Anda di halaman 1dari 6

Dua Anak Tewas 5 Menit Usai Disuntik Perawat RSUD Cut Nyak Dien

Reza Gunadha

Sabtu, 20 Oktober 2018 | 18:05 WIB

"Untuk saat ini belum ada laporan keluarga korban, karena masih dalam suasana duka."
Suara.com - Dua anak yang menjadi pasien di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh,
Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, meninggal diduga setelah disuntik oleh pihak medis.
Kapolres Aceh Barat Ajun Komisaris Besar Bobby Aria Prakarsa, Sabtu (20/10/2018),
mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari keluarga korban. Akan tetapi polisi
sudah datang ke lokasi mengamankan barang bukti serta olah tempat kejadian perkara.

"Untuk saat ini belum ada laporan keluarga korban, karena masih dalam suasana duka dan
pemakaman anaknya. Kami sudah mengamankan barang bukti berupa jarum suntik dan infus,
dan ini masih dalam proses penyelidikan," kata Bobby seperti diberitakan Antara.

Korban atas nama Alfa Reza (11) merupakan pasien di ruang anak, yang dirawat setelah
melewati operasi karena cidera dibagian pinggul, pada Jumat (19/10) sore.
Namun, korban meninggal saat dirawat petugas sif rumah sakit pada pukul 24.00 WIB.
Kemudian pasien anak lainnya bernama Asrol Amilin (15), juga meninggal secara mendadak.
Keduanya meninggal saat ditangani oleh petugas medis pada sif waktu yang bersamaan.
Pasca kejadian itu, keluarga korban mengamuk dan memecahkan kaca jendela serta kaca
lemari di ruang anak.

Insiden tersebut sempat membuat suasana rumah sakit memanas, sehingga pihak polisi
datang dan mengamankan lokasi itu.
"Kira-kira lima menit setelah disuntik, tetapi kami belum bisa analisis sampai ke situ, apakah
malpraktek atau tidak. Nanti setelah mendapat keterangan dari saksi dari pihak rumah sakit
baru ada kesimpulan seperti apa," jelasnya.

Sementara manajemen RSUD - CND Meulaboh, membenarkan ada pasien anak yang
meninggal dan keributan di lokasi rumah sakit.

Pihaknya belum sempat melakukan investigasi, karena masih sibuk dengan persiapan
menanti kunjungan tim akreditasi.

"Kami akan melakukan investigasi, apakah ada faktor kelalaian dari petugas atau bagaimana.
Yang jelas saat ini kami masih sibuk dengan kegiatan menanti kunjungan tim akreditasi,"kata
Kasi Gawat Darurat dan Insentif Sentral Pelayanan Medik RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh,
Muhammad Asirudin Anur.

Pihak rumah sakit juga mengakui, pada malam itu, ada dua orang pasien anak yang
meninggal dengan waktu yang tidak lama berselang.

Namun, pihaknya masih menelusuri petugas yang melakukan penanganan pasien di ruangan
itu.
DISUSUN OLEH :
M. NASRUL RAMADHAN
BP. 1911316008

PEMBAHASAN KASUS

1. Mutu
Mutu adalah sesuatu untuk menjamin pencapaian tujuan atau luaran yang diharapkan,
dan harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan profesional terkini (consist with
current professional knowledge). Untuk itu mutu harus diukur dengan derajat pencapaian
tujuan. Berpikir tentang mutu berarti berpikir mengenai tujuan. Mutu harus memenuhi
berbagai standar / spesifikasi.
Mutu adalah suatu persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun
berimplikasi pada superioritas sesuatu hal. Dan Mutu adalah kepatuhan dengan standar yang
ditetapkan.
Dari kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa hal tersebut dapat menghalangi
peningkatan mutu pada suatu pelayanan kesehatan (RSUD Cut Nyak Dien). Hal ini akan
membuat suatu persepsi yang buruk di mata pelanggan lainnya, dimana pelayanan kesehatan
tersebut akan di cap sebagai tempat dengan kualitas pelayanan yang buruk dan secara tidak
langsung akan mengakibatkan semakin sedikitnya pelanggan yang ingin berobat kepelayanan
kesehatan tersebut. Kasus diatas akan membuat tercorengnya nama RSUD Cut Nyak Dien
dan akan adanya persepsi negative/buruk di kalangan masyarakat terhadap yang mendorong
masyarakat tidak mau lagi menggunakan pelayanan kesehatan tersebut sebagai tempat
berobat dan akan beralih ketempat lain. Pelayanan kesehatan seharusnya memiliki
mutu/kualitas yang sesuai dengan harapan pasien/pelanggan sehingga akan terbentuknya
persepsi yang positif terhadap suatu pelayanan kesehatan.
Dari kasus diatas juga adanya kemungkinan terdapat ketidakpatuhan dengan standar
yang telah ditetapkan (malpraktik) oleh petugas kesehatan di pelayanan kesehatan tersebut
yang mengakibatkan 2 pasien meninggal yang terjadi 5 menit setelah penyuntikan obat ke
pasien dan walaupun kasus diatas belum jelas status kesalahannya karena belum adanya
penyelidikan khusus dari pihak rumah sakit terhadap kasus tersebut. Tetapi berita tersebut
sangat jelas membuat masyarakat beranggapan kalau rumah sakit tersebut tidak bermutu.
2. Keselamatan Pasien
Indikator untuk keselamatan pasien disuatu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari 6
sasaran keselamatan pasien :
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
Dari kasus diatas telah terjadi insiden keselamatan pasien (IKP) atau kejadian yang
mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, dan kematian, dll). Menurut saya hal itu terjadi
karena terjadinya error pada proses of care sehingga mengakibatkan sentinel. Pada kasus ini
juga terdapat kemungkinan kesalahan dalam :
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
Dari hal ini terdapat kemungkinan kesalahan mengenai identifikasi pasien, dimana di
saat identifikasi harus dilakukan agar menghindari kesalahan dalam pemberian tindakan ke
pasien. Akan banyak akibat yang di timbulkan jika hal ini tidak terlaknasa dengan baik,
termasuk kejadian cidera bahkan kematian. Karena itu sebagai petugas kesahatan sangat
penting melakukan identifikasi pasien untuk memastikan kembali pasien yang akan dilakukan
tindakan.
b. Peningkatan Komunikasi Efektif
Cara ini untuk mengembangkan pola pendekatan agar komunikasi bisa berjalan
dengan efektif. Hal ini bertujuan agar komunikasi lisan terjadi dengan akurat, sehingga
informasinya bisa diterapkan secara konsisten.
c. Peningkatan Keamanan Obat Atau High Alert Yang Harus Diwaspadai
Cara ini dilakukan agar memastikan obat tetap aman untuk diberikan kepada pasien.
Prosedur ini berkaitan dengan proses identifikasi, pemberian label, penetapan lokasi dan
penyimpanannya.

3. Manajemen Resiko
Kasus diatas merupakan kasus yang sangat fatal dan seharusnya tidak terjadi di unit
pelayanan Rumah Sakit, apalagi rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit milik
pemerintah. Kejadian ini terjadi kemungkinan karena error yang terjadi pada petugas
kesehatannya dengan kata lain harus adanya manajemen resiko untuk penanganan kejadian
tersebut agar tidak terulang kembali. Untuk penerapan manajemen resiko yang harus
dilakukan rumah sakit tersebut dalam peningkatan kualitas pelayanan dapat ditempuh melalui
3 tahap :
a. Analisis Resiko (Risk Analysis)
Analisis resiko dilakukan dengan cara melakukan identifikasi dini terhadap suatu
bahaya/resiko, baik itu bahaya/risiko keselamatan maupun kesehatan. Hal ini sangat
pentingnya peran komite K3 di suatu institusi pelayanan kesehatan. Dengan disimpulkan
terhadap kasus diatas bahwa rumah sakit harus jeli serta peka terhadap bahaya-bahaya yang
akan dapat terjadi seperti kasus diatas.
b. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian resiko dilakukan dengan cara menetapkan tingkat kekritisan bahaya dan
prioritas pengendalian. Pada kasus diatas resiko terhadap kesalahan yang terjadi sangat
memprihatinkan dan hal tersebut sangat beresiko dalam suatu unit pelayanan karena
menyangkut nyawa seseorang.
c. Pengendalian Resiko (Risk Management)
Pengendalian resiko dilakukan dengan cara memperbaiki sistem mengenai
keselamatan pasien dengan merujuk kepada resiko-resiko yang telah dirumuskan. Kemudian
tidak hanya itu pengendalian harus diikuti dengan kontrol resiko. Dari kasus dapat kita
lakukan pengendalian resiko dengan melakukan pengenalan, pendidikan, dan pelatihan
kepada petugas kesehatan mengenai resiko dan cara mengatasinya. Dengan demikian petugas
akan selalu ingat dengan resiko/bahaya keselamatan pasien.

4. Service Excellent
Pelayanan yang prima merupakan suatu pelayanan yang sangat diinginkan oleh
pelanggan. Pelayanan prima tidak hanya bermutu tetapi melebihi diatas bermutu dengan kata
lain pelayanan prima merupakan pelayanan diatas standar. Outcome yang diharapkan dari
pelayanan prima adalah kepuasaan yang akan dirasakan pelanggan terhadap suatu pelayanan.
Hal ini akan membuat pelanggan sangat loyal dalam menggunakan suatu pelayanan tersebut.
Oleh karena itu sangat banyak yang harus dilakukan suatu pelayanan kesehatan untuk
mewujudkan pelayanan yang prima. Dari kasus yang harus dilakukan untuk meningkatkan
pelayanan prima dengan cara meningkatkan SDM nya agar tidak terjadinya error dalam
melakukan tindakan.
Dari kasus diatas juga dapat kita simpulkan bahwa terdapat beberapa unsur pokok
yang mengakibatkan pelayanan tersebut menjadi tidak prima, antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan ( ability)
2. Sikap ( attitude)
3. Perhatian ( attention )
4. Tindakan ( action )
5. Tanggung jawab ( accounttability )

Anda mungkin juga menyukai