang belakang dan ekstremitas

Pemeriksaan tulang belakang

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti
lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan serta perasaan nyeri tulang belakang

Pemeriksaan Eksteremitas

· Inspeksi : Kebersihan kuku dan jari, simetris kanan-kiri, jumlah kuku dan jari

· Kaji reflek grasp (mengenggam) : apabila telapak tangan (palmar) atau telapak kaki (plantar) bayi
disentuh maka bayi akan memberikan reaksi fleksi atau mengenggam

· Kaji reflek babinski : berikan tekanan kuat tapi perlahan dari ibu jari yang dimulai dari tumit
menyusuri bagian lateral telapak kaki bayi memutar menuju arah ibu jari, respon bayi dorsofleksi ibu jari
dan mengembangkan ibu jari dan jari-jari lainnya seperti kipas.

· Kaji reflek merangkak : jika bayi ditengkurapkan maka bayi akan maju secara perlahan seperti
merangkak. Reflek ini sampai usia <6 minggu

· Kaji reflek gallant : jika bagian sisi punggung sepanjang spina disentuh maka pinggul bayi bergerak
kea rah sisi yang disentuh. Reflek ini menetap sampai usia <4 minggu

· Kaji reflek moro : kaji dengan mengagetkan bayi maka bayi akan memberikan respon berupa
eksteremitas ekstensi dan abduksi dengan cepat, kadang disertai menanggis.

· Kaji reflek stepping : Jika tumit bayi disentuhkan pada bagian yang rata, bayi akan terstimulasi untuk
berjalan dengan menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain.

* Tungkai

a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan bandingkan
b. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.

c. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

* Spinal

Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina
bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas
medula spinalis atau kolumna vertebra

1. Genitalia

Pemeriksaan genitalia

* Genetalia

a. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium
tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

b. Periksa adanya hipospadia dan epispadia

c. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

d. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

e. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

f. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl bedding)

· Inspeksi kebersihan genitalia

· Jika laki-laki : kaji apakah testis sudah turun, kaji letak uretra apakah di ujung penis atau belum
(hipospadia/epispadia)

· Jika perempuan : inspeksi adakah lesi, klitoris dapat tertutup sedikit oelh preputium

· Kaji letak meatus uretra pada bagian posterior klitoris

· Kaji letak orifisium vagina pada bagian posterior meatus uretra

2. Anus
* Anus dan rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama,
jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan

Pemeriksaan anus

Kaji apakah memiliki lubang anus atau tidak, kaji dengan memasukkan thermometer rekatl pada anus
bayi, kaji reflek spingter ani

Anda mungkin juga menyukai