Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU KEPERAWATAN DASAR

“Huknah Tinggi”

Kelompok 4 :

Annisa Sholihat 1911316032 Kismawati 1911316024


Dewi Anggraini 1911316010 Miftah Khairunnisa 1911316055
Frisca Yulia 1911316018 Satya Aji Rahayu 1911316033
Rima Dwi Martha 1911316038 Sonia Zhahara 1911316046
Rachmad Aprilio 1911316023 Yurika Defanny 1911316004
Zignil Ilma Al Wasi 1911316028 Kenanga Ramadhani 1911316044

Dosen Pembimbing :
Ns.Esthika Ariany Maisa,M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya . Dari sana lah semua kesuksesan
ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada
langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang ,2 Novembee 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………....……….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………............………….…....……ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang…………………………………………...………………….....………1
B. Tujuan………………………………………………………………………...…...…...1

BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Huknah............................................................................................................2
B. Tujuan Huknah..............................................................................................................2
C. Manfaat Huknah............................................................................................................2
D. Jenis-jenis Huknah.........................................................................................................3
E. Perbedaan Huknah Tinggi dan Huknah Rendah............................................................4
F. Indikasi dan Kontraindikasi Huknah..............................................................................5
G. SOP Huknah Tinggi.......................................................................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………........……………………....….…8
B. Saran...............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
PENDAHULUAN
BAB I

A. Latar Belakang
Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal
biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson &
Weigley, 1989). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga
disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari
beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi
setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan
rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi. Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting
untuk fungsi tubuh yang normal.
Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian
tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor,
pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda. Untuk menangani masalah
eliminasi klien, perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor
yang mempengaruhi eliminasi Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan
aspek penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada sistem gastrointestinal dan system tubuh lainnya.

B. Tujuan Makalah
1. Mengetahui defenisi dari huknah
2. Mengetahui tujuan dari huknah
3. Mengetahui manfaat huknah.
4. Mengetahui jenis-jenis huknah
5. Mengetahui perbedaan huknah tinggi dengan huknah rendah
6. Mengetahui indikasi dan kontaindikasi huknah
7. Mengetahui SOP huknah Tinggi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Huknah

Huknah adalah suatu tindakan memasukan suatu larutan ke dalam rectum dan kolon
sigmoid. Tindakan ini diberikan untuk meningkatkan defekasi dengan merangsang
peristaltik. Obat-obatan kadang diberikan dengan enema untuk mengeluarkan efek lokal
pada mukosa rectal. Pemberian eneme dapat digunakan untuk melunakkan fases yang telah
menjadi impikasi atau untuk mengosongkan rectum dan kolon bawah untuk prosedur
diagnostik atau pembedahan (Rosdahl, Caroline Bunker, 2014).

Enema (Huknah) adalah tindakan memasukan larutan kedalam rectum dan kolon untuk
menstimulasi peristalsis sehingga menyebabkan eliminasi feses. Enema dapat juga
diberikan untuk memasukan obat atau agen sterapetik lain. Selain itu, enema terkadang
diberikan sebelum prosedur, seperti kolonskopi, atau sebelum pembedahan usus untuk
membersihkan usus (Hidayat, A. Aziz, 2008).

B. Tujuan Huknah
Enema atau huknah dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit perut,
kembung namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan yang berbeda
seperti telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini. Pada akhirnya setelah ilmu
pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan ditemukannya berbagai
peralatan medis, penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik dari masa awal
keberadaannya. Tujuan Enema tinggi :
a Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi atau impaksi fekal
b Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program latihan defakasi (bowel
training program)
c Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik.

C. Manfaat Huknah

1. Merangsang gerakan usus besar, berbeda dengan laxative. Perbedaan utama


terletak pada cara penggunaannya, laxative biasanya diberikan per oral sedangkan
enema diberikan langsung ke rectum hingga kolon. Setelah seluruh dosis enema

2
3

hingga ambang batas daya tampung rongga kolon diberikan, pasien akan buang air
bersamaan dengan keluarnya cairan enema ke dalam bedpan atau di toilet. ,
larutan garam isotonik sangat sedikit mengiritasi rektum dan kolon, mempunyai
konsentrasi gradien yang netral. Larutan ini tidak menarik elektrilit dari tubuh –
seperti jika menggunakan air biasa – dan larutan ini tidak masuk ke membran
kolon – seperti pada penggunaan phosphat. Dengan demikian larutan ini bisa
digunakan untuk enema dengan waktu retensi yang lama, seperti melembutkan
feses pada kasus fecal impaction.
2. Membersihkan kolon bagian bawah (desenden) menjelang tindakan operasi seperti
sigmoidoscopy atau colonoscopy. Untuk kenyamanan dan mengharapkan
kecepatan proses tindakan enema dapat diberikan disposibel enema dengan
konsentrasi lebih kental berbahan dasar air yg berisikan sodium phospat atau
sodium bikarbonat.
3. Sebagai jalan alternatif pemberian obat. Hal ini dilakukan bila pemberian obat per
oral tidak memungkinkan, seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa
mual, beberapa anti angiogenik lebih baik diberikan tanpa melalui saluran
pencernaan , pemberian obat kanker, arthritis, pada orang lanjut usia yang telah
mengalami penurunan fungsi organ pencernaan, menghilangkan iritable bowel
syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan
rectum dan untuk tujuan hidrasi.
4. Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan
untuk mengobati peradangan usus besar.
5. Pemeriksaan radiologi seperti pemberian barium enema. Enema berisi barium
sulphat , pembilasan dengan air atau saline dilakukan setelah selesai dengan
tujuan untuk mengembalikan fungsi normal dari kolon tanpa komplikasi berupa
konstipasi akibat pemberian barium sulphat.

D. Jenis-jenis Huknah
Jenis-jenis enema antara lain (Hidayat & Uliyah, 2005):

1. Enema tinggi: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon asenden
dengan menggunakan kanula usu. Umumnya dilakukan untuk persiapan operasi.
4

2. Enema rendah: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden
dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakn
sebelum operasi dan pasien yang mengalami obstipasi. Selama tindakan ini posisi
klien dipertahankan miring ke kiri.

E. Perbedaan Huknah Rendah dan Tinggi

No Perbedaan Enema rendah Enema tinggi


1. Tindakan Tindakan memasukkan Tindakan memasukkan
cairan hangat dari rektum ke cairan hangat dari
dalam kolon desenden rektum dimasukkan
kedalam kolon asenden.

Membantu
Mengosongkan usus sebagai
mengeluarkan fases
persiapan tindakan operasi,
2. Tujuan akibat konstipasi.
colonoscopy

3. Kanul enema Kanula usus


· Kanula Recti

4. Posisi · Posisi sim’s miring ke


· Posisi sims miring kekiri
kanan

5. Jumlah cairan
· 500 ml
hangat yang 750-1000ml
diberikan
untuk dewasa

± 30 cm dari tempat tidur


± 30-45 cm dari tempat
· Tinggi irigator
6.
tidur
5

F. Indikasi dan Kontraindiaksi Enema (Huknah)


1. Indikasi Enema
a. Konstipasi
b. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur
c. Penggunaan laxative yang berlebihan.
d. Peningkatan stress psikologis
e. Impaksi fases (tetahannya feses)
f. Persiapan pra operasi
g. Untuk tindakan diagnostik misalnya pemariksaan neurologi
h. Pasien dengan malaena

2. Kontraindikasi Enema
a Hemoroid yang berdarah
b Keganasan kolon atau rektum
c Diare
d Post operasi
e Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,tumor rektum dan
kolon.
6

G. SOP

HUKNAH TINGGI

1. Pengertian
Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asenden
2. Tujuan
a. Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi
b. Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
3. Persiapan
a. Persiapan pasien
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek
selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
b. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih
2) Selimut mandi atau kain penutup
3) Perlak dan pengalas
4) Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
5) Cairan sesuai kebutuhan
6) Bengkok
7) Jelly/pelumas larut dalam air
8) Tiang penggantung irigator
9) Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
4. Prosedur
a. Pintu ditutup/pasang sampiran
7

b. Mencuci tangan
c. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
d. Pasang perlak dan pengalas
e. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
f. Atur posisi klien sim kiri
g. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
h. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
i. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
j. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
k. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
l. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
m. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
n. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
o. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot
dibokong klien.
p. Klien dirapihkan
q. alat dirapihkan kembali
r. Mencuci tangan
s. Melaksanakan dokumentasi :
1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan
klien
2) Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan
tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat melaui anus rektum
sampai kedalam kolon desenden dan asenden. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan
feses dan flatus. Enema atau huknah dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti
sakit perut, kembung namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan
yang berbeda seperti telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini. Pada
akhirnya setelah ilmu pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan
ditemukannya berbagai peralatan medis, penggunaan enema saat ini jauh lebih spesifik
dari masa awal keberadaannya.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sangat yakin masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih baik.

17
9

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal.,dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 2.Jakarta :
Salemba Medika.
Rosdahl, Caroline Bunker., dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Dasar.Jakarta : EGC.
Hidayat, Masriful dan A. Aziz Alimul Hidayat. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Ilmu Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai